Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KIMIA ANORGANIK II

PEMBUATAN TAWAS

JUMAT, 28 MARET 2014

DISUSUN OLEH:

Fikri Sholiha 1112016200028

KELOMPOK 4

1. Annisa Etika Arum 1112016200009


2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016
3. Rhendika Taufik Yudoseno 1112016200036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014
A. ABSTRAK
Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia
Al2(SO4).18H2O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang
mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfat. Pada percobaan ini tawas dibuatkan
dengan mereaksikan larutan KOH 20% dengan alumunium foil sehingga terjadinya reaksi
eksoterm yang menghasilkan kalo dan gas H2. Hasil reaksi ini kemudian ditambahkan
H2SO4 sebanyak 30 ml untuk membantu proses penggumpalan larutan tersebut. Tawas
yang dihasilkan diujikan pada air got dan menghasilkan larutan jernih pada air got
tersebut.

B. INTRODUCTION
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna
abu-abu. Ia melebur pada 659°C. bila terkena udara, objek-objek aluminium teoksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.
Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida:
2Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42− + 3SO2 + 6H2O (Svehla, G. 1990).

Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di


kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting
dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH)3-2x (0 < x <1). Sifat aluminum dikenal
dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin,
panci, kusen pintu, dsb (Saito, Taro. 2004).
Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia
Al2(SO4).18H2O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang
mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfat. Salah satu sumber Al2O3 di alam terdapat
dalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan
larutan alumunium sulfat. Tawas padat diperoleh dari proses kristalisasi larutan jenuh
alumunium sulfat (Jalaludin dan Jamaluddin, Toni).
Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap
aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Jumlah/volume sampah
sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan
sehari-hari. Salah satu limbah yang banyak ditemukan di lingkungan adalah limbah
kaleng. Jika disebutkan satu per satu banyak sekali limbah kaleng yang dihasilkan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Proses daur ulang akan menghemat energi dan
eksploitasi sumber daya alam sekaligus mengurangi timbunan sampah di TPA (Pahlano
dalam Manuntun dan Irma 2010).
Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan sampah di TPA,
proses daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah kaleng terutama
recovery dari logam-logam seperti aluminium, seng, timah, atau besi. Dugaan kuat bahwa
beberapa kaleng bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat
aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga
memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng
bekas juga member peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas)
atau bahan dalam deodorant (Manuntun dan Irma 2010).

C. MATERIAL DAN METODE

MATERIAL

Alat Bahan
KOH 20%
Gelas Beaker
Alumunium foil 2 gram

30 ml H2SO4 pekat

Tabung Reaksi Es Batu

Kaleng
Pipet Tetes
Air Got

Hot plate
METODE

1. Timbang Alumunium sebanyak 2 gram kemudian masukkan ke dalam gelas beaker


2. Reaksikan larutan KOH 20% dengan alumunium 2 gram sampai habis bereaksi
3. Setelah itu panaskan larutan di hot plate hingga bau menyengat hilang
4. Tambahkan 30 ml H2SO4 pekat
5. Dinginkan sampai mengkristal dan diamkan selama seharian (pada percobaan ini
didiamkan selama 4 hari)
6. Timbang Kristal yang didapat dan catat
7. Masukkan Kristal/endapan secukupnya ke dalam tabung reaksi yang berisi air got
8. Diamkan selama 1 jam
9. Catat perubahan yang terjadi

D. RESULT ANDDISCUSSION
Persamaan reaksi antara alumunium foil dengan larutan KOH 20%, yakni:
2Al + 2KOH + 6H2O → 2K[Al(OH)4] + 3H2

Persamaan reaksi larutan 2K[Al(OH)4] setelah ditambahkan H2SO4 pekat 30 ml, yakni:
2K[Al(OH)4] + H2SO4 → 2Al(OH)3 + K2SO4+ 2H2O

Pada penambahan larutan KOH 20% larutan bersifat eksoterm. Hal ini
ditunjukkan dengan bereaksinya alumunium foil dan dihasilkannya kalor ketika
ditambahkan larutan tersebut. Pada penambahan larutan KOH reaksi berlangsung lambat.
Hal ini karena bagian/partikel alumunium foil nya besar sehingga sukar bereaksi dengan
cepat. Pada reaksi ini terdapat gelembung-gelembung hasil reaksi yang menunjukkan
adanya gas H2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut. Gas H2 hilang setelah larutan KOH
20% dengan alumunium foil habis bereaksi dan larutan menjadi berwarna hitam. Pada
percobaan larutan yang habis bereaksi dipanaskan di hotplate dengan tujuan agar bau
menyengat yang dihasilkan larutan tersebut menghilang.
Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang
mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfat. Pada percobaan ini larutan yang telah
dipanaskan ditambahkan H2SO4 pekat dengan tujuan melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3
sehingga larutan akan berwarna putih serta ketika didinginkan larutan akan mengendap.
Limbah berperan dalam pencemaran lingkungan, salah satu limbah yang
mencemari sungai, yakni limbah detergen atau limbah pupuk. Pada percobaan pembuatan
tawas ini, tawas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air got, kemudian
didiamkan selama 1 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tawas mampu
menjernihkan air got tersebut. Salah satu manfaat pembuatan tawas, yakni tawas dapat
digunakan untuk menjernihkan limbah air got. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
pembuatan tawas dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan dalam
menjernihkan air got maupun air limbah lainnya. Tawas merupakan koagulan penjernih
air, shingga ketika dimasukkan ke dalam air got dan didiamkan selama 1 jam, air got
tersebut menjadi jernih.

E. CONCLUSION

Berdasarkan percobaan pembuatan tawas dapat disimpulkan bahwa:

• Ketika alumunium bereaksi dengan larutan KOH 20% larutan berwarna putih,
namun ketika larutan habis bereaksi larutan menjadi berwarna hitam
• Tujuan larutan dipanaskan di hotplate, yakni agar bau menyengat pada larutan
menghilang
• Pada penambahan larutan KOH 20% ke dalam alumunium foil terbentuk gas H2
dan kalor dari reaksi eksoterm tersebut.
• H2SO4 pekat membantu dalam proses menggumpalkan larutan sehingga terbentuk
kristal ketika didinginkan. (berat endapan/kristal yang terbentuk sebanyak 7,3
gram)
• Air got berubah menjadi jernih setelah ditambahkan tawas dan didiamkan selama
1 jam.
F. REFERENCE

Saito, Taro. 2004. Kimia Anorganik, terj. Ismunandar. Tokyo: permission of Iwanami
Shoten.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro edisi ke
lima, terj. Setiono dan Hadyana. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15929/1/sti-nov2005-%20(15).pdf diakses
tanggal 10 April 2014

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-23498-1841400053-Chapter1.pdf diakses
tanggal 10 April 2014

Anda mungkin juga menyukai