PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa, umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut,
namun dapat juga akibat kelainan kongenital atau penyulit mata lokal menahun. Bermacam-
macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan
retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokular lainnya dan
bahan toksik khusus. Keracunan beberapa jenis obat seperti kortikosteroid , kelainan sistemik
dan metabolik juga dapat menimbulkan katarak.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Pengobatan katarak adalah dengan
pembedahan. Setelah pembedahan, lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa
tanam intraokular. Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan
sebelum, selama dan post operasi, diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
II. ETIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang.Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan
tetapi, katarak dapat pulaterjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil
muda.Penyebab katarak lainnya meliputi:
a. Faktor keturunan
e. Gangguan pertumbuhan
f. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
g. Asap rokok
III. PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dansklerosis:
Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang
beradadi subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang
banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan
kekeruhan lensa.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut
tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:
1.Kapsula
b. Mulai presbiopia
2. Epitel-makin tipis
3. Serat lensa
a.Serat irregular
d. Korteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi
fotooksidasi. Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat
perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar
daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada
protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkanpandangan dengan
penghambatan jalannya cahaya ke retina.
A. Menurut kejadian
1. Katarak Developmental
2. Katarak Degeneratif
B. Menurut Umur
1. Katarak kongenital
2. Katarak juvenile
3. Katarak senil
C. Menurut Konsistensi
1. Katarak cair
2. Katarak lunak
3. Katarak keras
D. Menurut lokasi kekeruhannya
1. Katarak nucleus
2. Katarak kortikal
3. Katarak subskapular
E. Menurut warna
1. Katarak pungtata
2. Katarak stelata
3. Katarak linier
1. Glaukoma
Fakolitik
Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluar
yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul
lensa. Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan
bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi
merabsorbsi substansi lensa tersebut. Tumpukan akan menutup sudut kamera
okuli anterior sehingga timbul glaukoma.
Fakotopik.
Fakotoksik-
2. Uveitis
1. Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjahit karena akan
menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya astigmatisma, dan rasa
adanya benda asing yang menempel setelah operasi. Hal ini juga akan
mencegah peningkatan tekanan intraokuli selama pembedahan, yang juga
mengurangi resiko perdarahan.
2. Cepat menyembuh.
3. Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhistruktur mata.
Bedah katarak sebaiknya ditunda pada keadaan:
a. Pasien dengan uveitis yang aktif, kecuali bila uveitis tersebut disebabkan oleh materi
lensa bedah katarak pada katarak komplikata bedah katarak pada katarak komplikata
bedah katarak pada katarak komplikata
b. Pasien dengan glaukoma dimana visusnya masih bisa meningkat tanpa bedah katarak.
2. Kehilangan penglihatan
4. Terjadi luka pada mata yang dioperasi.Bila hal di atas terjadi maka pasien harus segera
kembali ke dokter.
LAMPIRAN KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiono Sjamsu, Djiwanto, dkk. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Surabaya:
Airlangga University Press. hlm: 121-131
2. Ilyas Sidarta, Yulianti Sri Rahayu. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.