Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KEADAAN UMUM

2.1 Lokasi dan Luas Daerah yang Direncanakan


Lokasi Wilayah izin usaha pertambangan PT. Indonesian Nickel Mine secara
administrasi terletak di Desa Morombo , Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, seluas 26,25 hektar. Batas wilayah izin usaha
pertambangan dapat dilihat pada table diberikut :

Tabel 2.1
Koordinat UTM Batas Izin Usaha Pertambangan
PT. Indonesian Nickel Mine

Y X
86° 36’ 58.5” 110° 39’10.4”
86° 35’ 563” 110° 38’ 35.4”
86 35’ 56.6” 110° 38’58.7”
86° 35’56.9” 110° 39’47.9
86° 35’54.7” 110° 38’39.9
86° 35’55.1” 110° 39’6.4”
86° 35’55.4” 110° 39’33.5”
86° 35’53.2” 110° 38’45.7”
86° 35’53.5” 110° 39’12.2”
86° 35’53.8 110° 39’38.8”
86° 35’51.6” 110° 38’51.5”
86° 35’51.9” 110° 39’18.6”
86° 35’52.2” 110° 39’45.2”
86 35’50.4 110 39’23.8”
86 35’50.7” 110 39’50.4”
2.1.1 Geografis
Secara geografis Kabupaten Konawe Utara terletak di bagian Selatan
Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 02°97’ dan 03°86’ lintang
Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 121°49’ dan 122°49’ bujur Timur.
Daerah Aliran Sungai yang melalui Kabupaten Konawe Utara adalah wilayah
Sungai Lasolo Samparia dengan sub wilayah sungai terdiri dari SWS Sungai
Lasolo, SWA Lalinda, SWS Tinabu, SWS Sampara, dan SWS S. Luhumbuti. SWS
Lasolo-Sampara mempunyai 63 DPS dengan jumlah total luas DPS 14.979,6
km2dan total panjang sungainya 847,2 km.

Adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) perlu dicermati sebagai potensi bagi sumber
daya air untuk keperluan irigasi pertanian, energilistrik, sarana. Hal lain yang
harus dicermati terkait dengan keberadaan daerah aliran sungai yakni kerentanan
terhadap bencana banjir seperti halnya yang terjadi pada titik muara sungai
pertemuan Sungai Lasolodan Sungai Landawe di perbatasan kecamatan Molawe-
Asera adalah yang telah menjadi daerah banjir tahunan. Secara visual, daerah
aliran sungai tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1

Tabel 2.2
Daerah Aliran Sungai KabupatenKonawe Utara

No. Nama Daerah Aliran Sungai Panjang DAS (Km)


1. KonaweehaLasolo 847,2
Sumber: www.ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan
sumber : www.google.co.id /gambar
Gambar 2.1
Peta Daerah Aliran Sungai KonaweehaLasolo

2.1.2 Administratif
Secara 3dministrative, luas wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu 500.339 Ha
atau 13,38 % dariluas wilayah Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah
perairan laut (termasuk perairan Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten
Konawe ) ±11.960 Km2 atau 10,87 % dari luasperairan Sulawesi Tenggara. Selain
jazirah tenggara Pulau Sulawesi, terdapat juga pulau-pulau kecil yaitu Pulau
Karama, Pulau Bawulu, Pulau Lambosina, Pulau Meo, Pulau Sisik Utara, Pulau
Sisik Selatan, Pulau Labenggi, Pulau Sijempi Utara, Pulau Sijempi Selatan, Pulau
Pampara, Pulau Tukokula, Pulau Burung, Pulau Mesji dan Pulau Labenggi Kecil.
Tidak semua pulau berpenghuni, biasanya pulau-pulau besar seperti Pulau
Labenggi dan Pulau Bawulu yang dipilih sebagai tempat untuk dihuni.
Adapun batas wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara :berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi
Sulawesi Tengah) dan Kecamatan Routa (Kabupaten Konawe)
2. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Latoma Kabupaten Konawe
3. Sebelah Selatan :berbatasan dengan Kecamatan Bondoala, Kecamatan
Amonggendo, Kecamatan Meluhu, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan
Tongauna, dan Kecamatan Aboki Kabupaten Konawe.
4. Sebelah Timur :berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi
Sulawesi Tengah) dan Laut Banda.

sumber : www.google.co.id/gambar

Gambar 2.2
Peta batas administrasi Kabupaten Konawe Utara

Wilayah Kabupaten Konawe Utara dibagi dalam 10 (sepuluh) kecamatan. Dari 10


kecamatan tersebut, Kabupaten Konawe Utara terbagi dengan 144 desa/kelurahan
yang terdiri dari 136 desa,8 kelurahandan 2 Unit PermukimanTransmigrasi (UPT).

Tabel 2.3
Nama dan Luas Wilayah Per-Kecamatan di Kabupaten Konawe Utara
Luas Banyaknya
Kecamatan Ibukota Wilayah Jumlah
2 Desa Kelurahan UPT
(Km )
Sawa Sawa 93.885 9 1 0 10

Motui Bende 24.265 12 0 0 12

Lembo Lembo 78.12 10 1 0 11

Lasolo Tinobu 262.5 25 1 0 26

Molawe Molawe 365.06 8 1 0 9

Asera Asera 714.77 15 1 1 17

Andowia Andowia 892.25 12 1 0 13

Oheo Oheo 590.7 15 0 1 16

Langgikima Langgikima 476.75 7 1 0 8

Wiwirano Wiwirano 1505.09 23 1 0 24


JUMLAH 5003.39 136 8 2 146
Sumber: https://konutkab.bps.go.id/

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Kecamatan Wiwirano mempunyai


daerah yang terluas sekitar 1505 Km2 dan Kecamatan Motui merupakan daerah
yang paling kecil sekitar 25 Km2, diantara 10 kecamatan di Kabupaten Konawe
Utara.

2.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


2.2.1 Kesampaian Daerah
Secara geografis daerah kegiatan inventarisasi dibatasi oleh koordinat sebagai
berikut. Sedangkan lokasi daerah uji petik terletak di daerah Desa Morombo ,
Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 2.4
Koordinat Geografis Desa Morombo

Bujur Timur Lintang Selatan


121o 47’ 28’’ 02o 42’ 47’’
122o 39’ 29’’ 04o 03’ 11’’
121o 27’ 50’’ 04o 34’ 01’’
121o 04’ 41’’ 03o 18’ 15’’
Sumber: www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/kab_konaweutara

sumber : www.google.co.id/gambar

Gambar 2.3
Peta Kesampaian Daerah

2.2.2 Sarana Perhubungan Setempat


Untuk mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh menggunaka, tranportasi
darat berupa mobil ataupun sepeda motor dengan rute sebagai berikut:
a. Jarak dari Kota Kendari menuju ke Desa Morombo ± 100 km melalui Jl.Poros
Unaaha – Pondidaha, kemudian malalui Jl. Poros Wowotobi – Lasolo,
kemudian melewati jalan lokal (pedesaan) untuk sampai ke lokasi
penambangan di Desa Morombo.
b. Untuk menuju ke Desa Morombo kita dapat menggunakan kendaraan pribadi
ataupun dengan transportasi umum berupa bus dari Terminal Puuwatu menuju
ke Terminal Wanggudu dengan biaya Rp.70.000, kemudian dari Terminal
Wanggudu menuju Desa Morombo dengan menggunakan kendaraan roda dua
(ojek) dengan biaya Rp.20.000

2.3 Keadaan Lingkungan Desa Morombo


Mata pencaharian penduduk di desa Morombo mayoritas sebagai nelayan.
Keadaan lingkungan di desa Morombo sangat gersang dan kering, dan pada
musim hujan desa Morombo sering dilanda banjir karena gunung yang biasa
menyerap air sudah gundul, dan kadang terjadi longsor.
Mayoritas warga di desa Morombo bekerja sebagai nelayan karena desa mereka
berada di pesisir pantai. Keadaan ekonomi warga desa Morombo terbilang
menengah kebawa, sebanyak 93 rumah warga di desa Morombo sangat kumuh
dan hanya terbuat dari papan beratapkan rumbia.

Sumber: https://zonasultra.com
Gambar 2.4
Keadaan Pemukiman di DesaMorombo
Sumber: https://zonasultra.com
Gambar 2.5
Keadaan Jalan di Desa Morombo

2.3.1 Kondisi Sosial Ekonomi


Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2013 sampai 2018 (Badan Pusat
Statistik) jumlah penduduk kabupaten Konawe Utara berjumlah 1094 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, laju pertumbuhan penduduk kabupaten Konawe Utara
makin naik dari tahun ketahun.Berdasarkan hasil registrasi data BPJS akhir tahun
2011 sampai 2013 , jumlah penduduk Kecamatan Molawe, jumlah penduduknya
adalah 15.87 dengan luas wilayah 365.06 km². Jumlah penduduk pada tahun 2012,
yang merupakan hasil pendataan Penduduk yang dilaksanakan oleh Badan
PusatStatistik,mencapai 53.234 jiwaterdiridari 27.836 laki–laki (52,29%) dan
25.398 perempuan (47,7%), dengan rata-rata kepadatanpenduduk 10,64 jiwa per
Km2. JumlahpendudukKabupatenKonawe Utara menurut data tahun 2014
sebanyak 57.077 jiwa.Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan
Lasolo mencapai 11.584 jiwa, sedangkan paling sedikit berada di Kecamatan
Motui yakni 3.783 jiwa. Namun demikian Kecamatan Motui juga merupakan
kecamatan terpadat pada tahun 2013 yakni dengan kepadatan penduduk 139.56
jiwa/km².Naik jika di bandingkan jumlah penduduk padatahun 2011 yang
mencapai 53.088 jiwa.

Perkiraan jumlah penduduk ini penting dalam suatu perencanaan, karena


kependudukan merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan
perkembangan suatu wilayah baik dari segifisik maupun non fisik. Dengan
mengetahui perkembangan suatu penduduk di suatu wilayah maka akan dapat
diketahui prediksi dari kebutuhan akan fasilitas dan utilitas penunjang serta
perkiraan kebutuhan ruangnya.

Dengan mengetahui prediksi akan kebutuhan fasilitas, utilitas dan ruangnya maka
akan relative lebih mudah untuk memberikan arahan perkembangan sehingga
akan didapat keteraturan secara fisik dan non fisik.

2.4 Iklim dan Curah Hujan


Kabupaten Konawe Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang
cukup tinggi.Yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Keadaan musim ini sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas
wilayah pertambangan. Serupa dengan kondisi pada tahun 2016, Bulan Juni 2017
merupakan bulan dengan jumlah hari hujan terbanyak yakni sebanyak 15 hari
hujan dengan total curah hujan terbesar yakni sebesar 484 mm. Menariknya, pada
tahun 2017 terdapat tiga bulan tanpa hari hujan yakni bulan September hingga
November. Terlihatpadatabel disamping, semester pertamatahun 2017 memiliki
hari dan curah hujan yang signifikan.
Table 2.5 .
Data curah hujan tahun 1994 – 2003

Sumber :www.dataonline.bmkg.go.id
2.4 Topografi dan Morfologi
Kabupaten Konawe Utara memiliki topografi permukaan tanah yang pada
umumnya bergunung, bergelombang dan berbukit yang mengelilingi dataran
rendah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Jenis tanah
meliputi Latosol 116.829 Ha atau 23,35%, Podzolik 140.845 Ha atau 28,15%,
Organosol 23.566 Ha atau 4,71%, Mediteran 16.961 Ha atau 3,39%, Aluvial
24.067 Ha atau 4,80% dantanahcampuran 178.071 Ha atau 35,59%.

Gambar 2.6
PetaTopografi

Gambar 2.7
Peta Morfologi
2.5 Tata Guna Lahan

Luas wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah 5.003,39 km² atau sekita
1313,38% luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan kondisi beberapa
wilayah merupakan daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, namun
sebagian besar merupakan dataran tinggi yang mengelilingi dataran rendah. Dari
luas wilayah Kabupaten Konawe Utara, tercatat sekitar 0,74% sebagai lahan
sawah dan 54,40% sebagai lahan kering serta 43,86% sisanya merupakan lahan
bukan pertanian yang digunakan untuk permukiman, jalan dan lainnya.

sumber : www.google.co.id/gambar
Gambar 2.8
Peta Tata Guna Lahan Morombo, Sulawesi Tenggara

Penggunaan lahan merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan penataan


ruang, dengan adanya tatanan penggunaan lahan maka penataan ruang akan
semakin terkendali dan teratur. Kondisi dimana terjadi ketidaksesuaian lahan
dengan kemampuan tanah juga dapat mempengaruhi penataan ruang. Penggunaan
lahan merupakan dasar penentuan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah yang
pada hakekatnya merupakan gabungan antara aktivitas masyarakat dengan tingkat
teknologi, jenis usaha, serta jumlah manusia. Perkembangan pola penggunaan
tanah di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas
permukiman, ladang/tegalan, sawah, dan lain-lain.

Tabel 2.7
Luas pembagian daerah kawasan hutan di Kabupaten Konawe Utara
Luas kawasan hutan menurut jumlah dan fungsi
Jenis hutanKind of forest LuasArea(Ha)
(1) (2)
A. KAWASANHUTAN LINDUNG 13876,99
(Protected forest area)
B. KAWASAN HUTAN PRODUKSI
(Protected forest area)
1. Hutanproduksi terbatas 5293
( limited production forest)
2. HutanProduksi tetap 71238,55
(Non convertible forest)
3. Hutan konversi
9838,77
(convertible forest)
C. KAWASAN HUTAN KONSERVASI
(Conservation forest area)
D. Hutansuaka margasatwa 6646,43
E. Taman wisata alam (TWA)
1361,3
F. Taman hutan raya ( tahura)
G. Suaka Alam 19141
5128,7
Jumlah (Total) 127908,401
2014 127847,30
2013 132579,94

Sumber: www.kph.menlhk.go.id/index

Tabel 2.8
Luas Lahan kering menurut kegunaannya
Di Kabupaten Konawe Utara
NO Jumlah penggunaan (Utilization) Luas Area(Ha)
(1) (2)
Lahan kering 17159
1 Pekarangan -
2 Tegal / kebun 35556
3 Ladang / huma 6173
4 Penggembala / padang rumput 8343
5 Rawah – rawah (tidak ditanam) -
6 Tambak -
7 Kolam / tabat/ empang -
8 Tanah kering yang samara tidak diusahakan 9220
9 Tanah yang ditanam kayu – kayuan / hutan 10303
rakyat
10 Hutan Negara
11 Perkebunan 83052
12 Lain – lain 114075

Jumlah (Total) 363135


2016 363135
2017 363135
Sumber: www.kph.menlhk.go.id/index

Untuk penggunaan lahan bukan ladang di Kabupayen Konawe Utara yang


digunakan sebesar 1,027 Ha, pada lahan bukaan lading tersebut menghasilkan
beberapa tanaman konsumsi seperti cabe rawit, tomat, terung, buncis, dll.

Tabel 2.9
Luas Lahan Bukan ladang (Ha) di Kabupaten Konawe Utara

Sumber: https://sultra.bps.go.id
Kabupaten Konawe Utaraberdasarkan fungsi dan peruntukan hutannya,
mempunyai luas 127.908. Ha yang terbagi dalam beberapa fungsi, yaitu hutan
produksi terbatas, kawasan pengembangan produksi, kawasan pengembangan
permukiman dan penggunaan lainnya, kawasan konservasi flora dan fauna serta
kawasan konservasi ekosistem air hitam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.10
Banyaknya Fungsi dan Peruntukan Lahan Hutan
Di Kabupaten Konawe Utara

Sumber: https://kph.or.id/index

Hutan alam Konawe Utara memiliki berbagai macam ragam jenis pohon dan hasil
hutan ikutan lainnya yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi khususnya
kayu, sedangkan hasil hutan ikutan seperti berbagai jenis rotan, damar, gaharu dan
lain-lain. Adapun perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang usaha
perkayuan ini terdiri dari tiga (3) pemegang HPH dengan luas areal 144.325 ha.
Produksi hutan dan hasil hutan ikutan tahun 2015, yaitu sebagai berikut:
1. Kayu bulat menghasilkan 27.813,08 m3
2. Kayu olahan menghasilkan 7.381,85 m3
3. Rotan irit / taman menghasilkan 3.592,5 ton
4. Damar menghasilkan 20 Kg
5. Kulit Gemor menghasilkan 27 Ton

Anda mungkin juga menyukai