Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Komunitas dan Kelompok Khusus

Disusun oleh :

S1 TERAPAN ALIH JENJANG KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN

Topik : Member Pemahaman Tentang Tumbuh Kembang Anak


Sub Topik : Tumbuh Kembang Anak
Sasaran : Orangtua/ Wali Siswa PAUD
Hari/Tanggal : 09 Februari 2019
Waktu/Jam : 25 menit/10.00 – 10.25 WIB
Tempat : PAUD
Penyuluh : Khaerul Anas dan Novema A

A. Latar Belakang Kegiatan


Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya

antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin

sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan

semasa hamil hingga melahirkan, yang ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang

sehat dan lahir dengan selamat ( intact survival ). Upaya yang dilakukan sejak anak masih

berada dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya.

Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa. Kualitas generasi

penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa Balita.

Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak dini, terutama

sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi. Karena

jika penangananmya terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi akan semakin sukar

diperbaiki. anak-anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan fisik seperti berat badan

dan tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak dan kecerdasannya, -- yang

antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik halus, motorik kasar dan lainnya.

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 % dari seluruh populasi,

maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia
perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai

serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi

penyimpangan tumbuh kembang.

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.

Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang tadinya

secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara relatif

mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu meliputi berbagai

aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor bawaan dan

faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan

dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh Kembang”
,diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya Perkembangan
Tumbuh Kembang anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
C. Materi (terlampir)
a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
D. Media
Leatflet
E. Metode
 Presentasi
 Diskusi / Tanya jawab
F. Pengorganisasian
1. Moderator :Kris Mangestuningsih
2. Presentator : Intania Fransiska
3. Fasilitator : Khaerul Anas dan Novema A.
G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


.
1 5 menit Pembukaan: Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
Pengertian Tumbuh Kembang
dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Jenis-jenis Deteksi Dini
Tumbuh Kembang
Intervensi dan pencegahan
Tumbuh Kembang
Jenis layanan Intervensi
Tumbuh Kembang
3 5 menit Evaluasi: Bertanya kepada pemateri.
Tanya jawab tentang materi Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
Memberi pujian atau dukungan Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang telah
diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.

H. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Diharapkan siswa/i dapat menyebutkan pengertian tumbuh kembang
2. Diharapkan siswa/i dapat menyebutkan jenis jenis deteksi dini tumbuh kembang
3. Diharapkan siswa/i dapat menyebutkan intervensi dan pencegahan tumbuh kembang
4. Diharapkan siswa/i dapat menyebutkan jenis layanan intervensi tumbuh kembang

I. Sumber
A. Poter, Patricia, Pery. (2002). Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mosby : Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2010
Penuntun Umum Untuk Petugas Puskesmas. (1995). Jakarta : Departemen Kesehatan.
Pedoman Pelatihan. Modul dan Materi Dokter Kecil. Jakarta
TEORI TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A. MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.

Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang

tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara

relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu meliputi

berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, anak

perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan

berkeluarga.

B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN

MEMBIMBING ANAK

Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan dalam mengasuh

anak.

1. Faktor bawaan

Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :

a. Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas, bodoh,

dll

b. Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang berkulit

hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll


Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan pengaruh

faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun yang

persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak, kita tidak boleh

membandingkan perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya, tanpa

memperhatikan sifat mereka masing-masing.

2. Faktor lingkungan

Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi perkembangan

anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan dalam keluarga dan hal lain

yang berpengaruh dalam perkembangan anak, seperti sarana dan prasarana yang

tersedia, misalnya alat bermain, lapangan bermain atau televisi.

Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu dari

anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor lingkungan juga

dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan anak. Peran

orangtua adalah menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak ke

arah yang positif.

C. HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK

1. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama perkembangan

anak

2. Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian anak dapat

berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi manusia dewasa yang

bertanggung jawab.
3. Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian anak, baik

aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta aspek norma dan

nilai.

4. Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih sayang dan

rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu, diperlukan

suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia

5. Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam kelauraga,

juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.

6. Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan, keterampilan,

pengalaman dan kesabaran orangtua

D. PRINSIP DALAM MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK

1. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 0 – 1,5 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan

1) Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan dasar

yang penting dalam hubungan anak dengan lingkungannya

2) Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang menyenangkan

dengan ibunya dan sesedikit mungkin mengalami hal-hal yang kurang

mneynangkan

b. Sikap orangtua

1) Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan menimbulkan

perasaan aman serta percaya pada bayi

2) Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga menimbulkan rasa

aman dan percaya pada bayi


3) Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat dengan

jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi mempunyai kebutuhan yang

berbeda-beda

4) Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi minum

ASI, yaitu dengan cara memeluknya

5) Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya. Tangisan

tidak selalu berarti bayi lapar.

6) Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling rumah/halaman

sambil menunjukkan benda-benda yang ada di sekitarnya

7) Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada saat

memakaikan pakaian, memberinya makan, memandikan, atau ketika

melakukan kesibukan rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah terlalu muda

untuk diajak berbicara

8) Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah gerakan, mimik,

dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan kegiatan anda pula.

9) Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan, sehingga ia

akan tertidur dengan nyaman.

10) Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan warna. Hal

ini akan mempercepat perkembangan bayi anda.

Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam hubungan

ibu dan anak pada tahap ini akan menyebabkan terganggunya pembentukan

rasa aman dan percaya. Hal ini menyebabkan goyahnya tahap perkembangan

berikutnya. Anak diliputi rasa tidak aman dan tidak percaya.

c. Gangguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

1. Kesulitan makan
2. Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)

3. Menolak segala sesuatu yang baru

4. Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan menolak

lingkungan

Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada masa dewasa

kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa yang bercorak ketergantungan

yang kuat seperti :

1. Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)

2. Adiksi obat (ketergantungan obat)

3. Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)

2. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 1,5 – 3 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan

1) Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya sendiri,

sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat dilakukannya

2) Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia

kehendaki

3) Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur

badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar terbentuknya

rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari

b. Sikap orangtua

1) Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal

yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa

kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya,

karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemmapuan untuk

melaksanakannya secara wajar dan rasional


2) Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia

akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa

bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih

bersifat egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang

lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri

3) Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah

dimengerti

4) Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah

agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengar

5) Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya

6) Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu

kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa

dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.

7) Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air

besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat

8) Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah

ia makan bersama keluarga

9) Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau

bermain balok-balok atau menggambar

10) Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun jangan

terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak

ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.

c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

1) Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan

2) Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)


3) Tingkah laku kejam

4) Tingkah laku menentang dan keras kepala

5) Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap

menyerang

3. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan

1) Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru

kegiatan di sekitarnya.

2) Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan

inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya.

Pengalaman dalam melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.

3) Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan

meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain.

Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan

lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan

4) Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak,

dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini

terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki

merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih sayang

kepada ayahnya

5) Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,

persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.

6) Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.

Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
7) Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau

dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama,

baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki

8) Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan

beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas

seksual maupun identitas diri)

9) Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga,

sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah

maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah.

Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih

mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya

10) Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia

terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang

alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi

alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir

dengan baik pada usia 6 tahun.

b. Sikap orangtua

1) Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya, sehingga ia

mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan

tersebut

2) Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke

pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak

3) Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena

pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi),

sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.


4) Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak

5) Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak

6) Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih

akrab dengan anak laki-lakinya

7) Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda

jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut

mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah

dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif

pada jiwanya

8) Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian

diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan kepada anak

9) Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara tanpa

ditemani.

10) Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan

tunjukkanlah bahwa anda mengerti pembicaraannya dengan mengulangi apa

yang dikatakannya. Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan

menyepelekannya

11) Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan

sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat

12) Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain

bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak

13) Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak merasa

bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba

salah dalam bergaul

c. Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini


1) Kesulitan belajar

2) Masalah sekolah

3) Masalah pergaulan dengan teman

4) Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif

Anda mungkin juga menyukai