Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

AMBULASI DINI DENGAN MOBILISASI DINI


IBU POST PARTUM

Umi Chabibah, Tenti Kurniawati


STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: umich4b@gmail.com

Abtract: The purpose of this non-experiment with cross-


sectional approach research was to find the correlation between
health education on early ambulation with early mobilization in

Y
postpartum mother. Sampling with quota sampling, 50 parturition
women who were treated at Alamanda III ward, RSUD

SA
Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Research instrument
using quistionnaire. Health education on early ambulation
implementation by officer, mostly is in good categorize (42%),
as well as the implementation of early mobilization on post
4
partum mothers mostly in good category (42%). Kendall Tau
01
showed there is correlation between health education on early
ambulation with early mobilization in postpartum mother
(τ=0,368; p=0,004<0,05).
.2

Key words: health education,early mobilization, post partum


.1

mother
10

Abstrak: Penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross-


sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan
kesehatan tentang ambulasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi
K

dini pada ibu post partum. Pengambilan sampel dengan quota


sampling yaitu ibu nifas yang dirawat di bangsal Alamanda III
JK

RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta sebanyak 50


orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang ambulasi dini oleh
petugas sebagian besar adalah kategori baik (42%), demikian
juga pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum sebagian
besar dalam kategori baik (42%). Hasil uji Kendall Tau
menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan
kesehatan tentang ambulasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi
dini pada ibu post partum (τ=0,368; p=0,004<0,05).

Kata kunci : pendidikan kesehatan, mobilisasi dini, ibu post


partum
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 55

PENDALUHUAN Fenomena yang nampak pada ibu post


Pelayanan kesehatan maternal dan partum biasanya merasa takut, malas dan
neonatal merupakan salah satu unsur penentu merasa capek setelah melahirkan. Masya-
status kesehatan masyarakat. Indikator rakat juga memiliki beberapa pantangan yang
kesehatan maternal dan neonatal dapat merupakan warisan orang tua, salah satunya
diketahui dari Angka Kematian Ibu (AKI). adalah tidak melakukan mobilisasi dini. Rasa
AKI di Indonesia masih tinggi, menurut malas, rasa takut, rasa capek untuk mela-
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kukan ambulasi dini pada ibu tersebut tidak
tahun 2001, AKI mencapai 396 per 100.000 akan terjadi apabila ibu diberikan pendi-
kelahiran hidup. Pada tahun 2003 terjadi dikan kesehatan secara baik. Pendidikan
penurunan yaitu 307 per 100.000 kelahiran kesehatan tentang ambulasi dini bagi ibu post
hidup. Penyebab langsung AKI di Indonesia partum dapat meningkatkan pengetahuan
adalah perdarahan (41,7%), sepsis (8,3%) ibu agar ibu post partum menyadari dan

Y
dan eklamsi (4,2%). Diperkirakan bahwa mengetahui bagaimana cara memelihara

SA
60% kematian ibu hamil terjadi setelah kesehatan mereka, bagaimana menghindari
persalinan dan 50% kematian masa nifas atau mencegah hal-hal yang merugikan
terjadi dalam 24 jam pertama karena tidak kesehatan mereka. Pendidikan kesehatan
optimalnya kemampuan ibu nifas dalam mampu menciptakan perilaku hidup sehat
4
melakukan perawatan nifas, khususnya dalam (healthy life style) (Notoatmodjo, 2007).
melakukan mobilisasi dini (Saifuddin, 2006). Kemauan pasien dalam melaksanakan
01
Manfaat mobilisasi dini cukup banyak mobilisasi dini dipengaruhi oleh beberapa
antara lain mencegah infeksi puerperium, faktor, antara lain seperti usia, status per-
.2

melancarkan pengeluaran lokhea, memper- kembangan, pengalaman yang lalu, gaya


cepat involusi alat kandungan, melancarkan hidup, proses penyakit/injury, tingkat pendi-
.1

fungsi alat gastrointestinal dan alat perke- dikan dan pemberian informasi oleh petugas
mihan, dan meningkatkan kelancaran pere- kesehatan (Kozier, 2010). Pemberian infor-
daran darah sehingga mempercepat fungsi masi bagi pasien atau keluarga merupakan
10

ASI dan pengeluaran sisa metabolisme tanggung jawab penting bagi seorang pera-
(Suparyanto, 2011). Ibu yang tidak melaku- wat. Perawat mempunyai tanggung jawab
kan mobilisasi dini post partum dapat mengajarkan informasi yang dibutuhkan ibu
K

mengalami peningkatan suhu. Hal tersebut post partum dan keluarganya. Pendidikan
disebabkan karena involusi uterus yang tidak kesehatan tentang ambulasi dini yang
JK

baik sehingga sisa darah tidak dapat dikelu- diberikan oleh perawat kepada ibu post par-
arkan dan menyebabkan infeksi. tum dan keluarga akan meningkatkan
Ibu juga berisiko mengalami perda- pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat
rahan yang abnormal yang disebabkan oleh mengubah perilaku ibu post partum menjadi
kontraksi uterus yang tidak baik. Mobilisasi lebih sehat (Potter & Perry, 2009).
dini yang tidak dilakukan oleh ibu post par- Pelaksanaan mobilisasi dini akan
tum dapat menghambat pengeluaran darah berjalan dengan baik apabila petugas
dan sisa plasenta sehingga menyebabkan kesehatan dalam memberikan pendidikan
terganggunya kontraksi uterus (Mochtar, kesehatan sesuai dengan tahapan yang
2005). Hasil penelitian Sutrisno (2009) me- seharusnya. Tahapan tersebut dimulai dari
nunjukkan ada hubungan yang signifikan penjelasan tentang mobilisasi dini dan
antara perilaku mobilisasi dini dengan volume memberikan contoh gerakan yang bisa
perdarahan pada ibu post partum. dilakukan oleh pasien serta membantu
56 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63

pasien dalam melaksanakan mobilisai dini, kuesioner dinyatakan reliabel. Kuesioner


memotivasi pasien untuk melakukan mo- diberikan kepada responden yang sebe-
bilisasi dini dan mengevaluasi sejauh mana lumnya telah mengisi informed consent.
pasien mampu melaksanakan mobilisai dini. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hu-
Akan tetapi, pada kenyataannya pendidikan bungan pelaksanaan pendidikan kesehatan
kesehatan yang diberikan petugas kepada tentang ambulasi dini dengan mobilisasi dini.
pasien belum efektif. Hal tersebut terjadi Analisis statistik yang digunakan untuk
karena kebanyakan petugas hanya mengan- menguji hipotesis antara dua variabel dengan
jurkan pasien untuk mobilisasi dini secara skala data ordinal dan ordinal adalah
mandiri misalnya miring kanan ataupun Kendall Tau.
miring kiri setiap 1-2 jam sekali tanpa melatih
langsung pasien dan mengontrolnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil wawancara yang dilakukan

Y
penulis terhadap 16 perawat di bangsal Gambaran Karakteristik Responden

SA
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Hasil penelitian terhadap karakteristik
Bantul, mendapatkan hasil bahwa pendi- responden ibu post partum di Bangsal
dikan kesehatan tentang mobilisasi dini yang Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
diberikan kepada pasien belum bisa berjalan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4
secara optimal. Berdasarkan latar belakang
tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu
01
mengetahui hubungan antara pendidikan Post Partum
kesehatan tentang ambulasi dini dengan
Karakteristik Frekuensi Persentase
.2

mobilisasi dini pada ibu post partum di


bangsal Alamanda III RSUD Panembahan (%)
Umur
.1

Senopati Bantul.
< 20 tahun 6 12,0
20-35 tahun 34 68,0
METODE PENELITIAN
10

> 35 tahun 10 20,0


Rancangan penelitian ini adalah non Pendidikan
eksperimen, dengan pendekatan waktu SD 6 12,0
cross-sectional. Populasi dalam penelitian SLTP 18 36,0
K

ini adalah seluruh ibu nifas yang dirawat di SLTA 25 50,0


bangsal Alamanda III RSUD Panembahan PT 1 2,0
JK

Pekerjaan
Senopati Bantul dengan asumsi rata-rata PNS 1 2,0
pasien perbulan sebanyak 100 orang. Pegawai swasta 25 50,0
Pengambilan sampel dengan cara quota Wiraswasta 1 2,0
sampling dengan angka kesalahan 5%, IRT 23 46,0
maka jumlah sampelnya adalah 50 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
menggunakan instrumen berupa kuesioner responden berumur 20-35 tahun yaitu
yang telah dilakukan uji validitas dan sebanyak 34 orang (68%). Pendidikan
reliabilitas. responden sebagian besar adalah SLTA
Uji validitas menggunakan product yaitu sebanyak 25 orang (50%). Pekerjaan
moment pearson dan item kuesioner sudah responden sebagian besar adalah pegawai
dinyatakan valid sedangkan uji reliabilitasnya swasta yaitu sebanyak 25 orang (50%).
menggunakan Spearman Brown, dan Hasil penelitian terhadap karakteristik
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 57

responden perawat di bangsal Alamanda III petugas sebagian besar adalah kategori baik
RSUD Panembahan Senopati dapat dilihat sebanyak 21 orang (42%).
pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Pelaksanaan Pendidikan Ke-
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karak- sehatan tentang Mobilisasi
teristik Perawat Dini

Karakteristik Frekuensi Persentase Pelaksanaan Frekuensi Persentase


(%) pendidikan (%)
kesehatan
Jenis kelamin
Laki-laki 0 0 Baik 21 42,0
Perempuan 22 100 Cukup 17 34,0
Umur Kurang 12 24,0
< 30 tahun 2 9,1 Jumlah 50 100

Y
30-40 tahun 9 40,9
> 40 tahun 11 50,0

SA
Pendidikan Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu
DIII 21 95,5 Post Partum
DIV 1 4,5 Hasil penelitian pelaksanaan mobilisasi
Masa kerja dini pada ibu post partum di bangsal
1-5 tahun 6 27,3
4
Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
> 5 tahun 16 72,7
01
Pelatihan Bantul dapat disajikan pada tabel berikut.
kesehatan
Pernah 22 100 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pelak-
.2

Tidak pernah 0 0 sanaan Mobilisasi Dini pada


Ibu Post Partum
.1

Tabel 2 menunjukkan seluruh petugas


berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak Pelaksanaan Frekuensi Persentase
22 orang (100%). Umur petugas sebagian
10

mobilisasi dini (%)


besar >40 tahun yaitu sebanyak 11 orang Baik 21 42,0
(50%). Pendidikan sebagian besar petugas Cukup 16 32,0
adalah D III yaitu sebanyak 21 orang Kurang 13 26,0
K

(95,5%). Masa kerja petugas sebagian Jumlah 50 100


besar >5 tahun yaitu sebanyak 16 orang
JK

(72,7%). Seluruh petugas (100%) sudah Tabel 4 menunjukkan pelaksanaan


pernah mendapatkan pelatihan kesehatan. mobilisasi dini pada ibu post partum di
bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Senopati sebagian besar adalah kategori
tentang Mobilisasi Dini baik yaitu sebanyak 21 orang (42%).
Hasil penelitian pelaksanaan pendi-
dikan kesehatan tentang mobilisasi dini di Tabulasi Silang Karakteristik Perawat
bangsal Alamanda III RSUD Panembahan dengan Pelaksanaan Pendidikan
Senopati Bantul oleh petugas dapat disajikan Kesehatan
pada tabel 3. Tabel 3 tersebut menunjukkan Berikut adalah hasil tabulasi silang
pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang antara karakteristik perawat dengan pelak-
mobilisasi dini di bangsal Alamanda III sanaan pendidikan kesehatan di bangsal
RSUD Panembahan Senopati Bantul oleh Alamanda III RSUD Panembahan Senopati.
58 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63

Tabel 5. Tabulasi Silang Karakteristik Perawat dengan Pelaksanaan Pendidikan


Kesehatan
Karakteristik Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Perawat Baik Cukup Kurang Total
f % f % f % f %
Umur
< 30 tahun 1 42,0 4 8,0 7 14,0 12 24,0
30-40 tahun 8 16,0 4 8,0 3 6,0 15 30,0
> 40 tahun 12 24,0 9 18,0 2 4,0 23 46,0
Pendidikan
DIII 20 40,0 16 32,0 12 24,0 48 96,0
DIV 1 2,0 1 2,0 0 0 2 4,0
Masa kerja
1-5 tahun 2 4,0 6 12,0 9 18,0 17 34,0

Y
> 5 tahun 19 38,0 11 22,0 3 6,0 33 66,0

SA
Pelatihan
Pernah 21 42,0 17 34,0 12 24,0 50 100
Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Tabel 6. Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Post Partum dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini di Bangsal Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
01
Karakteristik Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Baik Cukup Kurang Total
.2

f % f % f % f %
Umur
.1

< 20 tahun 0 0 4 8,0 2 4,0 6 12,0


20-40 tahun 18 36,0 10 20,0 6 23,0 34 68,0
> 40 tahun 3 6,0 2 4,0 5 10,0 10 20,0
10

Pendidikan
SD 2 4,0 2 4,0 2 4,0 6 12,0
SMP 4 8,0 7 14,0 7 14,0 18 36,0
SMA 14 28,0 7 14,0 4 8,0 25 50,0
K

PT 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0
JK

Pekerjaan
PNS 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0
Pegawai swasta 17 34,0 6 12,0 2 4,0 25 50,0
Wiraswasta 0 0 1 2,0 0 0 1 2,0
IRT 3 6,0 9 18,0 11 22,0 23 46,0
Paritas
Primipara 4 8,0 8 16,0 6 12,0 18 36,0
Skundipara 14 28,0 7 14,0 2 4,0 23 46,0
Multipara 3 6,0 1 2,0 5 10,0 9 18,0

Bardasarkan Tabel 5 dapat diketahui banyak 12 orang (24%) dan kategori kurang
bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan terbanyak dilakukan oleh perawat berusia
dalam kategori baik terbanyak dilakukan < 30 tahun yaitu sebanyak 7 orang (14%).
oleh perawat berusia > 40 tahun yaitu se- Perawat dengan pendidikan D III mayoritas
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 59

Tabel 7. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Kendall Tau

Pelaksanaan Pelaksanaan mobilisasi dini Total τ p-


Pendidikan Baik Cukup Kurang Value
Kesehatan f % f % f % f %
Baik 12 24,0 5 10,0 4 8,0 21 42,0
Cukup 8 16,0 8 16,0 1 2,0 17 34,0 0,368 0,004
Kurang 1 2,0 3 6,0 8 16,0 12 24,0
Total 21 42,0 16 32,0 13 26,0 50 100

memiliki pelaksanaan pendidikan kesehatan dan kategori kurang terbanyak pada ibu post
dalam kategori baik yaitu sebanyak 20 partum dengan status paritas primipara yaitu
orang (40%). Perawat dengan masa kerja sebanyak 6 orang (12%).

Y
> 5 tahun mayoritas memiliki pelaksanaan
pendidikan kesehatan dalam kategori baik Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

SA
yaitu sebanyak 19 orang (38%). Perawat dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini
yang pernah mendapatkan pelatihan memiliki Tabulasi silang dan hasil uji statistik
pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam hubungan pelaksanaan pendidikan kese-
kategori baik, yaitu sebanyak 21%. hatan oleh perawat dengan pelaksanaan
4
mobilisasi dini pada ibu post partum di
01
Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Post bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
Partum dengan Pelaksanaan Mobilisasi Senopati Bantul disajikan pada tabel 7.
Dini Tabel 7 menunjukkan ibu post partum yang
.2

Pada tabel 6 menunjukkan pelaksa- mendapatkan pendidikan kesehatan tentang


naan mobilisasi dini kategori baik terbanyak mobilisasi dini kategori baik sebagian besar
.1

adalah pada usia 20-35 tahun yaitu seba- melaksanakan mobilisasi dini dengan baik
nyak 18 orang (36%) dan kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (24%).
10

terbanyak pada usia 20-35 tahun yaitu Hasil perhitungan statistik mengguna-
sebanyak 6 orang (12%). Pelaksanaan kan uji korelasi Kendal Tau seperti
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada disajikan pada tabel 7, diperoleh p value
K

ibu post partum yang berpendidikan SMA sebesar 0,004<0,05 sehingga dapat
yaitu sebanyak 14 orang (28%) dan kategori disimpulkan ada hubungan yang signifikan
JK

kurang terbanyak pada ibu post partum antara pelaksanaan pendidikan kesehatan
yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 7 oleh petugas dengan pelaksanaan mobilisasi
orang (14%). dini pada ibu post partum di bangsal
Pelaksanaan mobilisasi dini kategori Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
baik terbanyak pada ibu post partum dengan Bantul.
pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu Berdasarkan tabel 3 didapatkan pe-
sebanyak 7 orang (14%) dan kategori laksanaan pendidikan kesehatan tentang
kurang terbanyak pada ibu post partum ambulasi dini oleh petugas mayoritas dalam
yang menjadi ibu rumah tangga yaitu kategori baik yaitu sebanyak 21 orang
sebanyak 11 orang (22%). Pelaksanaan (42%). Pelaksanaan pendidikan kesehatan
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada tentang ambulasi dini dikategorikan baik
ibu post partum dengan status paritas oleh karena faktor karakteristik petugas.
skundipara yaitu sebanyak 14 orang (28%) Berdasar tabel 5 tabulasi silang antara
60 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63

karakteristik petugas dengan pelaksanaan maka akan semakin terampil dan semakin
pendidikan kesehatan diketahui bahwa berpengalaman pula dalam melaksanakan
seluruh petugas berjenis kelamin perempuan. pekerjaaannya. Dengan peningkatan ke-
Pada dasarnya karakteristik perem- trampilan dan pengalaman diharapkan
puan dan laki-laki memang berbeda, bukan kepercayaan diri petugas kesehatan dapat
hanya dari segi fisiknya saja tetapi juga meningkat sehingga motivasi dan performa
dalam hal berpikir dan bertindak. Bastable kerja yang ditampilkan akan semakin baik.
(2002) menyebutkan bahwa perempuan Hasil penelitian menujukkan pelaksa-
cenderung lebih mampu menjadi pendengar naan mobilisasi dini pada ibu post partum di
yang baik, langsung menangkap fokus bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
diskusi dan tidak selalu berfokus terhadap Senopati Bantul sebagian besar adalah kate-
diri sendiri. Menurut Asmadi (2005), dalam gori baik sebanyak 21 orang (42%). Hasil
keperawatan dikenal istilah mother instinct, penelitian ini sejalan dengan penelitian Hera-

Y
sebab berawal dari suatu dorongan naluriah, yani (2008) yang menyimpulkan responden

SA
yaitu naluri keibuan, naluri untuk membe- paling banyak adalah ibu post SC yang
rikan perlindungan dan naluri sosial, semen- melakukan mobilisasi dini post operasi hari
tara laki-laki dianggap tidak demikian. pertama. Smith dan Dell, (1994) dalam
Dilihat dari umur petugas, pelaksanaan Rochmiyati (2007) menyatakan bahwa
4
pendidikan kesehatan kategori baik terba- mobilisasi dini mempunyai peranan penting
nyak pada usia >40 tahun sebanyak 12 dalam mengurangi adanya komplikasi akibat
01
orang. Menurut Dariyo (2003) puncak karir immobilisasi. Untuk menghindari adanya
bisa dicapai pada usia dewasa muda akhir komplikasi tersebut, sebaiknya mobilisasi
.2

yaitu sekitar usia 40 tahun. Pada usia rentang dini dilakukan sesuai dengan kemampuan ibu
tersebut seseorang biasanya dianggap telah post partum, dimana dengan mobilisasi
.1

cukup matang, bijaksana dan secara psiko- terbatas, posisi ibu post partum harus diubah
sosial kerap kali dianggap lebih mampu ketika rasa tidak nyaman terjadi akibat
menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih berbaring dalam satu posisi.
10

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Banyaknya ibu post partum yang


Dilihat dari tingkat pendidikan petugas melaksanakan mobilisasi dini dengan kate-
pelaksanaan pendidikan kesehatan kategori gori baik dipengaruhi pula oleh jenis
K

baik terbanyak adalah pendidikan D III persalinan. Dalam penelitian ini yang menjadi
sebanyak 20 orang. Menurut Hasibuan responden adalah ibu post partum dengan
JK

(2007) proses pendidikan merupakan suatu jenis persalinan spontan. Faktor lain yang
pengalaman yang berfungsi untuk mengem- mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini
bangkan kemampuan dan kualitas kepriba- adalah pendidikan ibu. Berdasarkan tabulasi
dian seseorang, dimana semakin tinggi silang pendidikan ibu dengan pelaksanaan
tingkat pendidikan seseorang maka akan mobilisasi dini kategori baik terbanyak
semakin tinggi motivasinya untuk meman- adalah pada ibu dengan pendidikan SLTA
faatkan pengetahuan dan ketrampilannya. sebanyak 24 orang (28%). Menurut Setyo-
Berdasarkan masa kerja petugas wati (2011) tingkat pendidikan mempenga-
kesehatan pelaksanaan pendidikan kese- ruhi pemahaman yang diberikan oleh
hatan kategori baik terbanyak pada petugas petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh
dengan masa kerja > 5 tahun sebanyak 19 Bobak (2004) yang menyatakan bahwa
orang. Krietner, dkk. (2003) menyatakan semakin tinggi pendidikan maka kepedulian
bahwa semakin lama seseorang bekerja terhadap perawatan diri semakin baik.
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 61

Faktor berikutnya yang mempengaruhi Panembahan Senopati Bantul.


pelaksanaan mobilisasi dini adalah paritas Salah satu tanggung jawab perawat
ibu. Berdasarkan tabulasi silang diketahui yang sangat penting adalah pemberian
paritas ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pendidikan kesehatan kepada pasien dan
dini kategori baik adalah terbanyak pada ibu keluarganya. Perawat mempunyai tanggung
dengan paritas skundipara sebanyak 14 jawab mengajarkan informasi yang dibutuh-
orang (28%). Ibu dengan paritas yang lebih kan ibu post partum dan keluarganya.
banyak akan segera melakukan mobilisasi Pendidikan kesehatan tentang ambulasi dini
dini karena harus merawat dan memberikan yang diberikan oleh petugas kesehatan
perhatian kepada anak yang lain. Hal ini kepada ibu post partum dapat meningkatkan
sesuai dengan Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat
pengalaman adalah guru yang baik. Pepatah merubah perilaku ibu post partum menjadi
ini mengandung maksud bahwa pengalaman lebih sehat (Potter&Perry, 2009). Hal ini

Y
merupakan sumber pengetahuan atau penga- sesuai dengan teori Setyowati (2011) bahwa

SA
laman merupakan suatu cara memperoleh salah satu faktor yang mempengaruhi
kebenaran pengetahuan, oleh sebab itu pe- mobilisasi dini adalah pengetahuan. Selain
ngalaman pribadi dapat digunakan sebagai itu juga informasi yang diberikan oleh orang
upaya untuk memperoleh pengetahuan. lain atau petugas kesehatan akan merubah
4
Pekerjaan ibu juga mempengaruhi perilaku menjadi lebih baik.
pelaksanaan mobilisasi dini. Berdasarkan Joint Commission on Accreditation
01
tabulasi silang diketahui pelaksanaan of Healthcare Organization telah mene-
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada tapkan standar pendidikan kesehatan pada
.2

ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta pasien. Hal ini penting karena mengingat
sebanyak 17 orang (34%). Hal ini sejalan tidak selamanya pasien dirawat di rumah
.1

dengan penelitian Setyowati (2011) dimana sakit sehingga diharapkan dengan adanya
ibu bekerja akan segera melakukan mo- pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga
bilisasi dini karena dituntut untuk menye- dapat melakukan perawatan di rumah.
10

lesaikan pekerjaannya. Menurut hasil penelitian Health Service


Hasil tabulasi silang menunjukkan ibu Medical Corporatian, Inc pada tahun
post partum yang mendapatkan pendidikan 1993 diperkirakan bahwa sekitar 80% dari
K

kesehatan tentang mobilisasi dini kategori semua kebutuhan dan masalah kesehatan
baik sebagian besar melaksanakan mobili- dapat diatasi di rumah, maka kebutuhan
JK

sasi dini dengan baik yaitu sebanyak 12 untuk mendidik masyarakat mengenai cara
orang (24%). Hasil perhitungan statistik merawat diri mereka sendiri memang ada.
menggunakan uji korelasi Kendall Tau Selain itu, dari berbagai studi mencatat fakta
menunjukkan ada hubungan yang signifikan bahwa pasien yang dibekali informasi
antara pelaksanaan pendidikan kesehatan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
oleh petugas dengan pelaksanaan mobilisasi mematuhi rencana pengobatan medis dan
dini pada ibu post partum di bangsal mendapatkan cara inovatif untuk mengatasi
Alamanda III RSUD Panembahan Senopati penyakit, menjadi lebih mampu mengatasi
Bantul. Hasil penelitian ini sejalan dengan gejala penyakit, kemungkinannya mengalami
penelitian Laelyana (2012) yang menyim- komplikasi lebih kecil. Hal ini sesuai dengan
pulkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk
mobilisasi dini post Sectio Caesaria terha- membantu meningkatkan derajat kesehatan
dap kemandirian aktifitas ibu nifas di RSUD yang optimal.
62 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63

SIMPULAN DAN SARAN Bobak, L. 2004. Keperawatan Mater-


nitas. EGC: Jakarta.
Simpulan Dariyo. 2003. Psikologi Perkembangan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Dewasa Muda. PT Gramedia
bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan Widiasarana: Jakarta.
tentang mobilisasi dini di bangsal Alamanda Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber
III RSUD Panembahan Senopati Bantul oleh Daya Manusia. Cetakan ke-9. PT
petugas sebagian besar adalah kategori baik Bumi Aksara: Jakarta.
sebanyak 21orang (42%), pelaksanaan
Herayani. 2009. Hubungan Tingkat Pe-
mobilisasi dini pada ibu post partum seba-
gian besar juga dalam kategori baik yaitu
ngetahuan Ibu tentang Pera-
sebanyak 21 orang (42%). Terdapat hu-
watan Nifas dengan Kemampuan
bungan antara pelaksanaan pendidikan
Mobilisasi Dini Post SC Hari

Y
kesehatan oleh petugas dengan pelaksanaan
Pertama di RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Skripsi tidak

SA
mobilisasi dini pada ibu post partum di
diterbitkan. Yogyakarta: STIKES
Bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
Aisyiyah Yogyakarta.
Senopati Bantul (τ = 0,368, p=0,004).
Kozier. 2010. Fundamental Kepera-
watan. Edisi ke-4. EGC: Jakarta.
Saran
4
Bagi tenaga kesehatan (perawat dan Krietner, et. al. 2003. Organizational
01
bidan) hendaknya meningkatkan pengeta- Behavior . Sixth Edition. The
huan tentang mobilisasi dini dengan cara McGraw-Hill Companies: New
.2

membaca buku atau jurnal yang berkaitan York.


dengan proses pembelajaran tentang Laelyana, G. 2012. Pengaruh Pelatihan
.1

mobilisasi dini untuk pasien sehingga Mobilisasi Dini Post Sectio


pemberian pendidikan kesehatan tentang Caesaria dengan Kemandirian
10

ambulasi dini yang selama ini dilakukan tetap Aktivitas Ibu Nifas di RSUD
dipertahankan. Ibu post partum hendaknya Panembahan Senopati Bantul.
menambah informasi tentang mobilisasi dini KTI tidak diterbitkan. Yogyakarta:
dari berbagai sumber informasi, seperti Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
K

media cetak dan elektronik serta buku-buku Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri. EGC:
JK

kesehatan agar pelaksanaan mobilisasi dini Jakarta.


menjadi lebih baik. Peneliti selanjutnya perlu
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Pene-
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan
litian Kesehatan. Rineka Cipta:
menggunakan tehnik pengumpulan data
Jakarta.
dengan wawancara dan observasi.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kese-
DAFTAR RUJUKAN hatan dan Perilaku. Rineka Cipta:
Jakarta
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Kepera-
watan. EGC: Jakarta. Potter, P., Perry, A. 2009. Fundamental
Keperawatan. Salemba Medika:
Bastable, S.B. 2002. Perawat Sebagai Jakarta.
Pendidik: Prinsip-Prinsip
Pengajaran Pembelajaran. EGC: Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan
Jakarta. Maternal & Neonatal. Yayasan
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 63

Bina Pustaka Sarwono Prawiro- u nimu s. a c . id / files/ d isk 1 / 4 /


hardjo: Jakarta. jt p t u n imu s - g d l- s1 - 2 0 0 8 -
Setyowati, Yuli. 2011. Karakteristik Yang rochmiyati-193-3-bab2.pdf ),
Mempengaruhi Mobilisasi Dini diakses 16 Oktober 2013.
Pada Ibu Nifas Post Sectio Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Mobi-
Caesarea di Ruang Merpati lisasi Dini, (online), (http://mobil
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. isasidini-postpartum.blogspot.
KTI Diterbitkan. Surabaya: Prodi com), diakses 16 Oktober 2013.
D III Kebidanan Universitas PGRI Sutrisno, B. 2009. Hubungan antara
Adi Buana Surabaya. Mobilisasi Dini dengan Volume
Rochmiyati. 2007. Hubungan Antara Perdarahan pada Ibu Post
Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum di BPS Soniah Desa

Y
Partum Tentang Mobilisasi Dini Rengging Kecamatan Pecangan
dengan Perilaku Mobilisasi Dini Kabupaten Jepara, (online),

SA
di Wilayah Kerja Puskesmas di (www.stikes-insan-seagung.ac.id),
Kecamatan Kedung Kabupaten diakses 16 Oktober 2013.
Jepara, (online), (http://digilib.
4
01
.2
.1
10
K
JK

Anda mungkin juga menyukai