48 95 1 SM PDF
48 95 1 SM PDF
Y
postpartum mother. Sampling with quota sampling, 50 parturition
women who were treated at Alamanda III ward, RSUD
SA
Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Research instrument
using quistionnaire. Health education on early ambulation
implementation by officer, mostly is in good categorize (42%),
as well as the implementation of early mobilization on post
4
partum mothers mostly in good category (42%). Kendall Tau
01
showed there is correlation between health education on early
ambulation with early mobilization in postpartum mother
(τ=0,368; p=0,004<0,05).
.2
mother
10
Y
dan eklamsi (4,2%). Diperkirakan bahwa mengetahui bagaimana cara memelihara
SA
60% kematian ibu hamil terjadi setelah kesehatan mereka, bagaimana menghindari
persalinan dan 50% kematian masa nifas atau mencegah hal-hal yang merugikan
terjadi dalam 24 jam pertama karena tidak kesehatan mereka. Pendidikan kesehatan
optimalnya kemampuan ibu nifas dalam mampu menciptakan perilaku hidup sehat
4
melakukan perawatan nifas, khususnya dalam (healthy life style) (Notoatmodjo, 2007).
melakukan mobilisasi dini (Saifuddin, 2006). Kemauan pasien dalam melaksanakan
01
Manfaat mobilisasi dini cukup banyak mobilisasi dini dipengaruhi oleh beberapa
antara lain mencegah infeksi puerperium, faktor, antara lain seperti usia, status per-
.2
fungsi alat gastrointestinal dan alat perke- dikan dan pemberian informasi oleh petugas
mihan, dan meningkatkan kelancaran pere- kesehatan (Kozier, 2010). Pemberian infor-
daran darah sehingga mempercepat fungsi masi bagi pasien atau keluarga merupakan
10
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme tanggung jawab penting bagi seorang pera-
(Suparyanto, 2011). Ibu yang tidak melaku- wat. Perawat mempunyai tanggung jawab
kan mobilisasi dini post partum dapat mengajarkan informasi yang dibutuhkan ibu
K
mengalami peningkatan suhu. Hal tersebut post partum dan keluarganya. Pendidikan
disebabkan karena involusi uterus yang tidak kesehatan tentang ambulasi dini yang
JK
baik sehingga sisa darah tidak dapat dikelu- diberikan oleh perawat kepada ibu post par-
arkan dan menyebabkan infeksi. tum dan keluarga akan meningkatkan
Ibu juga berisiko mengalami perda- pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat
rahan yang abnormal yang disebabkan oleh mengubah perilaku ibu post partum menjadi
kontraksi uterus yang tidak baik. Mobilisasi lebih sehat (Potter & Perry, 2009).
dini yang tidak dilakukan oleh ibu post par- Pelaksanaan mobilisasi dini akan
tum dapat menghambat pengeluaran darah berjalan dengan baik apabila petugas
dan sisa plasenta sehingga menyebabkan kesehatan dalam memberikan pendidikan
terganggunya kontraksi uterus (Mochtar, kesehatan sesuai dengan tahapan yang
2005). Hasil penelitian Sutrisno (2009) me- seharusnya. Tahapan tersebut dimulai dari
nunjukkan ada hubungan yang signifikan penjelasan tentang mobilisasi dini dan
antara perilaku mobilisasi dini dengan volume memberikan contoh gerakan yang bisa
perdarahan pada ibu post partum. dilakukan oleh pasien serta membantu
56 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63
Y
penulis terhadap 16 perawat di bangsal Gambaran Karakteristik Responden
SA
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Hasil penelitian terhadap karakteristik
Bantul, mendapatkan hasil bahwa pendi- responden ibu post partum di Bangsal
dikan kesehatan tentang mobilisasi dini yang Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
diberikan kepada pasien belum bisa berjalan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4
secara optimal. Berdasarkan latar belakang
tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu
01
mengetahui hubungan antara pendidikan Post Partum
kesehatan tentang ambulasi dini dengan
Karakteristik Frekuensi Persentase
.2
Senopati Bantul.
< 20 tahun 6 12,0
20-35 tahun 34 68,0
METODE PENELITIAN
10
Pekerjaan
Senopati Bantul dengan asumsi rata-rata PNS 1 2,0
pasien perbulan sebanyak 100 orang. Pegawai swasta 25 50,0
Pengambilan sampel dengan cara quota Wiraswasta 1 2,0
sampling dengan angka kesalahan 5%, IRT 23 46,0
maka jumlah sampelnya adalah 50 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
menggunakan instrumen berupa kuesioner responden berumur 20-35 tahun yaitu
yang telah dilakukan uji validitas dan sebanyak 34 orang (68%). Pendidikan
reliabilitas. responden sebagian besar adalah SLTA
Uji validitas menggunakan product yaitu sebanyak 25 orang (50%). Pekerjaan
moment pearson dan item kuesioner sudah responden sebagian besar adalah pegawai
dinyatakan valid sedangkan uji reliabilitasnya swasta yaitu sebanyak 25 orang (50%).
menggunakan Spearman Brown, dan Hasil penelitian terhadap karakteristik
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 57
responden perawat di bangsal Alamanda III petugas sebagian besar adalah kategori baik
RSUD Panembahan Senopati dapat dilihat sebanyak 21 orang (42%).
pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Pelaksanaan Pendidikan Ke-
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karak- sehatan tentang Mobilisasi
teristik Perawat Dini
Y
30-40 tahun 9 40,9
> 40 tahun 11 50,0
SA
Pendidikan Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu
DIII 21 95,5 Post Partum
DIV 1 4,5 Hasil penelitian pelaksanaan mobilisasi
Masa kerja dini pada ibu post partum di bangsal
1-5 tahun 6 27,3
4
Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
> 5 tahun 16 72,7
01
Pelatihan Bantul dapat disajikan pada tabel berikut.
kesehatan
Pernah 22 100 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pelak-
.2
Y
> 5 tahun 19 38,0 11 22,0 3 6,0 33 66,0
SA
Pelatihan
Pernah 21 42,0 17 34,0 12 24,0 50 100
Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Tabel 6. Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Post Partum dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini di Bangsal Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
01
Karakteristik Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Baik Cukup Kurang Total
.2
f % f % f % f %
Umur
.1
Pendidikan
SD 2 4,0 2 4,0 2 4,0 6 12,0
SMP 4 8,0 7 14,0 7 14,0 18 36,0
SMA 14 28,0 7 14,0 4 8,0 25 50,0
K
PT 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0
JK
Pekerjaan
PNS 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0
Pegawai swasta 17 34,0 6 12,0 2 4,0 25 50,0
Wiraswasta 0 0 1 2,0 0 0 1 2,0
IRT 3 6,0 9 18,0 11 22,0 23 46,0
Paritas
Primipara 4 8,0 8 16,0 6 12,0 18 36,0
Skundipara 14 28,0 7 14,0 2 4,0 23 46,0
Multipara 3 6,0 1 2,0 5 10,0 9 18,0
Bardasarkan Tabel 5 dapat diketahui banyak 12 orang (24%) dan kategori kurang
bahwa pelaksanaan pendidikan kesehatan terbanyak dilakukan oleh perawat berusia
dalam kategori baik terbanyak dilakukan < 30 tahun yaitu sebanyak 7 orang (14%).
oleh perawat berusia > 40 tahun yaitu se- Perawat dengan pendidikan D III mayoritas
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 59
memiliki pelaksanaan pendidikan kesehatan dan kategori kurang terbanyak pada ibu post
dalam kategori baik yaitu sebanyak 20 partum dengan status paritas primipara yaitu
orang (40%). Perawat dengan masa kerja sebanyak 6 orang (12%).
Y
> 5 tahun mayoritas memiliki pelaksanaan
pendidikan kesehatan dalam kategori baik Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
SA
yaitu sebanyak 19 orang (38%). Perawat dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini
yang pernah mendapatkan pelatihan memiliki Tabulasi silang dan hasil uji statistik
pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam hubungan pelaksanaan pendidikan kese-
kategori baik, yaitu sebanyak 21%. hatan oleh perawat dengan pelaksanaan
4
mobilisasi dini pada ibu post partum di
01
Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Post bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
Partum dengan Pelaksanaan Mobilisasi Senopati Bantul disajikan pada tabel 7.
Dini Tabel 7 menunjukkan ibu post partum yang
.2
adalah pada usia 20-35 tahun yaitu seba- melaksanakan mobilisasi dini dengan baik
nyak 18 orang (36%) dan kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (24%).
10
terbanyak pada usia 20-35 tahun yaitu Hasil perhitungan statistik mengguna-
sebanyak 6 orang (12%). Pelaksanaan kan uji korelasi Kendal Tau seperti
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada disajikan pada tabel 7, diperoleh p value
K
ibu post partum yang berpendidikan SMA sebesar 0,004<0,05 sehingga dapat
yaitu sebanyak 14 orang (28%) dan kategori disimpulkan ada hubungan yang signifikan
JK
kurang terbanyak pada ibu post partum antara pelaksanaan pendidikan kesehatan
yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 7 oleh petugas dengan pelaksanaan mobilisasi
orang (14%). dini pada ibu post partum di bangsal
Pelaksanaan mobilisasi dini kategori Alamanda III RSUD Panembahan Senopati
baik terbanyak pada ibu post partum dengan Bantul.
pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu Berdasarkan tabel 3 didapatkan pe-
sebanyak 7 orang (14%) dan kategori laksanaan pendidikan kesehatan tentang
kurang terbanyak pada ibu post partum ambulasi dini oleh petugas mayoritas dalam
yang menjadi ibu rumah tangga yaitu kategori baik yaitu sebanyak 21 orang
sebanyak 11 orang (22%). Pelaksanaan (42%). Pelaksanaan pendidikan kesehatan
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada tentang ambulasi dini dikategorikan baik
ibu post partum dengan status paritas oleh karena faktor karakteristik petugas.
skundipara yaitu sebanyak 14 orang (28%) Berdasar tabel 5 tabulasi silang antara
60 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63
karakteristik petugas dengan pelaksanaan maka akan semakin terampil dan semakin
pendidikan kesehatan diketahui bahwa berpengalaman pula dalam melaksanakan
seluruh petugas berjenis kelamin perempuan. pekerjaaannya. Dengan peningkatan ke-
Pada dasarnya karakteristik perem- trampilan dan pengalaman diharapkan
puan dan laki-laki memang berbeda, bukan kepercayaan diri petugas kesehatan dapat
hanya dari segi fisiknya saja tetapi juga meningkat sehingga motivasi dan performa
dalam hal berpikir dan bertindak. Bastable kerja yang ditampilkan akan semakin baik.
(2002) menyebutkan bahwa perempuan Hasil penelitian menujukkan pelaksa-
cenderung lebih mampu menjadi pendengar naan mobilisasi dini pada ibu post partum di
yang baik, langsung menangkap fokus bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
diskusi dan tidak selalu berfokus terhadap Senopati Bantul sebagian besar adalah kate-
diri sendiri. Menurut Asmadi (2005), dalam gori baik sebanyak 21 orang (42%). Hasil
keperawatan dikenal istilah mother instinct, penelitian ini sejalan dengan penelitian Hera-
Y
sebab berawal dari suatu dorongan naluriah, yani (2008) yang menyimpulkan responden
SA
yaitu naluri keibuan, naluri untuk membe- paling banyak adalah ibu post SC yang
rikan perlindungan dan naluri sosial, semen- melakukan mobilisasi dini post operasi hari
tara laki-laki dianggap tidak demikian. pertama. Smith dan Dell, (1994) dalam
Dilihat dari umur petugas, pelaksanaan Rochmiyati (2007) menyatakan bahwa
4
pendidikan kesehatan kategori baik terba- mobilisasi dini mempunyai peranan penting
nyak pada usia >40 tahun sebanyak 12 dalam mengurangi adanya komplikasi akibat
01
orang. Menurut Dariyo (2003) puncak karir immobilisasi. Untuk menghindari adanya
bisa dicapai pada usia dewasa muda akhir komplikasi tersebut, sebaiknya mobilisasi
.2
yaitu sekitar usia 40 tahun. Pada usia rentang dini dilakukan sesuai dengan kemampuan ibu
tersebut seseorang biasanya dianggap telah post partum, dimana dengan mobilisasi
.1
cukup matang, bijaksana dan secara psiko- terbatas, posisi ibu post partum harus diubah
sosial kerap kali dianggap lebih mampu ketika rasa tidak nyaman terjadi akibat
menyelesaikan tugas-tugas sosial dan lebih berbaring dalam satu posisi.
10
baik terbanyak adalah pendidikan D III persalinan. Dalam penelitian ini yang menjadi
sebanyak 20 orang. Menurut Hasibuan responden adalah ibu post partum dengan
JK
(2007) proses pendidikan merupakan suatu jenis persalinan spontan. Faktor lain yang
pengalaman yang berfungsi untuk mengem- mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini
bangkan kemampuan dan kualitas kepriba- adalah pendidikan ibu. Berdasarkan tabulasi
dian seseorang, dimana semakin tinggi silang pendidikan ibu dengan pelaksanaan
tingkat pendidikan seseorang maka akan mobilisasi dini kategori baik terbanyak
semakin tinggi motivasinya untuk meman- adalah pada ibu dengan pendidikan SLTA
faatkan pengetahuan dan ketrampilannya. sebanyak 24 orang (28%). Menurut Setyo-
Berdasarkan masa kerja petugas wati (2011) tingkat pendidikan mempenga-
kesehatan pelaksanaan pendidikan kese- ruhi pemahaman yang diberikan oleh
hatan kategori baik terbanyak pada petugas petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh
dengan masa kerja > 5 tahun sebanyak 19 Bobak (2004) yang menyatakan bahwa
orang. Krietner, dkk. (2003) menyatakan semakin tinggi pendidikan maka kepedulian
bahwa semakin lama seseorang bekerja terhadap perawatan diri semakin baik.
Umi Chabibah, Tenti Kurniawati, Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan... 61
Y
merupakan sumber pengetahuan atau penga- sesuai dengan teori Setyowati (2011) bahwa
SA
laman merupakan suatu cara memperoleh salah satu faktor yang mempengaruhi
kebenaran pengetahuan, oleh sebab itu pe- mobilisasi dini adalah pengetahuan. Selain
ngalaman pribadi dapat digunakan sebagai itu juga informasi yang diberikan oleh orang
upaya untuk memperoleh pengetahuan. lain atau petugas kesehatan akan merubah
4
Pekerjaan ibu juga mempengaruhi perilaku menjadi lebih baik.
pelaksanaan mobilisasi dini. Berdasarkan Joint Commission on Accreditation
01
tabulasi silang diketahui pelaksanaan of Healthcare Organization telah mene-
mobilisasi dini kategori baik terbanyak pada tapkan standar pendidikan kesehatan pada
.2
ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta pasien. Hal ini penting karena mengingat
sebanyak 17 orang (34%). Hal ini sejalan tidak selamanya pasien dirawat di rumah
.1
dengan penelitian Setyowati (2011) dimana sakit sehingga diharapkan dengan adanya
ibu bekerja akan segera melakukan mo- pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga
bilisasi dini karena dituntut untuk menye- dapat melakukan perawatan di rumah.
10
kesehatan tentang mobilisasi dini kategori semua kebutuhan dan masalah kesehatan
baik sebagian besar melaksanakan mobili- dapat diatasi di rumah, maka kebutuhan
JK
sasi dini dengan baik yaitu sebanyak 12 untuk mendidik masyarakat mengenai cara
orang (24%). Hasil perhitungan statistik merawat diri mereka sendiri memang ada.
menggunakan uji korelasi Kendall Tau Selain itu, dari berbagai studi mencatat fakta
menunjukkan ada hubungan yang signifikan bahwa pasien yang dibekali informasi
antara pelaksanaan pendidikan kesehatan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
oleh petugas dengan pelaksanaan mobilisasi mematuhi rencana pengobatan medis dan
dini pada ibu post partum di bangsal mendapatkan cara inovatif untuk mengatasi
Alamanda III RSUD Panembahan Senopati penyakit, menjadi lebih mampu mengatasi
Bantul. Hasil penelitian ini sejalan dengan gejala penyakit, kemungkinannya mengalami
penelitian Laelyana (2012) yang menyim- komplikasi lebih kecil. Hal ini sesuai dengan
pulkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk
mobilisasi dini post Sectio Caesaria terha- membantu meningkatkan derajat kesehatan
dap kemandirian aktifitas ibu nifas di RSUD yang optimal.
62 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 54-63
Y
kesehatan oleh petugas dengan pelaksanaan
Pertama di RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Skripsi tidak
SA
mobilisasi dini pada ibu post partum di
diterbitkan. Yogyakarta: STIKES
Bangsal Alamanda III RSUD Panembahan
Aisyiyah Yogyakarta.
Senopati Bantul (τ = 0,368, p=0,004).
Kozier. 2010. Fundamental Kepera-
watan. Edisi ke-4. EGC: Jakarta.
Saran
4
Bagi tenaga kesehatan (perawat dan Krietner, et. al. 2003. Organizational
01
bidan) hendaknya meningkatkan pengeta- Behavior . Sixth Edition. The
huan tentang mobilisasi dini dengan cara McGraw-Hill Companies: New
.2
ambulasi dini yang selama ini dilakukan tetap Aktivitas Ibu Nifas di RSUD
dipertahankan. Ibu post partum hendaknya Panembahan Senopati Bantul.
menambah informasi tentang mobilisasi dini KTI tidak diterbitkan. Yogyakarta:
dari berbagai sumber informasi, seperti Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
K
media cetak dan elektronik serta buku-buku Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri. EGC:
JK
Y
Partum Tentang Mobilisasi Dini Rengging Kecamatan Pecangan
dengan Perilaku Mobilisasi Dini Kabupaten Jepara, (online),
SA
di Wilayah Kerja Puskesmas di (www.stikes-insan-seagung.ac.id),
Kecamatan Kedung Kabupaten diakses 16 Oktober 2013.
Jepara, (online), (http://digilib.
4
01
.2
.1
10
K
JK