Anda di halaman 1dari 28

“ KOTRANAS

A
A. Radhya Dionanda Putri Bhana Pinto
Adha Giva Sakinah Ratih Puspa Dewi Putri
Dani Fitrah Hayati Refsya Azanti Putri
Debby Irma Suryani Tamara Nindya Kesuma
Fadhilah Ulfa irawan Tika Hardini
Fadli Ramadhan Zolla Verbianti Suwita
Ika Yulia Rizki Nita Yulisa
Lisa Tryanasari Poppy Apriyani
Nedita Putri Bandaro

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN II


UNIVERSITAS ANDALAS
1
2017
KEBIJAKAN OBAT TRADISIONAL
(KOTRANAS)

1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Ruang lingkup
4. Analisis situasi dan kecenderungan meliputi
perkembangan,
kekuatan,kelemahan,peluang,ancaman &
tantangan
5. Landasan kebijakan
6. Strategi
7. Pokok- pokok dan langkah kebijakan
8. Penutup
2
Kebijakan tentang
obat tradisonal secara
menyeluruh dari hulu ke
hilir meliputi budidaya &
konservasi sumber daya obat KOTRANAS ???
kemananan & khasiat OT,
mutu aksebilitas,
penggunaan yg tepat,
pengawasan, penelitian &
pengembangan SDM serta
pemantauan & evaluasi

3
1. LATAR BELAKANG

Kepmenkes
131/Menkes/SK/II
/2004 Sistem
Kesehtan
Nasional (SKN) Kepmenkes
381/Menkes/SK
/III/2007
Tanggal 27
Maret 2007
KOTRANAS
UU 23
1992 ttg
Kesehatan
4
2. TUJUAN KOTRANAS

1. Mendorong pemanfaatan SDA dan


ramuan tradisional

2. Menjamin pengelolaan potensi alam


Indonesia

3. Tersedianya OT yang bermutu,


berkhasiat, aman

4. Menjadikan OT sebagai komoditi


unggul yang memberikan berbagai
manfaat
5
3. RUANG LINGKUP Bahan atau ramuan bahan
KOTRANAS tumbuhan, hewan mineral
termasuk biota laut atau
sediaan galenik yg telah
digunakan secara turun
temurun yg telah uji pra
klinik/klinikseperti obat
Pembangunan herbal terstandar &
bidang OT untuk fitofarmaka untuk
mendukung menjembatani
pembangunan pengembangan OT kearah
pemanfaatan dalam
kesehatan & yankes formal &
ekonomi pemanfaatan sumber daya
alam Indonesia

SDM berkualitas
6
4. ANALISIS SITUASI DAN
KECENDERUNGAN (SWOT)
KOTRANAS

Pembuatan pedoman:
strategi pengembangan OT,
WHO
monografi tumbuhan obat, pedoman
mengenai mutu dan keamanan OT,
CPOTB, cara budidaya & pengumpulan
tumbuhan , Pedoman Monitoring efek yg
tidak diinginkan.

Dilaksanakan pertemuan
pembahasan harmonisasi
standar dan regulasiOT
REGIONAL
7 ASEAN
A. KEKUATAN

Indonesia mega senter keanekaragaman


hayati urutan kedua dunia setelah Brazilia
(jika dihitung biota laut urutan pertama di
dunia)

Negara agraris hutan, area belum banyak


termanfaatkan untuk bahan obat alam

1036 perusahaan OT yg memiliki izin


usaha industri :129 IOT dan 907 IKOT

Penduduk 220 juta jiwa pasar yg sangat


prospektif
8
B. KELEMAHAN

1. Kurang ketersediaan standar & metode evaluasi mutu.


2. Belum dikelola scr optimal & profesional, iklim usaha tidak
kondusif, tak ada jaminan pasar & harga
3. Eksploitasi jenis tumbuhan OT tanpa budidaya
4. Mutu simplisia kurang memenuhi syarat
5. Kurang koordinasi unsur pemerintah, industri pendidikan
& penelitian, petani, provider kesehatan
6. Belum terakomodasi dlm kurikulum FK
7. Pembiayaan kurang untuk penelitian ilmiah
8. Produksi industri bahan baku kurang
9. IKOT dengan fasilitas dan Sumber daya minimal & hanya
69 dari 129 yang bersertifikat CPOTB
10.Industri OT kurang memanfaatkan hasil penelitian
11.Pasar Industri menekankan promosi dibanding dukungan
9 ilmiah
C. PELUANG

Ekspor tumbuhan obat meningkat


(APETO=asosiasi pengusaha eksportir tanaman
obat indonesia & Infromasi Gabngan pengusaha
jamu & OT (GP Jamu)serta Koperasi jamu
Indonesia.

Hasil penelitian ilmiah


Rekomendasi WHO melalui World asembly
penggunaan OT untuk pencegahan & pengobatan
terutama penyakit kronis, degenaratif & kanker
Potensi pasar (220 juta jiwa)

Terbentuk perhimpunan Dokter Indonesia


Pengembang kesehatan Tradisional Timur &
perhimpunan kedokteran & Alternatif Indonesia.
10
D. ANCAMAN DAN
TANTANGAN

• Biopiracy oleh pihak asing, jenis


tumbuhan obat terancam kepunahan
belum sempat diteliti.

• Perlu ada regulasi yg mengatur pertukaran &


pemanfaatan sumber daya alam OT melalui
pembagian keuntungan yg ideal.

• Sebagian OT untuk penyembuhan penyakit


degeneratif tapi harga lebih mahal dari obat
konvesional belum kompetitif rasio biaya &
manfaat
11
5. LANDASAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI SDA indonesia
harus dimanfaatkan
secara optimal

Pemerintah
melaksanakan
LANDASAN ? ? BINDALWAS
secara profesional

Pemerintah memberi
pengarahan OT yang
bermutu aman berkhasiat
sehingga masy. mendapat
informasi yg benar,
lengkap & tidak
12
menyesatkan
6. LANDASAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI

• Mendorong pemanfaatan SDA Indonesia scr


berkelanjutan untuk digunakan sbgai OT demi
peningkatan yankes & ekonomi

• Menjamin OT yg aman, bermutu & bermanfaat serta


melindungi masyarakat dari penggunaan OT yg tidak
tepat.

• Tersedianya OT yg memiliki khasiat nyata yg teruji scr


ilmiah & dimanfaatkan scr luas baik untuk pengobatan
sendiri dlm yankes formal

• Mendorong perkembangan dunia usaha di bidang OT yg


bertanggung jawab agar mampu menjadi tuan rumah di
negeri sendiri & diterima negara lain
13
7. POKOK – POKOK DAN
LANGKAH KEBIJAKAN

a. Budidaya & Konservasi sumber daya obat


tradisional
b. Keamanan & Khasiat Obat Tradisional
c. Mutu Obat Tradisional
d. Aksesibilitas
e. Penggunaan yang tepat
f. Pengawasan
g. Penelitian dan pengembangan
h. Industrilisasi OT
i. Dokumentasi & Data base
j. Pengembangan SDM
k. Pemantauan & Evaluasi
14
A. Budidaya & Konservasi
sumber daya OT
Langkah kebijakan:
1. Peningkatan
Sasaran pengembangan lintas
Tersedianya scr program untuk
berkesinambun penetapan komoditas &
gan bahan baku pengembangan
OT yg tumbuhan obat
memenuhi unggulan
standar mutu 2.peningkatan SDM
yg dapat dgn pendidikan
dimanfaatkan &pelatihan untuk
untuk yankes & menyediakan SDM
kesejahteraan kompeten dlm
masyarakat penyediaan bahan alam
15
untuk bahan baku OT
CON’T

3. Peningkatan daya mutu melalui Good Agriculture Practices,


Good Agriculture Collecting Practices (GACP) & (SOP)
4. Pelaksanaan survei dan evaluasi
5. Pemetaan kesesuaian lahan
6. Pelaksanaan konservasi untuk mencegah kepunahan
7. Pemberdayaan masyarakat dalam keg budidaya & konservasi
SDA.
8. Pembentukan Bank Plasma Nuftah/sumber genetik tumbuhan
obat.

16
B. KEAMANAN DAN
KHASIAT OT
Langkah kebijakan:
1. Pengembangan
inventarisasi data uji
praklinik
2. Penapisan berdasarkan
Sasaran data uji praklinik & data
ekonomi.
OT yg beredar
memenuhi 3. Pengembangan uji klinik
persyaratan thdp tumb obat /ramuan
keamanan & hasil penapisan.
khasiat. 4. Pembentukan forum
komunikasi lintas sektor &
program antara pemerintah
pusat, propinsi , kabupaten
17
kota dan institusi terkait.
C. MUTU OBAT
TRADISIONAL
Langkah kebijakan:
1.Penyusunan spesifikasi
tumbuhan obat.

2.Penyusunan spesifikasi &


standar bahan baku/revisi
Sasaran materia Medika Indonesia.
OT &
bahan OT 3. Penyusunan spesifikasi &
yg beredar standar sediaan galenik
memenuhi
4. Penyusunan & penerapan
persyarata sistem mutu untuk penanganan
n mutu. pasca panen & pengolahan
produk

18
5. Penyusunan Farmakope OT
Indonesia
D. AKSESIBILITAS
Langkah kebijakan:

1.Pengembangan industri OT dalam


negeri
Sasaran
Sarana pelayanan 2. Pengupayaan akses khusus (Special
Acces) OT yg dilindungi penyakit ,
kesehatan & krn obat konvensional yg ada
masyarakat dapat belum terbukti efektif.
memperoleh OT yg 3. Pengembangan , perlindungan &
telah memenuhi pelestarian ramuan tradisional yg
terbukti manfaat dgn
keamanan & mutu memperhatikan hak 2 masyarakat
seta terbukti asli/masyrakat lokal sbg pemilik
ramuan tsb.
khasitanya sesuai
kebutuhan dgn 4. Pemanfaatan Taman Obat
Keluarga (TOGA) dlm upaya
harga yg pemeliharaan kesehtan,
terjangkau. pencegahan penyakit &
pengobatan penyakit yg sederhana
19
E. PENGGUNAAN YANG TEPAT

Sasaran:
Penggunaan OT dlm jumlah jenis, bentuk
sediaan, dosis, indikasi & komposisi yg tepat
disertai informasi yg benar, lengkap & tidak
menyesatkan.

Langkah kebijakan:
1.Penyediaan infromasi OT yg benar, lengkap & tidak
menyesatkan.
2.Pendidikan & pemberdayakan masyarakat untuk penggunaan
OT scr tepat & benar.
3.Penyusunan peraturan untuk menunjang penerapan berbagai
langkah kebijakan penggunaan OT yg tepat.
4. Pelaksanaan komunikasi, informasi & edukasi untuk
20 menunjang penggunaan OT yang tepat
F. PENGAWASAN

Sasaran:
masyarakat terlindungi dr OT yg tidak
memenuhi persyaratan.

Langkah kebijakan:
1.Pelaksanaan penilaian & pendaftaran OT
2.Pelaksanaan perizinan & sertifikasi sarana produksi
3.Pengujian mutu dgn laboratorium yg terakreditasi.
4.Pemantauan penandaan & promosi OT
5.Peningkatan surveilan & vijilan pasca pemasaran OT
yg diintregasikan dgn obat
21
G. PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Sasaran:
Peningkatan penelitian dibidang obat
tradisonal untuk menunjang penerapan
KOTRANAS

Langkah kebijakan:
1.Pelaksanaan identifikasi penelitian yg relevan &
Penyusunan prioritas dgn mekanisme kerja yg erat antara
penyelenggara upaya Pengembangan OT dan yankes formal
dgn penyelenggara penelitian & pengembangan.
2. Peningkatan koordinasi & sinkronisasi penyelenggaraan
penelitian tmsk penetapan penelitian antar berbagai lembaga
penelitian
3.Peningkatan kerjasama internasional di bidang penelitian &
pengembangan OT
22
H. INDUSTRIALISASI OT

Sasaran:
Pengembangan industri OT sbg bagian
intregal dari pertumbuhan ekonomi nasional

Langkah kebijakan:
1.Pembentukan aliansi strategis dlm pengembangan OT.
2.Penciptaan iklim yg kondusif bg investasi di bidang industri
obat tradisional melalaui pemberian instensif kebijakan
perpajakan & perbangkan serta kepastian proses perizinan.
3.Penyiapan peraturan yg tepat untuk menjamin perkembangan
dunia usaha OT.
4. Peningkatan promosi OT melalui pameran & ekspor di
tingkat nasional dan internasional
23
I. DOKUMENTASI DAN
DATABASE
Sasaran:
Tersedianya database yang terkini dan
lengkap guna menunjang pengembangan obat
tradisional

Langkah kebijakan:

1.Pengumpulan & pengolahan data yg meliputi berbagai jenis


data yg berkaitan dgn pengembangan OT.
2.Pengkajian & analisis data ilmiah & empiris mengenai
khasiat & keamanan OT.
3.Pembuatan Bank data yg mencakup seluruh aspek OT
Indonesia
4. Pertukaran informasi scr elektronik & bentuk cetakan.
5.Pelayanan informasi termasuk informasi & konsultasi usaha

24
J. PENGEMBANGAN SDA

Sasaran:
tersedianya SDM yg menunjang pencapaian
tujuan Kontranas

Langkah kebijakan:

1.Pengintregasian Kontranas & berbagai aspek obat tradisional


kedalam kurikulum pendidikan & pelatihan tenaga terkait
terutama pd pendidikan kedokteran.
2.Pengintregasian kedalam kurikulum pendidikan
berkelanjutan organisasi profesi terkait.
3.Peningkatan kerjasama nasional & internasional untuk
pengembangan SDM.
25
K. PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
Sasaran:
Menunjang penerapan Kotranas melalui pembentukan
mekanisme pematauan & evaluasi kinerja serta dampak
kebijakan guna mengetahui hambatan & penerapan
strategi yg efektif

Langkah kebijakan:
1. Pemantauan & evaluasi dilakukan secara berkalan paling
lama setiap 5 tahun
2. Pelaksanaan & indikator pemantauan mengikuti pedoman
yg ditetapkan & dapat bekerjasama dgn pihak lain
3. Pemanfatan hasil pemantauan & evaluasi untuk tindak
lanjut berupa penyesuaian kebijakan

26
PENUTUP

1. Pedoman & arah dlm bertindak dari


berbagai pemangku kepentingan di
bidang OT nasional.

2. Pelaksanaan memerlukan
pengorganisasian, penggerakan,
pemanantauan, pengawasan,
pengendalian & evaluasi.

3. Keberhasilan tgt pd moral, etika,


dedikasi,kompetensi, intregritas, kerja
keras & ketulusan segenap pemangku
27
kepentingan di bidang OT

Anda mungkin juga menyukai