BAB II Dokep Gadar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Keperawatan Gawat Darurat


Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus
mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan
rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan
tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang
akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam
hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan
pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat
kontribusi profesional mereka.

2. Standar Keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya
memegang tanggung jawab, dan didevinisikan sebagai cara seorang perawat yang
bijaksana akan memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Pada
tahun 1983, emergency nurses association (ENA) membuat standar keperawatan
untuk semua perawat profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat.
Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah
kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien
yang merugikan.

3. Rekam Medik
Catatan rekam medik memiliki 3 manfaat utama:
1). Rekam medis gawat darurat adlah catatan penting informasi pasien yang
berguna untuk diagnosis dan pengobatan
2). Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk intitusi
3). Rekam medis merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi
mungkin saja diperlukan tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti
untuk investigasi forensik yang melibatkan pernyataan korban, mekanisme cedera,
pola luka dan sebagainya.

4. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu
cara terbaik bagi perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena
kelalaian dalam pemberian perawatan
Pemahaman perawat dalam tanggung jawab profesionalnya yang dicapai
dengan pembelajaran standar spesialis nasional, akan meningkatkan apresiasi
mereka terhadap nilai dokumentasi sebagai alat pembuktian bahwa perawat telah
memenuhi tugas-tugasnya

5. Nilai Kemanusiaan Dan Advokasi Perawat Di Unit Gawat Darurat


Nilai kemanusian merupakan ide mendasar di balik peran perawat gawat
darurat sebagai advokat pasien. Penunjukan rasa hormat terhadap martabat
manusia, menghormati nilai kemanusian salah satu aspek dari tugas perawat
sebagai advokat klien. Melindungi kerahasian dan keselamatan pasien dan juga
melindungi dari praktik medik yang tidak aman, seperti intruksi yang
membahayakan dan seuatu respon obat yang tidak tepat.

6. Pengunaan Diagnosis Keperawatan Di Unit Gawat Darurat


Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu perawat
mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosisi keperawatan.
Berdasakan fakta bahwa diagnosis keparawatan adalah koponen dari proses
keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui north american nursing diagnosis
assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA core Curriculum pada 1987.
Berikut contoh diagnosis keperawatan di UGD:
Pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif,
menunjukkan gejala sesak nafas. Hasil penkajian perawat adalah adanya ronchi dan
mengi, kaki kardia batuk dengan sputum berbiuh serta cemas dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan kongeti pulmonal
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongeti pulmonal.

7. Pengkajian dan komunikasinya


Berdasar kan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakuka
triase untuk semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan
berdssarkan kebutuhan fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang
memengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA 1995)
a. Proses triase
Prosses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut:
1). Waktu dan datangnya alat komunikasi
2). Keluhan utama
3). Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
4)penempatan di area yang tepat,ddl

b. Wawancara triase yang ideal


wawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut:
1). Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan
2). Keluhan utama
3). Riwayat singkat
4). Pengobatan
5) Alergi
6). Tanggal imunisasi tetanus terakhir
7). Tanggal menstruasi terkhir bagi wanita usia subur (jika perlu)
8). Penkajian TTV dan berat badan
9). Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan

8. Perencanaan dan Kolaborasi


Sumber praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan menyatakan
perawat gawat darurat harus merumuskan rencana asuhan keperawatan yang
komprehensif untuk pasien UGD dan berkolaborasi dalam perumusan keseluruhan
rencana perawatan pasien (ENA 1995).

9. Langkah- Langkah Di Unit Gawat Darurat


1). Kesiapan
Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat
harus siap diri untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan
terjadi di lingkungan ini. Perawat harus melakukan hal berikut diawal setaiap jam
yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan
gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat berfungsi
dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya)
2). Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat
darurat harus mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri
sendiri, dan orang lain yang ada di UGD tersebut.

10. Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi
menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana perawatan
berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan diagnosis medis (ENA
1995)
Berikut ini beberapa contoh tindakan perawat gawat darurat dalam
pendokumentasian:
1). pemberian obat
Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM, jumlah dan jenis obat.
2). selang nasogastrik
Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk warna dan
jumlah haluaran.
3). akses IV
Ketika pemasangan IV perawat harus mendokumentasikan bahwa teknik aseptik
sudah di gunakan,darah belum di ambil, tidak ada pembengkakan atau kemerahan
yang terjadi pada daerah penusukan jarum.
11. Evaluasi Dan Komunikasi
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi,perawat gawat
darurat harus mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan
respon pasien yang dapat diopservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA 1995)

DAFTAR PUSTAKA

Lier Patricia W, 2004, Dokumentasi Keperawatan, Jakarta ; EGC


Sadler, Marry kathryn, 1999, Proses Keperawatan, jakarta ; EGC

Anda mungkin juga menyukai