Anda di halaman 1dari 32

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ayu Olyvia 06131181621007

Bella Putri Trisna 06131281621021

Desta Nirwana H 06131181621001

Dhiaz Awilbilaldi 06131181621005

Meli Krisnawati 06131181621015

Riska Rindyani P 06131181621099

Yosep Hubertus 06131281621030

Dosen Pengasuh:

Dra. Toybah, M.Pd.

Vina Amalia Suganda, M.Pd.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya

2019

1|Kelompok 6
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai tugas yang diberikan dari mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini kami sadarai masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharap kepada para pendidik khususnya dan para pembaca umumnya
untuk memberikan saran dan kritik, dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.

Indralaya, 26 Februari 2019

Tim Penyusun

2|Kelompok 6
Daftar Isi

Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang..........................................................................................................................4
Rumusan
Masalah.....................................................................................................................................4
Tujuan.......................................................................................................................................4
Bab II
Pembahasan
Pengertian Keterampilan Belajar.............................................................................................5
Macam-macam Keterampilan Belajar.....................................................................................6
Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran.............................................................6
Keterampilan Memimpin Kelompok Kecil............................................................................12
Keterampilan Mengadakan Variasi........................................................................................18
Keterampilan Menjelaskan.....................................................................................................19
Keterampilan Bertanya...........................................................................................................20
Keterampilan Memberi Penguatan.........................................................................................20
Keterampilan Mengelola Kelas..............................................................................................22
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan....................................................27
Bab III
Penutup
Kesimpulan............................................................................................................................31
Daftar Pustaka........................................................................................................................32

3|Kelompok 6
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami suatu
peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-faktor penunjang
misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah
dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang
yang penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran dapat juga mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan
peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan
tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan
mengajar. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang guru. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola
kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi
oleh semua guru.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas mengenai keterampilan
dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan memiliki kemampuan untuk
menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut secara utuh dan terintegrasi dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.

B. Rumusan Masalah

 Apa definisi keterampilan dasar mengajar?


 Apa macam-macam keterampilan dasar mengajar?
 Bagaimana tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk memaparkan definisi keterampilan dasar mengajar.
 Untuk memaparkan macam-macam keterampilan dasar mengajar.
 Untuk memaparkan tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar.

4|Kelompok 6
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.[1] Sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali
mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara
paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju
bahwa “teaching is the guidance of learning”, mengajar adalah bimbingan kepada siswa
dalam proses belajar.
Alvin W.Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations(penghargaan)
dan knowledge.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan
atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas
mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat
mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas
mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
pengajar, yaitu:
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan
siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam
mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan dan nilai-nilai.

5|Kelompok 6
B. Macam-macam Keterampilan Dasar
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Keterampilan membuka pelajaran

Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan
guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri
siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful Bahri (2010:138-139) mengemukakan bahwa
keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental dan
menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Membuka
pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya
terpusat pada bahan yang akan dipelajarinya sehingga memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar. (Abdul Majid, 2015:242)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa


membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana
siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari
seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal
pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses dan tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya
dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada setiap kegiatan inti pembelajaran.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
menarik perhatian siswa, memberi acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran
yang akan dikuasi oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.

Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran,


maka kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat
adminitrasi:

1. Mengecek kehadiran siswa


2. Menyiapkan alat-alat pelajaran
3. Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi.

6|Kelompok 6
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali pembelajaran,
belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara
optimal.Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain untuk mempersiapkan
hal-hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya
mengkondisikan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan inti pembelajaran.

Tujuan keterampilan membuka pelajaran

Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Membangkitkan motivasi dan perhatian.


2. Membuat anak memahami bentuk tugas
3. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki /
diketahui dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan.

Berikut ini terdapat contoh kegiatan membuka pelajaran (set induction) pada pengenalan
konsep baru: “Guru: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu
pokok bahsan baru, yakni tentang “bangun datar”. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut
topik itu, cobalah perhatikan dahulu kedepan.gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu
Indra! Dan seterusnya.”

Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru harus
melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan itu meliputi:

1. Menarik Perhatian Siswa

Cara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 Mengubah gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar
guru, seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya. Misalnya:Guru bisa
berdiri di depan, kemudian berdiri di belakangSuara yang biasa keras, diubah menjadi
suara yang pelan dan bercerita.

7|Kelompok 6
 Penggunaan alat bantu mengajar atau media pengajaran, seperti gambar, model dan
skema. Selain dapat menarik perhatian, alat bantu mengajar tersebut memungkinkan
terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
 Pola interaksi yang bervariasi, seperti guru-siswa, siswa-siswa, maupun siswa-guru.
Misalnya:Jika guru biasa berbicara kepada siswa, maka diubah menjadi siswa yang
berbicara kepada guru, atau dapat juga antara siswa dengan siswa lainnya.
 Jika guru biasa melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kelompok besar atau kelas,
maka diubah dalam bentuk kelompok kecil atau individual.

2. Menimbulkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
 Kehangatan dan keantusiasan
 Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya, dapat mendorong
tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan
timbul.
 Menimbulkan rasa ingin tahu
Menimbulkan rasa ingin tahu siswa dapat dilakukan dengan cara melontarkan/
mengemukakan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah atau kondisi diri
dari kenyataan sehari-hari. Contohnya jika transmigrasi dapat meningkatkan
kemakmuran penduduk, mengapa banyak penduduk di Pulau Jawa tidak mau
transmigrasi.
 Memerhatikan minat siswa. Minat juga merupakan sumber motivasi yang dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan gairah belajar anak didik. Memerhatikan minat
siswa dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa
karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan
sebagainya.
 Memberi Acuan. Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara
spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh
gambaran yang jelas menegnai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu, cara yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Mengemukakan tujuan dan batas tugas. Hendaknya guru mengemukakan tujuan
pelajaran terlebih dahulu dan batas tugas yang dikerjaikan siswa. Misalnya guru

8|Kelompok 6
mengatakan, “Hari ini kita akan membahas rata-rata hitung, dan setelah itu kalian
diminta mengerjakan soal atau menghitung rata-rata kenaikan harga barang selama
satu tahun”. Dalam memberi acuan guru juga memberi pendekatan cara
menghitungnya. Misalnya dalam contoh diatas guru mengatakan menggunakan rumus
yang sudah disederhanakan.Contoh lainnya, guru menyuruh siswa belajar mengarang
cerita dengan memerhatikan tiga buah gambar. Kemudian berdasarkan gambar
tersebut, guru menyuruh siswa untuk menulis suatu cerita yang panjangnya lebih
kurang 100 kata.
 Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan. Tujuannya dari cara ini adalah
agar dalam pelajaran, siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika
guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.Misalnya guru
memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan pada temperatur berapa derajat
celcius air mendidih dengan menggunakan langkah:Mengukur temperatur yang belum
dipanasi, Nyalakan lampu spiritus dan panaskan air dalam gelas tersebut, Jika air
sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang terlihat pada termometer.
 Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahasMisalnya dengan mengingatkan
siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media,
hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukkan juga hak negatif yang hilang atau kurang
lengkap.Contohnya memeriksa bahan-bahan tersebut dan tentukan mengapa beberapa
batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain
tidak.
 Mengajukan pertanyaan. Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan
mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contohnya sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk, guru
mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang
digambarkan oleh film tersebut.
 Membuat Kaitan. Jika guru mengerjakan materi baru, guru perlu menghubungkan
dengan hal yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhannya
untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan
kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.Berikut adalah contoh usaha guru untuk
membuat kaitan. Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana
materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti materi
pelajaran terdahulu secara singkat. Setiap saat guru dapat meminta sumbangan pikiran

9|Kelompok 6
anak didik, hal ini berarti guru harus memberi penguatan sekaligus membuat kaitan
kogntif. Komentar yang bertujuan kembali pada batas tugas adalah juga merupakan
usaha membuat kaitan.Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan
pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan
dengan pengetahuan lama. Contohnya guru bertanya untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.Cara menjelaskan
konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.

2. Keterampilan Menutup Pelajaran

Pengertian keterampilan menutup pelajaran

Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-
pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan
menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan
cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan
menutup pelajaran bukan hanya diakhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok
pembahasan selama satu jam pelajaran.Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar.Kegiatan ini
cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja
tidak dilakukan.

Tujuan menutup pelajaran

Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk:

1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta
didik
2. Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
3. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar

Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran

Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan, guru harus melakukan
penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
Secara umum komponen menutup pelajaran ada tiga, yaitu sebagai berikut:

10 | K e l o m p o k 6
1. Meninjau Kembali (Review)

Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal
yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta apakah inti pelajaran
yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum.Hal ini dapat dilakukan setiap saat
selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.

 Kegiatan ini meliputi:

Membuat ringkasan atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses KBM),
dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat
bisa mempelajari kembali.Membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilakukan secara
tertulis daripada secara lisan.Dengan melalui beberapa pertanyaan atau setelah membahas
bagian-bagian dari satu topik, anak didik dapat diminta mengungkapkan kembali bahan
pelajaran yang baru saja didiskusikan.

2. Mengevaluasi (Menilai)

Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga melakukan


evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi merupakan salah
satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh
terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi. Bentuk-bentuk
evaluasi dapat dilakukan dengan:Meminta anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang
baru saja dipelajari. Misalnya setelah selesai mengarang puisi, guru dapat meminta siswa
untuk membacakannya di depan kelasMeminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide
yang baru pada situasi lain yang berbeda.

3. Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.

Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru
atau siswalain. Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif.

4. Menyatakan masalah yang dibahas.

Dalam hal ini guru meminta siswa untuk memberikan pendapatnya tentang masalah yang
baru saja dibahas, baik itu pendapat perorangan maupun pendapat kelompok.

5. Memberikan Tindak Lanjut

11 | K e l o m p o k 6
Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara
memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan lanjutan terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memanfaatkan
pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep dalam rangka mengaplikasikan
pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis.Misalnya tindak lanjut
berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan
observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau kegiatan lain atau sejenisnya.

2. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil

Pengertian keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil

Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “Diskusi kelompok adalah suatu proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan
atau memecahkan suatu masalah”.Depdikbud merumuskan pengertian diskusi kelompok
adalah siswa melaksanakan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru
atau temannya untuk berbagi informasi, memecahkan masalah atau mengambil keputusan
(1985).Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi
termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

Karakteristik diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).

2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung,

artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang
dansaling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.

3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.

12 | K e l o m p o k 6
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk
mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.Diskusi dalam
kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi pada umumnya,
seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil,
ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman dari siswa dalam kelompok
tersebut.

Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari
pihak manapun untuk turun rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman,
untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya masalah yang
didiskusikan.Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa didorong
untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi, saling menghargai,
dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang dikesankan terlalu
mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan diskusi siswa dan guru
sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran
aktif.

Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan diskusi terutama
setiap individu dapat membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda dengan temannya
yang lain, membandingkan interpretasi maupun informasi yang diperoleh. Dengan demikian
melalui kegiatan diskusi yang dikembanghkan dalam pembelajaran setiap individu siswa
dapat saling melengkapi, memperbaiki, sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.

Tujuan dan Manfaat Diskusi

Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan kepada


siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa menagjukan
pendapat, saling tukar pemikiran untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang
dilakukannya. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :

1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat
yangdikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung

13 | K e l o m p o k 6
jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam
kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemampuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang
dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian
dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

Langkah-langkah Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi dalam proses pembelajaran termasuk ke dalam satu jenis metode


pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya
proses pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk
terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif untuk mencapai tujuan (kompetensi)
pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu agar kegiatan agar kegiatan diskusi dapat
berjalan dengan lancar, maka dalam melaksanakan kegiatan diskusi tersebut harus
memperhatikan atau mengikuti beberapa aspek berikut :

1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya
antaralain : merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan, mengembangkan
masalah, catat kesalahan yang menyimpang.
2. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas,
menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Untuk
memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru
dapat melakukan hal-hal berikut :
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi
jelas
dipahami oleh seluruh peserta diskusi.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk lebih
memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang
disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih
memperjelas terhadap ide yang disampaikannya itu.

14 | K e l o m p o k 6
d. Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang
dikemukakanmemiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah
disepakati. Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing
berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya
pimpinan diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan
terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama dan mana yang tidak
disepakati secara bersama, sehingga dari diskusi tersebut menghasilkan
kesimpulan bersama.
e. Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa
pertanyaanmenantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh
verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat
peserta didik yang penuh perhatian.
3. Meningkatkan partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta didik) ikut aktif
turunrembug dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang perlu ditempuh guru
atau pemimpin diskusi, anatara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau
mengajukan gagasan.
b. Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non verbal
dimana
melalui contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk berpikir.
c. Menghangatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang
memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat di antara sesama anggota
kelompok.
d. Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa dihargai dan
dengandemikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi
memberikan pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan.
4. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan
memancingsemangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang
belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang
dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap anggota kelompok dapat
dilakukan hal-hal berikut :
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatanmenyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong
untuk mengeluarkan buah pikirannya.

15 | K e l o m p o k 6
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja,
dengan
cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap
pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain
sehinggaterjadi komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi.
d. Menghindari respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa secara
individudapat mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya.
5. Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun kegiatan-
kegiatanyang harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam menutup
diskusi antara lain:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang
dihasilakandari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah
dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada
pertemuan berikutnya.
c. Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan,seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain
sebagainnya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui
dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya
dalam kegiatan diskusi tersebut.

Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil

Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:

1) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yanglebih baik

2) Termotivasi oleh kehadiran teman

3) Mengurangi sifat pemalu

4) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok

5) Meningkatkan pemahaman diri anak

16 | K e l o m p o k 6
6) Melatih siswa untuk berfikir kritis

7) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya

8) Melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa

Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil

1) Waktu belajar lebih panjang

2) Dapat terjadi pemborosan waktu

3) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif

4) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi

5) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti

kegiatan pembelajaran

Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa,
dan membagi perhatian pada semua kelompok.Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak
hanya pengetahuan siswa yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa
kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi
kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi
kelompok.

 Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah :

1) Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.

2) Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan

jawaban yang terlalu banyak.

3) Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.

4) Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak
relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.

5) Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang

17 | K e l o m p o k 6
sebetulnya tidak penting.

6) Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka

mencapai tujuan diskusi.

7) Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.

8) Gagal menutup diskusi dengan efektif.

3. Keterampilan mengadakan variasi


a. Pengertian
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru
dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan
rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa
bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar
dapat berlangsung secara efektif.
b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :
1. Menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses belajar
2. Mempertahankan kondisi optimal belajar
3. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1. Variasi dalam penggunaan media
2. Variasi dalam gaya mengajar
3. Variasi dalam penggunaan metode
4. Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
1. Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
2. Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
3. Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta didik

4. Keterampilan menjelaskan
a. Pengertian

18 | K e l o m p o k 6
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan
belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami para peserta didik.
b. Prinsip-prinsip menjelaskan ;
1. Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2. Penjelasan harus diselingi tanya jawab
3. Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
4. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
5. Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6. Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan
c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4. Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5. Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan

5. Keterampilan Bertanya

Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan.
Pertanyaan nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Maka dari
itu seorang guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.
Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:

19 | K e l o m p o k 6
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tau anak
2. Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
4. Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan pembelajaran.
5. Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
6. Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
8. Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
10. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.


Bertanya saja memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses
pembelajaran khususnya sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari
pertanyaan yang disampaikan dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat menjadi
pondasi awal untuk menjadikan siswa belajar secara aktif. Lalu apa sajakah teknik yang perlu
diketahui oleh guru dalam bertanya, sebagai berikut:

 Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa, kemudian
memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab soal
 Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
 Mempersilahkan siswa untuk menjawab
 Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.

Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar

 Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat


 Memberikan acuan
 Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
 Pemindahan giliran menjawab
 Penyebaran pertanyaan
 Pemberian waktu berfikir
 Pemberian tuntunan

6. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan merupakan segala respon yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam
segala bentuk baik itu verbal maupun tingkah laku dalamrangka untuk mendorong atu
mengkoreksi setiap sikap dan perbuatan yang ditampilkan oleh siswa.

20 | K e l o m p o k 6
Jadi tujuan dari penguatan adalah :

 Meningkatkan perhatian dari siswa : Dengan memberikan pengutan kepada siswa, hal
tersebut akan membuat siswa merasa diperhatikan. Dengan seiring berjalannya waktu
jika penguatan dilakukan secara kontinu (berkelanjutan) akan membuat siswa juga
meningkatkan perhatian kepada pembelajaran dari guru.
 Membangkitkan dan memilihara motivasi belajara : Pengutan nyatanya akan
memberikan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini karena siswa mendapatkan perhatian
dari guru, jika salah siswa akan mendapatkan koreksi jika benar ia akan mendapatkan
dorongan.
 Memudakan siswa untuk belajar : Penguatan dapat memberikan siswa kemudahan
untuk belajar, hal ini karena mereka merasa nyaman mendapatkan perhatian dari guru.
 Meminimalisir tingkah laku negatif dan membina tingkah laku positif siswa :
Ketika siswa salah diberikan penguatan yang bertujuan agar siswa tidak mengulangi
kesalah itu lagi, sebaliknya jika siswa sudah membuat suatu hal yang benar maka
penguatan positif dapat mendorong siswa untuk membina tingkah laku terseut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan

Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon kepada
setiap tingkah laku dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik, memberikan
pengutan yang salah dapat membuat perkembangan siswa menjadi terganggu. Maka dari itu
ada hal hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan, diataranya yaitu:

 Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina, dibentak,
atau dimarahi secara berlebihan.
 Berikan kehangatan dalam penguatan.
 Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
 Bermakna
 Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau bahasa
tubuh
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal

Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan.
Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan, dan sebagainya. misalnya :

 itu bagus,
 aku setuju dengamu,
 aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
 apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
 kmau adalah murid yang cerdas
 itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
 aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.
 Dll

21 | K e l o m p o k 6
2. Penguatan non Verbal

Penguatan ini meliputi:

 Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan wajah,tatapan
mata yang tajam, dll.
 Penguatan dengan cara menekati
 Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa
mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk
mengajari teman lainnya (make it fun).
 Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
 Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa
jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh menyalahkan "iya kamu salah" tetapi dapat
menggantinya dengan "iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi".

7. Keterampilan Mengelola Kelas


A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut
weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter
(authority approach), pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi
tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach) pengelolaan kelas
adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan
memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber).
Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang
dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai
aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana
menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada
pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas
merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilaku yang bersifat
positif dari siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau
memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan megembalikan ke kondisi optimal jika terjadi
gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.

22 | K e l o m p o k 6
B. Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas
Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk
siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud:
a) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya
serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
b) Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas,
dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang
wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.

 Tujuan untuk guru:


Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya
dalam:
a) Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian
dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
b) Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di
dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa
c) Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan gangguan-
gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan
strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang
berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di kelas.

C. Komponen Pengelolaan Kelas


Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat preventif)
a) Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan
tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya
sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan inidapat
ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut.

23 | K e l o m p o k 6
 Memandang Secara Saksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak
pandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk
bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan. Memungkinkan guru
meliput keterlibatan siswa dalam tugas di kelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk
memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.

 Memberikan Pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan, baik berupa
tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui
pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi
respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi
guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.

 Gerak Mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan,
minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak
mendekati hendaklah dilakuan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau
member kritikan dan hubungan. Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada
siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau
sedang marah.

 Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa


Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan, guru dapat
member reaksi dalam bentuk teguran. Dengan adanya teguran menandakan adanya guru
bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran
yang tepat. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula
sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.

b) Membagi Perhatian

24 | K e l o m p o k 6
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
 Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak
kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan
koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang
mengganggu.

 Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan sebagainya terhadap aktivitas
seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.
Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.

c) Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru mampu
memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara :
 Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau
topik pelajarannya.Bertujuan untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa. Misalnya :
“ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan
daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
 Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang
dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas. Misalnya dengan meminta
kepada siswa untuk memperagakan, melaporkan, dan memberi respons. Komunikasi yang
jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam
mempertahankan pusat perhatian siswa.

d) Memberikan Petunjuk yang Jelas

25 | K e l o m p o k 6
Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat
dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada siswa. Petunjuk yang diberikan
harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan
tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.

e) Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok dalaam kelas,
hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
 Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta pada tingkah lakunya yang
menyimpang
 Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.
 Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
 Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi
hanya sifatnya mengingatkan

f) Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan
pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
 Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan
”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “
menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan
yang wajar tadi dapat terulang.
 Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah
laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal


Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan
gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon
yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau
orang tua siswa.

26 | K e l o m p o k 6
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap problema
siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat
strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus
menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut
adalah :
a) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut
dengan mengaplikasiakan pemberian penguatan secara sistematis.

b) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :


 Memperlancar tugas-tugas : Mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam
pelaksanaan tugas.
 Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : Memelihara dan memulihkan semangat
siswa dan menangani konflik yang timbul.

c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang
muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan
tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


A. PengertianKeterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu
yang berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan
skill dan koordinasi informasi yang dipelajari.

Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar, yang
merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid


dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam mengajar
perorangan adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara
individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin

27 | K e l o m p o k 6
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik
dengan peserta didik.

Sesuai dengan makna yang tersirat di dalam kata kelompok kecil dan perorangan,
maka secara fisik yang menandai bentuk pengajaran ini adalah terbatasnya jumlah siswa yang
dihadapi guru, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil dan tentu saja
hanya seorang untuk perorangan.Ini tidaklah berarti guru hanya menghadapi satu kelompok
atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak kelompok dan
banyak siswa yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara
kelompok dan perorangan.

B. Tujuan Penggunaan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan


1. Tujuan
 Secara umum tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah :

a) Mengaktifkan siswa belajar.


b) Agar terjadi interaksi dalam belajar yang bervariasi, yaitu guru-siswa, siswa-siwa.
Siwa-guru, dan seterusnya.
c) Agar siswa dapat mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan, minat dan
kecepatannya sendiri.
d) Siswa yang mempunyai masalah dalam belajar karena mereka berada dalam susasana
hubungan interpersonal yang sehat dan akrab.

 Adapun beberapa tujuan Keterampilan mengajar perorangan berikut ini :

a) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik.
b) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
d) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik, maupun
antar peserta didik

 Adapun tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil adalah

a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok

28 | K e l o m p o k 6
b) Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan
cara hidup secara rasional dan demokratis
c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap sosial dan
semangat gotong royong.
d) Penggunaan dalam Kelas
e) Variasi Pengorganisasian

Memberikan perhatian yang wajar pada perbedaan individual siswa dalam bentuk
kelompok pengajaran kecil dan perorangan menuntut perubahan, baik dalam pengelolaan
kelas maupun dala peran guru. Kalau selama ini guru hampir selalu menghadapi siswa dalam
kelas besar, kini disediakan kesempatan bagi siswa untuk bekerja di dalam kelompok kecil
dan bila perlu secara perorangan.

Berbagai organisasi pengorganisasian dapat digunakan untuk maksud tersebut yang tentu
saja harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, hakikat materi, kemampuan siswa,
kemampuan guru mengelola, serta fasilitas yang tersedia.

C. Komponen Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.


Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:

a) Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:

1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,


2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. Merespon secara positif pendapat siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian,
serta
7. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu
menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.

b) Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:

29 | K e l o m p o k 6
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. Membentuk kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan kegiatan,
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

c) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan


cara:

1. Memberi penguatan secara tepat,


2. Melaksanakan supervisi proses awal,
3. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. Melaksanakan supervisi pemaduan.

d) Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan


dengan cara:

1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,


2. Merancang kegiatan belajar,
3. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri (Sofa, 2010).

30 | K e l o m p o k 6
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh
semua guru, baik guru SD, SMP, SMA maupun dosen di PT. Jadi guru haruslah menguasai
semua ketrampilan dasar mengajar bukan hanya ketrampilan membuka dan menutup
pelajaran. karena semua ketrampilan itu saling berhubungan. Jika seorang guru hanya
terampil dalam satu atau dua saja ketrampilan dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar
mengajar tidak akan maksimal. Selain itu dengan terampil dalam mengajar akan berdampak
baik pada semuanya bukan hanya siswa saja tetapi juga akan berdamapak baik kepada guru
itu sendiri.
Macam- macam keterampilan dasar mengajar ada 8 yaitu:
a. Keterampilan Bertanya
b. Ketrampilan Memberikan Penguatan
c. Ketrampilan Mengadakan Variasi
d. Ketrampilan Menjelaskan
e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
f. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
g. Ketrampilan Mengelola Kelas
h. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan pengetahuan
yang lebih kepada pendidik mengenai keterampilan mengajar. Selain itu keterampilan dasar
mengajar juga berperan penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga terhadap proses
pembelajaran.

B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan. Menyadari
kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati untuk memberikan segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca bagi kesempurnaan makalah ini.

31 | K e l o m p o k 6
Daftar Pustaka

Hasibuan & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan Keterampilan
Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.

Rhezi. “Keterampilan Dasar Mengajar” dalamhttp://rheziak.blogspot.co.id/2015/07/ diakses


13 September 2016 pukul 10:02

https://lenovialola.wordpress.com/2017/01/14/makalah-keterampilan-membuka-dan-
menutup-pelajaran/

http://makalahpendidikanagamaislamtarbiyah.blogspot.com/2015/06/membimbing-diiskusi-
kelompok-kecil.html

Asril, Zainal. 2010. Microteaching. Padang. PT. Raja Grafindo Persada.

http://makalahkumakalahmu.net/2008/10/31/keterampilan-mengelola-kelas/

Adikara,Irvin. 2008. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.(online),


(http://irvinadikara.blogspot.com/2008/02/mengajar-kelompok-kecil-dan-perorangan.html,

Sofa. 2010. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan,(online),


(http://massofa.wordpress.com/2010/01/25/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil-dan-
perorangan/

32 | K e l o m p o k 6

Anda mungkin juga menyukai