MATERI
KESETIMBANGAN FASA
Disusun Oleh :
Kelompok : VII / SELASA SIANG
1. ANDHIKA PUDJI UTAMA NIM : 21030115130122
2. RATNA JUWITA SARI NIM : 21030115140162
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II yang berjudul Kesetimbangan Fasa
yang disusun oleh :
Asisten Pengampu
Ricky Kurniawan
RINGKASAN
Larutan adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu
komponen. Jika larutan diuapkan sebagian, maka mol fraksi dari masing-masing
penyusun tidak sama. Kesetimbangan fasa mempelajari kesetimbangan antara fasa
uap dan fasa cair larutan. Biasanya diaplikasikan dalam pemurnian etanol.
Praktikum kesetimbangan fasa bertujuan untuk memahami kesetimbangan antara
dua fase (uap-cair) larutan dan mampu membuat diagram komposisi versus suhu
untuk etanol dan air.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah etanol dan aquadest,
sedangkan alat yang digunakan adalah labu destilasi, thermometer, pendingin leibig,
thermostat,Erlenmeyer, pipet dan refraktometer. Cara kerja praktikum ini pertama-
tama membuat kurva standar hubungan komposisi etanol vs indeks bias. Kemudian
mengukur titik didih air. Etanol 125 ml dimasukkan dalam labu destilasi kosong dan
dipanaskan dengan minyak.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan diperoleh bahwa hubungan
indeks bias campuran dengan komposisi etanol adalah berbanding lurus. Begitupun
dengan hubungan komposisi etanol dengan titik didih pada residu dan destilat
berbanding lurus. Lalu pengaruh penambahan aquadest menyebabkan kenaikan titik
didih karena terjadi penurunan fraksi mol yang jumlah molnya tetap. Saran untuk
praktikum ini adalah lebih teliti dalam membaca titik didih pada proses destilasi,
pastikan refraktometer berada di posisi yang tetap agar intensitas cahaya yang
didapat dari awal pembacaan indeks bias tetap sama, bersihkan alatyang sudah
digunakan dan jaga kebersihan laboratorium.
SUMMARY
PRAKATA
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................I
RINGKASAN..............................................................................................................II
SUMMARY................................................................................................................III
PRAKATA..................................................................................................................IV
DAFTAR ISI................................................................................................................V
DAFTAR TABEL.....................................................................................................VII
DAFTAR GAMBAR................................................................................................VII
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
5.1 KESIMPULAN.........................................................................................10
5.2 SARAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
LAPORAN SEMENTARA.....................................................................................A-1
REFERENSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu
komponen. Bila sistem hanya terdiri dari dua zat maka disebut larutan biner,
misalnya alkohol dalam air. Menurut sifatnya dikenal larutan ideal dan non ideal.
Larutan ideal adalah larutan yang gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis dan
tidak sejenis sama. Sedangkan larutan non ideal gaya tarik menarik antara molekul
yang sejenis maupun yang tidak sejenis berbeda.
Jika larutan diuapkan sebagian, maka mol fraksi dari masing-masing
penyusun larutan tidak sama karena ”volatilitas” ( mudahnya menguap ) dari masing-
masing penyusunnya berbeda. Uap relatif mengandung lebih banyak zat yang lebih
volatil dari pada cairannya. Hal ini dapat dilihat dari diagram kesetimbangan uap dan
cairan pada tekanan tetap dan suhu tetap.
Pada percobaan kesetimbangan fase dipelajari diagram komposisi suhu pada
tekanan tetap. Komposisi etanol dan air di fase uap yang dinyatakan dalam yi dan di
fase cair yang dinyatakan dalam xi pada berbagai suhu. Komposisi ini kemudian
dipakai untuk membuat diagram Komposisi versus Suhu pada sistem larutan biner.
Proses distilasi satu stage digunakan untuk membuat diagram kesetimbangan
fase antara uap dengan cairan untuk sistem larutan biner ini.
Tekanan uap komponen air (A) dan etanol (B) dari larutan ideal mengikuti Hukum
Raoult :
PA = P0A XA .................................... (1)
PB = P0B XB .....................................(2)
Dengan :
PA = tekanan parsial Air
PB = tekanan parsial Etanol
P0A = tekanan uap murni Air pada suhu tertentu
P0B = tekanan uap murni Etanol pada suhu tertentu
XA = mol fraksi Air di dalam larutan
XB = mol fraksi Etanol di dalam larutan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Keterangan :
3.2 Gambar Alat
1. Statif
2. Klem
3. Labu Destilasi
4. Thermostat
5. Termometer
6. Pendingin Leibig
7. Erlenmeyer
8. Adaptor
9. Waterbath
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Destilasi 10. Kaki Tiga
11. Heater
12. Thermocouple
13. Aliran air pendingin
masuk
14. Aliran air pendingin
keluar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 0 10 0 1.310
2 9 8.8 1.2 1.311
3 18 7.66 2.39 1.312
4 27 6.57 3.43 1.32
5 36 5.53 4.87 1.322
6 45 4.54 5.46 1.324
7 54 3.59 6.41 1.325
8 63 2.68 7.32 1.326
9 72 1.8 8.2 1.328
10 81 0.97 9.03 1.330
11 90 0.16 9.84 1.332
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar %W maka kerapatannya semakin besar sehingga indeks bias
yang didapatkan makin besar.
2. Semakin besar %W maka reaksi mol etanol semakin besar dan titik didihnya
makin tinggi. Karena titik didih etanollebih kecil dari titik didih aquadest
(pelarut).
3. Pengaruh penambahan aquadest menyebabkan kenaikan titik didih karena
terjadi penurunan fraksi mol yang jumlah molnya tetap.
5.2 Saran
1. Apabila alat rusak segera diganti.
2. Laboran harus siap ditempat, apabila praktikan membutuhkan reagen khusus.
3. Alat yang sudah digunakan dibersihkan.
4. Sesudah praktikum, jangan lupa bersihkan praktikum.
5. Setelah menggunakan reagen kembalikan ke tempat semula.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
Materi :
Kesetimbangan Fasa
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kesetimbangan antara dua
fase (uap-cair) dari sistem campuran (larutan) yang terdiri dari dua
komponen.
1. Labu destilasi
2. Thermometer
3. Pendingin Leibig
4. Thermostat
5. Erlenmeyer
6. Pipet
7. Refraktometer
II.3 Cara Kerja
1. Membuat kurva standart hubungan komposisi etanol (larutan
etanol-air) versus indeks bias
a. Menentukan densitas etanol dan air dengan menggunakan
piknometer.
b. Menentukan kadar etanol menggunakan tabel hubungan densitas
dengan kadar etanol.
c. Membuat larutan etanol-air pada berbagai komposisi.
d. Masing- masing larutan pada langkah c dilihat indeks biasnya
dengan refraktometer.
e. Dibuat kurva hubungan antara komposisi versus indeks bias
2. 100 ml air dimasukkan ke dalam beaker glass pirex 250 ml,
dipanaskan sampai mendidih dan dicatat titik didihnya.
3. Etanol dengan volume 100 ml dimasukkan ke dalam labu destilasi kosong,
dipanaskan menggunakan minyak yang dilengkapi dengan thermostat sampai
mendidih, kemudian dicatat suhu didihnya.
4. Labu destilasi tersebut didinginkan , lalu ditambahkan air sebanyak 20 ml
ke dalam labu destilasi, selanjutnya dipanaskan sampai mencapai suhu
konstan dan catat titik didihnya , ambil cuplikan residu dan destilat untuk
diperiksa indeks biasnya masing-masing. Destilat yang telah diambil sedikit
untuk sampel dikembalikan lagi kedalam labu destilasi.
Prosedur 4 dilakukan berulang untuk berbagai komposisi.
1 0 10 0 1.310
2 9 8.8 1.2 1.311
3 18 7.66 2.39 1.312
4 27 6.57 3.43 1.32
5 36 5.53 4.87 1.322
6 45 4.54 5.46 1.324
7 54 3.59 6.41 1.325
8 63 2.68 7.32 1.326
9 72 1.8 8.2 1.328
10 81 0.97 9.03 1.330
11 90 0.16 9.84 1.332
2.
▪0=
Vet = 0
▪ 0.09 =
Vet = 0,012
▪ 0.18 =
Vet = 2,34
▪ 0.27 =
Vet = 3,43
▪ 0.36 =
Vet = 4,47
▪ 0.45 =
Vet = 5,46
▪ 0.54 =
Vet = 6,41
▪ 0.63 =
Vet = 7,32
▪ 0.72 =
Vet = 8,2
▪ 0.81 =
Vet = 9,03
▪ 0.9 =
Vet = 9,03
KUANTITAS REAGEN
TUGAS TAMBAHAN
Cari pengertian tentang distilasi
NIM. 21030113130147
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL