PENDAHULUAN
Audit terhadap sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi
pemerintah tidak terbuka terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan
sebenarnya dan instansi sektor publik rawan akan penyalahgunaan dana sehingga
dibutuhkan aturan yang ketat dan audit yang independen terhadap pemeriksaan
laporan keuangan instansi pemerintahan.
Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan
bentuk tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk
mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga
dapat diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan
standar atau tidak.
Di tengah berbagai kritik bahwa keberadaan sektor publik tak efisien dan jauh
tertinggal dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di sektor swasta
lembaga sektor publik masih memiliki kesempatan yang luas untuk memperbaiki
kinerja dan memanfaatkan sumber daya secara ekonomis efisien dan efektif.
Istilah “akuntabilitas publik value for money reformasi sektor publik
privatisasi good public governance” telah begitu cepat masuk kedalam kamus
sektor publik (Mardiasmo 2004:17). Bahkan istilah pemeriksaan khusus terhadap
kasus-kasus yang diperkirakan mengandung unsur penyimpangan yang merugikan
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah sudah dikenal luas di lingkungan pemerintahan dan
BUMN/BUMD (Karni 2000:117).
Pemerintah (Pusat dan Daerah) saat ini sedang melakukan perubahan tata
pembukuan dari sistem pembukuan menjadi sistem akuntansi dalam menyusun
laporan keuangannya. Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah merupakan pijakan awal
kewajiban Pemerintah Daerah menerapkan akuntansi yang menghasilkan laporan
pertanggungjawaban berupa Laporan perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas,
dan Neraca Daerah. Unsur laporan tersebut berbeda dari laporan
pertanggungjawaban yang lama, terutama adanya Laporan Aliran Kas dan Neraca
Daerah. Neraca Daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan
pemerintah mengenai aktiva, hutang dan ekuitas dana pada suatu tanggal tertentu.
Perubahan tata usaha keuangan daerah tersebut tentunya tidak dapat
dipisahkan dengan penyiapan proses auditing (pemeriksaan). Audit atas tata usaha
keuangan Pemda (audit sektor publik) juga harus mengalami perubahan dimana
tujuannya adalah menunjukkan, dengan dasar yang cukup dan tepat dari bukti-
bukti audit, apakah laporan keuangan disajikan secara wajar posisi keuangan
Pemerintah Daerah, hasil operasi, dan perubahan ekuitas sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
1.3. Tujuan
a) Memahami apa itu audit sektor publik
b) Memahami karakteristik audit sektor publik
c) Memahami jenis-jenis audit sektor pub
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 2.2
Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
a) Audit keuangan, merupakan audita atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai, apakah hal yang material sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisien dan efektivitas pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Audit kinerja ngambarkan kinerja enritas dan fungsi audit. Perbandingan antara
audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut : (tabel 2.2)
c) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan
dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang di
audit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),
reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit
dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigasi, dan audit atas sistem pengendalian internal
Tabel 2.2
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja
Tujuan SPKN adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan
organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.Pemeriksaan Pengeloaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik adalah bagian
dari reformasi bidang keuangan negara yang dimulai sejak tahun 2003. Pengertian
pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara mencakup akuntabilitas yang
harus diterapkan semua entitas oleh pihak yang melakukan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Akuntabilitas diperlukan untuk dapat
mengetahui pelaksanaan program yang dibiayai dengan keuangan negara, tingkat
kepatuhannya terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta untuk mengetahui tingkat kehematan, efisiensi, dan efektivitas dari program
tersebut.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tulisan di atas maka saya mengambil kesimpulan bahwa, audit
terhadap sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan
permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas
yang mampu ditunjukkan oleh pemerintah. Audit terhadap sektor publik harus
memiliki standar yang jelas dan tegas agar dipatuhi oleh instansi pemerintah.
Pengawasan pelaksanaan terhadap audit sektor publik harus lebih ditingkatkan
untuk memperoleh perbaikan dalam kualitas audit terhadap sektor publik dan hal
ini tentu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah yang lebih
bertanggungjawab.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. Hoesada, jan. 2009. Bunga Rampai auditing. Jakarta: salemba
Empat
Rai, I Gusti, Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba
Empat