Anda di halaman 1dari 8

Bentuk-bentuk makanan rumah sakit:

Formula rumah sakit


NO JENIS FRS INDIKASI PEMBERIAN
1 Dengan susu Lambung, usus halus dan kolon bekerja normal
2 Makanan blender Memerlukan tambahan makanan berserat
3 Rendah laktosa Tidak tahan terhadap laktosa
4 Tanpa susu Tidak tahan protein susu

Formula komersial
NO JENIS FK INDIKASI PEMBERIAN
1 Rendah/bebas laktosa Tidak tahanterhadap laktosa
2 Dengan Mediun Chain Triglyceride Malabsorbsi lemak
(MCT)
3 Dengan Medium Chain Amino Acid Sirosis hati
(MCAA)
4 Protein tinggi Katabolisme meningkat
5 Protein rendah Gagal ginjal
6 Protein terhidrolisa Alergi protein
7 Tanpa susu Tidak tahan protein susu
8 Dengan serat Perlu suplemen serat
9 Rendah sisa Reseksi usus
10 Indeks glikemik rendah Diabetes melitus

Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah hepatitis dan sirosis hati .
1. Penyakit hati dan kandung empedu
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis,
sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis
Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami
aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan
kandung empedu. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi
hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati.Jika
saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera
menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan
menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.

a. Tujuan diit :
Tujuan diet penyakit hati dan kandung empedu adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara.
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertensi portal
5. Mencegah koma hepatik.

b. Syarat diet
Syarat-syarat diet penyakit hati dan kandung empedu adalah:
1) Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg bb
2) Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea gunakan lemak
dengan asam lemak rantai sedang (MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan aktifitas
lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45
gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak
3) Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein pada kasus
heptitis fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan
amoniak dalam darah,. Pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu
sebanyak 30-40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan sebanyak
1,25 g/kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8-1 g/kg BB. Protein nabati
memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa
kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat
memperbaiki keseimbangan
4) Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defiensi. Bila perlu diberikan
suplemen vitamin B komples, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada
anemia.
5) Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan sites. Bila pasien mendapat
diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6) Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi
7) Bentuk makan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna
c. BAHAN MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, dan III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh, atau kopi kental.

2. Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena
infeksi virus. Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta
jaundic6yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy6y6uue (kuning). Hepatitis dapat bersifat
akut atau kronis.

a. Tujuan diit hepatitis untuk anak

1) Memberikan makanan adekuat untuk tumbuh kembang anak

2) Mencegah atau mengoreksi penurunan berat badan

3) Mengatasi mual muntah dan meningkatkan nafsu makan

4) Memberikan penyuluhan gizi

b. Syarat diet hepatitis untuk Anak

1. Enegi diberikan sesuai kebutuhan anak sehat. Pemberian dipertimbangkan secara bertahap
karena asupan yang kurang disebabkan oleh nafsu makan yang buruk

2. Pemberian protein 2-3 g/kg/hari,proporsi sesuai dengan pemberian energi

3. Dalam keadaan mual dan muntah pemberian lemak harus dibatasi.bila keadaan mual dan
muntah membaik, pemberian lemak bisa ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai
kebuuhan normal. Lemak dalam bentuk MCT:LCT =1:1

4. Karbohidrat diberikan tinggi, bila memungkinkan berikan glukosam polimer misalnya


maltodekstrin

5. Cairan diberikan sesuai kebutuhan untuk menghindari dehidrasi, sepanjang tidak ada
indikasikontra.
6. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defiensi. Bila perlu diberikan
suplemen vitamin B komples, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
7. Bentuk makanan disesuakan dengan kemampuan dan selera pasien (cair, saring, lunak,
biasa) dalam porsi kecil dan sering 6-8 kali sehari. Bila perlu ditambahkan makanan
enteral di antara waktu makan, agar asupan meningkat.

3. Sirosis Hati

Sirosis hati adalah kerusakan hati yang menetap, disebabkan oleh hepatitis kronis,
alkohol, penyumbatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme. Jaringan hati
secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibrotik) sehingga fungsinya
terganggu. Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan
tubuh, gangguan pencernaan dan jaundice. Dalam keadaan berat disertai asites, hipertansi
portal, dan hematemesis-melena yang dapat berakhir dengan koma hepatik.

a. Tujuan diit
Tujuan dari diet sirosis hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
normal tanpa memberatkan fungsi hati serta membantu menghilangkan retensi
garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

b. Syarat diet sirosis hati adalah :


 Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein.
 Lemak cukup, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
 Protein agak tinggi, agar terjadi anabolisme protein.
 Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi,
 Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites.
 Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada konraindikasi.
 Bentuk makanan lunak, atau sesuai kemampuan saluran cerna.

c. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan


Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah berasal dari sumber lemak,
yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan
serta bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi,
lobak, ketimun, durian dan nangka.
Jenis Diet dan indikasi pemberian
DIET HATI I
Diet hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien makanan diberikan
dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi 30g/hari dan lemak diberikan
dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (BCAA) yaitu
leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna,
pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.
Makan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu sebaiknya
diberikan selama beberapa hari saja. Menurut bertanya retensi garam atau air, makanan diberikan
sebagai DIET HATI I GARAM RENDAH. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum
mebaik, diberikan DIET GARAM RENDAH I. untuk menambah kandungan energi, selain
makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.

DIET HATI II
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari dit hati i kepada pasien yang nafsu
makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Protein diberikan 1g/kg BB dan lemak sedang (20-25%) dari kebutuhan energi total dalam
bentuk yang mudah dicerna
Makan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, terapi kurang kalsium
dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II
garam rendah. Bila asitesis hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam
Rendah I
DIET HATI III
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II atau kepada pasien hepatitis
akut (Heoatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah
baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunk atau biasa. Makanan
ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin tetapi tinggi karbohidrat.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah
I.

BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI


Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak, yaitu
semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan
yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lbak, ketimun, durian, dan nangka

KOLELITIASIS
Kolelitiasis adalah terbentuknya batu empedu yang bila masuk kedalam saluran empedu
menimbulkan penyumbatan dan kram. Penyaluran empedu ke duodenum terganggu sehingga
mengganggu absorpsi lemak. Ada dua jenis batu empedu, yaitu batu kolesterol dan batu pigmen
yang terdiri dari polimer bilirubin dan garam kalsium.
Faktor resiko terjadinya batu kolesterol antara lain adalah gender perempuan,
kegemukan, faktor etnik, obat-obatan, dan penyakit saluran cerna sedangkan faktor risiko batu
pigmen antara lain adalahberta bdan kurang, asupan lemak dan protein kurang, sert sirosis hati

KOLESISTITIS
Kolesistiis adalah peradangan kandung empedu. Penyebab utamanya adalah batu empedu yang
menyumbat saluran empedu. Penyakit ini dapat disertai jaundice (ikterus), karena cairan empedu
yang tidak bisa masuk ke saluran cerna berubah warna menjadi bilirubin yang berwarna kuning
dan masuk ke peredaran darah.
Tindakan medik biasanya dilakukan berupa operasi pengeluaran batu atau kandung
empedu

JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN


DIET LEMAK RENDAH I
Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasisdengan kolik akut.
Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis. Makanan ini rendah energi
dan semua zat giziz kecuali vitamin A dan C. Sebaiknya diberikan selma 1-2 hari saja

DIET LEMAK RENDAH II


Diet lemak rendah II diberikan secra berangsur bila keadaan akut sudah dapat diatasi dan
perasaan mual sudah berkurang atau kepada pasien penyakit saluran cerna empedu kronis yang
terlalu gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak atau
biasa. Makanan ini renah energi, kalsium, dan tiamin.

DIET LEMAK RENDAH III


Diet lemak rendah III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dan
cukup mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa. Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.

Anda mungkin juga menyukai