Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM KERJA PERORANGAN

MAHASISWA KKN UNIB PERIODE – 79


DI DESA TURAN TIGING KECAMATAN LEBONG SELATAN
KABUPATEN LEBONG

“BIMBINGAN TEKNIS PEMBENTUKAN PERATURAN DESA


(PERDES)”

DISUSUN OLEH:

NAMA: DEDE FRASTIEN


NPM: B1A013209
FAKULTAS/PRODI : HUKUM/ILMU HUKUM
KELOMPOK 274

PUSAT PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN KULIAH


KERJA NYATA (P3KKN)
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.1 Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau
yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa. Dalam hal ini suatu desa harus memiliki Peraturan Desa tersendiri sebab
suatu Desa harus mampu mengatur dan mengurus wilayah nya sendiri selanjutnya disebut
sebagai otonomi desa.
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
bersama Badan Permusyawaratan Desa. Peraturan ini berlaku di wilayah desa tertentu. Peraturan
Desa merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundangundangan yang lebih tinggi
dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. Peraturan Desa dilarang
bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi. Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka
penyiapan atau pembahasan Rancangan Peraturan Desa.2
Desa Turan Tiging terletak di Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong Provinsi
Bengkulu berjarak 2 km dari ibu kota kecamatan. Dengan luas desa ± 1.164 H yang berada pada
ketinggian 600-700 m di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 0% hingga 95%. Dari
luas wilayah desa Turan Tiging tersebut dimanfaatkan untuk lahan persawahan seluas 256 ha,
Perkebunan Rakyat 367 ha dengan komuditas utama tanaman kopi, selebihnya merupakan hutan
dan lahan tidur atau belukar. Secara administrasi batas-batas Desa Turan Tiging Sebelah Utara
berbatasan dengan perbukitan TNKS, Sebelah Selatan berbatasan Dengan Kelurahan Taba

1
Undang-Undang No.06 Tahun 2014 Pasal 1
22
http://desacilayung.co.id/20/12/05/pengertian-manfaat-dan-jenis-peraturan.html?m=1 diunduh pukul 16:20
wib tanggal 07-september-2016
Anyar, Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Mubai dan Turan Lalang dan Sebelah Timur
Berbatasan dengan Kelurahan Tes dan Taba Anyar. 3
Hal pertama yang dilakukan pada saat survei dan saat pertama kali datang menempati
lokasi KKN yaitu pada tanggal 10 Juli 2016 adalah melakukan observasi menyeluruh. Observasi
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara pasti potensi apa yang terdapat di desa ini dan
juga kendala dan permasalahan apa yang harus diselesaikan. Dengan mengetahui potensi dan
permasalahan yang ada akan memudahkan dalam pengaplikasian disiplim ilmu yang didapat di
bangku kuliah selama ini, sesuai atau tidak, efektif atau tidak.Setelah diadakannya observasi dan
survei dimana saya sempat melakukan diskusi dan sharing bersama perangkat desa, tokoh
masyarakat dan perwakilan karang taruna saya pun menangkap bahwaa kurang tersedianya
kelengkapan Administrasi Desa juga menjadi pendukung terhambatnya kemajuan di desa ini.
Di desa Turan Tiging ini tidak adanya satu bentuk pun peraturan desa selanjutnya yang
kita sebut sebagai Perdes, kurang nya kesadaran dari pekrangkat desa untuk membentuk suatu
peraturan desa tersendiri dan ketidakmampuan perangkat desa untuk menyusun dan membentuk
peraturan desa tersebutlah yang menjadi pokok permasalahan tidak adanya peraturan desa di
Desa Turan Tiging ini, kalau kita berpacu pada otonomi desa dijelaskan bahwa suatu desa
mampu mengatur dan mengurus desa nya sendiri berdasarkan Undang-undang yang berlaku.
Berangkat dari permasalahan ini lah saya tergerak dan memiliki ide untuk melaksanakan
program kerja perorangan yaitu “Bimbingan Teknis Pembentukan Peraturan Desa (PERDES) ”
kepada Perangkat Desa, Desa Turan Tiging, kecamatan Lebong Selatan kabupaten Lebong. Dari
program kegiatan individu ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kemampuan
untuk membentuk dan mengatur suatu peraturan desa tersendiri di desa turan tiging . Program
kerja perorangan ini dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih 3x pertemuan dengan rentan
waktu 4 minggu, yang akan langsung bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah Kabupaten
Lebong. Dalam program Kerja perorangian ini harapan saya kedepan Perangkat Desa Turan
Tiging mampu mengatur desa nya dan terkususnya dalam pembentukan Peraturan Desa sendiri.

3
Sumber: Profil Desa Turan Tiging 2011-2015
B. Permasalahan Mitra
Permasalahan yang terjadi di desaTuran Tiging terkait dengan program kerja yang akan
dilaksanakan yaitu belum adanya kesadaran dan kemauan perangkat desa dan/atau pemerintah
desa Desa Turan Tiging untuk membentuk suatu peraturan desa, Perangkat Desa Turan Tiging
Banyak yang belum mampu mengoprasikan komputer dan belum mampu juga untuk membentuk
peraturan desa dan mekanisme dalam pembentukan peraturan desa.
Dalam hal ini Peraturan Desa Tidak lah dianggap penting oleh Pemerintahan Desa Turan
Tiging, padahal suatu Peraturan Desa sangat penting untuk berjalan nya suatu roda pemerintahan
desa, seperti dijelaskan pada bab terakhir latar belakang saya tadi kalau kita berpacu pada
otonomi desa permasalah di desa turan tiging ini adalah permasalah yang sangat besar,
Pemerintah Desa Turan Tiging berfikir bahwa peraturan desa merupakan suatu kepentingan yang
mana belum sangat diperlukan untuk desa tersebut, hal ini lah yang harus diperbaiki dan menjadi
landasan dasar saya memilih program kerja perorangan yaitu bimbingan Teknis Pembentukan
Peraturan Desa.

C. Alasan Penerapan Kegiatan


Alasan menerapkan kegiatan ini sesungguhnya adalah beranjak dari permasalahan yang
telah dijabarkan diatas. Dengan dilakukan nya Bimbingan Teknis Tentang Pembentukan
Peraturan Desa ini Perangkat Desa mampu membentuk suatu peraturan desa sendiri sehingga
terciptanya suatu peraturan desa tersendiri di Desa Turan Tiging serta masyarakat yang sadar
hukum di tingkat desa.

D. Tujuan
Adapun tujuan dalam melaksanakan Program Kerja Perorangan yang berjudul tentang
“Bimbingan Teknis Pembentukan Peraturan Desa (PERDES)”, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan pengatahuan kepada perangkat Desa Turan Tiging Tentang
Mekanisme dan teknis Pembentukan Peraturan Desa.
2. Melakukan pendampingan serta praktek langsung kepada perangkat Desa Turan
Tiging dalam pembentukan suatu Peraturan Desa.
3. Terciptanya perangkat desa yang mampu membentuk sendiri suatu peraturan desa
di Desa Turan Tiging.
E. Hasil yang Diharapkan
Adapun Hasil yang saya harapkan dalam program kerja perorangan saya ini adalah
sebagai berikut:
1. Diharapkan dengan adanya bimbingan teknis tentang pembentukan peraturan desa
ini perangkat desa turan tiging mampu membentuk sendiri suatu peraturan desa di
desa turan tiging.
2. Diharapkan terciptanya peraturan desa yang ideal bagi desa turan tiging dan
mampu di terapkan di desa turan tiging.
3. Terciptanya desa yang sadar hukum mulai dari pembentukan sampai penerapan
hukum dan/atau peraturan-peraturan.
4. Terciptanya perangkat desa yang cerdas terhadap peraturan perundang-undangan
tentang desa maupun tentang hirarki perundang-undangan.
METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan Program Kerja Perorangan yang berjudul “Bimbingan Teknis
Pembentukan Peraturan Desa (PERDES)”, tahap-tahap dalam menjalankan kegiatan ini akan
saya jabarkan di bawah ini:
A. Observasi
1. Menemukan permasalahan yang ada.
2. Melakukan diskusi dan sharing kepada Perangkat Desa Tentang identifikasi
masalah.
B. Penentuan lokasi dan Permohonan izin
1. Menetapkan lokasi Penyuluhan terlebih dahulu agar benar-benar efektif dan
efisien, baik dari segi selama proses berlangsung maupun dari segi hasil akhir.
2. Pengajuan perizinan kepada pihak yang bersangkutan yaitu perangkat desa
setempat.

C. Tahapan Bimbingan Teknis Peraturan Desa, Sebagai Berikut:


1. Pertemuan ke-1 Sosialisasi Undang-undang No.06 Tahun 2014 Tentang Desa
dan PP No.43 tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Desa
a. Tujuan Kegiatan Mensosialisasikan beberapa pasal yang terdapat di dalam
UU No.06 tahun 2014 dan PP No 43 tahun 2014, yang
berkaitan dengan Pembentukan Peraturan Desa serta
menjabarkan isi pasal-pasal tersebut dalam bahasa yang di
mengerti oleh perangkat desa Turan Tiging Sehingga dapat
menjadi acuan dan Landasan Dasar dalam Teknis
Pembentukan Peraturan Desa.
b. Masalah Pokok Sumber daya manusia dalam hal ini perangkat desa kurang
menyadari betapa penting nya peraturan desa (Perdes) di
desa mereka sebab peraturan desa dianggap hanyalah
sebagai foramalitas dan tidak mengetahui bahwa peraturan
desa telah di atur dalam UU dan PP, Serta wajib setiap Desa
memiliki peraturan-peraturan desa sebagai acuan dalam
menjalan kan pemeritah desa yang bersifat otonom.
c. Waktu / Tempat 30 agustus 2016/ Aula Kecamatan Lebong Selatan
Kabupaten Lebong

d. Pelaksana / Sasaran Dede Frastien, Pemerintah Kabupaten Lebong / Perangkat


Desa Turan Tiging
e. Biaya / Sumber Dana Pemerintah Kabupaten Lebong
f. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan pihak kecamatan
Lebong Selatan, pada kesempatan ini saya bersinergi
dengan pihak pemerintah Daerah Kabupaten Lebong dalam
agendanya pihak pemerintahan kabupaten Lebong
mempunyai program yaitu mensosialisasikan Peraturan
perundang-undangan kepada seluruh perangkat desa yang
ada di Kecamatan Lebong Selatan termasuk dalam UU
no.06 Tahun 2014 tentang Desa beserta PP No.43 Tentang
mekanisme Desa.

2. Pertemuan ke-2 Mensosialisasikan Teknis pembentukan Peraturan Desa


kepada Perangkat Desa Turan Tiging Kecamatan Lebong Selatan
a. Tujuan Kegiatan Mensosialisasikan Teknis dalam Pembentukan Peraturan
Desa Kepada perangkat Desa turan tiging guna mengetahui
teknis dan mekanisme dalam pembentukan suatu peraturan
dimulai dari tahapan awal hingga tahapan akhir suatu
peraturan desa.

b. Masalah Pokok Dalam pertemuan ke-2 ini saya bersama Perangkat Desa
Turan tiging menganalisa suatu mekanisme dan teknis dalam
pembentukan suatu peraturan desa yang kami kaji dan kami
diskusikan secara yuridis dan sesuai dengan jalur sesuai
hirarki peraturan perundang-undangan.
c. Waktu / Tempat 06-Agustus-2016 / SDN 14 Lebong Selatan

d. Pelaksana / Sasaran Dede Frastien / Perangkat Desa Turan Tiging

e. Biaya / Sumber Dana 200.000/Pribadi

f. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan pihak kecamatan
Lebong Selatan namun hanyalah sebatas konsultasi, dan di
bantu dan di dukung penuh oleh Kepala Desa Turan Tiging

3. Pertemuan ke-3 Menyusun Naska Akademik dan Berdiskusi Dengan Kepala


Desa Turan Tiging Untuk menentukan Peraturan Desa yang akan di atur
a. Tujuan Kegiatan Menyusun naskah akademik untuk suatu peraturan desa
(Perdes), yang langsung berdiskusi oleh Kepala Desa,
tujuan dari hal ini adalah menyusun kerangka dasar dalam
menyusun suatu peraturan dan dikaji bersama dengan
berbagai aspek penunjang, agar dapat sesuai dengan
keadaan yang ada di Desa Turan Tiging.

b. Masalah Pokok Dalam pertemuan ke-3 ini saya bersama kepala desa Turan
Tiging telah mendapat kan suatu permasalah pokok yang
akan dijadikan suatu peraturan desa yaitu tentang peraturan
peumumgutan uang adat, dimana dalam Peraturan Desa ini
saya bersama Kepala Desa dan beberapa perangkat Desa
lainnya merancang naska akademik tentang Pemungutan
Uang Adat Masyarakat Desa Turan Tiging yang mana
nantinya akan menjadi suatu Peraturan Desa yang disahkan
di Desa Turan Tiging.

c. Waktu / Tempat 12-Agustus-2016 / Rumah Kepala Desa Turan Tiging


d. Pelaksana / Sasaran Dede Frastien / Perangkat Desa Turan Tiging
e. Biaya / Sumber Dana 30.000/Pribadi
f. Kerjasama Dalam hal ini saya bekerja sama dengan pihak kecamatan
Lebong Selatan namun hanyalah sebatas konsultasi, dan di
bantu dan di dukung penuh oleh Kepala Desa Turan Tiging

Itulah serangkaian metode pelaksanaan dalam menjalankan program perorangan yang


berjudul Bimbingan Teknis Pembentukan Peraturan Desa.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari pertemuan-pertemuan dalam menjalankan Program kerja perorangan


yang berjudul Bimbingan Teknis Pembentukan Peraturan Desa ini akan saya jabarkan dibawah
ini:
A. Hasil Setiap Pertemuan
1. Pertemuan pertama adalah Sosialisasi Undang-undang No.06 Tahun 2014 Tentang
Desa dan PP No.43 tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Desa, merupakan
pertemuan pertama yang saya lakukan di dalam tahapan bimbingan teknis
pembuatan peraturan desa ini, hasil yang saya dapatakan ketika melakukan
pertemuan pertama ini adalah perangkat desa paham dengan isi dari UU No.06
tahun 2014 dan PP No.43 Tahun 2014 serta Perangkat Desa mulai memahami
betapa penting nya suatu Peraturan Desa (perdes) bagi pemerintahan di desa.
2. Pertemuan ke-2 Mensosialisasikan Teknis pembentukan Peraturan Desa kepada
Perangkat Desa Turan Tiging Kecamatan Lebong Selatan, dalam kesempatan ini
saya yang langsung mensosialisasikan tahap-tahap pembentukan peraturan desa,
adapun yang saya sosialisasikan yaitu cara menyusun naskah akademik (legal
drafting) kerangka struktur peraturan desa, manfaat peraturan desa dan jenis-jenis
peraturan desa. Adapu hasil dari pertemuan ke-2 ini adalah saya bersama kepala
desa dan beberapa perangkat desa telah menyelesaikan kajian mekanisme dan
teknis secara yuridis dalam pembentukan suatu peraturan desa sehinggadapat
melanjutkan untuk melakukan suatu pembentukan naska akademik (legal drafting)
dalam pembentukan Peraturan desa di Desa Turan Tiging kecamatan Lebong
Selatan.
3. Pertemuan ke-3 Menyusun Naska Akademik dan Berdiskusi Dengan Kepala Desa
Turan Tiging Untuk menentukan Peraturan Desa yang akan di atur dan hasil dari
pertemuan ke-3 ini adalah saya bersama kepala desa dan beberapa perangkat desa
telah menyelesaikan Naska Akademik Peraturan Desa Turan Tiging Tentang
Pemungutan Uang Adat, yang mana Naska Akademik ini nanti akan
dikonsultasikan kepihak Kecamaltan Lebong Selatan dan akan dikaji sehingga
dapat menjadi suatu Peraturan Desa yang sah dan dapat di terapkan di Desa Turan
Tiging Kecamatan Lebong Selatan.
B. Kendala yang Dihadapi dan Langkah Pemecahannya
Dalam menjalanlkan program kerja Individu ini ada beberapa kendala yang saya hadapi
namun dala hal ini saya banyak berdiskusi dengan pihak kecamatan dan pihak senior maupun
dosen saya untuk bertanya masalah langkah pemecahan nya, berikut akan saya jabarkan dalam
bentuk tabel Kendala dan langkah pemecahannya:
No. Pertemuan Ke- Kendala Langkah Pemecahan

Sulit Mengertinya Dalam hal ini saya melakukan


Perangkakt Desa tentang penafsiran terhadap kata-kata dari
Bahasa-bahasa Hukum yang pasal tersebut kedalam bahasa yang
1 Pertemuan ke-1
terdapat dalam pasal-pasal mudah di mengerti oleh perangkat
di UU No.06 dan PP No.43 desa serta saya jabarkan dengan
Tahun 2014. detail pasal perpasal.

Masalah yang di hadapi Namun dalam hal ini saya selaku


dalam pertemuan ke-2 ini mahasiswa yang baru belajar dan
perangkat desa turan tiging masih berproses melakukan
sebenarnya kurang mau pencekatan dengan hanya mengajak
2 Pertemuan ke- 2
diajak untuk mengkaji diskusi dan bukan lah berperan
secara yuridis teknis dalam menjadi narasumber namun juga
pembentukan peraturan desa membaur dan menjadi bagian dari
ini perangkat desa Turan Tiging.

Pemecahan masalahnya saya


Sulitnya perangkat desa melakukan pendampingan terhadap
dalam mengoprasikan satu peraturan desa (perdes) sampai
Komputer serta dalam dengan final dan ditanda tangan
3 Pertemuan ke-3 rangka penyusunan tersebut serta dapat berlaku di Desa Turan
perangkat desa masih Tiging, dalam hal ini saya sedikit
banyak belum mengerti banyak mengajarkan perangkat desa
teknis nya turan tiging untuk mengoprasikan
komputer dan memahami teknis
pembentukan peraturan desa, dan
langkah-langkah dalam penusunan
Peraturan Desa.

C. Anggaran Biaya
Dalam melaksanakan kegiatan, rincian dana yang saya gunakan untuk menjalakan tiga
kali pertemuan program perorangan saya adalah sebagai berikut :

Jumlah Harga
No Uraian Satuan Satuan Total Dana Sumber Dana
(lembar) (Rp) ( Rp)

1 Snack 15 kotak Rp. 7000 Rp. 105.000 Mahasiswa

Makanan ringan
2 - Rp.30.000 Rp.30.000 Mahasiswa
(gorenga)

3 Kertas HVS 1 Rim Rp.35.000 Rp.35.000 Mahasiswa

Biaya Oprasional
4 - Rp.50.000 Rp.50.000 Mahasiswa
dan Transport

TOTAL Rp.220.000

Berdasarkan pembukuan keuangan, kegiatan ini berjalan dengan baik tanpa


menggunakan dana yang lebih dari dana yang sudah dianggarkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Program Kerja Perorangan saya yang berjudul “Bimbingan Teknis Pembentukan
Peraturan Desa (PERDES)” ini dapat saya simpulkan bahwa peraturan desa yang selanjutnya
kitra sebut sebagai Perdes adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa. Peraturan ini berlaku di wilayah desa tertentu.
Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundangundangan yang lebih
tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. Peraturan Desa
dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi. Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka
penyiapan atau pembahasan Rancangan Peraturan Desa. Adapun beberapa manfaat peraturan
desa, manfaat tersebut yaitu:
1) Sebagai pedoman kerja bagi semua pihak dal;am penyelenggaraan kegiatan di
desa
2) Terciptanya tatanan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang di desa
3) Memudahkan penkcapaian tujuan
4) Sebagai acuan dalam rangka pengendalian dan pengawasan
5) Sebagai dasar pengenaan sanksi hukum
6) Mengurangikemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan
Dalam hal ini apabila setiap desa telah menerapkan peraturan desa maka akan
terwujudnya suatu otonomi desa yang damai dan tertib hukum, mengapa demikian pada hakiakat
nya suatu desa adalah wilayah yang otonom yaitu berhak mengatur dan mengurus pemerintahan
serta masyarakan dan wilayah nya sendiri. Berkaitan dengan ini peraturan desa merupakan
syarat mutlak bagi setiap desa dalam hal mengatur desa nya sendiri.
Ituah kesimpulan dari program kerja perorangan yang saya jalani di desa Turan Tiging,
yang mana pada program kerja perorangan ini saya berharap agar pemerintah desa Turan Tiging
dapat melanjutkan untuk membentuk Peraruran Desa nya sendiri sehinggadapat bermanfaat bagi
desa dan bagi masyarakat serta mampu menjadi pedoman bagi desa-desa lain nya yang berada di
Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong ataupun Membuka paradigma dan kframe
berfikir bagi desa-desa lain bahwa suatu peraturan desa itu sangatlah penting dan bermanfaat
bagi desa dan masyarakat.
B. Saran
Saran saya terkait dengian Program Kerja Perorangan saya yang berjudul
“Bimbingan Teknis Pembentukan Peraturan Desa (PERDES)” adalah Peraturan desa adalah
peraturan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap desa karena berkaitan dengan ini
suatu desa yang otonom ialah desa yang mampu mengatur desa nya berdasarkan peraturan dan
dasar hukum yang sah di hadapan masyarakat, dalam hal ini saran saya kepada seluruh perangkat
desa terkhusus nya perangkat desa yang ada di desa Turan Tiging Krcamatan Lebong Selatan
adalah Peraturan Desa bukanlah suatu produk hukum yang mana dibuat karena ada kepentingan
tertentu, namun pepraturan desa merupakan suatu aturan yang harus dipatuhi oleh setiap
masyarakat desa demi kemakmuran, keamanan dan kesejahteraan, seharusnya setiap perangkat
desa paham terhadap pembentukan peraturan desa ini agar dikemudian hari tercapailah desa yang
otonom dan desa yang mandiri. Serta saran saya untuk kecamat dan pihak pemerintahan
kabupaten lebong lebih meningkatkan bersinergi dengan desa dalam hal pelatihan pembentukan
peraturan desa dan bimbingan teknis peraturan desa agar terciptanya perangkat desa yang cerdas
dan sadar hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No.06 Tahun 2014 Pasal 1

http://desacilayung.co.id/20/12/05/pengertian-manfaat-dan-jenis-peraturan.html?m=1
diunduh pukul 16:20 wib tanggal 07-september-2016

Sumber: Profil Desa Turan Tiging 2011-2015


Lampiran
A. Foto Kegiatan
1. Pertemuan ke-1

(Sosialisasi UU NO 06 Tahun 2014 dan PP NO 43 Tahun 2014 tentang Desa Oleh Pemerintah
Kabupaten Lebong)
2. Pertemuan ke-2

(Sosialisasi Teknis dan Mekanisme Pembentukan Peraturan Desa Kepada Perangkat Desa Turan Tiging)
3. Pertemuan ke-3

(Menyusun Naska Akademik dan Berdiskusi Dengan Kepala Desa Turan Tiging Untuk
menentukan Peraturan Desa yang akan di atur)
B. Absensi

(Absensi Pertemuan ke-1) (Absensi Pertemuan ke-2)


C. Administrasi

Anda mungkin juga menyukai