Anda di halaman 1dari 30

Wrap Up

“Kekurangan Cairan”

Kelompok A-11

Ketua : Ismanu Aji (1102016092)


Sekretaris : Asia Rahmah Malawat (1102016032)
Anggota : Dian Rizky Putri Arika Harahap (1102016053)
Andika Faisal Fajri (1102016023)
Anggi Indra Kusuma (1102016024)
Handis F Ramadhan (1102015088)
Fadhilatul Hilya (1102016062)
Danti Fadhila (1102016046)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016/2017
Jalan Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax.62.21.4244
DAFTAR ISI

Daftar isi……………………………………………………………………..….……….... 2
Skenario……………………………………………………………………...…………..... 3
Kata-kata sulit…………….......……………………….……………………................ 4
Brainstroming………………......……………………………………………...……... 5
Analisis.……………………………………………………………………...….…….. 6
Hipotesis……………………………………………………………………...…….… 7
Sasaran belajar………………......………………………..……………….…………. 8
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan …………………………. 9
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh ………. 13
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimabangan Cairan Tubuh…. 14
LO.4. Memahami dan Menjelaskan Mineral………………………………………… 19
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam…………………… 26
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………. 30

2
HIPOTESIS

Kekurangan cairan adalah keadaan dimana tubuh mengalami gangguan keseimbangan cairan
yang terjadi karena kekurangan cairan tubuh. Adapun penyebab kekurangan cairan tubuh yaitu
diare dan muntah. Lalu penanganannya adalah memberikan pengganti cairan tubuh seperti oralit,
infus dan cairan elektrolit (Na, Cl, K) agar tercapai kesetimbangan cairan dalam tubuh. Serta
mengikuti aturan minum dalam islam.

3
SKENARIO

“KEKURANGAN CAIRAN”

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena lemas saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis, tampak sakit sedang ,
lemas , bibir dan lidah kering,kekuatan ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah
Sakit, tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh . Di RS,penderita
segera diberi infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan, Kadar Natrium : 128
mEq/L (Normal = 135-147 mEq/L),Kalium : 2,9 mEq/L (Normal = 3,5-5,5 mEq/L) dan Klorida :
103mEq/L (Normal = 100-106 mEq/L ). Pasien dianjurkan untuk rawat inap dan minum sesuai
dengan kaidah islam.

4
KATA SULIT

Infus = Larutan pengganti cairan tubuh

Kalium = Mineral penting yg berperan dalam banyak fungsi termasuk mengatur cairan &
mengatur otot bekerja dengan benar

Komposmentis = Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan di sekelilingnya

Cairan tubuh = bahan yang langsung mengalir secara alami yg diperlukan untuk kesehatan

Elektrolit = Suatu zat dalam tubuh yang terdiri dari dari molekul & ion-ion

Ekstrimitas = Alat gerak tubuh

5
BRAINSTORMING

1. Apa saja ciri kekurangan cairan tubuh?


2. Apa yang dimaksud dengan kekurangan cairan tubuh (dehidrasi)
3. Apa saja penyebab kekurangan cairan tubuh?
4. Bagaimana penanganan bagi pasien yang terkena kekurangan cairan?
5. Mengapa bisa terjadi kekurangan cairan?
6. Apa fungsi Na,K, & Cl
7. Apa perbedaan cairan & larutan
8. Apa saja macam-maam kekurangan cairan?
9. Apa saja contoh larutan pengganti cairan tubuh?
10. Bagaimana etika minum yg sesuai dengan kaidah islam?

6
ANALISIS

1. Mulut kering, suhu tubuh meningkat, lemas ,kelenturan kulit rendah, denyut jantung
lemah
2. Kondisi defisit air & elektrolit dengan penyebab multifaktur
3. – berkeringat,diare , muntah , demam,buang air kecil,banyaknya aktivitas yang
dilakukan,kurang minum
4. Memberikan pengganti cairan tubuh seperti oralit,jika parah  infus
5. Karena cairan yg keluar dari tubuh > dibandingkan dengan cairan yang masuk ke dalam
tubuh
Karena penyakit ( diare,hipokalemia )
6. K  Mengatur cairan dan menjaga otot
Cl  Diagnosis banding, pada gangguan keseimbangan asam basa & menghitung anion
gap
Na  Mengatur keseimbangan asam basa

7. Larutan Terdiri dari pelarut & terlarut (gas,padat/cair)


8.  Berdasarkan penyebab : - hipertonik
- isotonik
- hipotonik
 Berdasarkan tingkat cairan tubuh yang hilang :
- Ringan
- Sedang
- Berat
9. RL,KN1B,cairan isotonik,infus
10. Duduk,membaca basmalah,tangan kanan,tidak mencela minuman,halal,membaca
hamdallah

7
SASARAN BELAJAR

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan


1.1. Definisi, jenis, fungsi
1.2. Perbedaan Cairan dan Larutan
1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan suatu Cairan
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
2.1. Kompartemen Cairan Tubuh
2.2. Sumber input dan output cairan tubuh
2.3. Mekanisme keseimbangan cairan tubuh
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimabangan Cairan Tubuh
3.1. Definisi
3.2. Derajat
3.3. Etiologi
3.4. Manifestasi klinis dehidrasi
3.5. Penatalaksanaan
LO.4. Memahami dan Menjelaskan Mineral
4.1. Definisi
4.2. Kadar normal
4.3. Klasifikasi (sifat mineral)
4.4. Intake dan Ekskresi
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
5.1. Etika minum sesuai Al-Quran dan Hadist

8
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan
1.1. Definisi, jenis, fungsi
Cairan : adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah,bukan padat atau gas [Kimia
Kedokteran Edisi 2]
Fungsi cairan elektrolit :
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Membantu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

Larutan : adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat
terlarut) dan solvent (pelarut)
Fungsi Larutan adalah :

1. Sistem Penahan atau Sistem Penyangga


Karena dapat menahan perubahan pH, sistem ini merupakan larutan
yang mengandung asam dan basa konjugasinya. Fungsi utama sebenarnya
adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed
dan asam organik pada CES.
2. Penyangga Asam Karbonat-Bikarbonat
Merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH
cairan ekstraseluler. Sistem ini merupakan sistem penyangga
istimewa,sistem ini tetap merupakan sistem penyangga terbaik pada pH 7,4
walaupun Pka nya 6,1. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat
dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 )
dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH
darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan
pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga
meningkatkan produksi ion bikarbonat.
3. Penyangga Hemoglobin
Penyangga Hb merupakan penyangga intraseluler yang bekerja di
dalam sel darah merah. Hemoglobin dapat berfungsi sebagai penyangga ini
karena mengandung residu histidin yaitu asam amino basa yang dapat
berikatan secara reversible dengan ion hydrogen,menghasilkan Hb bentuk
berproton dan tidak berproton.
Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

9
HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi
ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O
2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H
+ dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan
pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang
terlarut dalam air saat metabolisme.

4. Penyangga Fosfat
Berperan pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin. Bentuk
asam lemah dari penyangga fosfat ini adalah dihidrogenfosfat (H2PO4 -)
dan monohidrogenfosfat (HP042=) yang berperan menstabilkan pH cairan
interstitial dan urin. Kerja sistem penyangga ini menyerupai sistem
penyangga asam karbonat-bikarbonat.
Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - )
dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di
luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.

Klasifikasi larutan :
a. Berdasarkan kepekatan
1. Encer : sedikit solute
2. Pekat : kebanyakan solute
3. Jenuh : ada keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan

b. Berdasarkan daya hantar listrik


1. Elektrolit
Elektrolit kuat:
a) Asam kuat
b) Basa kuat
c) Garam yang mudah larut

Elektrolit lemah:
a) Asam lemah
b) Basa lemah
c) Garam yang sukar larut

2. Non-elektrolit

10
Larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, larutan alcohol

c. Kemampuan menyerap
1. Larutan ideal : tidk terjadi penyerapan
2. Larutan tidak ideal :
a) Mengalami pelepasan kalor saat pencampuran
b) Mengalami penyerapan kalor saat pencampuan

d. Wujud

1.4. Perbedaan Cairan dan Larutan


Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya,tidak ada bidang
batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secaralangsung antara zat pelaru
dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuransama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di
dalamnya disebut zat terlarut(solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur
atau partikel- partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.
(Juliantara, 2009)

1.5. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan suatu Cairan

a) Suhu
 Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :
T > → Kelarutan >

11
 Untuk larutan padat-cair pada umunya : “semakin tinggi suhu maka
kelarutan juga semakin tinggi”.

b) Sifat solute dan solventnya


 Berlaku aturan “like dissolve like”
 Yakni suatu solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang
sama dengan solute,di mana solute polar mudah larut dalam solvent polar dan
solute non polar mudah larut dalam solvent non polar.
 Contoh : garam dapur (polar) larut dalam air (polar)

c) Tekanan
 Sangat berpengaruh pada gas → di atur oleh Hukum Henry di mana
gas-gas yang larut secara fisika → C = Kp
 Contoh : Minuman Soda
 Untuk padat / cair → tekanan tidak berubah (konstan)

d) Pengaruh ion sejenis


 Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan

e) Pengadukan
 Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak
jumlah pengadukan, maka zat terlarut umumnya menjadi lebih mudah
larut.

e) pH larutan
 Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh
pH, sedangkan kelarutan senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi
dalam air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH.

12
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
2.1. Kompartemen Cairan Tubuh

VOLUME
CAIRAN PERSENTASE PERSENTASE
KOMPARTEMEN (DALAM LITER) CAIRAN TUBUH BERAT TUBUH
Cairan tubuh total 42 100 60
Cairan intrasel (CIS) 28 67 40
Cairan ekstrasel (CES) 14 33 20
Plasma 6.6
2.8 4
(20% CES)
Cairan interstisium 26.4
11.2 16
(80% CES)
Limfe Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan
Cairan lintas sel Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan

2.2. Sumber input dan output cairan tubuh


Input cairan :
a. asupan cairan : 1250 ml/hari
b. H2O dalam makanan : 1000 ml/hari
c. H2O yang diproduksi secara metabolis : 350 ml/hari
Pemasukan total : 2600 ml/hari
Output cairan :
a. insensible loss : 900 ml/hari
b. keringat : 100 ml/hari
c. feses : 100 ml/hari
d. urin : 1500 ml/hari
pengeluaran total : 2600 ml/hari

Kontrol pemasukan air diatur oleh rasa haus. Rasa haus adalah suatu perasaan subjektif yang
mendorong orang untuk mengkonsumsi H2O. Pusat rasa haus terletak di hipotalamus dekat
dengan sel penghasil vasopressin. Kontrol pengeluaran air di urin oleh vasopresin. [fisiologi
Sherwood edisi 2]

2.3. Mekanisme keseimbangan cairan tubuh

13
Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan
beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium,
selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang
interstisium dan masuk ke pembuluh darah
Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan nilai
cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi, transpor
aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).
1. Difusi : Adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)
2. Transport Aktif : Adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut
penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen,
glukosa dan asam amino. (Horne, 2001).
3. Filtrasi : Adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan
adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah
(Horne, 2001).
4.Osmosis : Adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi
zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi
melewati semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua area berubah (Horne, 2001).

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimabangan Cairan Tubuh (dehidrasi)


3.1. Definisi
Secara definisi, dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam
tubuh karena hilangnya cairan secara patologis,asupan air tidak adekuat, atau kombinasi
keduanya.

3.2. Derajat
Berdasarkan persentase kehilangan air dari total berat badan, derajat/skala dehidrasi
dapat ringan, sedang, hingga derajat berat (tabel 1).
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan usia dewasa. Bayi
dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami dehidrasi karena komposisi air
tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna dan masih bergantung pada
orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu penurunan berat badan
juga relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih cepat terlihat
dibandingkan bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih rendah. Menentukan derajat
dehidrasi pada anak juga dapat menggunakan skor WHO, dengan penilaian keadaan
umum, kondisi mata, mulut dan turgor (tabel 2).

14
Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi, gangguan
hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran dapat menjadi tolak ukur penilaian
klinis dehidrasi (tabel 3).

a. dehidrasi hipotonik (Na<125 mEq/L)


- gejala lebih dini muncul
- gejala ini biaanya diakibatkan oleh penggantian kehilangan dengan cairan
rendah solute, seperti sari buah, cola dan the.
b. Dehidrasi isotonic (Na = 130 sampai 150 mEq/L)

15
- Gejala tidak sedramatis pada dehidrasi hipotonik
c. Dehidrasi hipertonik
- Biasanya terjadi karena penggunaan cairan dengan kandungan solute tinggi,
gangguan pemekatan ginjal dengan kehilangan air yang banyak, paparan ke
lingkungan panas dengan IWL besar.
- Gejala khas mencakup tekstur kulit kasar, tangisan memekik, lemah, takipnea
dan sangat haus

[ terapi cairan elektrolit dan metabolic oleh mark a greber ]


3.3. Etiologi
Penyebab hipokalemia meliputi:

1. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda.


2. Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan
hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide).
Obat lain termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu.
3. Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi
yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak
kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B.
4. Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat.
5. Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) - aldosteron
adalah hormon yang mengatur kadarpotasium. Penyakit tertentu dari sistem endokrin,
seperti aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium.
6. Miskin diet asupan kalium
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia :muntah berulang-ulang,
diare kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretik).

Penyebab hiponatremia:
Gejala : kadar natrium turun 120-125 mmol/L

3.4. Manifestasi klinis dehidrasi


Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada
samasekali. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan
matacekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah

16
penurunanberat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat
membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :


a. Dehidrasi ringan
1) Muka memerah
2) Rasa sangat haus
3) Kulit kering dan pecah-pecah
4) Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
5) Pusing dan lemah
6) Kram otot terutama pada kaki dan tangan
7) Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
8) Sering mengantuk
9) Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

b. Dehidrasi sedang
1) Tekanan darah menurun
2) Pingsan
3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
4) Kejang
5) Perut kembung
6) Gagal jantung
7) Ubun-ubun cekung
8) Denyut nadi cepat dan lemah

c. Dehidrasi Berat
1) Kesadaran berkurang
2) Tidak buang air kecil
3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
5) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
6) Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

Sedangkan tanda dehidrasi pada bayi/anak:

1) Mulut dan lidah kering


2) Tidak keluar air mata saat menangis
3) Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
4) Perut, mata, dan pipi cekung
5) Demam
6) Lesu atau rewel
7) Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan.

3.5. Penatalaksanaan

17
Secara sederhana prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah mengganti cairan yang
hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik
kembali tercapai. Selain per-timbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk
mengoreksi status osmolaritas pasien.Terapi farmakologis dengan loperamide, antikolinergik,
bismuth subsalicylate,dan adsorben, tidak direkomendasikan terutama pada anak, karena selain
dipertanyakan efektivitasnya, juga berpotensi menimbul-kan berbagai efek samping. Pada
dehidrasi karena muntah hebat, ondansetron efektif membantu asupan cairan melalui oral dan
mengatasi kedaruratan.
Pemberian makan segera saat asupan oral memungkinkan pada anak-anak yang dehidrasi karena
diare, dapat memper-singkat durasi diare. Susu tidak perlu diencerkan, pemberian ASI jangan di-
hentikan. Disarankan memberikan makanan tergolong karbohidrat kompleks, buah, sayur dan
daging rendah lemak. Makanan berlemak dan jenis karbohidrat simpel sebaiknya dihindari.
WHO sejak tahun 2004 juga telah menambahkan zinc dalam panduan terapi diare pada anak.

Dehidrasi Derajat Ringan-Sedang


Dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian cairan ORS (oral
rehydration solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan mengoreksi
asidosis.12Selama terjadi gastroenteritis, mukosa usus tetap mempertahankan kemampuan
absorbsinya. Kandungan natrium dan sodium dalam proporsi tepat dapat secara pasif dihantar-
kan melalui cairan dari lumen usus ke dalam sirkulasi Jenis ORS yang diterima sebagai cairan
rehidrasi adalah dengan kandungan glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30 mEq/L,
kalium 20-25 mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L.Banyak cairan tidak cocok digunakan
sebagai cairan pengganti, misalnya jus apel, susu, air jahe, dan air kaldu ayam karena
mengandung glukosa terlalu tinggi dan atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat
akan menciptakan diare osmotik, sehingga akan makin memperburuk kondisi dehidrasinya.
Adanya muntah bukan merupakan kontra-indikasi pemberian ORS, kecuali jika ada obstruksi
usus, ileus, atau kondisi abdomen akut, maka rehidrasi secara intravena menjadi alternatif
pilihan. Defi sit cairan harus segera dikoreksi dalam 4 jam dan ORS harus di-berikan dalam
jumlah sedikit tetapi sering, untuk meminimalkan distensi lambung dan refl eks muntah. Secara
umum, pemberian ORS sejumlah 5 mL setiap menit dapat ditoleransi dengan baik. Jika muntah
tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube) atau NaCl 0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2
jam dapat diberikan untuk mencapai kondisi rehidrasi. Saat pasien telah dapat minum atau
makan, asupan oral dapat segera diberikan.

Dehidrasi Derajat Berat


Pada dehidrasi berat dibutuhkan evaluasi laboratorium dan terapi rehidrasi intravena, Penyebab
dehidrasi harus digali dan ditangani dengan baik. Penanganan kondisi ini dibagi menjadi 2 tahap:

18
Tahap Pertama berfokus untuk mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolemia yang
membutuhkan penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid isotonik,
seperti ringer lactate(RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 mL/kgBB. Perbaikan cairan intravaskuler
dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut nadi, produksi urin, dan status mental pasien.
Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan dengan kecepatan hingga 60 mL/kgBB,
maka etiologi lain syok harus dipikirkan (misalnya anafi laksis, sepsis, syok kardiogenik).
Pengawasan hemodinamik dan golongan inotropik dapat diindikasikan.

Tahap Kedua berfokus pada mengatasi defi sit, pemberian cairan pemeliharaan dan penggantian
kehilangan yang masih ber-langsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan diukur dari jumlah
kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL adalah antara 400-500 mL/m2 luas
permukaan tubuh dan dapat meningkat pada kondisi demam dan takipnea. Secara kasar
kebutuhan cairan berdasarkan berat badan adalah:
• Berat badan < 10 kg = 100 mL/kgBB
• Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 10 kg
• Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 20 kg.

LO.4. Memahami dan Menjelaskan Mineral


4.1. Definisi
- Na
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per
kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10-14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel4,8.
Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung
natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3)
sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan
konsentrasi natrium.
-K
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium
intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L (sekitar 2%). Jumlah
konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kilogram berat badan (3000-4000
mEq). Jumlah kalium ini dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Jumlah kalium pada wanita
25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa lebih kecil 20%
dibandingkan pada anak-anak.
- Cl

19
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi klorida dalam
plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan asam-basa, dan
menghitung anion gap.

4.2. Kadar normal


Nilai rujukan kadar natrium pada:
-serum bayi: 134-150 mmol/L
-serum anak dan dewasa: 135-145 mmol/L
-urine anak dan dewasa: 40-220 mmol/24 jam
-cairan serebrospinal: 136-150 mmol/L
-feses:kurang dari 10 mmol/hari

Nilai rujukan kalium serum pada:


- serum bayi: 3,6-5,8 mmol/L
- serum anak: 3,5-5,5 mmo/L
- serum dewasa: 3,5-5,3 mmol/L
- urine anak:17-57 mmol/24 jam
- urine dewasa:40-80mmol/24 jam
- cairan lambung:10 mmol/L

Nilai Rujukan Klorida


-serum bayi baru lahir: 94-112 mmol/L
-serum anak: 98-105 mmol/L
-serum dewasa: 95-105 mmol/L
-keringat anak: <50 mmol/L
-keringat dewasa: <60 mmol/L
-urine: 110
-250 mmol/24 jam
-feses: 2 mmol/24 jam

4.3. Klasifikasi (sifat mineral)


1. Natrium (Na)
 Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel, lobak,
bayam, kol, telur, kerang.
 Kadar normal : 135 mEq / L
 Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan osmotik,
cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.

20
 Kelebihan : Hipernatremia
 Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
 Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
 Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi oleh
hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle (kotranspor
NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na𝐾2 Cl).
 Distribusi Natrium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 160 70
Plasma 330 143
Sel 85 37
Jaringan otot 60 – 160
Jaringan saraf 312

Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh diatur
oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
Fungsinya di dalam tubuh :
 Aktivitas neuromuskular
transmisi dan konduksi impuls syaraf
 Cairan tubuh
- Mengatur osmolalitas vaskular
- Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air

 Selular
- Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel
secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi
bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- Aktivitas enzim
 Asam basa
Mengatur keseimbangan asam basa
Nilai normalnya di darah : 135-146 mEq/liter atau mmol/liter
Nilai normalnya di urin : 40-220 mEq/liter/hari

Etiologi Hiponatremia
 Asupan makanan
- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L
- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel
- anoreksia nervosa
- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan
 Keluarnya natrium dari saluran pencernaan

21
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna
- bulimia
- kehilangan potassium
 Keluarnya natrium dari ginjal
- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan air
- diuretik
 Pengaruh hormon
- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan ekstraselular
menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang
- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) → produksi
hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K

Manifestasi Klinis Hiponatremia


Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang
hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal
biasanya berupa mual dan muntah.
 Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram
 Gangguan jantung : hipotensi
 Gangguan neuromuskular : kelemahan otot
 Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang

2. Kalium (K)
 Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak kerbau.
 Kadar normal : 3,5 – 5 mEq / L
 Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan asam
basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam biosintesis
protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
 Kelebihan : hiperkalemia
 Kekurangan : hipokalemia
 Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi oleh
glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
 Absorpsi : pada usus halus.
 Dsitribusi Kalium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 200 50
Plasma 20 5
Sel 440 112
Jaringan otot 250 – 400
Jaringan saraf 530

22
Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapat di
cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq dan di
cairan ekstrasel 3,5 – 5,3 mEq.
Fungsi kalium di dalam tubuh :
 Aktivitas neuromuskular
- transmisi dan konduksi impuls syaraf
- kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung
 Cairan tubuh
- mengatur osmolalitas intraselular
 Selular
- pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel
secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi
bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- aktivitas enzim untuk metabolisme selular
 Asam basa
mengatur keseimbangan asam basa

Etiologi Hipokalemia
 Asupan makanan
- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L
- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang
- anoreksia nervosa
- alkoholisme
 Keluarnya kalium dari saluran pencernaan
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna, fistula saluran cerna
- bulimia
 Keluarnya kalium dari ginjal
- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut
- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium
- hemodialisis, peritoneal dialisis
 Pengaruh hormon
- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium
dan retensi natrium
- stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh
- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti
aldosteron
 Gangguan fungsi selular
- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi
- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular
 Redistribusi kalium

23
- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel
- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi Klinis Hipokalemia


Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran
pencernaan.
 Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan
peristaltik dan ileus
 Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot
pernafasan
 Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia

3. Klorida (Cl)
 Sumber : garam dapur
 Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
 Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah
lambung.
 Kelebihan : hiperkloremik
 Kekurangan : hipokloremik
 Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh
pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat
kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau
duodenum
 Distribusi klorida dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Cairan spinal 440 124
Jaringan otot 40
Jaringa saraf 171

4.5. Intake dan Ekskresi


a) natrium
 Absorbsi

24
Pada GIT (jejunum) melalui enzim Na – K – ATP ase, hormon aldosteron, hormon desoksi
kortikosteron acetat
 Ekskresi
t.u melalui ginjal, sebagian kecil melalui tinja, keringat, air mata
Konsentrasi Na dalam keringat: 5 – 40 mEq/ L
Dipengaruhi oleh:
- perubahan volume ekstraseluler
- hormon ADH
- rasa haus
Bila ADH ↓  Na banyak keluar

b) kalium
 Intake K+ kurang (malnutrisi, puasa, diare, muntah)
 Ekskresi ↑ (obat diuretik, gangguan keseimbangan asam basa)

TABEL KEBUTUHAN MINERAL DALAM TUBUH

Usia (tahun) Natrium (mg) Kalium (mg) Klorida (mg)


Bayi 0 – 0,5 115 – 350 350 – 925 275 – 200
0,5 – 1 250 – 750 425 – 1275 400 – 1200
Anak-anak 1–3 325 – 975 550 – 1650 500 – 1500
dan remaja
4–6 450 – 1350 775 – 2325 700 – 2100
7 – 10 600 – 1800 1000 – 3000 925 – 2775
11 + 900 – 2700 1525 – 4575 1400 – 4200
Dewasa 110 - 3300 1875 - 5625 1700 - 5100

25
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
5.1. Etika minum sesuai Al-Quran dan Hadist
Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Shallallaahu alaihi wa Sallam berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu”. (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya adalah yang halal.

o Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah
kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
o Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
o Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan
sekali-kali mencelanya.
o Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila
suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
o Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda; “Aku tidak makan sedangkan aku
menyandar”.(HR. al-Bukhari).

Dan di dalam haditsnya, Ibnu Umar Radhiallaahu anhu menuturkan:


“Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melarang dua tempat makan, yaitu duduk
di meja tempat minum khamar dan makan sambil menyungkur”. (HR. Abu Daud,
dishahihkan oleh Al-Albani).

Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Didalam
hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah
bersabda: “... dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas
dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena
keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”.
(Muttafaq’alaih).

A. Hadis Tentang Tata Cara Makan di Meja Makan


ُ َ ‫ "يا‬: ‫ فقال‬,‫يش في الصَّحْ فَ ِة‬
, ‫غال ُم‬ ُ ‫ي ت َِط‬
ْ ‫َت يَ ِد‬ ُ ُ‫ ُكنت‬: ‫ قال‬,‫عن عمربن ابي سلمة‬
ْ ‫ وكان‬,‫غال ًما في َحجْ ِر النبي صلى هللا عليه وسلم‬
) ‫ و ُك ْل ِم َّما َ ِليْك"(رواه مسلم والطبراني والبيهقى‬, ‫ و ُك ْل بِ َي ِم ْينِك‬,‫س ِم هللا‬
َ

26
Dari umar bin abi salamah ia berkata: “Sewaktu aku kecil pada masa nabi SAW. tanganku
selalu bergerak kesana kemari dalam piring makan, karena itu Nabi berkata: hai Anak sebutlah
nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau, dan makanlah yang ada di sekitarmu”. (
HR. Muslim, thabrani dan baihaqi )

B. Perintah Makan Menggunakan Tangan Kanan


‫طانَ يَا ْ ُك ُل‬ َّ ‫ب فَ ْليَ ْش َربُ بِ َي ِم ْينِ ِه فَا َِّن ال‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫ " اِذَا ا َ َك َل ا َ َحد ُ ُك ْم فَ ْليَا ْ ُك ْل بِيَ ِم ْينِ ِه َواِذَا ش َِر‬:‫عن ابي هريرة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫ِب ِش َما ِل ِه َو َي ْش َربُ ِب ِش َما ِل ِه ( رواه مسلم والنسائ في السنان الكبرى‬
Dari abi hurairah ra dari Nabi SAW bersabda: “ jika salah seorang dari kalian makan,
makanlah dengan menggunakan tangan kanan dan jika minum, minumlah juga dengan tangan
kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan juga minum dengan
tangan kirinya. ( HR. Muslim dan Nasa’i di dalam sunan Kubro)

C. Perintah Makan, Minum, dan Berpakaian Tanpa Berlebihan

َ ‫صدَّقُواْ ِفي َغي ِْر‬


ٍ‫س َرف‬ ُ ‫ ُكا ُ ْوا َو ْش َربُواْ َو ْال َب‬: ‫ انه قال‬, ‫عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده عن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
َ َ ‫س ْوا َوت‬
)‫َو ََل َم ِخ ْيلَ ٍة ( رواه البيهقى في شعب اَليمان‬
Dari umar bin syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi
Bersabda: makanlah, minumlah, berpakaianlah dan shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap
sombong.( HR. Baihaqi pada bab iman)

D. Membagi Perut Menjadi 3 Bagian


َ‫ب اب ِْن اَدَ َم لُقَ ْي َمةٌ يُ ِق ْمن‬
ِ ‫ ِب َح ْس‬,‫ط ِن ِه‬ْ ‫ي ِو َعا َء ش ًَّرا ِم ْن َب‬ ُّ ‫ َما َمالَ َء اَدَ ِم‬:‫سو َل هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
ُ ‫عن المقدام بن معدي كرب ا َ َّن َر‬
‫ث ِل َن ْفسِه‬ ٌ ُ‫ث ِلش ََرا ِبه وثُل‬ ٌ ُ‫امه وثُل‬ ِ ‫ط َع‬َ ‫ث ِل‬ ْ
ٌ ُ‫صلبَهُ فَا ِْن َكانَ َلَم َحاَلةَ فَا ِع ًال فَثُل‬ُ ) ‫( رواه الترمذى وابن حبان‬
Dari miqdam bin ma’dikariba sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah seorang anak
Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya sendiri , cukuplah bagi anak adam
beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya, jikapun ingin berbuat lebih, maka
sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya. ( HR.
Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

1. Membaca Basmallah
Membaca basmallah ketika makan bersama-sama menurut pendapat ulama adalah sunnah
kifayah. Jika telah ada yang membacanya, tidak lagi di tuntut untuk membaca semuanya

27
2. Menggunakan Tangan Kanan
Islam memberikan keringanan bagi orang yang mempunyai kekurangan seperti halnya orang
kidal. Apabila orang tersebut masih kuat menggunakan tangan kanan, maka tetap dianjurkan
menggunakan tangan kanan karena termasuk sunnah Rosul. Walaupun sudah terbiasa bagi
mereka menggunakan tangan kiri, tetapi mereka harus berusaha dan membiasakan menggunakan
tangan kanannya. Seperti yang terkandung dalam surat Al-Insyirah ayat 6:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
3. Makan dan minum tanpa berlebihan
Al-Qur’an menyatakan secara berkali-kali larangan untuk makan berlebih-lebihan. Manusia
cukup mengonsumsi makanan sesuai dengan angka kecukupan gizi. Allah berfirman dalam surah
Thaha Ayat 81:
Artinya : “makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan
Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia”.
4. Menyisakan Sepertiga Perut Untuk Udara
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Miqdam, bahwasanya Nabi memerintahkan kita untuk
makan yang cukup dan tidak memenuhi seluruh perut kita dengan makanan. Tetapi dibagi
menjadi tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.
Sebagai ilustrasi, jika sebuah blender yang diisi penuh sampai ke atas dan kemudian mesinnya di
hidupkan, maka blender itu bisa pecah atau rusak. Perut manusia bukan blender, tetapi sebagai
penghalus, berfungsi juga sebagai pemecah, pencampur, dan pengolah makanan, segalanya
menjadi satu.
Pembatasan makanan tidak berarti anjuran untuk menahan lapar terus menerus yang membuat
orang lapar gizi. Al-hadis mengajarkan untuk makan setelah lapar, dan berhenti sebelum
kenyang. namun yang dimaksud lapar di sini bukanlah lapar dalam pengertian lapar gizi.
Dengan demikian , islam telah mengajarkan pola makan yang seimbang. Pola makan yang
berlebihan merupakan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Telah terbukti dalam literatur kesehatan
bahwa makanan yang berlebihan merupakan dasar dari berbagai penyakit.
Secara umum tatacara makan dan minim yang baik yang harus dilakukan adalah:

Makan Minum
Mencuci tangan sebelum makan Membaca Basmallah
Membaca Basmallah Mengesap air dan tidak menenggaknya

28
Makan di mulai dari yang berada di sebelah kanan
Tidak sambil berdiri
dahulu
Mengecilkan suap dan menghaluskan kunyahan Membaca hamdallah
Tidak memandang kepada wajah teman makan
Tidak sambil bersandar
Mengambil makanan dari sisi piring/wadah
Menjilat anak jari ketika selesai makan
Membaca hamdallah

29
DAFTAR PUSTAKA

[Kimia Kedokteran Edisi 2]


[fisiologi Sherwood edisi 2]
(Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

http://www.kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-
Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40263582/ipi300005.pdf?AWSAccessKeyId
=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1486946652&Signature=wvlGZvE0u8xk%2BCd9C
y58kX4tL74%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DFisiologi_dan_Gangguan_Keseimbangan_Natr.pdf

30

Anda mungkin juga menyukai