“Kekurangan Cairan”
Kelompok A-11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016/2017
Jalan Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax.62.21.4244
DAFTAR ISI
Daftar isi……………………………………………………………………..….……….... 2
Skenario……………………………………………………………………...…………..... 3
Kata-kata sulit…………….......……………………….……………………................ 4
Brainstroming………………......……………………………………………...……... 5
Analisis.……………………………………………………………………...….…….. 6
Hipotesis……………………………………………………………………...…….… 7
Sasaran belajar………………......………………………..……………….…………. 8
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan …………………………. 9
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh ………. 13
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimabangan Cairan Tubuh…. 14
LO.4. Memahami dan Menjelaskan Mineral………………………………………… 19
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam…………………… 26
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………. 30
2
HIPOTESIS
Kekurangan cairan adalah keadaan dimana tubuh mengalami gangguan keseimbangan cairan
yang terjadi karena kekurangan cairan tubuh. Adapun penyebab kekurangan cairan tubuh yaitu
diare dan muntah. Lalu penanganannya adalah memberikan pengganti cairan tubuh seperti oralit,
infus dan cairan elektrolit (Na, Cl, K) agar tercapai kesetimbangan cairan dalam tubuh. Serta
mengikuti aturan minum dalam islam.
3
SKENARIO
“KEKURANGAN CAIRAN”
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena lemas saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis, tampak sakit sedang ,
lemas , bibir dan lidah kering,kekuatan ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah
Sakit, tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh . Di RS,penderita
segera diberi infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan, Kadar Natrium : 128
mEq/L (Normal = 135-147 mEq/L),Kalium : 2,9 mEq/L (Normal = 3,5-5,5 mEq/L) dan Klorida :
103mEq/L (Normal = 100-106 mEq/L ). Pasien dianjurkan untuk rawat inap dan minum sesuai
dengan kaidah islam.
4
KATA SULIT
Kalium = Mineral penting yg berperan dalam banyak fungsi termasuk mengatur cairan &
mengatur otot bekerja dengan benar
Cairan tubuh = bahan yang langsung mengalir secara alami yg diperlukan untuk kesehatan
Elektrolit = Suatu zat dalam tubuh yang terdiri dari dari molekul & ion-ion
5
BRAINSTORMING
6
ANALISIS
1. Mulut kering, suhu tubuh meningkat, lemas ,kelenturan kulit rendah, denyut jantung
lemah
2. Kondisi defisit air & elektrolit dengan penyebab multifaktur
3. – berkeringat,diare , muntah , demam,buang air kecil,banyaknya aktivitas yang
dilakukan,kurang minum
4. Memberikan pengganti cairan tubuh seperti oralit,jika parah infus
5. Karena cairan yg keluar dari tubuh > dibandingkan dengan cairan yang masuk ke dalam
tubuh
Karena penyakit ( diare,hipokalemia )
6. K Mengatur cairan dan menjaga otot
Cl Diagnosis banding, pada gangguan keseimbangan asam basa & menghitung anion
gap
Na Mengatur keseimbangan asam basa
7
SASARAN BELAJAR
8
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan
1.1. Definisi, jenis, fungsi
Cairan : adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah,bukan padat atau gas [Kimia
Kedokteran Edisi 2]
Fungsi cairan elektrolit :
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Membantu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
Larutan : adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat
terlarut) dan solvent (pelarut)
Fungsi Larutan adalah :
9
HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi
ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O
2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H
+ dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan
pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang
terlarut dalam air saat metabolisme.
4. Penyangga Fosfat
Berperan pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin. Bentuk
asam lemah dari penyangga fosfat ini adalah dihidrogenfosfat (H2PO4 -)
dan monohidrogenfosfat (HP042=) yang berperan menstabilkan pH cairan
interstitial dan urin. Kerja sistem penyangga ini menyerupai sistem
penyangga asam karbonat-bikarbonat.
Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - )
dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di
luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.
Klasifikasi larutan :
a. Berdasarkan kepekatan
1. Encer : sedikit solute
2. Pekat : kebanyakan solute
3. Jenuh : ada keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan
Elektrolit lemah:
a) Asam lemah
b) Basa lemah
c) Garam yang sukar larut
2. Non-elektrolit
10
Larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, larutan alcohol
c. Kemampuan menyerap
1. Larutan ideal : tidk terjadi penyerapan
2. Larutan tidak ideal :
a) Mengalami pelepasan kalor saat pencampuran
b) Mengalami penyerapan kalor saat pencampuan
d. Wujud
a) Suhu
Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :
T > → Kelarutan >
11
Untuk larutan padat-cair pada umunya : “semakin tinggi suhu maka
kelarutan juga semakin tinggi”.
c) Tekanan
Sangat berpengaruh pada gas → di atur oleh Hukum Henry di mana
gas-gas yang larut secara fisika → C = Kp
Contoh : Minuman Soda
Untuk padat / cair → tekanan tidak berubah (konstan)
e) Pengadukan
Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak
jumlah pengadukan, maka zat terlarut umumnya menjadi lebih mudah
larut.
e) pH larutan
Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh
pH, sedangkan kelarutan senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi
dalam air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH.
12
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
2.1. Kompartemen Cairan Tubuh
VOLUME
CAIRAN PERSENTASE PERSENTASE
KOMPARTEMEN (DALAM LITER) CAIRAN TUBUH BERAT TUBUH
Cairan tubuh total 42 100 60
Cairan intrasel (CIS) 28 67 40
Cairan ekstrasel (CES) 14 33 20
Plasma 6.6
2.8 4
(20% CES)
Cairan interstisium 26.4
11.2 16
(80% CES)
Limfe Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan
Cairan lintas sel Dapat diabaikan Dapat diabaikan Dapat diabaikan
Kontrol pemasukan air diatur oleh rasa haus. Rasa haus adalah suatu perasaan subjektif yang
mendorong orang untuk mengkonsumsi H2O. Pusat rasa haus terletak di hipotalamus dekat
dengan sel penghasil vasopressin. Kontrol pengeluaran air di urin oleh vasopresin. [fisiologi
Sherwood edisi 2]
13
Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan
beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium,
selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang
interstisium dan masuk ke pembuluh darah
Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan nilai
cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi, transpor
aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).
1. Difusi : Adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)
2. Transport Aktif : Adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut
penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen,
glukosa dan asam amino. (Horne, 2001).
3. Filtrasi : Adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan
adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah
(Horne, 2001).
4.Osmosis : Adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi
zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi
melewati semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua area berubah (Horne, 2001).
3.2. Derajat
Berdasarkan persentase kehilangan air dari total berat badan, derajat/skala dehidrasi
dapat ringan, sedang, hingga derajat berat (tabel 1).
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan usia dewasa. Bayi
dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami dehidrasi karena komposisi air
tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna dan masih bergantung pada
orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu penurunan berat badan
juga relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih cepat terlihat
dibandingkan bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih rendah. Menentukan derajat
dehidrasi pada anak juga dapat menggunakan skor WHO, dengan penilaian keadaan
umum, kondisi mata, mulut dan turgor (tabel 2).
14
Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi, gangguan
hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran dapat menjadi tolak ukur penilaian
klinis dehidrasi (tabel 3).
15
- Gejala tidak sedramatis pada dehidrasi hipotonik
c. Dehidrasi hipertonik
- Biasanya terjadi karena penggunaan cairan dengan kandungan solute tinggi,
gangguan pemekatan ginjal dengan kehilangan air yang banyak, paparan ke
lingkungan panas dengan IWL besar.
- Gejala khas mencakup tekstur kulit kasar, tangisan memekik, lemah, takipnea
dan sangat haus
Penyebab hiponatremia:
Gejala : kadar natrium turun 120-125 mmol/L
16
penurunanberat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat
membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
b. Dehidrasi sedang
1) Tekanan darah menurun
2) Pingsan
3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
4) Kejang
5) Perut kembung
6) Gagal jantung
7) Ubun-ubun cekung
8) Denyut nadi cepat dan lemah
c. Dehidrasi Berat
1) Kesadaran berkurang
2) Tidak buang air kecil
3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
5) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
6) Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
3.5. Penatalaksanaan
17
Secara sederhana prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah mengganti cairan yang
hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik
kembali tercapai. Selain per-timbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk
mengoreksi status osmolaritas pasien.Terapi farmakologis dengan loperamide, antikolinergik,
bismuth subsalicylate,dan adsorben, tidak direkomendasikan terutama pada anak, karena selain
dipertanyakan efektivitasnya, juga berpotensi menimbul-kan berbagai efek samping. Pada
dehidrasi karena muntah hebat, ondansetron efektif membantu asupan cairan melalui oral dan
mengatasi kedaruratan.
Pemberian makan segera saat asupan oral memungkinkan pada anak-anak yang dehidrasi karena
diare, dapat memper-singkat durasi diare. Susu tidak perlu diencerkan, pemberian ASI jangan di-
hentikan. Disarankan memberikan makanan tergolong karbohidrat kompleks, buah, sayur dan
daging rendah lemak. Makanan berlemak dan jenis karbohidrat simpel sebaiknya dihindari.
WHO sejak tahun 2004 juga telah menambahkan zinc dalam panduan terapi diare pada anak.
18
Tahap Pertama berfokus untuk mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolemia yang
membutuhkan penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid isotonik,
seperti ringer lactate(RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 mL/kgBB. Perbaikan cairan intravaskuler
dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut nadi, produksi urin, dan status mental pasien.
Apabila perbaikan belum terjadi setelah cairan diberikan dengan kecepatan hingga 60 mL/kgBB,
maka etiologi lain syok harus dipikirkan (misalnya anafi laksis, sepsis, syok kardiogenik).
Pengawasan hemodinamik dan golongan inotropik dapat diindikasikan.
Tahap Kedua berfokus pada mengatasi defi sit, pemberian cairan pemeliharaan dan penggantian
kehilangan yang masih ber-langsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan diukur dari jumlah
kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL adalah antara 400-500 mL/m2 luas
permukaan tubuh dan dapat meningkat pada kondisi demam dan takipnea. Secara kasar
kebutuhan cairan berdasarkan berat badan adalah:
• Berat badan < 10 kg = 100 mL/kgBB
• Berat badan 10-20 kg = 1000 + 50 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 10 kg
• Berat badan > 20 kg = 1500 + 20 mL/kgBB untuk setiap kilogram berat badan di atas 20 kg.
19
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi klorida dalam
plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan asam-basa, dan
menghitung anion gap.
20
Kelebihan : Hipernatremia
Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi oleh
hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle (kotranspor
NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na𝐾2 Cl).
Distribusi Natrium dalam tubuh
Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh diatur
oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
Fungsinya di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
transmisi dan konduksi impuls syaraf
Cairan tubuh
- Mengatur osmolalitas vaskular
- Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air
Selular
- Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel
secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi
bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- Aktivitas enzim
Asam basa
Mengatur keseimbangan asam basa
Nilai normalnya di darah : 135-146 mEq/liter atau mmol/liter
Nilai normalnya di urin : 40-220 mEq/liter/hari
Etiologi Hiponatremia
Asupan makanan
- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L
- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel
- anoreksia nervosa
- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan
Keluarnya natrium dari saluran pencernaan
21
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna
- bulimia
- kehilangan potassium
Keluarnya natrium dari ginjal
- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH → pengeluaran Na, Cl dan air
- diuretik
Pengaruh hormon
- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal → cairan ekstraselular
menjadi lebih banyak mengandung air → kadar Na berkurang
- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) → produksi
hormon adreno-kortikal berkurang → pengeluaran Na dan retensi K
2. Kalium (K)
Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak kerbau.
Kadar normal : 3,5 – 5 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan asam
basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam biosintesis
protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
Kelebihan : hiperkalemia
Kekurangan : hipokalemia
Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi oleh
glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
Absorpsi : pada usus halus.
Dsitribusi Kalium dalam tubuh
22
Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapat di
cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq dan di
cairan ekstrasel 3,5 – 5,3 mEq.
Fungsi kalium di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
- transmisi dan konduksi impuls syaraf
- kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung
Cairan tubuh
- mengatur osmolalitas intraselular
Selular
- pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel
secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi
bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- aktivitas enzim untuk metabolisme selular
Asam basa
mengatur keseimbangan asam basa
Etiologi Hipokalemia
Asupan makanan
- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L
- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang
- anoreksia nervosa
- alkoholisme
Keluarnya kalium dari saluran pencernaan
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna, fistula saluran cerna
- bulimia
Keluarnya kalium dari ginjal
- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut
- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium
- hemodialisis, peritoneal dialisis
Pengaruh hormon
- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium
dan retensi natrium
- stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh
- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti
aldosteron
Gangguan fungsi selular
- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi
- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular
Redistribusi kalium
23
- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel
- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel
3. Klorida (Cl)
Sumber : garam dapur
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah
lambung.
Kelebihan : hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh
pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat
kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau
duodenum
Distribusi klorida dalam tubuh
24
Pada GIT (jejunum) melalui enzim Na – K – ATP ase, hormon aldosteron, hormon desoksi
kortikosteron acetat
Ekskresi
t.u melalui ginjal, sebagian kecil melalui tinja, keringat, air mata
Konsentrasi Na dalam keringat: 5 – 40 mEq/ L
Dipengaruhi oleh:
- perubahan volume ekstraseluler
- hormon ADH
- rasa haus
Bila ADH ↓ Na banyak keluar
b) kalium
Intake K+ kurang (malnutrisi, puasa, diare, muntah)
Ekskresi ↑ (obat diuretik, gangguan keseimbangan asam basa)
25
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
5.1. Etika minum sesuai Al-Quran dan Hadist
Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Shallallaahu alaihi wa Sallam berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu”. (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya adalah yang halal.
o Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah
kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
o Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
o Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan
sekali-kali mencelanya.
o Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila
suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
o Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda; “Aku tidak makan sedangkan aku
menyandar”.(HR. al-Bukhari).
Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Didalam
hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah
bersabda: “... dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas
dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena
keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”.
(Muttafaq’alaih).
26
Dari umar bin abi salamah ia berkata: “Sewaktu aku kecil pada masa nabi SAW. tanganku
selalu bergerak kesana kemari dalam piring makan, karena itu Nabi berkata: hai Anak sebutlah
nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau, dan makanlah yang ada di sekitarmu”. (
HR. Muslim, thabrani dan baihaqi )
1. Membaca Basmallah
Membaca basmallah ketika makan bersama-sama menurut pendapat ulama adalah sunnah
kifayah. Jika telah ada yang membacanya, tidak lagi di tuntut untuk membaca semuanya
27
2. Menggunakan Tangan Kanan
Islam memberikan keringanan bagi orang yang mempunyai kekurangan seperti halnya orang
kidal. Apabila orang tersebut masih kuat menggunakan tangan kanan, maka tetap dianjurkan
menggunakan tangan kanan karena termasuk sunnah Rosul. Walaupun sudah terbiasa bagi
mereka menggunakan tangan kiri, tetapi mereka harus berusaha dan membiasakan menggunakan
tangan kanannya. Seperti yang terkandung dalam surat Al-Insyirah ayat 6:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
3. Makan dan minum tanpa berlebihan
Al-Qur’an menyatakan secara berkali-kali larangan untuk makan berlebih-lebihan. Manusia
cukup mengonsumsi makanan sesuai dengan angka kecukupan gizi. Allah berfirman dalam surah
Thaha Ayat 81:
Artinya : “makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan
Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia”.
4. Menyisakan Sepertiga Perut Untuk Udara
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Miqdam, bahwasanya Nabi memerintahkan kita untuk
makan yang cukup dan tidak memenuhi seluruh perut kita dengan makanan. Tetapi dibagi
menjadi tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.
Sebagai ilustrasi, jika sebuah blender yang diisi penuh sampai ke atas dan kemudian mesinnya di
hidupkan, maka blender itu bisa pecah atau rusak. Perut manusia bukan blender, tetapi sebagai
penghalus, berfungsi juga sebagai pemecah, pencampur, dan pengolah makanan, segalanya
menjadi satu.
Pembatasan makanan tidak berarti anjuran untuk menahan lapar terus menerus yang membuat
orang lapar gizi. Al-hadis mengajarkan untuk makan setelah lapar, dan berhenti sebelum
kenyang. namun yang dimaksud lapar di sini bukanlah lapar dalam pengertian lapar gizi.
Dengan demikian , islam telah mengajarkan pola makan yang seimbang. Pola makan yang
berlebihan merupakan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Telah terbukti dalam literatur kesehatan
bahwa makanan yang berlebihan merupakan dasar dari berbagai penyakit.
Secara umum tatacara makan dan minim yang baik yang harus dilakukan adalah:
Makan Minum
Mencuci tangan sebelum makan Membaca Basmallah
Membaca Basmallah Mengesap air dan tidak menenggaknya
28
Makan di mulai dari yang berada di sebelah kanan
Tidak sambil berdiri
dahulu
Mengecilkan suap dan menghaluskan kunyahan Membaca hamdallah
Tidak memandang kepada wajah teman makan
Tidak sambil bersandar
Mengambil makanan dari sisi piring/wadah
Menjilat anak jari ketika selesai makan
Membaca hamdallah
29
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-
Strategi%20Terapi%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/40263582/ipi300005.pdf?AWSAccessKeyId
=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1486946652&Signature=wvlGZvE0u8xk%2BCd9C
y58kX4tL74%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DFisiologi_dan_Gangguan_Keseimbangan_Natr.pdf
30