Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berbagai permasalahan yang timbul dalam suatu pendidikan salah satunya timbul
dari mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri. Baik itu pendidik, sistem ataupun peserta
didiknya. Semua itu merupakan suatu sistem fungsional yang akan terus berjalan
beriringan dan tidak akan bisa berjalan apabila salah satu dari ketiga itu tidak ada. Mutu
pendidikan yang baik dapat mendorong terciptanya masyarakat yang berkualitas, kreatif
dan produktif. Salah satu ciri dari mutu pendidikan yang baik adalah terciptanya proses
pembelajaran yang baik pula (mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi).
Sebagai dampaknya Guru yang merupakan peran sentral dalam proses pembelajaran sudah
sewajarnya dituntut untuk lebih professional dalam menjalankan fungsinya. Selain hal
tersebut, perubahan dan perkembangan masyarakat yang semakin maju juga menuntut
profesi guru menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebutuhan masyarakat.

Profesi guru masih dihadapkan kepada banyak masalah, karena profesi guru
merupkan suatu profesi yang sedang tumbuh, semua permasalahannya masih relevan
untuk dibicarakan, salah satu diantaranya profesi harus melalui pendidikan tinggi
keguruan. Hal ini sejalan dengan UU No. 14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian
Pasal 9 meyatakan kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. Penegasan dari UU ini
menyatakan secara jelas bahwa kualifikasi guru setidak-tidaknya berpendidikan sarjana
atau diploma empat.

Guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta


mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik individual atau klasikal. Hal
ini berarti bahwa guru, harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk
wewenang dan kemampuan di dalam menjalankan tugas-tugasnya. Menurut UU No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, disebutkan “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” Sedangkan

1
menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10,
Ayat 1, menyatakan ’Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi
pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi professional, (d) kompetensi
sosial.

Perkembangan peserta didik merupakan salah satu indikator dari kompetensi


pedagogik. Perkembangan peserta didik dibagi menjadi perkembangan emosional, fisik,
sosial dan kognitif. Perkembangan emosional dan fisik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik. Perkembangan emosional adalah pengalaman efektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud
suatu tingkah laku yang Nampak. Sedangkan Perkembangan fisik merupakan perubahan
dalam tubuh (otak, system saraf dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik) serta perubahan
dalam kemampuan fisik.

Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan emosional dan fisik yang baik
agar dapat memahami karakter dari tiap-tiap peserta didik agar terbentuk suasana
pembelajaran yang kondusif.

2
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perkembangan


2. Apa pengertian perkembangan emosional?
3. Apa pengertian perkembangan fisik?

I.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mendeskripsikan pengertian perkembangan.


2. Untuk mendeskripsikan pengertian perkembangan emosional.
3. Untuk mendeskripsikan pengertian perkembangan fisik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Perkembangan

Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya


pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa
perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang
merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.”

Menurut Santrok Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola perkembangan


individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat
involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu
dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang
bersifat timbul adanya perubahan dalam diri individu.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah
proses perubahan individu yang bersifat dinamis ke arah kesempurnaan secara terus –
menerus sejak lahir hingga akhir hayat.

II.2 Pengertian Perkembangan Emosional

Perilaku atau perbuatan kita sehari-hari selalu disertai oleh perasaan-perasaan tertentu,
misalnya senang atau tidak senang. Perasaan-perasaan yang selalu menyertai perbuatan
kita tersebut disebut warna efektif. Warna efektif kadang-kadang lemah, tetapi terkadang
juga kuat. Jika warna efektif kuat, perasaan-perasaan akan menjadi lebih dalam, lebih luas,
dan lebih terarah. Perasaan-perasaan ini disebut emosi. Perasaan lainnya seperti gembira,
takut, cemas, benci, dan lain sebagainya.

Emosi dan perasaan adalah dua hak yang berbeda. Tetapi perbedaan antara keduanya
tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala
emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasnya. Pada suatu
saat warna efektif dapat dikatan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai
emosi. Contohnya marah yang akan ditunjukkan dalam bentuk diam. Jadi sukar sekali kita
mendefinisikan emosi. Jadi emosi adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian

4
dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah
laku yang Nampak.

A. Karakteistik perkembangan emosi


Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan. Ketegangan
emosi meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar. Rata-rata emosi para remaja
menjadi tinggi karena mereka sedang berada dibawah tekanan social dan juga mereka
sedang menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka kurang
mempersiapkan diri. Tetapi tidak semua remaja mengalami tekanan dan badai dalam
hidupnya.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak.
Jenis emosi yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih saying, gembira, amarah,
takut dan cemas, cemburu sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan
derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian
yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Berikut ini akan dibahas
beberapa kondisi emosional.
1. Cinta/kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang
lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk
menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
2. Gembira
Individu pada umumnya dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan yang menyenangkan tersebut kita agaknya mempunyai cerita yang
panjang dan lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan emosional
remaja. Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan
baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang
sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima) oleh
yang dicintai.
3. Kemarahan
Rasa marah merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan
peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian. Rasa marah juga penting
dalam kehidupan, karena rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya
sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. Kondisi-kondisi yang menyebabkan
timbulnya rasa marah kurang lebih sama, tetapi ada beberapa perubahan

5
sehubungan dengan pertambahan umurnya dan kondisi-kondisi tertentu yang
menimbulkan rasa marah atau meningkatnya penguasaan kendali emosional.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
Dalam sejumlah penelitian, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan faktor belajar. Kedua faktor itu terjalin erat satu sama lain dan
akan mempengaruhi perkembangan intelektual. Hal itu akan menghasilkan suatu
kemampuan berpikir kritis, mengingat, dan menghafal. Selain itu, individu akan
menjadi reaktif terhadap rangsangan.

II.3 Pengertian perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan perubahan dalam tubuh (otak, system saraf dan
lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(perkembangan keterampilan motorik) serta perubahan dalam kemampuan fisik.

Bagi anank-anak usia sekiolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang optimal itu sangat penting, karena pertumbuhan/perkembangan fisik anak secara
langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara
langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak.
Dan secara tidak langsung, pertumbuhan /perkembangan fisik akan mempengaruhi cara
anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Yang terlihat dari pola penyesuaian diri
anak secara umum.

a) Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik


Bagi sebagian anak, awal masuk kelas satu sekolah dasar merupakan peristiwa
penting bagi anak. Dengan masuknya anaak kesekolah dasar akan membawa akibat
pada perubahan besar dalam pola kehidupannya, seperti perubahan dalam sikap, nilai
dan perilaku.
1. Keadan berat dan tinggi badan anak usia sekolah (usia 6 hingga 10 tahun)
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar.
Peningkatan berat baadan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistm rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama, masa dan kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur
bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini

6
adalah karena faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah
sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan
(Santrock, 1995).
2. Masa Pubertas (usia 10 hingga 14 tahun)
Pada akhir usia sekolah anak segera memasuki masa yang disebut dengan
“pubertas”, yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Sulit membedakan
antara masa puber dengan masa remaja karena, masa puber adalah bagian dari
masa remaja dan pubertas sering dijadikan pertanda awal seseorang memasuki
masa remaja.
Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada
anak-anak yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula
yang belakangan. Biasanya, anak perempuan memasuki masa pubertas lebih awal
2 tahun dibandingkan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan pada
anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-
laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
3. Perubahan fisik
Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik secara dramatis atau apa yang
disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi
perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik
(Zigler & Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan
dalam proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual
(Papalia, Old & Feldman, 2008).
4. Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan
selama masa pubertas juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh
tertentu yang sebelumnya teralalu kecil, pada masa pubertas menjadi terlalu
besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi
tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini
menyebabkan anak merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya
tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.
5. Kematangan Seksual
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan
fisik yang terjadi pada masa pubertas, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-

7
ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder
(secondary sex characteristics).

II.4 Kuesioner

Indikator Sub No Item soal Ya Tidak Kadang


Indikator –
kadang
Perkembangan Emosional 1 Apakah guru
peserta didik memperhatiakan
perkembangan
emosional peserta
didik dalam setiap
pembelajaran?
2 Apakah guru pernah
marah terhadap peserta
didik pada saat proses
pembelajaran?
3 Apakah guru membuat
suasana pembelajaran
yang kondusif bagi
perkembangan emosi
peserta didik?
4 Apakah sifat manja,
keras kepala dan takut
yang ada pada peserta
didik harus
diperhatikan oleh
guru?
5 Apakah rasa senang,
percaya diri dan
gembira dapat
membuat peserta didik
lebih termotivasi dalam
kegiatan pembelajaran?
6 Peserta didik dengan
keterbelakangan
mental akan
mengalami kesulitan
dalam kegiatan
pembelajaran?
7 Peserta didik akan
mudah menerima

8
pembelajaran jika
dalam pembelajaranya
sesuai dengan
perkembangan
emosionalnya.
Kesesuaian tersebut
akan membuat peserta
didik menjadi
semangat dan akan
bekerja keras dalam
kegiatan itu sampai
semua tugas – tugasnya
terselesaikan.
8 Apakah menjadi suatu
keharusan bagi seorang
guru untuk mendorong
dan memotivasi belajar
peserta didik?
9 Pertumbuhan
psikomotorik peserta
didik menjadi salah
satu aspek yang harus
diperhatikan dalam
memahami peserta
didik.

Fisik 1 Apakah perkembangan


fisik peserta didik juga
mempengaruhi proses
belajar mengajar?

2 Harus memiliki
keterampilan-
keterampilan fisik
dalam bermain seperti,
menangkap, melempar,
menendang bola,
berenang, dan
mengendarai sepeda.

9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Perkembangan emosional dan fisik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik.
Perkembangan emosional adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam
diri individu tentang keadaan mental dan fisik yang berwujud suatu tingkah laku yang
Nampak. Sedangkan Perkembangan fisik merupakan perubahan dalam tubuh (otak,
system saraf dan lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik) serta perubahan dalam kemampuan fisik.

III.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

10
Daftar Pustaka

https://punyashellya.wordpress.com/2013/04/28/perkembangan-emosi-pada-peserta-didik-
psikologo-perkembangan/
http://cicibon.blogspot.com/2012/09/perkembangan-fisik-peserta-didik.html

11

Anda mungkin juga menyukai