Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Oleh
Muhammad Elvinsyah Zidane
162010101104

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. JUDUL PRAKTIKUM
Indra Pendengaran dan Penglihatan

B. PROSEDUR PRAKTIKUM
Cara Rinne :
1. Getarkan kedua ujung garpu tala dengan dipukulkan pada telapak tangan
atau mendekatkan kedua ujung garpu tala kemudian secara mendadak
dilepaskan (seperti mencubit). Jangan sekali-kali dipukulkan ke pinggir
meja atau benda yang keras.
2. Tempelkan dengan sedikit tekanan gagang dari garpu tala pada prosesus
mastoideus pada sisi telinga yang diperiksa sampai orang coba memberi
tanda tidak mendengar.
3. Segera pindahkan garpu tala ke sisi lubang telingba lebih kurang 1,5 cm
dengan kedua ujungnya mengarah ke atas pada bidang frontal dan
dengarkan getarannya.
Hasilnya : Rinne positip (+) bila orang coba masih mendengar suara setelah
dipindahkan ke sisi lubang telinga.
4. Catatlah waktu (dalam detik) saat pemindahan garpu tala sampai orang coba
memberi tanda tidak mendengar lagi. Lakukan ini pada telinga kanan dan
kiri pada semua garpu tala (5 frekuensi).
5. Lakukanlah pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan
menyumbat salah satu telinga dengan kapas yang dibasahi air dan lakukan
tes Rinne ini pada telinga yang disumbat tersebut (cukup dengan salah satu
garpu tala).

Cara Schwabach :
1. Garpu tala yang digetarkan ditempelkan pada prosesus mastoideus sisi
telinga yang diperiksa, sampai orang tersebut memberi tanda sudah tidak
mendengar lagi.
2. Segera garpu tala dipindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa (dengan
telinga normal).
Hasil :
 Bila pemeriksa masih mendengar suara getaran, disebut
Schwabach memendek (orang coba mendengar dalam waktu lebih
pendek dari pemeriksa).
 Bila pemeriksa sudah tidak mendengar suara getaran, ada
kemungkinan Schwach normal atau memanjang. Untuk
memastikannya dilakukan dengn membalik tes yaitu dari
pemeriksa ke orang coba.
3. Lakukanlah pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan
menyumbat salah satu telinga dengan kapas yang dibasahi air. Di sini
pemeriksaan dilakukan hanya dengan menggunakan satu frekwensi garpu
tala.

Cara Weber :
1. Garpu tala yang bergetar ditempelkan pada vorteks atau dahi (pada garis
median) orang coba.
2. Tanyakan apakah terdengan sama keras pada kedua telinga.
Hasilnya :
 jika terdengan sama keras berarti tidak ada lateralisasi
 jika terdengar sama keras berarti ada lateralisasi, dinyatakan pada
sisi yang mendengar lebih keras.
3. lakukan pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan menyumbat
denga kapas yang dibasai air. Disini pemeriksaan dilakukan hanya dengan
menggunakan satu garpu tala.

Dalam praktikum ini yang disumbat dengan kapas hanya 1 (satu) lubang
teling saja, misal telinga kanan orang coba (jangan berpindah selama
praktikum)

C. HASIL PRAKTIKUM
1. Rinne
KANAN (detik) KIRI (detik)
Frekwensi Garpu tala
Tidak Disumbat
Tidak Disumbat
disumbat Kapas
2048 12 s (+) 7 s (+) 10 s (+)
1024 14 s (+) 10 s (+) 15 s (+)
512 15 s (+) 12 s (+) 26 s (+)
256 13 s (+) 10 s (+) 14 s (+)
128 12 s (+) 7 s (+) 17 s (+)

Keterangan : Positip (+) bila AC > BC


Negatip (-) bila BC > AC

2. Schwabach
a. Dari probandus ke pemeriksa : (+)
b. Dari pemeriksa ke probandus : (-)
Keterangan : (+) = masih mendengar
(-) = tidak mendengar lagi
c. Kesimpulan : Memanjang

3. Weber

Cara pemeriksaan Tanpa Penyumbatan Kanan disumbat

Weber Tidak terjadi lateralisasi Lateralisasi ke kanan

D. PEMBAHASAN
 Pada tes rinne didapatkan hasil yang positif karna probandus masih
mendengar suara setelah dipindahkan ke sisi lubang telinga (AC >
BC), sehingga dapat menyingkirkan kemungkian tuli konduktif. Pada
telinga yang disumbat juga didapatkan waktu yang lebih singkat. Hal
ini membuktikan bahwa sumbatan pada telinga dapat mengganggu
hantaran suara untuk sampai di telinga
 Pada tes schwabach menunjukkan hasil yang memanjang. Hal ini
menunjukkan bahwa kemungkinan ada tanda tanda tuli konduktif
(schwabach memanjang).
 Pada tes weber, tidak terjadi lateralisasi pada telinga yang tidak di
sumbat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada tanda tanda tuli
konduktif maupun tuli sensorineural pada probandus. Berbeda halnya
pada telinga yang disumbat, terjadi lateralisasi pada telinga yang
disumbat. Hal ini menggambarkan kelainan telinga konduktif pada tes
weber.

E. KESIMPULAN
Tuli konduksi : Rinne negatif, lateralisasi ke arah telinga yang sakit,
schwabach memanjang
Tuli sensorineural : Rinne positif, lateralisasi ke arah telinga yang sehat,
schwabach memendek
PERTANYAAN :
1. Terangkan dasar-dasar dari teori tersebut diatas
2. Kemungkinan kelainan apa saja yang dapat ditemukan bila:
a) Rinne : positip, b) Weber : tidak ada lateralisasi, c) Scwabach :
memanjang.
3. Bagaimana hasil pemeriksaan seandainya penderita dengan tuli saraf ?

JAWABAN :
1. Pemeriksaan dengan penala
1. Getarkan penala (mis. 32 Hz) dengan jari kita.
2. Mula-mula, dengarkan sendiri hingga suara hampir hilang sesudah itu
kita letakkan kedekat telinga orang yang akan diperiksa, bila masih
didengarnya kita namakan positif (+), bila tidak didengarnya lagi
dinamakan negatif (-).
3. Lakukan lagi dengan garpu tala lainnya sehingga dapat kita data seperti
contoh berikut:

Dengan melihat hasilnya kita dapat menentukan apakah penderita


mengalami tuli konduktif atau tuli perspektif. Dalam gambar ini ada tuli
koduktif telinga kiri.

Pemeriksaan Rinne:
1. Getarkan penala (512 Hz).
2. Letakkan pada mastoid pasien.
3. Bila tidak didengar lagi, letakkan di depan lubang telinga pasien. Pada
orang yang pendengarannya normal, pasien masih mendengar suara di
muka lubang telinga tersebut; disebut Rinne positif (+).

Pemeriksaan Weber:
1. Getarkan penala (256-512 Hz)
2. Letakkan pada garis medial kepala (vortex, gigi, dll). Normal: suara
didengar sama pada bagian kanan dan kiri. Pada tuli konduktif suara
didengar pada telinga yang sakit, dinamakan Weber lateralisasi ke bagian
yang sakit. Pada tuli perseptif suara didengar pada telinga yang sehat
dinamakan Weber lateralisasi ke bagian yang sehat.

Pemeriksaan Schwabach:
1. Getarkan penala (256-512 Hz)
2. Letakkan dahulu pada mastoid yang memeriksa.
3. Bila pemeriksa tidak mendengar lagi, letakkan pada mastoid pasien.
Bila pasien masih mendengarnya berarti pasien menderita tuli konduktif
dan dinamakan Schwabach memanjang. Bila pasien tidak mendengarnya
lagi berarti pasien menderita tuli saraf dan dinamakan Schwabach
memendek.

2. a) Normal (namun, bisa juga Tuli sensorineural)


b) Normal
c) Tuli konduktif

3. a) Tes Rinne positif


b) Pada tes weber maka pasien akan mendengar lebih keras pada telinga
yang sehat (lateralisasi ke arah telinga yang sehat)
c) Tes schwabach memendek

Anda mungkin juga menyukai