Anda di halaman 1dari 8

Percobaan II

Penguat Diferensial

Eglin Noverinda Situmeang (14S16043)


Tanggal Percobaan : 23/10/2018
[EL3103] [Praktikum Elektronika II]
Lab Dasar Teknik Elektro – Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

 Mengamati perilaku tahap penguatan diferensial


Abstrak— Pada percobaan ini akan membahas mengenai dengan transistor bipolar dengan berbagai
penguat diferensial dengan dua jenis sinyal input seperti konfigurasi.Mengamati, mengukur, dan menganalisa
diferensial mode dan common mode dan memiliki output sinyal rangkaian termal sederhana untuk transistor daya
berupa single ended. Sinyal mode adalah komponen dari sinyal (opsional).
analog yang hadir dengan satu tanda pada semua konduktor
yang diperptimbangka. Common mode merupakan matrik yang  Mengamati, mengukur, dan menganalis penguatan
digunakan untuk mengukur kemampuan perangkat untuk differential-mode dan common-mode pada tahap
menolak sinyal mode umum yaitu muncul secara bersamaan penguat diferensial dengan berbagai konfigurasi.
dan mancul secara bersamaan dalam fase pada keduanya.
Memiliki tujuan Memahami bagaimana memperkuat lemah
(kecil) sinyal di tengah interferensi dengan penguat diferensial,
Mengevaluasi peran masing-masing komponen/ rangkaian II. LANDASAN TEORETIS
pada penguat diferensial, Mengamati perilaku tahap penguatan
diferensial dengan transistor bipolar dengan berbagai
konfigurasi,Mengamati, mengukur, dan menganalisa
penguatan differential-mode dan common-mode,pada tahap 2.1 Prinsip Panguat Diferensial
penguat diferensial dengan berbagai konfigurasi.
Pengguat diferensial adalah penguat yang memiliki dua input
dan memperkuat selisih tegangan pada kedua input tersebut.
Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal interferensi
Kata Kunci: diferensial mode , common mode yang berupa sinyal yang sama (common signal) yang masuk
pada kedua input akan dihilangkan pada proses penguatan
karena hanya selisih tegangan yang diperkuat. Namun demikian
I. PENDAHULUAN pada implementasinya penguat diferensial juga memberikan
output yang berasal dari sinyal bersama tersebut. Hubungan
Pada praktikum ini membahas mengenai penguat difrensial. input dan ouput pada penguat diferensial tampak pada Gambar
Penguat diferensial merupakan suatu jenis penguat dengan 1.
coupling DC yang memiliki gain (penguatan). Penguatan pada
praktikum ini berbentuk IC dengan tipe seri 741. Penguat Gambar 1 Priinsip penguatan diferensial
diferensial memiliki 2 sinyal input yaitu diferensial mode dan
common mode sedangkan outputnya berupa single ended dan
diferensial ended. Pada diferensial mode Vd untuk port positif
dan negatif terhubung pada ground dan pada common mode
memperoleh pembangkit sinyal.

Tujuan praktikum modul 2 sebagai berikut:

 Memahami bagaimana memperkuat sinyal lemah


(kecil) sinyal di tengah interferensi dengan penguat
diferensial.

 Mengevaluasi peran masing-masing komponen /


rangkaian pada penguat diferensial
dimana REE adalah resistansi sumber arus bias yang digunakan
Pada penguat seperti ini diinginkan penguat dengan penguatan dan re adalah parameter resistansi emitor transistor pada sinyal
diferensial yang besar dan penguat common mode nol atau kecil. Penguat common mode dapat ditekan dengan
sangat kecil. Dengan demikian penguat ini dapat digunakan menggunakan resistansi sumber arus yang besar. Untuk
untuk memperkuat sinyal kecul yang mucul bersamaan dengan rangkaian dengan bias sumber arus resistor hal ini dapat
sinyal interferensi yang besar. Besaran perbandingan penguatan dilakukan dengan memperbesar nilai resistansi biasnya. Namun
diferensial Ad dan penguatan common mode Acm disebut demikian untuk menjaga penguatan diferensialnya maka perlu
sebagai CMMR Common Mode Rejection Ratio,sbb.: digunakan juga tegangan bias yang lebih tinggi agar arus
biasnya tetap.

2.3 Penguat Diferensial dengan Resisitor Degenerasi pada


Emitor
2.2 Rangkaian Dasar Penguat Diferensial Penguat diferensial di atas mempunyai jangkauan penguatan
linier yang sangat kecil (jauh di bawah VT). Untuk memperoleh
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari rangkaian penguat diferensal dengan jangkauan penguatan linier yang
pasangan transistor dengan emitor bersama, bias arus, dan lebih besar digunakan resistansi degenerasi emitor Re. Pada
rangkaian beban seperti tampak pada Gambar 2. rangkaian demikian diperoleh penguatan diferensial
Gambar 2 Rangkaian Dasar Penguatan Diferensial
Dimana α adalah penguatan arus emitor ke kolektor.
Penambahan resistor Re ini akan mengurangi penguatan
diferensialnya.

Pada penguat seperti ini penguatan common modenya adalah


sbb.:

Penguat diferensial tersebut akan memberikan penguatan Tampak dari persamaan terakhir penambahan resistansi
diferensialsbb.: degerasi emitor juga akan memperbaiki atau menekan
penguatan commonmode.

2.4 Penguat Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan Beban


Aktif

dimana gm adalah trankondutansi transistor pada arus bias yang Peningkatan resistansi rangkaian sumber arus bias dapat
diberikan. Penguatan diferensial ini sebanding dengan arus bias dilakukan dengan menggantikan resistor dengan sebuah cermin
pada transistornya arus. Dalam keadaan demikian resistansi sumber arus adalah
resistansi output transistor cermin arus ybs.
Penguatan common mode untuk pasangan diferensial ini adalah
Resistansi kolektor pada pasangan diferensial dapat juga
digantikan dengan beban aktif berupa cermin arus. Sinyal
output untuk pasangan diferensial seperti ini diambil pada salah
satuterminal kolektor pasangan diferensialnya. Untuk
rangkaian yang demikian akan diperoleh penguatan diferensial
Pada percobaan ini memiliki amplitudo mendekati tegangan
Vcc 9v maka akan terjadi penguatan sebesar 16,5 V. Pada
rangkaian seperti ini diperlukan penguat operasonal yang
memuat diferensial mode dan common mode dan diperolehlah
diagram sinyal sebagai berikut :

Dimana gm adalah transkonduktasi sinyal kecil transistor


pasangan diferensial dan ro adalah resistansi output transisor
beban aktif. Penguatan yang diperoleh akan sangat besar
mengingat umumnya resistansi output ro juga sangatbesar.

Penguatan common mode untuk rangkaian dengan beban aktif


ini akanmendekati:

Tugas 2a : Pasangan Diferensial dengan bias resistor


dimana ro4 adalah resistasi output transistor beban pada
terminal ouput, β3 adalah penguatan arus transistor beban Susunlah rangkaian penguat dengan pasangan diferensial
pasangannya, dan REE resistansi output sumber arus bias. seperti pada Gambar 6. Nilainilai komponen dan bersaran
tegangan catu daya yang dipilih adalah RC1 = RC2 = 10kΩ,
2.5 Nonidealitas pada Penguat Diferensial Rbias= 5 kΩ, Q1 = Q2 = 2N3096, dan VCC = 9V. Ukurlah arus
bias yang mengalir pada RC1, RC2, dan Rbias.
Penguat diferensial ideal bila pasangan diferensial yang
digunakan seluruh paramter sepenuhnya sama. Namun pada
kenyataannya akan sangat diperoleh komponen yang demikian.
Pada kasus rangkaian diferensial dengan beban resistor akan
ada ofset tegangan input VOS penguat diferensial sebesar :

Demikian juga dengan transistor yang digunakan, bila arus


saturasinya tidak persis sama maka akan diperoleh tegangan
ofset sebesar

III. HASIL DAN ANALISIS


Tugas 1: Pemberian dan Pengukuran tegangan untuk pasangan
diferensial
Dari hasil percobaan diatas diperolehlah hasil sinyal seperti
gambar diatas dengan memiliki amplitudo 7.432 dan -7.432
memiliki arus sebagai berikut :

Arus pada Rc1 Rc2 Rbias


Nilai 2.03 mA 1,007mA 1,88 mA

Berdasarkan gambar hasil osiloskop di atas dapat kita lihat


bahwa Vmax nya adalah 24.0V, Vmin =700mV, Vpp= 24.8V,
Vtop =26.0V, Vbas= -99.3mV, Vamp= 26.11V, periode =
20.20mS dan Frekuensi = 48.50 Hz.. Hal tersebut mungkin
dipengaruhi oleh penurunan kualitas komponen yang
digunakan dan nilai toleransi dari bahan tersebut. Kemudian
dirubah dalam mode X-Y sehingga memiliki tampilan

Berdasarkan gambar hasil osiloskop di atas dapat kita lihat


bahwa Vmax nya adalah 24.0V, Vmin =700mV, Vpp= 27.8V,
Vtop =25.0V, Vbas= -90.3mV, Vamp= 25.11V, periode =
28.20mS dan Frekuensi = 50 Hz. Terjadinya data yang
diperoleh tidak sesuai yang diinginkan Hal tersebut mungkin
dipengaruhi oleh penurunan kualitas komponen yang
digunakan dan nilai toleransi dari bahan tersebut. Kemudian
dirubah dalam mode X-Y sehingga memiliki tampilan:

Tugas 2b : penguatan mode diferensial, dan penguatan


mode dengan resistansi bias dan tegangan bias negatif yang
lebih tinggi

Dilakukan simulasi rangkaian pada multisim sehingga


Dari rangkaian tersebut diperoleh hasil pengukuran terhadap diperoleh hasil keluaran signal sebagai berikut:
Rc1, Rc2 dan Rbias sesuai dengan table dibawah ini:

Resistor Rc1 =10KΩ Rc2 =10KΩ Rc3 =10KΩ


Arus Bias 1,05mA 0,9mA 1,88mA

Setelah pengukuran selesai dilakukan, kemudian selanjutnya


dilakukan pengamatan penguatan mode diferensial untuk
penguat tersebut dengan membaca output single eneed pada
salah satu Vo+ atau Vo- terhadap ground. Sehingga pada
osiloskop muncul hasil sinyal seperti pada gambar berikut:
Tugas 2c : penguatan mode diferensial, dan penguatan mode Tugas 3: Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin Arus dan
dengan resistansi bias dan tegangan bias negatif yang lebih Beban Aktif
tinggi

.
Percobaan 2c ini merangkai sesuai dengan Rc1, Rc2 dan Rbias
dan kemudian dilakukan penguatan mode diferensial. Data
yang diperoleh sebagai berikut : Pada rangkaian tersebut diperoleh nilai arus yang mengalir pada
pada Rc1 = 1.2 mA dan Rc2 = 1.2mA dan Ref = 0.26
mA.penguatan yang dilakukan bernilai 1V/V. Sehingga
Resistor Rc1 = 0.6kΩ Rc1 = 0.8kΩ Rc2 =1.4 kΩ diperoleh hasil keluaran signal pada Osiloskop seperti pada
Arus bias 0.7mA 0.97 mA 1.60 mA gambar berikut:.

Hasil keluaaran signal pada osiloskop adalah seperti pada


gambar berikut:

sinusoidal tapi pada saat gelombang negative mengalami


distorsi. Berdasarkan gambar di atas dapat diamati bahwa
Vma= 31.8 V, Vmin = tidak ada, Vpp = tidak ada, Vtop = tidak
ada, Vbas = tidak ada , Vamp = tidak ada, Pred = tidak ada ,
Freq = tidak ada, CurA = -50.0ms, CurB= 50.0ms, AX1 : 100ms
dan 1/AXI : 10.0Hz.
Pada percobaan ini maka diplot kedalam xy sebagai berikut : IV. KESIMPULAN
 Tahap Penggunaan cermin arus (current mirror )
sebagai beban aktif memiliki keuntungan yaitu akan
diperoleh resistansi kolektor yang besar sehingga
penguatan akan semakin besar pula. Selain itu, output
penguatan diferensial dapat diambil dari salah satu
ternimal saja dengan memperole penguatan yang
besar.

 Besarnya penguatan diferensial (pada input common


mode) yang dihasilkan ditentukan diantaranya oleh
resistansi pada emiter dan resistansi bias. Semakin
besar resistasi tersebut maka semakin kecil pula
penguatan yang diperoleh (resistansi berbanding
terbalik dengan penguatan)

 Komponen-komponen pada penguat diferensial atara


lain berupa beban pada kolektor (faktor penguat),
transistor, dan sumber arus bias. Beban kolektor
merupakan faktor yang menjadikan tengangan output
membesar. Beban kolektor dapat berupa resistor atau
beban aktif. Transistor merupakan beban aktif yang
Percobaan ini dilakukan dimultisim akan menghasilkan grafik berfungsi sebagai penguat. Untuk komponen sumber
sinyal sebagai berikut : arus bias berfungsi untuk menjaga transistor agar tetap
berada pada mode aktifnya sebagai penguat. Sumber
arus bias yaitu dapat berasal dari resistor, cermin arus
(current mirror ), atau sumber arus lainnya.
.
 Penguatan diferensial dapat digunakan untuk
memperkuat sinyal lemah ditengah adanya interferensi
(noise). Interferensi ini hanya terjadi pada pemberian
sinyal input common mode karena penguatan
diferensial pada common mode akan mengalami
atenuasi (pelemahan)

V. REFERENSI
a. Sedra, A dan Smith, K. Microelectronic Circuits, International
6th Edition, Oxford University Press, 2011 Bab 4 Transistor
BJT dan Bab 13 Tahap Output dan PenguatDaya
b. Modul Elektronika II Institut teknologi Del, Fakultas
Teknik Informatika dan Elektro, jurusan Teknik Elektro,
Pandpotan Siagian.
Lampiran
Percobaan 1

Percobaan 2 a

Percobaan 2b
Percobaan 2c.

Percobaan 3

Anda mungkin juga menyukai