Anda di halaman 1dari 2

Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan menurut Pilliteri (2010) adalah:

1. Hiperemesis Gravidarum (muntah terus menerus)


Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual dan muntah paling parah selama
kehamilan. Kondisi hiperemesis gravidarum didiagnosis pada wanita hamil yang
kehilangan hingga 5% berat badan dan mengalami dehidrasi akibat muntah yang terus
menerus (The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2018).

Penyebab kondisi mual muntah pada ibu hamil adalah terjadinya hipersensitivitas
pada indra terutama penciuman dan pengecapan sebagai akibat dari peningkatan
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) (Lee & Saha, 2011).

Mual dan muntah pada awal kehamilan atau pada trimester pertama merupakan hal
yang wajar, namun jika ibu muntah terus menerus hingga ibu lemah dan tidak dapat
bangun maka hal tersebut merupakan tanda bahaya kehamilan (Kemenkes RI, 2014).
Asupan makanan yang dikonsumsi ibu merupakan sumber nutrisi bagi janin sehingga
jika ibu mengalami muntah terus menerus maka tidak ada makanan yang dapat
dicerna bagi ibu dan janin.

Penatalaksanaan kondisi hiperemesis gravidarum adalah dengan pemberian resusitasi


cairan dan pemberian nutrisi melalui intravena untuk menggantikan cairan yang
hilang dan memberikan nutrisi parenteral ((The American College of Obstetricians
and Gynecologists, 2018). Terapi farmakologi antiemetik juga mungkin diberikan.

2. Perdarahan Vagina
Perdarahan vagina dengan jumlah sedikit pada awal kehamilan merupakan hal yang
wajar karena proses implantasi fetus pada uterus. The American College of
Obstetricians and Gynecologists (2018) menyebutkan bahwa perdarahan masif yang
terjadi selama kehamilan baik pada trimester 1, 2 maupun 3 merupakan tanda
gangguan pada plasenta yang dapat menyebabkan persalinan preterm jika usia
kehamilan <37 minggu.

Penyebab perdarahan masif pada vagina dapat berupa adanya inflamasi maupun
masalah pada plasenta. Masalah plasenta yang menyebabkan perdarahan masif
menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (2018)
diantaranya: abrupsi plasenta (lepasnya plasenta dari dinding uterus), plasenta previa
(letak plasenta menghalangi jalan lahir), plasenta accreta (plasenta atau bagian
plasenta masuk dan tidak dapat dipisahkan dari dinding uterus. Perdarahan yang
disertai lendir dapat menjadi salah satu tanda persalinan dengan catatan usia
kehamilan >37 minggu.
Penatalaksanaan kondisi perdarahan masif harus dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan dilakukan dengan segera. Resusitasi cairan dan transfusi darah
mungkin dibutuhkan dengan memperhatikan jumlah perdarahan dan kondisi fisik ibu
hamil (Kemenkes RI, 2011).

3. Ketuban Pecah Dini (KPD)


Pecahnya ketuban dapat menjadi salah satu tanda persalinan, namun jika jarak antara
pecahnya ketuban dengan persalinan cukup lama maka keadaan tersebut dapat
mengancam ibu dan bayi. Ketuban pecah dini membahayakan ibu dan bayi karena
dengan pecahnya membran amnion maka tidak ada lagi penghalang infeksi pada ibu
dan bayi (Pilliteri, 2010). Pilliteri juga menambahkan jika ukuran kepala janin kecil
dan tidak pas dengan serviks maka kondisi ketuban pecah dini dapat menyababkan
prolaps tali pusat hingga oksigenasi janin terganggu (kondisi gawat janin).

Penyebab kondisi ketuban pecah dini menurut The American College of Obstetricians
and Gynecologists (2018) antara lain:
 Infeksi, baik infeksi saluran kemih maupun infeksi organ reproduksi
 Polihidramnion atau oligohidramnion
 Ibu kelelahan
 Tekanan pada amnion misalnya kontraksi

Ibu hamil baik dengan usia kehamilan cukup bulan maupun preterm harus segera
dilarikan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami kondisi ketuban pecah dini
untuk segera mendapat penanganan persalinan baik pervaginam maupun melalui
prosedur sectio caesarea.

Daftar Pustaka

Lee, N. M., & Saha, S. (2011). Nausea and vomiting of pregnancy. Gastroenterology clinics
of North America, 40(2), 309-34, vii.

Pilliteri, A. (2010). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing &
Childrearing Family. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

The American College of Obstetricians and Gynecologists. (2018). Morning


Sickness: Nausea and Vomiting of Pregnancy. Retrieved from
https://www.acog.org/Patients/FAQs/Morning-Sickness-Nausea-and-Vomiting-of-
Pregnancy?IsMobileSet=false

Anda mungkin juga menyukai

  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Dokumen1 halaman
    Asi Eksklusif
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Revisi LP Senam
    Revisi LP Senam
    Dokumen11 halaman
    Revisi LP Senam
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • LP Uks
    LP Uks
    Dokumen22 halaman
    LP Uks
    selviaharum
    100% (1)
  • Lembar Koreksi Tugas
    Lembar Koreksi Tugas
    Dokumen1 halaman
    Lembar Koreksi Tugas
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Dokumen1 halaman
    Asi Eksklusif
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Tugas Literasi
    Tugas Literasi
    Dokumen5 halaman
    Tugas Literasi
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Tomat
    Manfaat Tomat
    Dokumen1 halaman
    Manfaat Tomat
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat
  • Askep UKS
    Askep UKS
    Dokumen19 halaman
    Askep UKS
    Tania Delima
    67% (3)
  • LP Uks
    LP Uks
    Dokumen22 halaman
    LP Uks
    selviaharum
    100% (1)
  • Daftar Hadir Pertemuan 1
    Daftar Hadir Pertemuan 1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Pertemuan 1
    Yuniati Setianingsih
    Belum ada peringkat