SAKINA IDAMAN
NOMOR:
TENTANG
Sakit
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal 20 Maret 2018 sampai dengan 20
Maret 2021 dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapanya, akan dilakukan perbaikan kembali
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Yogyakarta
DIREKTUR
NIP. 2009/1/1980/01/001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya panduan pelayanan sedasi di Rumah Sakit Umum Ibu dan Anak
Sakina Idaman dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pelayanan bedah dan anestesi di Rumah Sakit Umum adalah salah satu
bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring
dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang
umum dan merupakan prosedur yang kompleks di Rumah Sakit Umum.
Tindakan-tindakan ini membutuhkan assesmen pasien yang
berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan,
rehabilitasi, akhirnya transfer atau pemulangan pasien.
Oleh karena itu diperlukan panduan sedasi untuk memberi referensi
dalam pengelolaan dan pelayanan sedasi, anestesi di Rumah Sakit Umum.
Panduan ini akan di evaluasi secara berkala.
Sleman, 20 Maret
2018
Tim penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah prosedur non invasif dan invasif minimal dilakukan di luar
ruang operasi telah berkembang pesat selama beberapa dekade. Sedasi
dan analgesia atau keduanya mungkin diperlukan untuk banyak
prosedur intervensi dan diagnostik. Perawatan individu penting saat
menentukan apakah pasien membutuhkan sedasi analgesia prosedural.
Pasien mungkin perlu obat anti kecemasan, obat sakit, imobilisasi.
Berbagai prosedur yang membutuhkan sedasi prosedural dilayani
lebih baik dengan mempertimbnagkan tujuan sedasi prosedural dan
menentukan apakah pasien tertentu memerlukan intervensi farmakologi
untuk memenuhi tujuan selama prosedur.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai referensi untuk pemberian sedasi untuk pasien yang akan
menjalani prosedur di IGD, Radiologi, kedokteran gigi
2. Tujuan khusus
a. Meminimalkan rasa sakit dan kecemasan terkait dengan prosedur
b. Meminimalkan gerakan pasien selama prosedur
c. Memaksimalkan kemungkinan keberhasilan dari prosedur dan
pasien kembali sadar secepat mungkin
C. PENGERTIAN
1. Pelayanan anestesi dan sedasi Rumah Sakit Umum Sakina Idaman
Yogyakarta adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter
spesialis anestesiologi dalam kerjasama tim meliputi penilaian pra
operatif (pra anesthesia dan sedasi), intra anesthesia dan sedasi dan
pasca anestesi dan sedasi serta pelayanan lain sesuai bidang
anestesiologi antara lain terapi intensif, gawat darurat dan
penatalaksanaan nyeri.
2. Tim pengelola pelayanan anestesi dan sedasi adalah tim yang dipimpin
oleh dokter spesialis anestesi dengan anggota dokter spesialis anestesi
yang didampingi oleh perawat atau bidan.
3. Dokter spesialis anestesi yaitu dokter yang telah menyelesaikan
pendidikan program studi dokter spesialis anestesiologi di institusi
pendidikan yang diakui atau lulusan luar negeri dan yang telah
mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP).
Jika dokter anastesi yang mempunyai SIP di Rumah Sakit Umum
Sakina Idaman berhalangan hadir, maka dokter tersebut harus
mendelegasikan kepada dokter anastesi lain yang telah mempunyai
STR dan SIP (di Rumah Sakit Umum lain) dengan sepengetahuan dari
Direktur Rumah Sakit Umum Sakina Idaman Yogyakarta.
4. Pelayanan pra-anestesia adalah penilaian untuk menentukan status
medis pra anestesia dan pemberian informasi serta persetujuan bagi
pasien yang memperoleh tindakan anestesia.
5. Pelayanan intra anestesia adalah pelayanan anestesia yang dilakukan
selama tindakan anestesia meliputi pemantauan fungsi vital pasien
secara kontinu.
6. Pelayanan pasca-anestesia adalah pelayanan pada pasien pasca
anestesia sampai pasien pulih dari tindakan anestesia.
7. Sedasi adalah penggunaan obat untuk menghasilkan keadaan
depresion dari sistem saraf pusat sehingga memungkinkan untuk
dilakukan tindakan. Selama tindakan, kontak verbal dengan pasien
harus tetap terjaga.
a. Sedasi minimal adalah: suatu keadaan dimana selama terinduksi
obat, pasien berespon normal terhadap perintah verbal.
Walaupun fungsi kognitif dan koordinasi terganggu, tetapi fungsi
kardiovaskuler dan ventilasi tidak dipengaruhi.
b. Sedasi sedang (sedasi sadar) adalah: suatu keadaan depresi
kesadaran setelah terinduksi obat di mana pasien dapat berespon
terhadap perintah verbal secara spontan atau setelah diikuti oleh
rangsangan taktil cahaya. Tidak diperlukan intervensi untuk
menjaga jalan napas paten dan ventilasi spontan masih adekuat.
Fungsi kardiovaskuler biasanya dijaga.
c. Sedasi dalam adalah: suatu keadaan di mana selama terjadi
depresi kesadaran setelah terinduksi obat, pasien sulit
dibangunkan tapi akan berespon terhadap rangsangan berulang
atau rangsangan sakit. Kemampuan untuk mempertahankan
fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat memerlukan
bantuan untuk menjaga jalan napas paten. Fungsi kardiovaskuler
biasanya dijaga.
D. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Anestesi
Anestesi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
hilangnya kesadaran
atau persepsi nyeri (bersama atau terpisah), yang dapat dilakukan
secara temporer dengan menggunakan obat anestesia.Pelayanan
anestesia merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan
untukmemungkinkan suatu tindakan operasi oleh ahli bedah agar
dapat dilakukan. Oleh karenanyatindakan pemberian anestesia
termasuk tergolong sebagai salah satu tindakan kedokteranyang
berisiko tinggi, karena tujuan akhirnya adalah pasien dapat bebas
dari rasa nyeri danstress psikis serta pasien dapat pulih kembali
pasca operasi sesuai dengan derajat berat
ringannya kerusakan yang dialami pasien serta mempertahankan s
tatus fisiologis pasien secara optimal terhadap stressor tindakan
pembedahan. Adanya risiko yang tinggi tersebutmenuntut adanya
manajemen terhadap risiko tersebut agar pelayanan anestesia
dapat berjalanaman, lancar dan sukses dengan memperhatikan
kaidah patient safety
2. Pelayanan sedasi
Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan/kontinu,
sehingga tidak selalumungkin untuk memprediksi bagaimana
respon setiap pasien yang mendapat sedasi. Oleh karena itu,
petugas anestesi yang memberikan sedasi harus dapat melakukan
penanganan segera terhadap pasien yang efek sedasinya lebih
dalam/ berat daripada efek yang seharusnya terjadi.
a. Sedasi Sedang adalah pemberian obat yang menyebabkan
penurunan kesadaran, namun pasien masih dapat merespon
perintah verbal dengan atau tanpa rangsang sentuh, tidak
diperlukan intervensi untuk menjaga patensi jalan nafas,
ventilasi spontan adekuat, dan fungsi kardiovaskular biasanya
tidak terganggu.
b. Sedasi Dalam adalah pemberian obat yang menyebabkan
penurunan kesadaran, sehingga pasien tidak mudah
dibangunkan namun merespon terhadap rangsang nyeri,
mungkin diperlukan intervensi untuk menjaga patensi jalan
nafas, ventilasi spontan mungkin tidak adekuat, dan fungsi
kardiovaskular biasanya tidak terganggu
E. TATALAKSANA
1. Pelayanan Anestesi Perioperatif
a. Pelayanan Pra Operatif
1. Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter spesialis
anestesiologi harus dilakukan sebelum tindakan anestesia
untuk memastikan bahwa pasien berada dalam kondisi yang
layak untuk prosedur anestesi.
2. Dokter spesialis anestesiologi dan tim dokter yang kompeten
bertanggung jawab untuk menilai dan menentukan status
medis pasien pra-anestesia berdasarkan prosedur sebagai
berikut :
a) Anamnesis dan pemeriksaan pasien.
b) Meminta dan/atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan
dan konsultasi yang diperlukan untuk melakukan
anestesia.
c) Mendiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesia yang
akan dilakukan dan memastikan bahwa pasien telah
mengerti dan menandatangani persetujuan tindakan.
(informed consent )
d) MempeRumah Sakit Umumpkan dan memastikan
kelengkapan alat anestesia dan obat-obat yang akan
dipergunakan.
e) Pemeriksaan penunjang pra-anestesia dilakukan sesuai
Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional.
f) Tersedianya oksigen dan gas medik yang memenuhi
syarat dan aman.
3. Pelayanan pra-anestesia ini dilakukan pada semua pasien
yang akan menjalankan tindakan anestesia.
4. Pada keadaan yang tidak biasa, misalnya gawat darurat yang
ekstrim, langkah-langkah pelayanan pra anestesia
sebagaimana diuraikan di panduan ini, dapat diabaikan dan
alasannya harus di dokumentasikan di dalam rekam medis
pasien.
5. Tata cara kunjungan pra operasi :
a) Mempelajari status rekam medis penderita
b) Memperkenalkan diri pada penderita dan keluarga
penderita
c) Melakukan anamnesa penderita (riwayat penyakit
dahulu, penyakit sekarang, operasi sebelumnya, terapi
medikamentosa saat ini)
d) Melakukan pemeriksaan fisik secara teliti dan bila perlu
ditambah pemeriksaan penunjang yang mendukung
e) Melakukan assesment ASA penderita
f) Penjelasana dan Inform consent pasien dan keluarga
pasien (pembiusan, prosedur pembiusan, resiko,
komplikasi, alternatif tindakan)
g) Menulis pesanan pre op di status rekam medis
h) Mengoperkan pesanan pre op pada perawat yang
bertugas
i) Dokter Anestesiologi yang bertanggung jawab membuat
rencana kerja
6. Informed consent diberikan oleh Dokter Anestesiologi dan
Reanimasi dan tim dokter yang akan melakukan tindakan
medis dan disaksikan oleh satu orang tenaga medis yang lain
sebagai saksi
7. Persiapan pasien pre operasi di ruang perawatan meliputi
a) Puasa, memasang NGT.
b) Pengosongan kandung kemih.
c) Informed consent (Surat izinoperasi dan anestesi).
d) Pemeriksaan fisik ulang
e) Pembersihan daerah yang akan dioperasi, bila
dimungkinkan dicukur atau mandi dan keramas
f) Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa kontak dan asesori
lainnya.
8. Persiapan pasien pre operasi di ruang premedikasi meliputi :
a) Tegur, sapa, sentuh, dan salami pasien
b) Pada saat tegur sapa dan menyentuh pasien, sekaligus
menilai A.B.C.D
c) Cek ulang data pasien dengan melihat rekam medik;
informed consent, label, form peRumah Sakit Umumpan
darah
d) Baringkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman oleh
pasien
e) Pasang monitoring yang ada, tensi, suhu, dan EKG
f) Pasang infus
g) Siapkan obat premedikasi dan berikan kepada pasien
h) Pantau ketat fungsi vital
i) Semua dicatat di rekam medik
a. anak-anak.
b. pasien obstetrik.
2. Prosedur Anestesi
a. Prosedur Pra Sedasi :
1) Pada Pra sedasi dilakukan penyusunan rencana termasuk
identifikasi perbedaan antara populasi dewasa dan anak
atau pertimbangan khusus lainnya, dan asesmen pra
sedasi sesuai prosedur yang berlaku.
2) Pasien diberikan informasi dan edukasi tentang tindakan
yang akan dilakukan, dan memintakan persetujuan
terhadap tindakan tersebut, atau persetujuan khusus bila
ada. ( informed concent )
3) Menyiapkan dokumen yang diperluakn tim pelayanan
untuk dapat bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
4) Menyiapkan frekwensi dan jenis monitoring pasien yang
diperlukan
5) Kualifikasi dan ketrampilan khusus para staf yang terlibat
dalam proses sedasi
6) Ketersediaan obat dan penggunaan alat spesialistik
7) Penilaian pra operasi, informasi pra-dan pasca operasi
8) Pencatatan semua tindakan pada rekam medis
E. KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi pemberian sedasi, terutama pada anak-anak
adalah :
1. Pasien menolak atau keluarga menolak.
2. Bayi kecil dengan prosedur tidak menyakitkan,
misalnya komputer tomografi, biasanya dapat dengan
pemberian makanan dan menjaga tetap hangat
sehinggabayinya bisa tidur selama prosedur. Mereka tidak
harus dibius.
3. Bayi exprematur < 56 minggu dari usia konsepsional,
karena bererisiko terjadinya depresi pernapasan serta sedasi
berlebihan.
4. Gangguan perilaku berat.
5. Diketahuinya ada masalah pada jalan napas,
misalnya obstructive sleep apnoea,abnormalitas kraniofasial,
Influenza, pembesaran tonsil /adenoid, sinusitis.
6. Adanya penyakit pernapasan yang secara signifikan
memerlukan terapi oksigen.
7. Adanya ketidak stabilan jantung yang signifikan.
8. Adanya penyakit ginjal atau hati yang diprediksi akan
menghambat bersihan obat sedasi
9. Berisiko secara signifikan untuk terjadinya refleks gastro-
esofagus.
10. Peningkatan tekanan intrakranial.
11. Epilepsi berat atau tidak terkontrol.
12. Alergi atau kontraindikasi spesifik untuk obat-
obatan sedasi atau gas (misalnya nitrogen oksida harus
dihindari jika dijumpai adanya pneumotoraks).
13. Prosedur lama atau menyakitkan.
Pernafasan Pernafasan
Tekanan darah
menyimpang 20-
50% dari normal, 1
Tekanan darah
menyimpang >50%
dar normal, 0
Kesadaran
Bangun namun
cepat kembali
tertidur, 1
Bromage Score
Bernilai 0 jika terdapat gerakan penuh tungkai
Bernilai 1 jika tak mampu ekstensi tungkai
Bernilai 2 jika tak mampu fleksi lutut
Bernilai 3 jika tidak mampu fleksi pergelangan kaki
NB: Jika nilai bromage score kurang dari sama dengan 2, pasien boleh
pindah keruangan.
F. DOKUMENTASI
Dokumentasi yang di gunakan pada pelayanan sedasi sama dengan
dokumentasi pada pelayanan anesthesia antara lain :
1. Informasi Tindakan Medis Anestesi
2. Persetujuan / Penolakan Tindakan
3. Dokumen Perioperatif anestesi
BAB III
PENUTUP