Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran berdasarkan massalah merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk merespon informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.
Strategi pembelajaran Problem based Instruction (PBI) menggunakan
massalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat
dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah dan konsep dari berbagai isi
materi pelajaran. Strategi ini mencakup pengumpulan informasi berkaitan
dengan pertanyaan, menganalisis dan mempresentasikan penemuannya kepada
orang lain.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan Problem Based Insruction (PBI) ?
2. Apa saja ciri-ciri khusus dan karakteristik Problem Based Insruction
(PBI)?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan Problem Based Insruction (PBI)?
4. Apa saja tujuan Problem Based Insruction (PBI)?
5. Apa saja manfaat Problem Based Insruction (PBI)?
6. Bagaimana sintaks atau langkah-langkah dalam Problem Based Insruction
(PBI)?
7. Bagaimana peran guru dalam Problem Based Insruction (PBI)?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui:
1. Definisi Problem Based Insruction (PBI).
2. Ciri-ciri khusus dan karakteristik Problem Based Insruction (PBI).
3. Keunggulan dan kelemahan Problem Based Insruction (PBI).
4. Tujuan Problem Based Insruction (PBI).
5. Manfaat Problem Based Insruction (PBI).
6. Sintaks atau langkah-langkah dalam Problem Based Insruction (PBI).
7. Peran guru dalam Problem Based Insruction (PBI).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Istilah dan Pengertian
Istilah pengajaran berdasarkan masalah (PMB) diadopsi dari istilah Inggris
problem-based instruction (PBI), yaitu suatu model pembelajaran yang didasarkan
pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi
pengetahuan baru (Trianto, 2008). Model pembelajaran ini pada dasarnya
mengacu kepada pembelajaran mutakhir lainnya, seperti pembelajaran berdasrkan
proyek (project-based instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman
(experience-based instruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan
pembelajaran bermakna. Oleh sebab itu, pembelajaran berbasis masalah (problem-
based learning - PBL), juga dikenal dengan istilah pembelajaran proyek (project
teaching), pendidikan berdasar pengalaman (experience based education),
pembelajaran autentik (authentic learning), dan pembelajaran berakar pada
kehidupan (anchored instruction). Pembelajaran ini semua sama-sama berakar
dengan adanya masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Model pengajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman John
Dewey. Dewasa ini model pembelajaran ini mulai diingkat sebab ditinjau secara
umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa
situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan
kepada mereka untuk melakukan penyelidiki dan inkuiri (Trianto, 2009: 91).
Menurut Dewey dalam Sudjana (2001: 19), belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa
bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman sisiwa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajar.

B. Ciri-ciri Khusus dan Karakteristik Problem Based Insruction (PBI)


Wina Sanjaya (2008: 214) menyatakan, “Pembelajaran berdasarkan masalah
(problem-based istruction) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pemblajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara alamiah.”
Berdasarkam hal tersebut, terdapat tiga ciri utama pendekatan pembelajaran
berdasarkan masalah. Pertama, merupakan aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.dalam
pembelajaran berdasarkan masalah tidak diharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, melihat, mencatat dan menghafal materi pelajaran, tetapi siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta menyimpulkan.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,
pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Proses berpikir ilmiah dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis
artinya melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah berdasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Menurut Arends (1997:3Arends (1997:349), berbagai pengembangan
pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di
sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitr pertanyaan
dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun pembelajaran
berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,
Matematika, Ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu
dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan
siswamelakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul,
dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung kepada masalah yang
sedang dipelajari.
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan
masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam
bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang


bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara bepasangan
atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk
secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleksdan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

C. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Insruction (PBI)


Keunggulan pembelajaran berdasarkan masalah diantaranya yaitu
1. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang
menemukan konsep tersebut.
2. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan
berpikir siswa yang lebih tinggi.
3. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
4. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang
dipelajari.
5. Menjadikan siswa lebih mandiridan dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif di
antara siswa, dan
6. Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan
belajar siswa dapat diharapkan.

Kekurangan dari pembelajaran berdasarkan masalah menurut Wina Sanjaya


(2008:221) yaitu
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasakan enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan pembelajaran melalui Problem-based learning ini
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.

D. Tujuan Problem Based Insruction (PBI)


Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa tujuan yaitu
1. Membantu siswa mengembangkan ketermpilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah.
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
3. Menjadi pembelajar yang mandiri.

E. Manfaat Problem Based Insruction (PBI)


Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata
atau simulasi, dan pembelajaran yang otonom dan mandiri.

F. Sintaks Problem Based Insruction (PBI)

Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus


dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan
terdiri dari lima langkah utama, yaitu :
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1: Guru menjelaskan tujuan
Orientasi siswa pada masalah. pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap 2: Guru membantu siswa untuk
Mengorganisasi siswa untuk belajar. mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3: Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan individual mengumpulkan informasi yang sesuai,
maupun kelompok. melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahaan masalah.
Tahap 4: Guru membantu siswa merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai
hasil karya. seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
Tahap 5: Guru membantu siswa untuk
Menganalisi dan mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi
pemecahan masalah. terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.

G. Peran Guru dalam Problem Based Insruction (PBI)


Guru harus menggunakan proses pembelajaran yang akan menggerakkan
siswa menuju kemandirian, kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang
hayat. Lingkungan belajar yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir
reflektif, evaluasi kritis, dan cara berpikir yang berdayaguna.
Peran guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal, yaitu :
1). Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan didunia nyata,
sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?;
2). Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah,
pengarahan diri dan belajar dengan teman sebaya?; dan
3). Bagaimana siswa memandang diri mereka sebagaiu pemecah masalah yang
aktif?.
Guru dalam PBM juga memusatkan perhatiannya pada:
1). Memfasilitasi PBM; mengubah cara berpikir, mengembangkan keterampilan
inquiry, menggunakan pembelajaran inquiry, menggunakan pembelajaran
kooperatif;
2). Melatih siswa tentang strategi pemecahan maslalah; pemberian alasan yang
mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir secara sistem; dan
3). Menjadi pelantara proses penguasaan informasi; meneliti lingkungan
informassi, mengakses sumber informasi yang beragam, dan mengadakan
koneksi.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Problem Based Instruction (PBI) yaitu suatu model pembelajaran yang
didisarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan
integrasi pengetahuan baru. Ada tiga ciri utama pendekatan pembelajaran
berdasarkan masalah yaitu merupakan aktifitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah dan pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Problem Based Instruction
(PBI) dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai
peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengaalam nyata atau
simulasi, dan pembelajaran yang otonom dan mandiri.

B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar membaca makalah ini untuk
lebih bisa memahami tentang Problem Based Instruction (PBI) meskipun
makalah ini massih jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.


Budi. “Model Pembelajaran Problem Based”. http://perangkat-
belajar2013.blogspot.co.id/2013/07/model-pembelajaran-problem-based.html (diakses
tanggal 4 Oktober 2017).

Anda mungkin juga menyukai