Anda di halaman 1dari 4

Nama : Merry E.

Kapal
NIM : 821416033
Kelas : BS1 Farmasi 2016
Tugas : Interaksi Obat

Soal
1. Cari referensi tentang HbA1C !
2. Cari 3 jalur sekresi tubular ginjal !

Jawaban
1. HbA1C adalah spesifik hemoglobin terglikasi yang terbentuk akibat adanya penambahan
glukosa terhadap asam amino valin N-terminal pada rantai a-hemoglobin [a-N (1-
deeoxy) fructosyl-Hb]. Konsentrasi hemoglobin terglikasi (HbA1C) ini tergantung pada
konsentrasi glukosa darah dan masa hidup eritrosit. HbA1C biasanya dinyatakan sebagai
presentase dari total hemoglobin.
HbA1c merupakan fraksi yang terpenting dan terbanyak yaitu 4-5% dari hemoglobin
total. HbA1c inilah yang merupakan ikatan antara glukosa dengan hemoglobin
sedangkan fraksi-fraksi yang lain merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa
yang lain. HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan
akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirnya masa hidup sel darah merah
(rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari). HbA1c menggambarkan konsentrasi
glukosa darah rata-rata selama 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi glukosa darah.
Penggunaan HbA1c dapat menghindari masalah variabilitas nilai glukosa sehari-
hari. Kadar gula darah berfluktuasi dari menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari.
Sedangkan kadar HbA1C berubah secara perlahan, sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui ‘kualitas’ dari kontrol gula darah. Pada penderita diabetes, kadar glukosa
cenderung mudah meningkat dibandingkan kondisi normal, menurun dengan olah raga,
meningkat setelah makan, apalagi setelah makan makanan manis, sehingga sulit untuk
dikontrol. Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 4
kali dalam setahun.
Normalnya, nilai HbA1C pada yang bukan penderita diabetes adalah 3,5%-5,5%.
Sedangkan untuk penderita diabetes, nilai kontrol gula darah yang baik adalah di bawah
6.5%. Sejak 2009 ADA telah menetapkan nilai HbA1c sebesar 6,5% (48 mmol/mol)
sebagai kriteria diagnostik diabetes. ADA telah menetapkan standar analitis untuk
pengukuran HbA1c intra-laboratorium CV (Coefficient variation) < 2% dan inter-
laboratorium CV<3.5%.
Beberapa faktor yang menjadi alasan utama yang mendukung penggunaan HbA1C
sebagai alat untuk skrining dan diagnosis diabetes :
- Tidak perlu puasa dan dapat diperiksa kapan saja
- Dapat memperkirakan keadaan glukosa darah dalam waktu yang lebih lama serta
tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek.
- Variabilitas biologisnya dan instabilitas preanalitiknya lebih rendah dibandingkan
glukosa plasma puasa.
- Kesalahan yang disebabkan oleh faktor nonglikemik yang dapat mempengaruhi nilai
HbA1C sangat jarang ditemukan dan dapat diminimalisir dengan melakukan
pemeriksaan konfirmasi diagnosis dengan glukosa plasma.
- Relatif tidak dipengaruhi oleh gangguan akut (mis, stres atau penyakit terkait)
- Lebih stabil dalam suhu kamar dibanding glukosa plasma puasa.
- Lebih direkomendasikan untuk monitoring pengendalian glukosa
- Level HbA1C sangat berkorelasi dengan komplikasi diabetes.
Sebaliknya, HbA1C sebagai alat untuk skrining atau diagnosis juga memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain:
- Keadaan Hb trait seperti HbC, HbF, HbE, dan HbS dapat mengganggu pemeriksaan
HbA1C
- Keadaan yang dapat mempengaruhi red cell turnover seperti anemia hemolitik malaria
kronis, major blood loss atau transfusi darah dapat mengganggu nilai HbA1C.
- Saat interpretasi HbA1C bermasalah, penggunaan glukosa puasa dan postprandial
dianjurkan tetap dapat digunakan
(Little RR and sacks DB, 2009 ; Gallagher et al, 2009 ; Saudek et al, 2008 ; The
international expert committe, 2009).
2. - Filtrasi glomerulus merupakan proses pertama dalam pembentukan urin. Air, ion dan zat
makanan serta zat terlarut dikeluarkan dari darah ke tubulus proksimal. Cairan yang
difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati tiga lapisan yang
membentuk membran glomerulus, yaitu dinding kapiler glomerulus, membran basal dan
lapisan dalam kapsula Bowman. Sel darah dan beberapa protein besar atau protein
bermuatan negative seperti albumin secara efektif tertahan oleh karena ukuran dan muatan
pada membrane filtrasi glomerular. Sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil atau
yang bermuatan positif, seperti air dan kristaloid akan tersaring. Tujuan utama filtrasi
glomerulus adalah terbentuknya filtral primer di tubulus proksimal.
- Reabsorpsi tubulus merupakan proses menyerap zat-zat yang diperlukan tubuh dari lumen
tubulus ke kapiler peritubulus. Proses ini merupakan transport transepitel aktif dan pasif
karena sel-sel tubulus yang berdekatan dihubungkan oleh tight junction.
- Sekresi tublus adalah proses perpindahan zat dari kapiler peritubulus kembali ke lumen
tubulus. Proses sekresi yang terpenting adalah sekresi ion H+, K+ dan ion-ion organik.
Proses sekresi ini melibatkan transport transepitel. Di sepanjang tubulus, ion H+ akan
disekresi ke dalam cairan tubulus sehingga dapat tercapai keseimbangan asam-basa. Asam
urat dan K+ disekresi ke dalam tubulus distal. Sekitar 5% dari kalium yang terfiltrasi akan
disekresikan dalam urin dan kontrol ion K+ tersebut diatur oleh hormone antidiuretik
(ADH) (Sherwood, 2006).
Referensi :

Gallagher et al. 2009. Review of hemoglobin A1C in the management of diabetes. Journal of
Diabetes.

Little RR and Sacks DB. 2009. HbA1C : how do we measure it and what does it mean ? curr
opin endocronial diabetes obes.

Saudek et al. 2008. A New Look at Screening and Diagnosing Diabetes Mellitus. J Clin
Endocrinol Metab.

Sherwood., Lauralee. 2006. Textbook of Human Physiology. Edisi 2. Jakarta: EGC.

The Internal Expert Commite. 2009. International Expert Commite report on the role of the
A1C Assay in the Diagnosis of Diabetes.Diabetes care.

Anda mungkin juga menyukai