Anda di halaman 1dari 4

Akhlak

Etika, moral dan akhlak memiliki artian yang sama, yakni ajaran mengenai
baik dan buruknya perilaku manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesame
manusia maupun dengan lingkungan, pembedanya adalah dasarnya.
Etika memiliki dasar ukuran baik buruk berupa akal, moral memiliki dasar
tradisi yang berlaku dalam masyarakat dan akhlak memiliki dasar ukuran baik
buruknya tindakan seseorang berupa wahyu Allah yang universal. Menurut Ibnu
Miskawih, akhlak merupakan keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak merupakan ilmu penentu batas antara baik dan buruk, terpuji dan
tercelanya perilaku manusia meliputi setiap perkataan, pikiran serta perbuatan
lahir dan batin. Secara substansial, akhlak merupakan sifat hati yang tercermin
dalam perilaku. Sehingga, jika sifat hatinya baik maka akan muncul perilaku yang
baik, begitu pun sebaliknya.
Mustafa Zakir berpendapat bahwa terdapat tiga tingkatan dalam pendidikan
akhlak, yakni :
1. Takhalli, merupakan usaha untuk mengosongkan diri dari sifat
tercela dan maksiat lahir batin
2. Tahalli, merupakan usaha untuk mengisi diri dengan sifat-sifat
terpuji dan taat lahir batin
3. Tajalli, merupakan tingkatan yang merasakan Ketuhanan dengan
mencapai kenyataan hakikat Allah Swt

Indikator Akhlak
Jika dalam hati seseorang telah tertanam iman dan takwa dalam perilakunya
maka seseorang tersebut telah menunjukkan indicator manusia berakhlak.
Sebaliknya, seseorang yang munafik, tidak sesuai hati dan perbuatannya maka ia
telah menduakan Allah, menunjukkan manusia tidak berakhlak. Manusia yang
berakhlak senantiasa menjaga keseimbangan hak dan kewajiban dalam
hubungannya dengan Allah, sesama makhluk dan alam semesta.
Indicator manusia berakhlak diantaranya memiliki budaya malu dalam
berinteraksi dengan sesama manusia, tidak menyakiti orang lain, benar dan jujur
perkataannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat, penyabar, rida terhadap
ketentuan Allah, bijaksana, hati-hati dalam betindak, tidak pendendam, tidak suka
mengadu domba, cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Menurut Al Ghizali terdapat tiga cara mencapai akhlak yang baik:


1. Akhlak merupakan anugerah dan rahmat Allah
Seseorang memiliki akhlak baik sejak lahir, sehingga akhlak baik tersebut
telah ada dalam diri manusia secara alamiah.
2. Mujahadah
Dalam tahap ini seseorang selalu berusaha keras untuk merubah didinya
menjadi baik dan senantiasa berada dalam kebaikan serta menahan diri
dari sikap putus asa.
3. Riyadloh
Riyadloh adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa mengingat
Allah dengan dawam al-dzikr.

Orang yang berakhlak buruk perlahan-lahan dapat diubah akhlaknya


menjadi baik. Menurut Al Ghozali berikut adalah cara merubah akhlak buruk
menjadi baik :
1. menjadi murid pembimbing spiritual
2. meminta bantuan seseorang yang tulus, taat dan punya pengertian
3. berupaya untuk mengetahui kekurangan didi sendiri
4. bergaul dengan banyak orang dan menempatkan kekurangan orang lain pada
diri kita

Berikut ciri-ciri manusia beriman dan berakhlak mulia :


 Istiqomah pendiriannya (QS Al Ahqof: 13)
 Suka berbuat kebaikan (QS Al Baqarah: 112)
 Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS An Nisa’: 58)
 Kreatif dan tawakkal (QS Ali Imron: 160)
 Disiplin waktu dan produktif (QS Al Ashr: 1-4)
 Melakukan sesuatu secara proporsional dan harmonis (QS Al ‘Araf: 31)

Dalil mengenai Akhlak


 Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS Luqman: 13)
“dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: ‘hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”

 Meneladani Akhlak Rasulullah (QS Al Ahzab: 21)


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

 Bersikap amanah dan jujur (QS Al Ahzab: 72)


“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatiya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”

 Membina dan mendidik keluarga (QS At Tahrim: 6)


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
 Saling tolong menolong antar sesama manusia (QS Al Maidah: 2)
“… dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ..”

 Tafakkur (memperhatikan dan merenungkan ciptaan Allah mengenai alam


semsesta (QS Ali Imran: 190)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi oran-orang yang berakal,”

Dapus:
Wahyudin, Ahmad, et.al. ____. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai