Anda di halaman 1dari 38

EDUKASI PERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN PERILAKU

SEHATPADA KELUARGA Ny. S


(LaporanKeluarga Binaan Family Oriented Medical Education)

Oleh:
Kelompok 2

1. AirlanggaDamara 1418011009
2. Anindya Alexis 1418011020
3. Helimawati Rosita 1418011100

Pembimbing :
dr. RasmiZakiah Oktarlina, M.Farm

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : EDUKASI PERAWATAN DIABETES MELITUS


TIPE 2 DAN PERILAKU SEHAT PADA
KELUARGA Ny. S

Penyusun : Kelompok 2
1. AirlanggaDamara 1418011009
2. Anindya Alexis 1418011020
3. Helimawati Rosita 1418011100

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Bandar Lampung, 16 Mei 2017


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, M.Farm


NIP.198410202009122005
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan
Keluarga Binaan ini yang berjudul Edukasi Perawatan Diabetes Melitus Tipe 2
dan Perilaku Sehat Pada Keluarga Ny. S. Laporan Keluarga Binaan ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas Family Oriented Medical Education (FOME) Blok
Community Medicine. Kepada dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, M.Farm, yang
berperan sebagai dosen pembimbing kami dalam kegiatan FOME ini, kami
ucapkan terima kasih atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami
susun dengan baik.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi
isi, bahasa, analisis, dan lainnya. Oleh karena itu, kami ingin meminta maaf atas
segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan laporan selanjutnya dan
perbaikan untuk kita semua. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan wawasan berupa ilmu pengetahuan untuk kita.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatu

Bandar Lampung, 16 Mei 2017

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL .................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1


1.2 Tujuan ........................................................................................ 3
1.3 Manfaat ...................................................................................... 4

II. HASIL KEGIATAN ............................................................................. 5

2.1 Identitas Keluarga ...................................................................... 5


2.2 Keadaan Rumah ......................................................................... 6
2.3 Keadaan Keluarga ...................................................................... 8
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ............................................... 11
2.5 Gaya Hidup Keluarga ................................................................. 13
2.6 Lingkungan Hidup Keluarga ...................................................... 15
2.7 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga .................................. 15
2.8 Urutan Prioritas Masalah Keluarga ............................................ 16

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 17

3.1 Alasan Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan ..................... 17


3.2 Rencana Pemeliharaan Kesehatan pada Keluarga ..................... 18
3.3 Pelaksanaan Intervensi ............................................................... 20
3.4 Hasil Intervensi .......................................................................... 23

IV. PENUTUP ........................................................................................... 25

4.1 Kesimpulan ................................................................................ 25


4.2 Saran .......................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 26

LAMPIRAN .............................................................................................. 27

1. Lembar pemantauan kegiatan ..................................................... 27


2. Dokumentasi kegiatan ................................................................ 27
3. Media intervensi ......................................................................... 28
4. Genogram keluarga Ny.S ........................................................... 29
5. Denah rumah keluarga Ny.S ....................................................... 30
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Identitas Keluarga Ny. S ............................................................ 5


2. Keadaan kesehatan anggota keluarga saat ini ............................ 9
3. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG ......... 17
4. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi ........ 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengaturan makanan Diabetes Mellitus........................................ 21


2. Kandungan Rokok ....................................................................... 22
3. Hasil GDS Ny. S .......................................................................... 28
4. Genogram keluarga Ny. S ............................................................ 29
5. Denah bangunan rumah Ny. S ..................................................... 30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini upaya kesehatan, termasuk upaya kesehatan di tingkat pertama belum

terselenggara secara komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Untuk

mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih terstruktur, berjenjang, dan

menjangkau seluruh lapisan masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

dan Organisasi Dokter Keluarga Se-dunia (WONCA) menekankan pentingnya

peran dokter keluarga dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan.

Seorang dokter keluarga harus memiliki kompetensi yang memadai dalam

pelayanan individu dan mampu mengintegrasikan pelayanan kesehatan

individu, keluarga, dan komunitas (Depkes RI, 2007).

Pendekatan ke arah pencegahan penyakit dan promosi kesehatan telah

merubah pola pendidkan kedokteran. Dalam dunia pendidikan kedokteran

telah dimasukkan beberapa cabang ilmu yang tergolong baru, seperti ilmu

kedokteran komunitas. Ilmu kedokteran komunitas merupakan cabang ilmu

kedokteran yang berkecimpung dalam lingkup komunitas. Dimana

cangkupan kedokteran komunitas terdiri atas ilmu kedokteran okupasi dan

ilmu kedokteran keluarga. Ilmu kedokteran keluarga adalah bentuk ilmu

kedokteran yang berfokus dalam penatalaksanaan pasien yang holistik.

Sehingga tidak membedakan keadaan pasien. Family oriented medicine atau


kedokteran dengan pendekatan keluarga adalah sebutan yang merujuk pada

praktek kedokteran berbasis keluarga yang menerapkan ilmu-ilmu

kedokteran keluarga (Idris, 2006).

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan pelayanan yang

komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kesehatan dan

mengatur pelayanan oleh provider lain yang diperlukan. Penyelenggaraan

pelayanan kesehatan harus diterapkan secara menyeluruh, tanpa membedakan

ras, budaya, maupun tingkatan sosial. Adapun prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam pelayanan dokter keluarga adalah memberikan pelayanan

yang holistik dan komprehensif, berkelanjutan, bersifat preventif, koordinatif

serta kolaboratif, mempertimbangkan kesehatan pasien dan lingkungan

sekitarnya seperti keluarga, lingkungan kerja, serta lingkungan tempat tinggal,

menjunjung tinggi etika serta hukum, dapat diaudit dan

dipertanggungjawabkan, sadar biaya serta mutu, dan penanganan personal bagi

setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya (Sugito, 2009).

Kegiatan FOME (Family Oriented Medical Education) kali ini dilakukan di

kelurahan Bumi Raya, Kecamatan Sukaraja, Kota Bandar Lampung tepatnya di

rumah Ny. S. Kegiatan ini diawali dari mengindentifikasi masalah, melakukan

intervensi, dan melakukan evaluasi kepada keluarga Ny. S mengenai

kemungkinan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga tersebut.

Salah satu masalah yang perlu dilakukan intervensi adalah status kesehatan Ny.

S, yang mengidap penyakit Diabetes Melitus (DM) tipe 2 yang diderita sejak 2

tahun yang lalu. Serta memberikan edukasi kepada keluarga Ny. S yang
diharapkan dapat mengubah perilaku keluarga, menuju perilaku yang lebih

sehat. Tema intervensi kali ini adalah memberikan edukasi pola hidup sehat

terhadap Ny. S yang mengidap DM tipe 2, yang diharapkan dapat mengubah

perilaku Ny. S terhadap pola hidupnya, dan juga memberikan edukasi kepada

anggota keluarga Ny. S agar dapat mengubah perilaku keluarga menuju

perilaku hidup yang lebih sehat untuk seluruh anggota keluarga.

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum diadakannya kegiatan kunjungan rumah keluarga binaan

ini adalah:

a. Mampu mengidentifikasi masalah dan risiko kesehatan individu

dan keluarga serta menerapkan tindakan promosi dan pencegahan

melalui intervensi sesuai pengetahuan yang telah diperoleh untuk

mengatasi masalah tersebut secara profesional.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada akhir kegiatan ini agar mahasiswa mampu:

a. Mengidentifikasi karakteristik keluarga, keadaan rumah, keadaan

keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, gaya hidup keluarga,

dan lingkungan hidup keluarga binaan dengan menggunakan

berkas keluarga pada keluarga Ny. S

b. Mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang terdapat pada

keluarga binaan dari analisis berkas keluarga pada keluarga Ny.S


c. Memilih prioritas masalah dan alasan pemilihan masalah yang

akan dilakukan intervensi pada keluarga Ny.S

d. Menyusun rencana pemeliharaan (intervensi) kesehatan

sehubungan dengan prioritas masalah yang dipilih

e. Melakukan intervensi kesehatan terhadap keluarga binaan Ny.S

f. Mengevaluasi hasil intervensi yang telah dilakukan pada keluarga

Tn.S

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kunjungan rumah keluarga

binaan, antara lain :

1. Bagi penulis, dapat menerapkan ilmu kedokteran komunitas yang telah

dipelajari selama menjadi mahasiswa dan menambah pengetahuan

mengenai masalah kesehatan di Indonesia khususnya Kota Bandar

Lampung.

2. Bagi keluarga binaan, dapat membantu keluarga untuk mengetahui dan

mengambil tindakan atas permasalahan kesehatan yang ada di dalam

keluarga.

3. Bagi institusi kesehatan, dapat mendukung upaya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat di Provinsi Lampung.

4. Bagi masyarakat, dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap

profesi di bidang kesehatan, dan meningkatkan pengetahuan mengenai

kondisi kesehatan di dalam keluarga.


BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 Identitas Keluarga

a. Nama kepala keluarga : Ibu Sunamah

b. Alamat rumah : Gg. Jarum, RT 14, No. 40,

kelurahan Bumiraya, kecamatan Teluk Betung.

c. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

N Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.


o (Inisial) dalam (th)
keluarga
1 Sunamah Kepala P 70 SD IRT Menderta DM
Tipe 2.
2 Eli Anak P 37 SMA IRT Anak ke-4
Susanti
3 Najamudi Anak L 34 SMP Buruh Perokok dan
n Bangunan peminum kopi

d. Bentuk keluarga :

 Keluarga inti

 Keluarga orang tua tunggal

 Keluarga extended

 Keluarga majemuk

e. Siklus kehidupan keluarga :

 Keluarga baru menikah

 Keluarga dengan bayi dan balita

 Keluarga anak usia sekolah

 Keluarga dengan remaja


 Keluarga orang tua usia petengahan

 Keluarga orang tua lansia

f. Deskripsi mengenai identitas keluarga :

Keluarga Ny. S adalah keluarga inti dengan Ny.S sebagai kepala

keluarga. Suami Ny. S telah meninggal dunia sekitar 10 tahun yang

lalu, diduga akibat komplikasi penyakit kardiovaskular. Ny. S adalah

seorang ibu rumah tangga berusia 70 tahun. Ny. S tinggal Ny. E dan Tn.

M anak-anaknya yang tinggal paling dekat dengannya. Pemenuhan

kebutuhan Ny. S termasuk pengobatan dipenuhi oleh Ny. E dan Tn. M,

anak-anaknya yang tinggal paling dekat dengannya.

2.2 Keadaan Rumah

a. Gambar denah bangunan rumah Ny. S (lampiran)

b. Jenis lantai :

 Tanah dikeraskan

 Plesteran semen

 Ubin

 Keramik

 Marmer

c. Jenis atap

 Seng

 Asbes

 Genteng
d. Jenis dinding

 Anyaman

 Tripleks

 Kayu

 Bata tanpa plester

 Tembok dilapis cat

e. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa

bantuan sinar lampu listrik pada siang hari?

 Ya Tidak

f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur :

 <20% >20%

g. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur :

 <20% >20%

h. Deskripsi mengenai keadaan rumah :

Keluarga Ny. S tinggal di daerah dataran tinggi, di kelurahan Bumi

Raja, Kecamatan Teluk Betung, Kota Bandar Lampung. Ny. S tinggal di

rumah permanen dengan lantai keramik pada ruang tamu, dan sisanya

semen. Rumah ini terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang

keluarga untuk menonton televisi, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 gudang

dan halaman belakang untuk menjemur pakaian. Kebutuhan keluarga

terpenuhi sampai tingkat tersier, keluarga Ny. S memiliki televisi,

sepeda motor (anak-anak Ny. S), dan hewan peliharaan juga kolam ikan.

Rumah ini memiliki sumber air yang mengambil dari gedung asrama di

bukit atas tempat tinggal Ny.S, air yang didapat cukup bersih, dan kamar
mandi ini sudah dapat dikatakan layak karena memiliki jamban leher

angsa. Namun, rumah ini masih memiliki beberapa kekurangan yang

patut diperhatikan yaitu, kamar tidur yang lembab dengan pencahayaan

yang kurang, lembab dan tidak berplafon, dapur yang kurang higenis,

dan banyak tempat dimana air tergenang dan menjadi sarang nyamuk,

Ny. S memiliki hewan peliharaan berupa burung, yang diletakkan di

dalam rumah, yang dapat menjadi sarang bakteri dan vektor. Pada

intervensi di pertemuan selanjutnya, diharapkan keluarga Ny. S dapat

mengubah perilaku yang kurang sehat ke arah yang lebih sehat.

2.3 Keadaan Keluarga

a. Perencanaan keluarga

i. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan

perencanaan dalam berkeluarga?

 Ya Tidak

ii. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah :

 Suami

 Istri

 Berdua

 Orang tua suami atau orang tua istri

 Ibu & Anak

iii. Apakah menggunakan kontrasepsi KB?

Untuk Ny. S

 Tidak pernah menggunakan kontrasepsi


b. Hubungan anggota keluarga

i. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map

)(lampiran)

ii. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga

 Setiap hari (anak yang tinggal dekat rumah orangtua)

 2-3 kali seminggu

 1 minggu sekali

 2-3 kali sebulan

 1 bulan sekali

 2-3 bulan setahun

 1-2 kali setahun (keluarga besar)

iii. Keputusan dalam keluarga berdasarkan

 Perintah ayah

 Perintah ibu

 Diskusi ayah-ibu

 Diskusi ibu-anak

 Keputusan keluarga besar

Tabel 2. Keadaaan kesehatan keluarga Ny.S

No Nama Kedudukan Sehat/Sakit Keterangan


1 Sumanah Ibu Sakit Menderita DM Tipe 2
2 Eli Anak Sehat
Susanti
3 Najamudi Anak Sehat Perokok aktif dan peminum kopi
n

c. Deskripsi mengenai keadaan keluarga


Pengambilan keputusan dalam perencanaan keluarga dilakukan oleh

Ny. S yang juga melibatkan anak anaknya. Alasannya karena anak

dianggap mengetahui lebih banyak (karena berusia lebih muda) dan Ny.

S yang setiap hari di rumah (jarang bepergian ke luar) .

Keluarga Ny.S sejatinya memiliki 6 orang anak, namun salah satu

anaknya telah meninggal dunia (Ny. S menolak untuk diwawancarai

perihal kematian anaknya). Kelima anak Ny.S sudah berkeluarga dan

tinggal masing-masing. 2 diantaranya rutin bergantian setiap harinya

mengunjungi orangtua (Ny.S) untuk merawat kebutuhan orangtua.

Sedangkan frekuensi dari berkumpulnya keluarga besar tersebut adalah

sekitar 1-2 kali dalam setahun yang biasanya dilakukan saat hari raya

Idul Fitri.

Ny.S sepeninggalan sang suami, 10 tahun yang lalu, menanggung

kebutuhan anaknya sendiri hingga mandiri (dalam hal ini Tn. N),

dengan bekerja sebagai buruh lepas. Kini semua kebutuhan orangtua

ditanggung oleh semua anaknya. Ny.S telah menderita DM Tipe 2

selama kurun waktu 3 (tiga) tahun. Ny. S mengaku tidak pernah

memiliki keluhan masalah kesehatan lainnya, tetapi pengakuan dari

anaknya bahwa Ny.S terkadang sering merasa pusing dan terkadang

mengalami diare. Ny. S terakhir berobat ke Puskesmas terkait masalah

kesehatannya 6 bulan yang lalu, dengan penurunan berat badan (dari 55

kg menjadi 45 kg terakhir pengukuran) dan tekanan darah di angka


120/90mmHg dan nilai HbA1c > 360mg/dL. Tn. N yang merupakan

anak dari Ny.S bekerja sebagai buruh bangunan,. Tn. N adalah seorang

perokok aktif dan peminum kopi hingga sekarang. Tn. N memiliki

kebiasaan merokok di dalam kamar tidurnya di rumah Ny. S

2.4 Pemenuhan kebutuhan keluarga

a. Kebutuhan ekonomi

 Hingga primer

 Hingga sekunder

 Hingga tersier

b. Kebutuhan pendidikan

 Tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 th

 Hanya pendidikan dasar 9 th

 Pendidikan menengah

 Pendidikan tinggi

c. Kebutuhan spiritual

 Tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga

 Kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga

 Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga

 Keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya

d. Kebutuhan kesehatan

 Tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan

 Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif

saja
 Datang ke pelayanan kesehatan/dokter untuk kuratif dan preventif

 mempunyai buku/catatan kesehatan anggota keluarga

e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga

Semua kebutuhan Ny.S kini ditanggung oleh anak-anaknya. Kebutuhan

keluarga ini terpenuhi sampai dengan kebutuhan tersier, hal ini dapat

dilihat dari terdapatnya 1 buah TV, 1 buah kipas angin di dalam rumah.

Kebutuhan pendidikan di keluarga ini tercapai sampai tingkat

pendidikan menengah untuk Tn. S, Ny. N, E, E dan Tn. N.

Kegiatan ibadah dalam keluarga biasanya dilakukan masing masing

anggota keluarga. Ny. S rajin mengikuti pengajian, dan beberapa kali

mengikuti wisata keagamaan di luar pulau, bersama keluarga anak-

anaknya. Ny. S hanya berobat secara kuratif, yang dilakukannya di

Posyandu Lansia atau Puskesmas. Ny. S juga belum terdaftar sebagai

anggota Jaminan Kesehatan Nasional karena menganggap

pengurusannya rumit dan memakan banyak waktu, sehingga berobat

dengan biaya yang ditanggung oleh anak-anaknya.

2.5 Gaya hidup keluarga

a Kebiasaan makan dalam keluarga

i. Sumber : makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah

ii. Jenis : ikan menjadi makanan yang paling sering dikonsumsi

iii. Jumlah : Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga

b Kebiasaan berolahraga
Keluarga jarang bahkan tidak pernah berolahraga, hanya aktivitas fisik

sehari-hari

c Kebiasaan minum alkohol

Tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alkohol

d Kebiasaan merokok

Tn. N merokok sejak muda frekuensinya 1 bungkus per hari

e Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga

Dalam keluarga ini, Ny. S menyiapkan sendiri makanannya, namun

anak-anak lah yang menyiapkan bahan pokok yang di konsumsi. Ikan

merupakan sumber protein, Ny. S juga mengonsumsi sayur – sayuran,

buah-buahan, tahu tempe, ikan dan sebagainya. Sayuran diproses

dengan cara direbus atau ditumis, sedangkan ikan dengan cara

digoreng. Menurut pengakuan Ny.S, tidak ada anggota keluarga yang

mengkonsumsi alkohol tetapi Tn. N memiliki kebiasaan merokok sejak

muda sampai sekarang. Jenis rokok yang digunakan adalah rokok isap

dengan frekuensi merokok setiap hari sekitar satu bungkus per hari.

2.6 Lingkungan hidup keluarga

a Lingkungan perumahan keluarga

i. Jenis perumahan :Area tempat tinggal permanen

ii. Higiene lingkungan rumah :Bersih namum tidak teratur

iii. Keamanan lingkungan perumahan : Aman tanpa penjagaan

iv. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan

rumah adalah
 Debu

 Bising

 CO

b Lingkungan pekerjaan anggota keluarga

i. jenis pekerjaan:

Tn. N adalah buruh bangunan

ii. resiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan

pekerjaannya:

 Kecelakaan kerja

iii. paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan

pekerjaan adalah:

 Debu

 Bising

 CO

 Asbes

c Lingkungan sosial keluarga

i. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di

lingkungannya

 Ya

ii. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya

Dihormati sewajarnya

iii. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan

sosial adalah:

Keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan.


d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga

Keluarga Ny.S tinggal di sebuah rumah yang tidak jauh dari rel kereta

api. Lingkungan rumah cukup bersih tetapi tidak teratur. Rumah Ny.S

merupakan rumah milik sendiri yang merupakan area tempat tinggal

permanen. Keamanan lingkungan rumah Ny. S aman. Paparan zat yang

mungkin terjadi di lingkungan rumah antara lain adalah debu, CO yang

berasal dari asap kendaraan dan rokok. Serta kebisingan karena rumah

dekat dengan rel kereta api.

Keluarga Ny .S cukup aktif mengikuti pengajian, meski begitu keluarga

Ny. S tetap dihormati sewajarnya oleh tetangga-tetangga sekitarnya dan

bertegur sapa dengan tetangganya.

2.7 Identifikasi masalah kesehatan keluarga

a. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik

keluarga

Ny. S adalah seorang lanjut usia. Anak-anak telah menikah dan tinggal

di rumahnya masing-masing

b. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan

rumah

Rumah keluarga berada di lingkungan yang cukup padat di dengan

kontur di kaki bukit. Bangunan rumah tampak kokoh dan cukup bersih
meski sedikit tidak tertata rapi. Penataan ruang dalam rumah ini kurang

memperhatikan aspek kesehatan karena lembap dan tidak higienis.

c. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi

keluarga

Sejak tahun 2014 Ny. S mengidap DM tipe 2 hingga sekarang. Keadaan

ini memungkinkan Ny. S untuk mengidap stres sebagai seorang lansia

yang kebutuhan nya dipenuhi oleh anak-anaknya

2.8 Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga

- Ny.S mengalami DM tipe 2 dan belum diberikan perawatan medis sejak

bulan terakhir

- Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (Tn.N merokok dan rutin

minum kopi, Ny. S yang masih gemar mengonsumsi makanan gorengan

(lemak jenuh) dan beberapa tempat di rumah yang dapat menjadi tempat

berkembangnya penyakit).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Alasan penyusunan prioritas masalah kesehatan keluarga

Setelah mendapatkan data – data yang lengkap dari keluarga Tn.S, kami

mendapatkan 2 masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas masalah

bagi keluarga Ny.S dengan menggunakan metode USG (Urgency,

Seriousness, Growth). Urgency adalah tingkat kegawatan sebuah masalah,

dimana apabila tidak ditanggulangi akan menyebabkan kegawatan yang

lebih parah. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila

masalah tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius pada masalah

lainnya. Sedangkan growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan

pertumbuhan dan perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak

ditanggulangi maka pertumbuhannya akan terus berkembang.

Tabel 3. Penentuan prioritas masalah kesehatan dalam keluarga Ny.S

No. Masalah Nilai Kriteria Nilai Akhir


U S G
1. Kurangnya perilaku hidup 5 5 5 15
bersih dan sehat
(kebiasaan merokok anak
Ny. S, minum kopi, tidak
olahraga, makanan
berminyak/gorengan, tata
ruang rumah yang kurang
memperhatikan aspek
kesehatan)
2. Ny. S yang menderita 4 5 5 14
DM dan alm. Suami Ny. S
yang memiliki sakit
jantung beresiko menurun
ke anaknya.
Keterangan Skala Likert:

Skor 1 : Sangat Kecil

Skor 2 : Kecil

Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Besar

Skor 5 : Sangat Besar

Berdasarkan hasil skoring USG didapatkan masalah kesehatan keluarga

yang menjadi prioritas adalah Ny. S yang menderita DM tipe 2.

Dikarenakan, anak-anak dari Ny. S memiliki factor risko. Kebiasaan

merokok, minum kopi, makan gorengan, tidak berolahraga, serta kurangnya

perhatian terhadap perilaku hidup bersih yang tampak pada penempatan

lingkungan tata ruang rumah Ny. S.

3.2 Rencana intervensi masalah kesehatan keluarga

Dari penentuan prioritas masalah tersebut didapatkanlah 2 masalah yang

akan kami selesaikan dengan terlebih dahulu menyusun matriks rencana

intervensi untuk keluarga Ny.S.

Tabel 4. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi

Perencanaan Tahap Hasil


intervensi intervensi
Tujuan Materi Cara Sasaran
kegiatan kegiatan pembinaan individu
1. Penjelasan Memberikan Seluruh 2. Menentu 1
mengubah mengenai penjelasan anggota kan pengetahu
perilaku akibat secara keluarga, waktu an
hidup perilaku yang langsung Ny. S yang keluarga
bersih dan salah apabila dengan tepat tentang
sehat tidak menggunaka perilaku
untuk
(kebiasaan melakukan n media hidup
merokok perilaku poster melakuka bersih dan
anak Ny. S, hidup bersih n sehat dan
minum dan sehat dan intervens mengenal
kopi, tidak apa saja i. seperti apa
olahraga, bahaya yang 3. Menguku rumah
makanan dapat r sehat
berminyak/ ditimbulkan pengetah 2 keluarga
gorengan) jika tidak uan dapat
dan dan memiliki keluarga menerapk
mengenal lingkungan tentang an
apa itu dan rumah perilaku
perilaku
rumah sehat sehat. hidup
(tata ruang Mendorong hidup bersih dan
rumah yang agar keluarga bersih sehat
memperhati dapat dan sehat dalam
kan aspek menerapkan dan keseharian
kesehatan) ha-hal yang rumah dan dapat
akan sehat mengaplik
dijelaskan 4. Memberi asikan
diatas kan seperti apa
nantinya. penjelasa seharusny
n tentang a kondisi
rumah
bagaiman dapat
a dikatakan
perilaku sehat.
hidup
bersih
dan sehat
serta
rumah
sehat,
dan apa
saja
bahaya
yang bisa
didapatka
n jika
tidak
melakuka
n hal
tersebut.
2 mengubah Penjelasan Penjelasan Ny. S 1. Pengetahu
perilaku mengenai secara dan Menentuk an
tidak sehat masalah yang langsung keluarga an waktu keluarga
Ny. S dan timbul dari dengan yang tepat tentang
mengenalka perilaku yang menggunaka untuk perawatan
n salah pada n poster penyakit
intervensi
komplikasi pasien DM dan
yang bisa 2. Perubahan
terjadi Memberik cara
an perawatan
penjelasan agar tidak
tentang terjadi
efek yang komplikas
dapat i.
timbul
jika
perilaku
tidak
diubah

3.3 Pelaksanaan Intervensi

Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 09 Mei 2017 pukul 09.00 –

selesai. Intervensi dilakukan dengan media berupa poster dan mading yang

berisi informasi mengenai diabetes mellitus, edukasi diet, dan bahaya

merokok.

Dilakukan edukasi kepada keluarga Ny. S dengan melakukan penjelasan

mengenai DM tipe 2 mulai dari pengertian, faktor risiko, kemungkinan

komplikasi, hal-hal yang harus dihindari, dan tanda-tanda yang ada apabila

mengalami DM tipe 2, bagaimana cara agar terhindar dari DM tipe 2, dan

pola makan untuk pasien yang sudah terkena. Edukasi diet untuk pasien

juga dilakukan oleh penulis dengan menggunakan brosur diet DM yang

dikeluarkan oleh kementerian kesehatan (2011).


Berikut adalah brosur diet DM yang dikeluarkan oleh kementerian

kesehatan (2011).

Gambar 1. Pengaturan makanan Diabetes Mellitus

Selain itu penulis juga menjelaskan bagaimana cara berperilaku hidup

bersih dan sehat, mulai dari penjelasan mengenai kondisi rumah yang

seharusnya, karena didalam rumah keluarnya Ny. S terdapat sangkar burung

yang digantung walaupun siang hari dan itu bisa menyebabkan risiko

terjadinya penyakit.
Anak dari Ny. S yang merupakan perokok kemudian diberikan edukasi

mengenai bahaya merokok dan apa saja kandungan yang terdapat pada

rokok dan penyakit apa saja yang mungkin dapat timbul, terlebih alm.

Suami dari Ny. S sendiri memiliki riwayat penyakit kardiovaskular. Hal ini

sangat berisiko memicu terjadinya penyakit secara genetik yang dapat

menurun ke anak-anaknya jika tidak melakukan perilaku hidup yang sehat

dan menjauhi hal-hal yang bisa memicu terjadi penyakit. Berikut adalah

gambar tentang kandungan dari rokok yang dapat membahayakan manusia:

Gambar 1. Kandungan Rokok


3.4 Hasil Intervensi

Setelah intervensi dilakukan, penulis melakukan evaluasi pada hari senin,

15 Mei 2017 pukul 16.00-selesai untuk mengetahui bagaimana hasil

intervensi yang telah penulis lakukan. Ketika penulis melihat kondisi rumah

Ny. S terjadi peningkatan gaya hidup Ny. S dan keluarga. Menurut Ny. E

sangkar burung sudah ditaruh diluar rumah dan dimasukan ketika sudah

sore dan ketika penulis datang sangkar burung sudah berada di luar rumah.

Anak Ny. S yaitu Tn. N juga sudah mengikuti saran yang diberikan, dengan

tidak lagi merokok di dalam rumah.

Saat melakukan intervensi kepada Ny. S, penulis juga menanyakan hal-hal

terkait penyakit yang diderita oleh Ny. S, beliau berkata bahwa sudah tidak

makan-makanan yang mengandung terlalu banyak glukosa dan anak dari

Ny. S yaitu Ny. E juga berkata bahwa Ny. S sudah jarang sekali makan-

makanan manis dan walaupun minum teh hanya meminum teh tanpa disertai

gula. Ny. E berkata bahwa saat satu tahun lalu ketika Ny. S pertama kali

merasa lemas, Ny. S diberikan obat Glibenklamid oleh dokter untuk

menurunkan kadar gula darahnya. Dan sudah satu tahun ini Ny. S tidak

merasakan gejala sakit DM tipe 2. Kemudian penulis melakukan

pengecekan terhadap Gula Darah Sewaktu Ny. S dengan waktu makan

terakhir Ny. S sekitar Pukul 12.00 WIB. Didapatkan hasil bahwa gula darah

sewaktu (GDS) Ny. S 391 mg/dL dan nilai ini sangatlah tinggi jika

dibandingkan kadar gula darah normal yaitu kurang dari 200 mg/dL.

Kemudian diberikan edukasi kepada Ny. S beserta anaknya yaitu Ny. E


karena kadar glukosa darah Ny. S yang masih sangat tinggi maka

disarankan untuk melakukan pengontrolan rutin kadar gula darah ke Dokter

yang biasa didatangi oleh Ny. S dan juga untuk menjaga asupan makanan

bagi Ny. S.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Prioritas masalah yang didapatkan dari keluarga Ny. S adalah edukasi

mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, bahaya merokok, dan

juga mengenai penyakit DM tipe 2 serta pola makan pada Ny. S yang

mengalami DM tipe 2. Setelah itu dilakukan intervensi pada Ny. S dan 1

minggu setelah melakukan intervensi penulis melakukan evaluasi kepada

Ny. S dan keluarga untuk menilai sejauh mana perubahan perilaku menuju

perilaku sehat Ny. S dan keluarga, dan hasilnya, Ny. S dan keluarga telah

mencoba mengubah perilaku mereka, dan mengikuti saran yang diberikan,

namun kadar glukosa darah sewaktu Ny. S sangat tinggi yaitu 391 mg/dL.

4.2 Saran

Ny. S harus lebih memahami penyakit DM dan melakukan kontrol gula

darah secara rutin dan juga mengonsumsi obat secara teratur. Tn. N yang

merupakan anak dari Ny. S diharapkan dapat menghentikan kebiasaan

merokoknya agar terhindar dari penyakit kardiovaskular dikarenakan

kemungkinan adanya faktor keturunan karena Alm Ayah Tn. N yang

meninggal karena komplikasi penyakit kardiovaskular.


DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 2007. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter


Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

DEPKES RI. 2011. Diet Diabetes Mellitus. [DEPKES] [Diunduh 17 mei 2017].
Tersedia dari http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Brosur-
Diet-Diabetes-Melitus.pdf.

Idris, F. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia. Ilmu


Kesehatan Masyarakat Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya. 2006. hal. 2.

Prasetyawati, A. E. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Fakultas Kedokteran


Universitas Sebelas Maret. 2010. hal. 2-3.

Wonodirekso, S. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar


Kesejawatan dan Profesionalisme. Majalah Kedokteran Indonesia
volume 59(1). 2009. hal. 1-2.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pemantauan Kegiatan
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan

Gambar 3. Hasil GDS Ny. S

Lampiran 3. Media Intervensi


Lampiran 4. Genogram keluarga

Gambar 4. Genogram keluarga


Lampiran 5. Denah Rumah

Gambar 5. Denah rumah

Anda mungkin juga menyukai