Selain dilakukan pengamatan terhadap organoleptic dan kejernihan, dilakukan juga

pengamatan terhadap volume terpindahkan, viskositas, bobot jenis, dan pH pada hari ke 1.
Berdasarkan pengamatan volume terpindahkan yaitu dengan cara memindahkan sediaan dari
wadah asli ke dalam gelas ukur 100 ml, didapatkan rata-rata dengan hasil 96% untuk ketiga
larutan tersebut. Pengamatan ini dilakukan untuk menjamin bahwa larutan oral yang dikemas
dalam wadah dosis ganda dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 250 ml, jika
dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera di etiket.
Pada pengamatan viskositas yaitu dengan metode hoeppler, prinsip dari metode ini yaitu
dengan mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada temperature tetap
dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola untuk menempuh jarak tertentu
melalui cairan pada tabung (D. Young, 2002). Penggunaan metode hoppler ini didasarkan atas
tipe cairan yang digunakan yaitu cairan newton, cairan newton adalah cairan yang viskositasnya
tetap walaupun diberi gaya . Hasil yang didapatkan yaitu pada larutan A nilai viskositasnya
….poise, larutan B…poise, dan larutan C…..poise.
Pada pengujian bobot jenis, menggunakan piknometer, prinsip metode ini didasarkan atas
penentuan masa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan (Ansel. 1989). Percobaan ini
dilakukan dengan cara menimbang piknometer kosong (W1), piknometer berisi aquadest (W2),
dan piknometer berisi sediaan (W3) kemudian selanjutnya dilakukan perhitungan. Hasilnya
didapatkan bahwa pada larutan A bobot jenisnya 1,000, pada larutan B ; 1,000, dan pada larutan
C ; 1,000.
Pada pengujian pH dengan menggunakan menggunakan indicator universal, yaitu dengan
mencelupkan indicator universal kemudian setelah itu dicocokan dengan table universal.
Hasilnya didapatkan bahwa ketiga larutan mempunyai pH 6. pH ini sudah sesuai dengan pH
optimum zat aktif dekstrometorfan. Karena menurut Farmakope Indonesia III dekstormetorfan
stabil pada pH 5,2 – 6,5.