Anda di halaman 1dari 8

Osteoarthritis

No. Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 3
Puskesmas
Tabanan III dr. I.B Wisnu Wardana, M.Kes
NIP. 19630818 199503 1 003
1. Pengertian Definisi:
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif kronik bersifat progresif lambat
yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan
nyeri dan kekakuan pada sendi.

M.19 Unspecified Osteoarthritis

2. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis osteoarthritis


2. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan osteoarthritis

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Tabanan III Nomor. 135/PUSK. TBN III/SK/2016 tentang
Standar Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Tabanan III
2. SK Kepala Puskesmas Tabanan III Nomor. 076/PUSK. TBN III/SK/2016 tentang
Indikator dan Standar Kinerja Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Tabanan III

4. Referensi Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer tahun 2014.

5. Persiapan Alat dan bahan


1. Poliklinik set (Lampu senter, tensimeter, stetoskop, termometer)
2. Alat perlindungan diri (handscoon, masker)
3. Buku rekam medis

6. Prosedur 1. Pasien datang ke Poliklinik Umum.


2. Petugas administrasi melakukan pencatatan data pasien/ registrasi.
3. Petugas melakukan anamnesa (Keluhan utama, RPS, RPD, RPK dan riwayat
alergi)
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan:
a. Nyeri sendi yang biasanya dirasakan saat beraktivitas berat dan membaik
dengan istirahat
b. Hambatan gerak sendi
c. Kaku sendi saat pagi hari atau setelah imobilisasi lama dalam posisi tertentu,
seperti setelah duduk lama
d. Krepitasi yang berupa suara gemeretak yang ditemukan pada sendi tulang
rawan
e. Pembengkakan sendi
f. Perubahan gaya berjalan
Faktor Predisposisi:
a. Usia > 60 tahun
b. Wanita, usia > 50 tahun atau sudah menopause
c. Kegemukan/Obesitas
d. Pekerjaan berat/sering mengangkat beban berat
4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan Fisik (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis:
 Hambatan gerak
 Krepitasi
 Pembengkakan sendi yang sering kali asimetris
 Tanda-tanda peradangan sendi
 Deformitas sendi yang permanen
 Perubahan gaya berjalan

6. Jika ada indikasi dilakukan pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
osteoarthritis, yaitu:
a. Radiografi
Radiografi berupa foto polos biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya
penyempitan celah sendi, pembentukan osteofit maupun sklerosis pada area
yang terkena.
7. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang

Diagnosis Banding
Gout Arthritis
Arthritis Rheumatoid

Komplikasi
Deformitas

8. Melakukan penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1. Pengelolaan OA berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang
terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena.
2. Pengobatan bertujuan untuk mencegah progresifitas dan meringankan
gejala yang dikeluhkan.
3. Modifikasi gaya hidup, dengan cara:
a. Menurunkan berat badan
b. Melatih pasien untuk tetap menggunakan sendinya dan melindungi
sendi yang sakit
4. Pengobatan Non-Medikamentosa : Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
5. Pengobatan Medikamentosa
a. Analgesik topikal
b. NSAID (oral):
 Non selective : COX1, misalnya Natrium Diclofenac dengan
dosis 2 x 50 mg per hari, Ibuprofen 3 x 400 mg per hari, Asam
Mefenamat 3 x 500 mg per hari.
 Selective : COX2, misalnya Meloxicam 2 kali sehari dengan
dosis 7,5 mg

6. Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)


 Olahraga ringan
 Menurunkan berat badan

Kriteria Rujukan
a. Bila ada komplikasi, termasuk komplikasi terapi COX-1
b. Bila ada komorbiditas
c. Bila nyeri tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
d. Bila curiga terjadi efusi sendi

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam

9. Petugas melakukan pencatatan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan


penetalaksanaan pada rekam medis pasien.

7. Diagram Alur
Pasien
datang
Anamnesa &
Poliklinik
Pemeriksaan
Registrasi Umum
Fisik

Diagnosis & Tatalaksana


dam Pencatatan RM

Rujuk Rawat
Jalan
8. Hal-hal yang 1. Kondisi pasien
perlu 2. Ketersediaan alat-alat kesehatan
diperhatikan 3. Penggunaan APD
4. KIE

9. Unit Terkait 1. Bagian administrasi


2. Poli Umum
3. Apotek
4. Rumah Sakit

10. Dokumen 1. SOP


terkait 2. Rekam Medis
3. Informed consent
4. Registrasi Rujukan
11. Rekaman No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan tanggal
Historis
Herpes Zoster

No. Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 3
Puskesmas
Tabanan III dr. I.B Wisnu Wardana, M.Kes
NIP. 19630818 199503 1 003
3. Pengertian Definisi:
Herpes Zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Varisela
zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes
zoster jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada pasien muda
dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien yang
menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal. Penyakit ini terjadi kurang dari 10%
pada pasien yang berusia kurang dari 20 tahun dan hanya 5% terjadi pada pasien yang
berusia kurang dari 15 tahun. Insiden herpes zoster meningkat seiring dengan
pertambaan usia. Prevalensi penyakit ini pada pria dan wanita menunjukkan angka yang
sama.

B02.9 Zoster without complication

4. Tujuan 1. Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis herpes zoster


2. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan herpes zoster

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Tabanan III Nomor. 135/PUSK. TBN III/SK/2016 tentang
Standar Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Tabanan III
2. SK Kepala Puskesmas Tabanan III Nomor. 076/PUSK. TBN III/SK/2016 tentang
Indikator dan Standar Kinerja Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Tabanan III

4. Referensi Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer tahun 2014.

6. Persiapan Alat dan bahan


1. Poliklinik set (Lampu senter, tensimeter, stetoskop, termometer)
2. Lup/kaca pembesar
3. Alat perlindungan diri (handscoon, masker)
4. Buku rekam medis

7. Prosedur 1. Pasien datang ke Poliklinik Umum.


2. Petugas administrasi melakukan pencatatan data pasien/ registrasi.
3. Petugas melakukan anamnesa (Keluhan utama, RPS, RPD, RPK dan riwayat
alergi)
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan:
Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Keluhan dapat disertai dengan
gejala prodromal sistemik berupa demam, pusing, dan malaise. Setelah itu
timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel
berkelompok dengan dasar eritema dan edema.
Faktor Resiko:
a. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua
b. Imunodefisiensi
4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan Fisik (Objective)
Pemeriksaan Fisik:
 Suhu tubuh pada umumnya meningkat pada fase prodromal
 Gambaran effloresensi:
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang
distribusi saraf spinal atau kranial. Lesi bilateral jarang ditemui, namun
seringkali erupsi juga terjadi pada dermatom di dekatnya.
6. Jika ada indikasi dilakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan herpes
zoster, yaitu Tzank test (namun jarang dilakukan).
7. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik.
Diagnosis Banding
a. Herpes simpleks
b. Dermatitis Venenata
c. Pada saat nyeri prodromal, diagnosis dapat menyerupai migraine, nyeri
pleuritik, infark miokard atau apendisitis
Komplikasi
a. Neuralgia pasca-herpetik
b. Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum, ditandai
dengan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan paralisis parsial.
c. Pada penderita dengan imunodefisiensi (HIV, keganansan, atau usia
lanjut), vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik sehingga
dapat terjadi infeksi sistemik.
d. Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis,
skleritis, uveitis, korioretinitis, serta neuritis optic.
e. Paralisis motorik
8. Melakukan penatalaksanaan komprehensif
Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dilakukan dengan menghindari gesekan kulit yang
mengakibatkan pecahnya vesikel, pemberian nutrisi TKTP, istirahat dan
mencegah kontak dengan orang lain.
b. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasii. Aspirin dihindari oleh
karena dapat menyebabkan Reye’s syndrome.
Tatalaksana untuk nyeri atau demam dapat diberikan Paracetamol 3 dosis
sehari dengan dosis 10-15 mg/kgBB per kali pemberian.
c. Pengobatan topikal:
Stadium vesikel : bedak salisil 2% agar vesikel tidak pecah dan
mengurangi rasa gatal.
Apabila erosive, dapat dilakukan kompres terbuka dengan kasa steril dan
NaCl 0,9%. Apabila terjadi ulserasi dapat diberikan pemberian salep
antibiotin berupa salep Gentamicyn atau Polibacitrasin yang dapat
dioleskan 2-3 kali sehari pada lokasi lesi.
d. Pengobatan antivirus oral yang dapat diberikan adalah Asiclovir tablet oral
dengan dosis dewasa 5 x 800 mg per hari dan anak-anak dengan dosis 4 x
20 mg/kgBB perhari (dosis maksimal 800mg per kali pemberian) selama 7
sampai 10 hari (antivirus ini efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah
timbul lesi)
e. Konseling dan Edukasi
Konseling dan edukasi dilakukan pada pasien mengenai:
- Edukasi tentang perjalanan penyakit herpes zoster.
- Edukasi bahwa lesi biasanya membaik dalam 2-3 minggu pada
individu imunokompeten.
- Edukasi mengenai komplikasi yang sering terjadi, yaitu neuralgia
pasca herpetic
f. Kriteria rujukan :
- Penyakit tidak sembuh pada 7 – 10 hari setelah terapi
- Terjadi pada pasien bayi, anak, dan geriatric (imunokompromais)
- Terjadi komplikasi
- Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
.

9. Petugas melakukan pencatatan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan


penetalaksanaan pada rekam medis pasien.

7. Diagram Alur
Pasien
datang

Anamnesa &
Poliklinik
Pemeriksaan
Registrasi Umum
Fisik

Diagnosis & Tatalaksana


dam Pencatatan RM

Rujuk Rawat
Jalan
8. Hal-hal yang a. Kondisi pasien
perlu b. Ketersediaan alat-alat kesehatan
diperhatikan c. Penggunaan APD
d. KIE

9. Unit Terkait 1. Bagian administrasi


2. Poli Umum
3. Apotek
4. Rumah Sakit
10. Dokumen a. SOP
terkait b. Rekam Medis
c. Informed consent
d. Registrasi Rujukan

11. Rekaman No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan tanggal


Historis

Anda mungkin juga menyukai