3.2. Input, Proses dan Output Pemutakhiran Basis Data SISMIOP dan Basis Data
Peta PBB-P2
Untuk mencapai sasaran yang diharapkan sesuai dengan maksud dan tujuan,
maka alur kegiatan yang dilakukan pada kegiatan Pemutakhiran Basis Data
CV. CITIPLAN
SISMIOP dan Basis Data Peta PBB-P2 di Wilayah Desa Pasekan Kecamatan
Ambarawa diilustrasikan pada gambar 3.1.
CV. CITIPLAN
kegiatan Verifikasi, dan Pemetaan Objek PBB seperti :
CV. CITIPLAN
2. Melakukan orientasi dan identifikasi lapangan untuk mengetahui kondisi
lapangan wilayah pekerjaan sehingga diperoleh informasi yang lengkap dan
sesungguhnya yang akan dimanfaatkan dalam proses pengadaan dan atau
updating peta.
Secara lebih detail, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
1. Berdasarkan peta dan data yang telah berhasil dikumpulkan, baik peta dan
data hasil pendataan PBB tahun-tahun sebelumnya maupun peta dan data
dari instansi lain, dilakukan kompilasi untuk mengetahui kelengkapan peta
dan data yang diperlukan;
2. Berdasarkan peta dan data yang telah berhasil dikumpulkan, baik peta dan
data hasil pendataan PBB tahun-tahun sebelumnya maupun peta dan data
dari instansi lain, dilakukan kompilasi untuk mengetahui kesesuaian teknis
peta yang bersangkutan dengan spesifikasi yang diinginkan;
3. Peta yang telah dikompilasi selanjutnya digunakan sebagai peta kerja dalam
pelaksanaan orientasi dan identifikasi lapangan untuk mengetahui kondisi
lapangan wilayah pekerjaan sehingga diperoleh informasi yang lengkap dan
sesungguhnya yang akan dimanfaatkan dalam proses pengadaan dan atau
updating peta. Dalam kegiatan ini dilakukan :
a. identifikasi geografis batas wilayah administrasi pemerintahan,
b. identifikasi batas blok,
c. meneliti ketersambungan antar peta blok yang berbatasan dan antar
desa/kelurahan yang berbatasan;
d. identifikasi sebaran titik pasti yang dapat digunakan sebagai titik ikat,
e. melakukan uji petik ketelitian peta yang ada;
f. mencatat semua perubahan detail medan yang terjadi dan
menggambarkan sket posisinya dalam peta kerja,
g. mencocokkan detail-detail utama yang diperlukan untuk pembuatan peta
desa/kelurahan seperti jalan-jalan, sungai, parit, dsb.,
h. merencanakan tempat-tempat berdiri instrumen jika ada detail medan
yang perlu diukur.
Sekiranya dalam orientasi lapangan atau identifikasi peta lama terdapat
perubahan detail medan yang sangat mencolok misalnya kompleks
perumahan atau kompleks industri yang yang baru dan perlu dibuatkan blok
baru maka konsep sementara batas blok baru ini harus segera dimintakan
CV. CITIPLAN
persetujuan Kantor Pelayanan PBB setempat untuk dilegalisir dengan paraf
petugas yang berwenang.
CV. CITIPLAN
mencolok) dengan peta dasarnya, kekeliruan pemberian NOP, dan
kekeliruan lain yang dapat dilihat.
b. Analisis Data, adalah pekerjaan membandingkan data spasial/peta dengan
basis data SISMIOP secara otomatis, yang dituangkan dalam laporan hasil
analisis. Adapun informasi yang dibandingkan adalah : NOP, luas bidang,
bangunan beserta nomornya.
1. Melak
ukan kegiatan pendataan objek dan subjek PBB ke lapangan dengan cara
menyebarkan SPOP dan LSPOP kepada wajib pajak dan mengumpulkannya
setelah diisi secara lengkap, benar, dan ditandatangani;
2. Pada
saat pengukuran objek pajak juga dilakukan penyampaian dan pengisian
SPOP dan LSPOP, serta penempelan sticker NOP;
CV. CITIPLAN
3. SPOP
yang diberikan kepada subjek/wajib pajak adalah SPOP perseorangan untuk
diisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Khusus untuk pekerjaan ini
sket/denah lokasi objek pajak pada formulir SPOP halaman 2 tidak perlu
digambar;
4. Untuk
pendataan objek bangunan, digunakan formulir LSPOP yang diisi oleh petugas
pada waktu pengukuran objek pajak;
5. Apabi
la pada waktu pengukuran Objek pajak SPOP belum dapat ditandatangani oleh
Subjek/wajib pajak atau kuasanya, maka petugas menyediakan 2 (dua) lembar
SPOP. Satu lembar SPOP disampaikan kepada subjek/wajib pajak beserta
tanda terima penyampaian SPOP (KP.PBB 1.4), dan SPOP tersebut terlebih
dahulu diisi NOP pada kolom yang telah disediakan. SPOP yang kedua
digunakan untuk mencatat data Objek pajak sebagai dokumen sementara hasil
pendataan;
6. Jika
pada waktu pengukuran objek pajak SPOP dapat ditandatangani oleh
subjek/wajib pajak atau kuasanya, maka tidak perlu diberikan Tanda Terima
penyampaian SPOP (KP.PBB 1.4);
7. Data
luas yang diisikan ke dalam SPOP dan LSPOP dapat bersumber dari
subjek/wajib pajak, sepanjang data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan
berdasarkan pada bukti-bukti yang sah seperti sertifikat, IMB, ataupun surat
resmi dari instansi lain yang berwenang. Jika luas hasil ukuran berbeda jauh
dengan luas yang tertulis pada sertifikat maka kedua-duanya dicatat dan
dilaporkan kepala Kantor Pelayanan PBB;
8. Infor
masi luas yang dicantumkan dalam SPOP adalah luas hasil ukuran, sedang
luas sertifikat/IMB ditulis di sampingnya dengan warna lain. Salinan
sertifikat/IMB harus disertakan;
CV. CITIPLAN
9. Dala
m hal terdapat sengketa batas, objek pajak tersebut tetap diukur tetapi
dikurangi batas yang disengketakan, sehingga luas masing-masing objek
berkurang dari semestinya. Pada masing-masing nama subjek pajak tersebut
diberi keterangan "sengketa batas";
10. Dala
m hal terdapat sengketa pemilikan, Objek pajak tersebut tetap diukur dan pihak
yang menguasai dan/atau memanfaatkan objek pajak tersebut ditetapkan
sebagai wajib pajak. Pada nama subjek pajak yang menguasai Objek tersebut
supaya diberi keterangan "sengketa pemilikan";
11. Untuk
memperlancar perekaman data, bagi SPOP yang ditinggal karena belum
ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya, waktu pengambilan SPOP
sebaiknya ditetapkan oleh petugas ukur dengan memperhitungkan lamanya
SPOP diisi oleh subjek/wajib pajak. Pada saat pengembalian/pengambilan
SPOP kepada wajib pajak diberikan Tanda Terima Pengembalian SPOP
(KP.PBB 1.5);
12. SPOP
yang diterima kembali dari subjek/wajib pajak diteliti kebenaran pengisiannya
oleh Koordinator Lapangan Verifikasi Data SISMIOP, dan dibandingkan dengan
hasil pendataan/pengukuran. Jika terdapat perbedaan yang besar, perlu
dilakukan penelitian ulang terhadap objek tersebut.
13. SPOP
yang sudah diterima kembali dari subjek/wajib pajak dihimpun dan diberkas
dalam beberapa berkas dalam satu desa/kelurahan. Pemberkasan dan
pembendelannya mengacu peraturan yang berlaku;
14. Apabi
la terdapat objek pajak yang terlewat diukur, maka objek tersebut harus
dilakukan pengukuran.
CV. CITIPLAN
15. Konfir
masi kebenaran hasil ukuran harus sudah selesai dilakukan sebelum
penggambaran konsep Peta Blok;
16. Pena
ndatanganan SPOP oleh subjek/wajib pajak dilakukan setelah selesai
pengukuran objek pajak tersebut.
2. Melakukan data entry terhadap seluruh data tambahan info rinci ke dalam
server SISMIOP menggunakan program SISMIOP;
3. Melakukan data entry terhadap seluruh data harga jual yang diperoleh;
6. Melakukan validasi hasil perekaman data yang telah dicetak (DHR) terhadap
data asli di formulir SPOP/LSPOP;
CV. CITIPLAN
d) Petugas perekam data bertugas melakukan updating data dengan cara
memperbaiki kesalahan perekaman, memberi tanda bahwa telah dilakukan
koreksi dan menyerahkan hasil validasi DHR kepada petugas pemeriksa;
CV. CITIPLAN
5) Nama dan tanda tangan Kepala Kantor Pelayanan PBB yang
bersangkutan;
g. Pada bagian tengah atas diisi dengan judul peta, yaitu :
Peta Desa ......................................... (untuk wilayah kabupaten)
atau,
Peta Kelurahan ......................................... (untuk wilayah kota)
h. Pada bagian muka peta digambar garis grid tiap 5 cm dan di setiap
pertemuan antara garis grid dengan garis tepi muka peta dilengkapi dengan
nilai koordinatnya. Di samping kiri dan kanan muka peta dilengkapi dengan
nilai koordinat ordinatnya (Y), sedangkan di samping atas dan bawah muka
peta dilengkapi dengan nilai koordinat absisnya (X);
i. Pada bagian atas kiri dicantumkan nomor lembar;
j. Pada bagian atas kanan dituliskan tahun edisi dan nomor kode wilayah.
3.3.2. Penggambaran Peta Blok
1. Ketentuan Umum
a. Peta blok dibuat tiap blok;
b. Peta blok menggambarkan letak dan ukuran dari masing-masing objek pajak
di dalam satu blok;
c. Peta blok untuk perkotaan berskala 1 : 1.000, dan berskala 1 : 2.500 bagi
daerah pedesaan;
d. Ukuran lebar kertas blok adalah :
1) Muka peta 50 cm x 50 cm;
2) Lebar luar peta 55 cm x 62,5 cm.
CV. CITIPLAN
e. Jaring grid setiap 10 cm x 10 cm berbetuk garis silang tegak lurus
ukuran 1 cm x 1 cm dan di setiap pertemuan antara garis grid dengan garis
tepi muka peta dilengkapi dengan nilai koordinatnya. Di samping kiri dan
kanan muka peta dilengkapi dengan nilai koordinat ordinatnya (Y),
sedangkan di samping atas dan bawah muka peta dilengkapi dengan nilai
koordinat absisnya (X)
f. Pada bagian kanan bawah peta blok diisi dengan keterangan :
1) Logo Departemen Keuangan;
2) Nama instansi pembuat (Kantor Pelayanan PBB);
3) Nama kabupaten/kota;
4) Nama kecamatan;
5) Nama desa/kelurahan;
6) Kode wilayah;
7) Nomor blok;
8) Jumlah lembar peta dalam blok yang bersangkutan;
9) Nomor lembar peta;
g. Pada bagian tengah bawah peta kelurahan, diisi dengan keterangan-
keterangan :
1) Indeks letak lembar tersebut terhadap lembar-lembar yang lain di dalam
satu desa/kelurahan;
2) Keterangan sistem proyeksi yang digunakan;
3) Keterangan sumber data pembuatan peta;
4) Arah utara;
5) Skala peta numeris dan grafis;
6) Legenda peta, antara lain :
a) Batas Desa/kelurahan
b) Batas kecamatan
c) Batas kabupaten
d) Batas Blok
e) Jalan (utama; protokol, penghubung; komplek; KA. dll)
f) Sungai, kali, selokan dll
g) Detail/simbol lain yang dipergunakan
7) Pada bagian kiri bawah peta kelurahan, diisikan :
CV. CITIPLAN
a) Tahun pengukuran;
b) Tahun pembuatan peta;
c) Nama pembuat/penggambar peta;
d) Nama dan tanda tangan Koordinator Pelaksana Kantor Pelayanan
PBB yang bersangkutan;
e) Nama dan tanda tangan Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian
Kantor Pelayanan PBB yang bersangkutan;
8) Pada bagian tengah atas diisi dengan judul peta, yaitu :
PETA BLOK ............ DESA .............. (untuk wilayah kabupaten) atau,
PETA BLOK ............ KELURAHAN .............. (untuk wilayah kota);
CV. CITIPLAN
CV. CITIPLAN BAB V - 1