JURNAL
OLEH:
WIDODO
NIM. B.11211038
Oleh
WIDODO
ABSTRAKSI
Pendahuluan
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada
pihak-pihak tertentu. Sehingga dapat di peroleh informasi tentang tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional yang di ambil (Rasul, 2000:7). Dengan adanya informasi mengenai
kinerja, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan,
1
2
meluruskan kegiatan-kegiatan utama dan tugas pokok instansi sebagai bahan untuk
perencanaan serta untuk menentukan tingkat keberhasilan. Kinerja digunakan untuk
melakukan penilaian secara mengenai efektifitas operasional suatu organisasi
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peningkatan kinerja dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh motivasi kerja.
Menurut Siagian (2004:7) motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif
bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas untuk mencapai tujuan. Timbulnya motivasi pada diri seorang ditentukan dari
oleh adanya kebutuhan hidup. Jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka
seorang akan giat bekerja dan dapat meningkatkan kinerjanya.
Kinerja juga dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki oleh pegawai.
Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
peranannya yang akan datang. Tingkat pendidikan yang tinggi menunjang dalam
pencapaian kinerja pegawai karena pendidikan yang rendah menyebabkan pegawai
sulit menyerap berbagai informasi yang berhubungan dengan kegiatannya.
Selain motivasi dan pendidikan, kinerja pegawai juga dipengaruhi budaya
kerja. Budaya kerja adalah cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari
nilai-nilai yang penuh makna, sehingga menjadi motivasi, memberi inspirasi, untuk
senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani
(Kemenpan Nomor 25/KEP/M.PAN/04/2002). Semakin kuat budaya kerja , semakin
tinggi komitmen dan kemampuan yang dirasakan pegawai.
Untuk mendorong peningkatan pelayanan publik khususnya pelayanan
perijinan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Pontianak membentuk unit pelayanan
terpadu berupa Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T). Unit ini mewadahi
beberapa pelayanan yang sebelumnya tersebar di beberapa Unit Kerja dan
memperpendek alur birokrasi. Semua dilakukan dalam rangka memberikan
pelayanan publik dengan sebaik-baiknya.
Belum maksimalnya kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak mendorong peneliti untuk
3
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
6
Metoda Penelitian
Penelitian ini adalah explanatory research karena menjelaskan hubungan
kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, 1995 :5). Dalam hal
ini menjelaskan hubungan antara pendidikan, motivasi dan budaya kerja dengan
kinerja pegawai BP2T Kota Pontianak
A. Operasionalisasi Variabel
variabel-variabel yang akan dianalisi dalam penelitian ini meliputi:
Tabel 1
Indikator dan Sub Indikator Kinerja
Tabel 2
Indikator dan Sub Indikator Motivasi
Tabel 3
Indikator dan Sub indikator Budaya Kerja
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendidikan dengan kinerja
pegawai BP2T Kota Pontianak.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kinerja
pegawai BP2T Kota Pontianak.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya kerja dengan
kinerja pegawai BP2T Kota Pontianak.
4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pendidikan, motivasi dan
budaya kerja terhadap kinerja kinerja pegawai BP2T Kota Pontianak.
8
Teknik Analisis
Dalam menganalisis hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
digunakan teknik korelasi, teknik regresi sederhana dan regresi linier berganda.
Dengan teknik korelasi akan diperoleh kuat tidaknya korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Selanjutnya dengan teknik regresi akan diperoleh persamaan
hubungan dalam bentuk persamaan linier yang dimaksudkan sebagai persamaan
yang dapat mengestimasikan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
Tabel 4
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria
< 0,200 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Cukup
0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi
normal atau tidak. Apabila analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang
normal. Apabila data dari setiap variabel tidak normal, maka pengujian
hipotesis tidak dapat menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2004:173).
Pada penelitian ini, pengujian menggunakan alat uji one-sample Kolmogorov-
Smirnov Test, dengan kriteria uji (Santoso, 2010):
a. Membandingkan nilai Kolmogorov-Smirnov hitung dengan Kolmogorov-
Smirnov tabel, dengabn ketentuan:
1. Jika Kolmogorov-Smirnov hitung < Kolmogorov-Smirnov tabel, maka
data berdistribusi normal
2. Jika Kolmogorov-Smirnov hitung > Kolmogorov-Smirnov tabel, maka
data tidak berdistribusi normal
1,36
î= = 0,229
√35
b. Dengan melihat kurva Normal QQ Plot. Data dinyatakan berdistribusi
normal bila data menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal.
Analisis korelasi
Analisis Korelasi yang digunakan adalah rumus yang dikutip oleh Riduwan
(2004:138) yaitu:
? ƘƼ − ? Ƙ ( ? Ƽ )
=
( ?Ƙ ) . ( ?Ƽ ) − ( ?Ƽ ) )
Dimana :
r = Koefisien Korelasi X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat n = Jumlah sampel
Dari rumus r, dapat diketahui terdapat hubungan atau tidaknya variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat
hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 5.
Tabel 5
Kriteria Peniliaian Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
Uji Hipotesis
1). Uji Parsial (Uji- t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro,
2003). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu variabel bebas
bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji
koefisien regresi (uji t) menguji apakah tingkat signifikansi, yang berarti
berpengaruh atau tidak berpengaruh, uji koefisien regresi digambarkan:
a. Rumusan hipotesis:
Ho : ß = 0
Ha : ß ? 0
b. Pengujian dengan t hitung adalah sebagai berikut:
c. Kriteria Uji
Ho diterima apabila –t (α / 2; n – k) ≤ t hitung ≤ t (α / 2; n – k)
Ho ditolak apabila t hitung > t (α / 2; n– k) atau –t hitung < -t (α / 2; n – k)
Kriteria Uji:
F hitung < F tabel maka Ho diterima, Ha ditolak
F hitung > F tabel maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika Ho ditolak berarti minimal ada satu variabel bebas yang digunakan
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika Ho diterima
berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak ada yang berpengaruh
terhadap va riabel terikat
3). Penentuan Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik
dalam analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan nilai koefisien
determinan. Jika R2 semakin mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat.
Pada penelitian ini, seluruh pengolahan data dan analisis dilakukan dengan
menggunakan piranti lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Pembahasan
Salah satu hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian adalah
memastikan bahwa instrumen penelitian yang dirancang mampu merepresentasikan
kondisi yang terjadi melalui data yang diperoleh secara valid. Untuk itu perlu
dilakukan pengujian terhadap instrument penelitian yang telah diracang dalam
penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan uji Alpha Cronbach, apabila nilai a >
0,6 maka pernyataan reliable dan sebaliknya.
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Pertanyaan Setiap Variabel dan Indikator Penelitian
Nilai Alpha Tingkat
Variabel Indikator Nomor Pertanyaan Reliabilitas
Cronbach
- Kualitas Kerja 1,2,3,4 0,701 Tinggi
- Kuantitas Kerja 5,6,7,8,9 0,770 Tinggi
Kinerja
- Kemampuan 10,11,12 0,779 Tinggi
- Keandalan 13,14,15,16 0,767 Tinggi
Pendidikan - Tingkat Pendidikan 0,748 Tinggi
- Keberhasilan 1,2,3,4 0,716 Tinggi
- Pengakuan/Penghargaan 5,6,7,8 0,815 Sangat Tinggi
Motivasi - Pekerjaan Itu Sendiri 9,10,11,12,13 0,713 Tinggi
- Tanggung Jawab 14,15,16,17,18 0,769 Tinggi
- Pengembangan 19,20 0,842 Sangat Tinggi
- Profesionalisme 1,2,3,4 0,765 Tinggi
- Disiplin 5,6,7,8 0,792 Tinggi
Budaya Kerja
- Kerja Sama 9,10,11,12,13 0,701 Tinggi
- Kejujuran 14,15,16 0,803 Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS).
13
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Terhadap Data Pada Setiap Variabel Penelitian
Kolmogorov-
Nomor Kolmogorov-
Variabel Indikator Smirnov Tabel
Pertanyaan Smirnov Hitung
(n=35, α= 0,05)
- Kualitas Kerja 1,2,3,4 0,229 0,214
- Kuantitas Kerja 5,6,7,8,9 0,229 0,182
Kinerja
- Kemampuan 10,11,12 0,229 0,219
- Keandalan 13,14,15,16 0,229 0,186
Pendidikan - Tingkat Pendidikan 0,229 0,214
- Keberhasilan 1,2,3,4 0,229 0,216
- Pengakuan/Penghargaan 5,6,7,8 0,229 0,175
Motivasi - Pekerjaan Itu Sendiri 9,10,11,12,13 0,229 0,177
- Tanggung Jawab 14,15,16,17,18 0,229 0,219
- Pengembangan 19,20 0,229 0,189
- Profesionalisme 1,2,3,4 0,229 0,137
- Disiplin 5,6,7,8 0,229 0,134
Budaya Kerja
- Kerja Sama 9,10,11,12,13 0,229 0,181
- Kejujuran 14,15,16 0,229 0,188
Gambar 3
Hasil Uji Normalitas Data dengan Diagram Normal Q-Q Plot
Terhadap Variabel Pendidikan (X1), Motivasi (X2) dan Buday kerja (X3)
Untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, maka
digunakan analisis korelasi. Korelasi Pearson (Product Moment) digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih secara sendiri-sendiri. Dalam
penelitian ini analisis Korelasi Pearson dilakukan pada variabel bebas (independent
variable) yang terdiri dari X1 (Pendidikan), X2 (Motivasi), dan X3 (Budaya Kerja),
terhadap variabel terikatnya (dependent variable) yaitu Y (Kinerja Pegawai). Hasil
dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut
Tabel 8
Hubungan Antar Variabel Penelitian Berdasarkan Korelasi Pearson
Tabel 9
Hasil Uji Regresi Linear berganda Variabel Penelitian
Variabel B Beta T hitung Tingkat Sig.
Konstanta 6,895 0,641 0,526
Pendidikan (X1) 0,755 0,138 1,028 0,312
Motivasi (X2) 0,297 0,367 2,482 0,019
Budaya Kerja (X3) 0,483 0,394 2,716 0,011
F Hitung 11,174
Signifikansi 0,000
R 0,721
R2 0,520
Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS).
Dari tabel di atas dapat diketahui besar hubungan variabel Pendidikan (X1),
Motivasi (X2) dan Budaya Kerja (X3) secara simultan terhadap Kinerja Pegawai
yang tergambar dari Koefisien Determinasi (R2) yang dihitung dengan rumus :
KD = R2 x 100% KD = 0,520 x 100% KD = 52%
Dengan demikian besarnya pengaruh independent variabel terhadap Kinerja
Pegawai adalah 52%, sisanya sebesar 48% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Maka disimpulkan model yang dibangun
cukup baik menggambarkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikatnya.
Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis berkaitan dengan hubungan parsial antara
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t
dengan kriteria uji :
a. Ho diterima apabila –t (α / 2; n – k) ≤ t hitung ≤ t (α / 2; n – k)
b. Ho ditolak apabila t hitung > t (α / 2; n– k) atau –t hitung < -t (α / 2; n – k)
Tabel 10
Hasil Uji t terhadap Variabel Penelitian
C oe ffi c ie n ts
S ta n d a rd ize d
Un s ta n d a rd iz e d C o e ff icie n t s Co e ff ic ie n t s
Model B S t d . E rro r Beta T S ig .
1 (Co n st a n t) 6.895 1 0 .7 4 9 .6 4 1 .526
P e n d id ik a n .755 .7 3 5 .138 1 .0 2 8 .312
M o t iva s i K e rj a .297 .1 2 0 .367 2 .4 8 2 .019
B u d a y a K e rja .483 .1 7 8 .394 2 .7 1 6 .011
a . D e p e n d e n t V a ria b le : K in e rja
Hipotesis 1:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pendidikan dengan
Kinerja Pegawai BP2T Kota Pontianak
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Pendidikan dengan Kinerja
Pegawai BP2T Kota Pontianak
Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi dengan
Kinerja Pegawai BP2T Kota Pontianak
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi dengan Kinerja
Pegawai BP2T Kota Pontianak
Berdasarkan tabel 10 diperoleh nilai t hitung variabel Motivasi adalah 2,482. Nilai
tersebut berada pada daerah penolakan Ho, dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Variabel Motivasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai BP2T Kota Pontianak.
Hipotesis 3
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Kerja dengan
Kinerja Pegawai BP2T Kota Pontianak
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Kerja dengan Kinerja
Pegawai BP2T Kota Pontianak
Berdasarkan tabel 10 diperoleh nilai t hitung variabel Budaya Kerja adalah 2,716.
Nilai tersebut berada pada daerah penolakan Ho, dengan demikian Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Variabel Budaya Kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai BP2T Kota Pontianak.
Tabel 11
Hasil Uji F terhadap Variabel Penelitian
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 571.895 3 190.632 11.174 .000a
Residual 528.848 31 17.060
Total 1100.743 34
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja, Pendidikan, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Kesimpulan
Berdasarkan proses analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka hasil
dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut
2. Hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai pada BP2T Kota Pontianak
positif dan signifikan. Artinya semakin tinggi motivasi pegawai maka akan
semakin baik kinerja pegawai yang akan dicapai.
18
3. Budaya kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat
kinerja pegawai BP2T. Hal ini membuktikan bahwa faktor-fakto
profesionalisme, kedisiplinan, kerjasama dan kejujuran sebagai bagian budaya
kerja akan memberikan pengaruh pencapaian tingkat kinerja pegawai BP2T.
Rekomendasi
Bebrapa hal yang disarankan untuk ditindaklanjuti terkait dengan hasil
penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai BP2T, perlu dilakukan peningkatan
keahlian dan keterampilan pegawainya, khususnya keahlian dan keterampilan
yang bersifat teknis menyangkut tugas masing-masing pegawai melalui program
pendidikan dan pelatihan.
3. BP2T selaku unit kerj yang berperan dalam pelayanan publik perlu membentuk
dan membakukan budaya kerja organisasi yang mencerminkan karakter dan
identitas institusi. Hal ini penting untuk membentuk kesamaan dan keselarasan
cara pandang, cara kerja dan cara sikap setiap individu dalam institusi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan guna mencapai visi dan misi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alford, Juechter, 1998, Five Condition For High Performance Culture, Journal of
Training and Development.
Dwiyanto, Agus, dkk.2002, Reformasi Tata pemerintahan dan Otonomi Daerah,
Pusat Studi Kepedudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.
Hasibuan, 1997, Organisasi dan Motivasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Krisdarto, 2000, Budaya Kerja Bukan Robotisme, Majalah Manajemen, No. 141.
Kuncoro, Mudrajat, 2003, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Bagaimana
Meneliti & Menulis Tesis?, Erlangga, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar, 2002, Perilaku Konsumen, Refika, Bandung.
Prawiro Sentono. 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan, BPFE, Yogyakarta.
Rasul, et. al., (2000), Pengukuran Kinerja, Suatu Tinjauan pada Instansi Pemerintah,
Cetakan 1, BKPD, Jakarta.
Riduwan, 2004, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi, Aplikasi,
diterjemahkan oleh Tim Index, Gramedia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2001, SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional,
PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
Sedarmayanti, 1997. Tata Kerja dan Produktifitas Kerja, Mandar Maju, Bandung.
Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju
Bandung.
Sedarmayanti, 2003. Good Governance : Dalam Rangka Otonomi daerah Upaya
Membangun Organisasi Efektif dan Efesien Melalui REkstrurisasi dan
Pemberdayaan, Mandar Maju, Bandung
Siagian, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Singarimbun, 1995. Metode Penelitian Survey, PT. Pustaka LP3ES Indonesia,
Jakarta.
Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Suyadi, Prawirosentono 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, BPFE,
Yogyakarta.
Thoha, Miftah, 1998, Pokok-Pokok Penyempurnaan Tata Kerja, Lembanga
Administrasi Negara, Jakarta.
Timpe, 2004. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia “Kinerja”
20