Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bidang matematika merupakan bahan kajian yang memiliki objek

yang abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif yaitu kebenaran

suatu konsep sebagai akibat logis suatu kebenaran sebelumnya yang diterima

sehingga ada keterkaitan atau hubungan antar konsep dalam matematika sangat

luas serta jelas.

Dalam proses pembelajaran agar mudah diterima dan dimengerti

oleh anak didik, digunakan pendekatan penalaran induktif ( Petunjuk Pelaksanaan

Proses Belajar Mengajar ( Depdikbud, 1994: 40-70 )

Dalam penalaran anak usia Sekolah Dasar menurut teori Carol

Gestwils ( 1995 ) dalam Sumantri Mulyani dan Syaodik Nona ( 2003 )

mengemukakan “ Perkembangan anak berlangsung dari sederhana ke yang

kompleks, dari yang umum ke khusus.

Nana Sudjana ( 1989 : 67 ) mengemukakan dalam menyampaikan

bahan pelajaran perlu memperhatikan bahan ajar . “ Bahan ajar disusun dari yang

sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit , dari yang

konkrit ke yang abstrak sehingga anak didik mudah memahami.

Dengan pedoman teori tersebut penulis terapkan dalam

pembelajaran di Sekolah Dasar yaitu pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1

Gandatapa, namun hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai secara tuntas.

Terbukti dari rendahnya nilai ulangan yang dicapai siswa pada pelajaran

Matematika tentang Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal, dari 30 siswa

hanya 9 siswa kelas VI SD Negeri 1 Gandatapa yang mencapai tingkat

1
penguasaan materi sebesar 70 % keatas.Rendahnya nilai yang dicapai siswa

karena rendahnya pemahaman siswa terhadap mengubah bentuk pecahan ke

bentuk desimal serta kurangnya keaktipan dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran. Masalah inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan

penelitian tindakan kelas ini.

Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti lakukan dikelas VI melalui

kegiatan refleksi diri dengan focus penelitian rendahnya pemahaman siswa pada

materi Mengubah bentuk Pecahan ke bentuk desimal serta kurangnya keaktipan

dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas VI Sekolah Dasar

Negeri 1 Gandatapa semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008 agar prestasi belajar

siswa meningkat sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan

yaitu dengan solusi masalah berupa dengan teknik mengalikan pembilang dan

penyebut dengan bilangan yang sama supaya penyebut menjadi 10,000 atau 1000.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Mengubah bentuk

pecahan kebentuk desimal serta untuk mengaktipkan dan keterlibatan siswa

dengan memperkecil jumlah anggota kelompok dalam mengerjakan lembar kerja.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menetapkan tujuan dari

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan supaya penelitian ini mempunyai

arah yang jelas. Adapun tujuan penelitian ini :

2.1. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Mengubah

Bentuk pecahan ke bentuk Desimal

2
2.2. Untuk memperbaiki teknik pengajaran tentang mengubah bentuk

pecahan ke bentuk desimal.

2.3. Meningkatkan keaktipan dan ketelitian siswa pada saat pembelajaran

3. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

3.1. Siswa dalam proses belajar mengajar lebih memahami materi dan

lebih aktif dalam pembelajaran dan berpikir kritis sehingga meningkat

prestasinya.

3.2. Guru,yaitu dalam memperbaiki kinerjanya pada proses belajar

mengajar sehingga pekerjaannya sebagai pendidik yang professional,

kreatip dan inovatip.

3.3. Sekolah, dalam meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dengan

prestasi yang lebih meningkat.

4. Sistimatika Penelitian

Laporan ini disusun dengan sistimatika yang terdiri dari :

Pendahuluan, Rencana Perbaikan Pembelajaran, Pelaksanaan Perbaikan

Pembelajaran, Temuan dan Hasil yang diperoleh, Kesimpulan dan saran,Tindak

Lanjut,Daftar Pustaka serta Lampiran-lampiran.

3
BAB II
PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Identifikasi masalah

Siswa dikatakan berhasil dalam belajar kalau siswa telah

mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses pembelajaran .

Keberhasilan semua siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

merupakan kebahagiaan serta kebanggaan tersendiri bagi guru. Namun ada

kalanya pada setiap tes yang diberikan tidak semua siiswa dapat menjawab semua

soal dengan benar. Guru perlu membantu siswa yang belum mencapai target

penguasaan materi yang harus dicapai atau Kriteria Ketentuan Minimal ( KKM )

yang telah ditetapkan, apabila masalah yang dihadapi siswa dibiarkan tidak segera

diatasi akan menghambat proses belajar selanjutnya.

Identifikasi masalah dilakukan penulis pada mata pelajaran

matematika yang dalam hal ini penulis sebagai guru telah melaksanakan tugas dan

kewajiban mengajar, akan tetapi dari hasil tes formatif untuk Kompetensi Dasar

mengubah pecahan menjadi desimal,khususnya pada materi Mengubah Bentuk

Pecahan ke Bentuk Desimal menunjukkan rendahnya penguasaan materi yang

dipahami. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa hanya 9 siswa dari

30 siswa di kelas VI Semester II Sekolah Dasar Negeri 1 Gandatapa yang

mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70 % keatas.

Selama pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa saja,

bahkan siswa-siswa tertentu saja yang mau dan aktif dalam pembelajaran.

4
Berdasarkan masalah tersebut penulis meminta bantuan teman

sejawat dalam hal ini Kepala Sekolah, maka terungkaplah beberapa yang

teridentifikasi yaitu :

a.Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tentang

Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal.

b. Kurangnya keaktipan dan keterlibatan siswa pada saat

pembelajaran

Dari hasil pengamatan terhadap pembelajaran,penulis bersama

teman sejawat dalam hal ini Kepala Sekolah dan setelah didiskusikan bersama

masalah yang dapat teridentifikasi adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal, serta

kurangnya keaktipan dan keterlibatan siswa pada saat pembelajaran.

2. Analisis dan Perumusan Masalah

Bedasar identifikasi masalah pada mata pelajaran matematika

tentang Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal , ditemukan beberapa

masalah yang menyebabkan belum tercapainya tujuan pembelajaran yang

diharapkan, adapun faktor penyebab timbulnya masalah tersebut diatas adalah :

2.1. Cara atau teknik pengerjaan soal tentang Mengubah Bentuk

Pecahan ke Bentuk Desimal yang diberikan guru kurang tepat.

2.2. Pendekatan yang dilakukan guru kurang dapat mengaktipkan

siswa.

2.3. Kurangnya usaha guru membangkitkan rasa percaya diri siswa.

5
Setelah menganalisis penyebab masalah di atas observer dalam hal

ini Kepala Sekolah SD Negeri 1 Gandatapa menyarankan agar cara peningkattan

perbaikan pembelajaran difokuskan pada bagaimana meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran tentang mengubah bentuk pecahan ke bentuk

decimal melalui teknik pengerjaan soal dengan mengubah penyebut menjadi

bilangan kelipatan 10 yaitu ( 10 , 100 , 1000 , 10.000 dan seterusnya,) membagi

pembilang dengan penyebut.

3. Rencana Perbaikan

A. Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah pada mata pelajaran matematika

tentang Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal , hal yang perlu diperbaiki

adalah teknik pengerjaan yang tepat untuk menyelesaikan soal mengubah bentuk

pecahan ke bentuk desimal, kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

Hal ini mengharuskan kemampuan guru untuk membangun motivasi siswa untuk

mengerjakan soal di papan tulis agar tumbuh rasa percaya diri yaitu dengan

pemberian motivasi insentip yang tepat missal dengan pemberian hadiah secara

langsung begitu tujuan tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Hullt dalam

Pintrick dan Schunk ( 1996 ) mengemukakan bahwa peranan guru untuk

membangkitkan motivasi siswa antara lain dengan membangkitkan siswa dengan

memberi motivasi insentip.

Tindakan penulis atau guru selanjutnya adalah membawa siswanya

berpartisipasi aktif dan berdisiplin dalam pembelajaran di kelasnya, ini sesuai

dengan pendapat Drs. H.Abu Ahmadi, Drs.Supriyono ( 1991 ) “ Belajar akan

6
berhasil dengan baik apabila siswa berpartisipasi aktif dan disiplin

( bertanggungjawab ) dalam setiap kegiatan belajar “ Pada tahap ini bertujuan agar

siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Kegiatan guru sebagai penulis selanjutnya adalah guru harus

mampu membawa siswanya untuk belajar berpikir dan mencari informasi dengan

menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Epon, Ningrum

( 2003; 41 ) “ Mengajar adalah membina siswa sebagaimana belajar, bagaimana

berpikir, dan bagaimana mencari informasi”

Komponen utama yang berpengaruh adalah materi subjek yang

dibahas, subjek belajar ( siswa ), guru, pendidikan, metode serta alat evaluasi yang

digunakan. Seorang Guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk memudahkan

tercapainya tujuan pembelajaran . Sesuai dengan pendapat Westbrook dan Regers

( dalam Nono Sutarno, 2003 ; 8 – 15) bahwa jenis pembelajaran yang diterapkan

mempengaruhi pengembangan kemampuan penalaran siswa.

Masalah rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi

Mengeubah bentuk pecahan ke bentuk decimal diatasi dengan cara mengubah

penyebut menjadi bilangan kelipatan 10, yaitu : 10 , 100 , 1000 , 10.000 , dst.

Membagi pembilang dengan penyebut, kemudian membagi dengan

pengorganisasian materi dari soal yang mudah ke yang sulit, yaitu penyelesaiaan

soal tahap pecahan biasa, pecahan persen, dan pecahan campuran dalam

kelompok sebangku dengan tujuan supaya siswa benar-benar aktif dalam

pembelajaran sehingga akan lebih memahami materi Mengubah bentuk pecahan

ke bentuk desimal.

7
B. Analisis Kelayakan Hipotesis

Penulis mencoba melakukan analisis kelayakan hipotesis dengan

mempertimbangkan hal-hal:

a.Kemampuan penulis sebagai peneliti

b. Kemampuan siswa

c.Sarana atau fasilitas yang tersedia

d. Alokasi waktu

e.Situasi belajar

Dengan saran dari Kepala Sekolah penulis mengambil keputusan

hipotesisi yang digunakan sebagai perbaikan pembelajaran yaitu dengan

menggunakan teknik mengubah penyebut menjadi bilangan kelipatan 10 yaitu 10 ,

100 , 1000, 10.000 dst, juga dengan pengerjaan lembar kerja melalui kelompok

teman sebangku supaya siswa lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

C.Indikator dan Kriteria Keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

materi adalah terpenuhi standar ketuntasan yaitu penguasaan materi 70 % keatas

melalui nilai tes formatif. Dengan demikian siswa dinyatakan berhasil atau tuntas

dalam proses belajar jika sudah mencapai 70 % keatas menguasai materi.

D.Teknis Pengumpulan dan Analisis Data

8
Data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari pengamatan penulis

terhadap siswa pada saat pembelajaran.Teknik pengumpulan data yang penulis

lakukan adalah untuk data kuantitatif dengan tes tertulis, sedangkandata kualitatif

dengan teknik observasi:

a.Tes tertulis untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi

pembelajaran.

b. Observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung.

E. Rencana Perbaikan Pembelajaran

Rencana perbaikan pembelajaran penulis susun dalam bentuk

Rencana Perbaikan Pembelajaran atau RPP. Adapun rencana perbaikan penulis

lakukan dalam bentuk persiklusan.

Satu siklus dalam 1 X pertemuan ( 2 X 35 menit ) dengan langkah-langkah

1. Perencanaan

a.Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran dan menyusun scenario

tindakan berupa langkah-langkah kegiatan pembelajaran situasi yang

akan dilaksanakan.

b. Membuat lembar kerja siswa, lembar observasi dan tes formatif

c.Melaksanakan perbaikan pembelajaran

d. Penjelasan materi Mengubah bentuk pecahan ke bentuk decimal

e.Guru membagi lembar kerja

f. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan kelompok teman sebangku

9
g. Siswa bersama guru membahas hasil kerja siswa

h. Guru melaksanakan observasi terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung

i. Siswa melaksanakan tes formatif

j. Guru menganalisis hasil tes formatif

k. Siswa mencatat PR

l. Guru mengoreksi hasil pembelajaran

m. Guru menyusun tindak lanjut refleksi pembelajaran.

10
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri 1

Gandatapa,Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas pada:

Kelas : VI ( enam )
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : 5. Melakukan operasi hitung pecahan dalam
pemecahan masalah.
Indikator : Mengubah pecahan biasa, campuran, persen
kebentuk desimal.
: Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa,
campurab dan persen.

2. Waktu Pelaksanaan Perbaikan


Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama dimulai pada

bulan Februari 2008, dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada hari Selasa 11

Maret 2008

B. Prosedur Pelaksanaan

1. Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui siklus Penelitian

Tindakan Kelas yang meliputi 4 tahap dalam setiap siklusnya yaitu :

11
merencanakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Perbaikan

pembelajaran dilaksanakan secara bersiklus, apabila tidak berhasil dari refleksi

terhadap tindakan yang dilakukan dalam memecahkan masalah , maka perbaikan

dilaksanakan kembali sampaibperbaikan yang diinginkan tercapai.

Daur PTK menurut I.G.A.K. Wardani ( 2006 )

Perencanaan

Refleksi Melakukan Tindakan

Observasi / Mengamati

2. Informasi Observer

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam

tiga siklus perbaikan pembelajaran. Selama proses pengambilan data, penulis

dibantu oleh teman sejawat atau Observer .

Data dari Observer sebagai berikut :

Nama : Tarso,S.Pd
NIP : 132513099
Jabatan : Kepala Sekolah
Tugas : Mengobservasi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.

3. Prosedur Umum Perbaikan Pembelajaran

Prosedur umum perbaikan pembelajaran yang penulis gunakan

diadaptasi dari prosedur umum perbaikan pembelajaran yang tuliskan oleh Rusna

Ristata ( 2006 ; 48 ) meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

12
a.Mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, merumuskan masalah

dan menyusun hipotesis tindakan.

b. Menemukan cara pemecahan masalah atau tindakan perbaikan

c.Merancang scenario tindakan perbaikan pembelajaran yang dikemas dalam

Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP )

d. Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang

ditugasi sebagai pengamat( observer )

e.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang

dan diamati oleh teman sejawat.

f. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat

g. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

h. Konsultasi dengan supervisor

i. Merancang tindak lanjut

4. Prosedur Khusus Perbaikan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Matematika


Standar Kopetensi : Melakukan operasi hitung pecahan dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.1. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk
decimal.
Indikator : Mengubah pecahan biasa, campuran, persen
ke bentuk pecahan decimal.

13
I. Siklus Pertama

A. Waktu Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa 11 Maret 2008

1. Tujuan PerbaikanPembelajaran

1.1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

1.2. Meningkatkan keaktipan dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan dalam 1 X

pertemuan ( 2 X 35 menit ) dengan langkah-langkah :

2.1. Kegiatan Awal

Siswa berdoa dan kemudian diabsen, penulis mengkondisikan kesiapan

siswa untuk mengikuti perbaikan pembelajaran Matematika tentang

Mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen.

Sebagai rangsangan siswa untuk menuju kegiatan selanjutnya penulis

menyampaikan pertanyaan sebagai apersepsi diantaranya:

a.Sebutkan dua bentuk pecahan !

b.Pecahan 1/5 sama artinya dengan ….. % ?

2.2. Kegiatan Inti

Setelah siswa siap dengan buku sumber yang digunakan ,penulis

menjelaskan sekilas cara Mengubah bentuk pecahan ke bentuk

decimal,dengan cara Mengubah penyebutnya menjadi bilangan

14
kelipatan 10 ,yaitu 10 , 100 , 1000 , 10.000 dan seterusnya,membagi

pembilang dengan penyebut.

Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok sebangku secara

berkopentisi siswa maju mengerjakan di papan tulis, kelompok yang

lainnya mengoreksi hasil pekerjaannya secara klasikal bersama

bimbingan guru.

Kegiatan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan

2.3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini penulis mengadakan tes formatif sebagai tindak

lanjut siswa diberi pekerjaan rumah ( PR ).

3. Observer

Observer dilakukan penulis dan observer pada saat pelaksanaan

kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disediakan.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes formatif dilakukan analisis dan

refleksi, jika pemahaman siswa terhadap materi Mengubah bentuk pecahan ke

bentuk decimal dengan teknik mengubah penyebut menjadi bilangan kelipatan 10

yaitu : 10 , 100 , 1000 , 10.000 dan seterusnya, belum mencapai tingkat

ketuntasan 70 %. Hal ini diketahui dari hasil tes formatif,maka penulis menyusun

rencana tindakan siklus kedua.

15
II. Siklus kedua

1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1.1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Mengubah

bentuk pecahan ke bentuk persen.

1.2. Meningkatkan keaktipan dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran.

Pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 25

Maret 2008, 1 X pertemuan ( 2 X 35 menit )

2. Perencanaan

a.Menyusun rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) dan scenario tindakan

berupa langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Membuat lembar kerja siswa, lembar observasi dan membuat tes

formatif.

c.Melaksanakan perbaikan pembelajaran.

d. Guru menjelaskan materi mengubah pecahan campuran ke bentuk

decimal.

e.Guru membagi lembar kerja siswa

f. Siswa mengerjakan lembar kerja dalam kelompok sebangku.

g. Siswa bersama guru membahas lembar kerja

h. Guru mengamati keaktipan siswa dalam pembelajaran

i. Siswa bersama guru membuat kesimpulan

16
j. Siswa melaksanakan tes formatif

k. Siswa diberi kegiatan tindak lanjut

l. Guru menganalisis hasil tes formatip

m. Guru merefleksikan hasil perbaikan pembelajaran.

3. Langkah-langkah

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus kedua adalah ;

3.1. Kegiatan Awal

Setelah semua siswa berdoa dan diabsen, penulis mengkondisikan

kesiapan siswa untuk mengikuti perbaikan pembelajaran Matematika tentang

Mengubah bentuk pecahan kebentuk decimal dengan kegiatan apersepsi

berupa pertanyaan.Adapun pertanyaannya sebagai berikut :

a. Pecahan 2/5/ sama dengan …. %.

b. Bentuk pecahan 42/5 sama dengan …. %.

3.2. Kegiatan Inti

Setelah siswa siap dengan buku sumber untuk pembelajaran

penulis menjelaskan materi Mengubah pecahan campuran ke bentuk decimal.

Siswa mengerjakan lembar kerja dengan teman sebangku.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan hasil lembar kerja

kelompok yang selesai lebih dulu supaya mengerjakan di papan tulis.

Kelompok yang lain mengamati hasil kerja kelompok, kemudian dilanjutkan

pengambilan kesimpulan.

17
3.3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini penulis memberi tes formatif dan

diakhiri dengan pemberian tugas Pekerjaan Rumah ( PR ) sebagai tindak

lanjut agar siswa lebih memahami materi.

4. Observasi

Observer melakukan observasi membantu penulis yang sedang

melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran. Observer menggunakan lembar

observasi yang telah disediakan.

5. Refleksi

Dikarenakan pada siklus kedua dari hasil tes formatif masih

ada siswa yang partisipasi aktifnya belum maksimal. Hal-hal di atas dijadikan

bahan diskusi penulis dengan observer dan supervisor, maka diputuskan dan

disepakati adanya tindakan perbaikan pembelajaran siklus ketiga.

III. Siklus Ketiga

1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

1.1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Mengubah

bentuk pecahan ke bentuk decimal.

18
1.2. Meningkatkan ketelitian dan keaktipan siswa dalam proses

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus ketiga dilaksanakan

pada hari Jumat 4 April 2008 1 X pertemuan ( 2 X 35 menit )

2. Perencanaan

2.1.Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran dan scenario tindakan

pembelajaran.

2.2. Membuat lembar kerja,lembar pengamatan dan tes formatif

2.3. Melaksanakan perbaikan pembelajaran

2.4. Guru / penulis membagi lembar kerja

2.5. Siswa mengerjakan lembar kerja bersama teman sebangku

2.6. Siswa maju mengerjakan hasil lembar kerja kelompok di papan tulis

2.7. Siswa yang lain mengamati hasil kerja kelompok yang lain

2.8. Siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok

2.9. Guru melaksanakan observasi pembelajaran

2.10. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan

2.11. Siswa melaksanakan tes formatif

2.12. Guru menganalisis hasil kerja

2.13. Guru merefleksikan hasil pembelajaran

2.14. Guru membuat putusan pembelajaran.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran

3.1. Kegiatan Awal

19
Yang dilakukan penulis pertama kali dalam pembelajaran adalah siswa

berdoa dan kemudian diabsen, penulis mengkondisikan kesiapan siswa

untuk mengikuti perbaikan pembelajaran.

Sebagai rangsangan siswa untuk menuju kegiatan selanjutnya penulis

menyampaikan pertanyaan-pertanyaan:

a. Pecahan campuran 3 ¼ bila dijadikan pecahan biasa adalah ……


……
b. Bentuk 45 % sama artinya dengan ….
….

3.2. Kegiatan Inti

Setelah siswa siap dengan buku sumber dan perlengkapan belajar

lainnya penulis menjelaskan sekilas tentang Mengubah pecahan bentuk

persen ke bentuk decimal. Siswa mengerjakan soal-soal yang ada pada

lembar kerja bersama teman sebangku, bagi kelompok yang sudah

selesai, maju mengerjakan soal di papan tulis dan membahas langsung

soal-soal satu persatu secara bersama-sama, dilanjutkan pengambilan

kesimpulan.

3.3. Kegiatan Akhir

Dengan bimbingan penulis, siswa membuat kesimpulan hasil

pembelajaran dilanjutkan tes formatif dan analisis hasil tes formatif.

4. Observasi

Observasi dilakukan oleh penulis dan observer pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi /

lembar pengamat.

20
5. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes formatif dilakukan analisis

dan refleksi, tujuan perbaikan yang diharapkan sudah tercapai, hal ini terbukti

dari 30 siswa hanya 3 siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 yaitu 3 siswa

mendapat nilai 60 dan siswa tersebut memang anak yang kurang aktif dalam

pembelajaran, namun anak tersebut sudah lebih aktif dari sebelumnya,

sehingga penulis bersama observer memutuskan rencana perbaikan

pembelajaran berhenti pada siklus ke tiga.

C. Hal-hal yang unik

Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung

muncul hal-hal yang unik, diantaranya perubahan sikap pada anak yang tadinya

bila disuruh maju kelihatan takut dan berat karena belum memahami cara

mengerjakan soal, tetapi setelah dijelaskan cara mengerjakan yang lebih mudah

untuk menyelesaikan soal Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal dan anak

tersebut mendapat giliran maju pertama untuk soal mengubah pecahan biasa ke

bentuk decimal ternyata dapat mengerjakan dengan benar dan mendapat sambutan

tepuk tangan dari teman sekelas, maka anak tersebut menjadi percaya diri dan

penuh antusias untuk maju setiap pertemuan dalam perbaikan pembelajaran,

sehingga pada waktu penulis menawarkan siapa yang berani maju mengerjakan

soal di papan tulis, anak tersebut langsung mengacungkan jari. Namun kepada

siswa yang lain tetap diberi kesempatan untuk maju mengerjakan soal demi

pemerataan.

21
BAB IV
TEMUAN ( HASIL YANG DIPEROLEH )

1. Hasil Pengolahan Data


Proses pembelajaran yang perencanaannya jelas akan
menghasilkan suatu hasil yang optimal/ maksimal, terbukti dari permasalahan
yang ada pada pembelajaran matematika kelas VI dimana sebelum ada perbaikan
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mempelajari materi Mengubah bentuk
pecahan decimal tidak lancar.
Setelah adanya perbaikan pembelajaran dengan siswa sering diberi
contoh soal latihan yang sistimatis dimulai dari pecahan biasa, pecahan campuran
dan persen serta melalui diskusi kelompok kecil agar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran tentang Mengubah bentuk pecahan ke bentuk decimal melalui
teknik mengubah bentuk decimal melalui teknik mengubah penyebut menjadi
bilangan kelipatan 10 , atau membagi pembilang dengan penyebut serta mengubah
pecahan campuran dan persen ke bentuk pecahan biasa. Penulis mendapatkan
hasil bahwa siswa mampu memahami Mengubah bentuk pecahan ke bentuk
decimal. Hal ini dapat dilihat dari table hasil tes formatif mulai dari kondisi awal
sebelum perbaikan pembelajaran sampai dengan hasil tes formatif dari siklus
pertama sampai dengan siklus ketiga.
Adapun data hasil tes formatif adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Data hasil tes formatif pelajaran Matematika siswa kelas VI


SD Negeri 1 Gandatapa Semester II Tahun 2007 / 2008
Nilai Siklus Siklus Siklus
No Nama Siswa
Awal I II III

22
1 Awit Rohyan 65 70 70 80

2 Mujiono 70 70 80 85

3 Rusli 45 50 55 60

4 Adit 60 60 65 70

5 Dian Safaroh 50 55 60 60

6 Giyo Arisal 60 65 70 75

7 Kusyanti 50 55 60 65

8 Kirno Sukarmo 60 65 70 75

9 Sigit Purwanto 60 65 70 75

10 Aji Setiyo Wahyono 65 70 75 80

11 Adiyanto 60 65 70 70

12 Amin 70 75 80 95

13 Erna Purwati 75 80 85 95

14 Istinganatul Munawaroh 60 65 70 75

15 Iva Miranti 50 55 60 65

16 Jovian Eri Yulianto 60 65 70 75

17 Mufliah 75 80 80 95

18 Linda Agustina 85 90 100 100

19 Lisa Marliana 60 70 70 75

20 Murniati 55 60 65 70

21 Nurfatihah 80 85 85 100

22 Novika India Lestari 70 75 80 90

23 Rizki Wijianto 85 90 95 100

24 Risnani 65 70 75 80

25 Sofiana Ulfah 75 80 85 95

26 Solehan 60 60 65 70

23
27 Sarto 55 60 65 70

28 Uji Priawan 60 70 70 75

29 Fathul Mubin 65 70 75 80

30 Fatimah 60 65 70 75

JUMLAH NILAI () 1915 2065 2195 2395

RATA-RATA (X) 6,38 6,86 7,30 7,89

Dari tabel diatas dapat kita peroleh keterangan perbaikan


pembelajaran pada tiap siklus:
1. Siswa yang belum tuntas belajar
a. Pada studi awal siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 21 siswa dari
30 siswa atau 30 %.
b. Pada siklus pertama siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 14 siswa
dari 30 siswa atau 47 %.
c. Pada siklus kedua siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 8 siswa dari
30 siswa atau 27 %.
d. Pada siklus ketiga siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 4 siswa dari
30 siswa atau 13 %.
2. Siswa yang dapat menguasai materi pelajaran mengalami kenaikan
yang cukup signifigan yaitu :
a. Pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa dari 30
siswa atau 53 %
b. Pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa dari 30
siswa atau 73 %
c. Pada siklus ketiga siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 siswa dari 30
siswa atau 87 %.
Dari hasil tes formatif yang dicapai siswa selama tiga siklus
perbaikan pembelajaran dibuat table penguasaan materi pelajaran matematika
sebagai berikut :

24
Tabel II Ketuntasan siswa pada mata pelajaran matematika tentang
mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal.

KETUNTASAN SISWA PADA MATERI PELAJARAN MATEMATIKA


TENTANG MENGUBAH BENTUK PECAHAN KE BENTUK DESIMAL
KELAS VI TAHUN PELAJARAN 2007 2008
Siswa Yang Belum
Siswa Yang Tuntas
Tuntas
No Uraian Kegiatan
Prosen
Frekuensi Frekuensi Prosen (%)
( %)

1 Kondisi Awal 9 30 21 70

2 Siklus I 16 47 14 53

3 Siklus II 22 73 8 27

4 Siklus III 26 87 4 13
Tabel : II

Dengan mengamati tabel di atas untuk setiap siklusnya penguasaan


materi oleh siswa mengalami kenaikan. Pada siklus pertama mengalami kenaikan
yang cukup bagus yaitu 7 siswa atau lebih kurang 23 %, pada siklus kedua naik 6
siswa dan siklus ketiga naik lagi 4 siswa, dan pada siklus ketiga ini tinggal 4
siswa yang belum tuntas, hal ini disebabkan oleh faktor intelegens siswa yang
agak lambat dalam perkembangan kemajuan berpikirnya. Hal ini dibuktikan
dengan hasil tes formatif. Untuk menjelaskan hasil analisis,penulis sajikan dalam
bentuk Grafik berikut :

25
DIAGRAM KETUNTASAN PENGUASAAN MATERI PEMBAGIAN
PECAHAN DESIMAL KELAS VI SD NEGERI 1 GANDATAPA TAHUN
2007/2008

100 _

90 _

80 _

70 _

60 _

50 _ 87 %

40 _ 73 %

30 _ 47 %

20 _ 30 %

10 _

0 _
Keadaan Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Diagram : 1
Diagram I : Prosentase Ketuntasan Penguasaan Materi Mengubah
Bentuk Pecahan Ke Bentuk Desimal Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Gandatapa
Unit Pendidikan Kecamatan Sumbang Semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

2. Deskripsi Temuan dan Refleksi

a. Deskripsi Temuan

Berdasarkan data,table dan diagram di atas dapat diketahui untuk

setiap siklusnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi Mengubah

26
bentuk pecahan ke bentuk desimal, mengetahui kenaiakan walaupun tidak

semua siswa memahami materi atau tuntas yaitu ada 4 ( empat ) siswa yang

belum tuntas, ini disebabkan kemampuan berpikir agak lambatdalam

memahami materi pelajaran. Penulis hanya melaksanakan tiga siklus karena

keterbatasan waktu yang ada atau pada siklus ketiga sudah menunjukkan

hasil yang bagus.

b. Refleksi

Perbaikan pembelajaran pada siklus pertama siswa yang belum

tuntas sebanyak 14 dari 30 siswa atau 53 %, sedang siswa yang tuntas

sebanyak 16 dari 30 siswa atau 47 % .Pada siklus pertama pemahaman materi

belum maksimal dikarenakan metode diskusi yang digunakan kurang efektif

karena jumlah anggota masih terlalu besar. Pada siklus kedua siswa yang

belum tuntas sebanyak 8 dari 30 siswa atau 27 %, sedangkan siswa yang

tuntas sebanyak 22 dari 30 siswa atau 73 %. Siswa yang belum tuntas pada

siklus ini dikarenakan metode latihan yang digunakan belum maksimal. Pada

siklus ketiga siswa yang belum tuntas sebanyak 4 dari 30 siswa atau 13 %,

sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 26 dari 30 siswa atau 87 %.Pada siklus

ketiga pada siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa tersebut daya

serapnya rendah dan siswa tersebut dalam pembelajaran tidak aktif.

3.Pembahasan

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika tingkat pemahaman

siswa terhadap materi Mengubah bentuk pecahan ke bentuk decimal dari

siklus pertama sampai siklus ketiga menunjukkan peningkatan yang bagus,

27
dengan teknik mengubah penyebut menjadi bilangan kelipatan 10 yaitu 10 ,

100 , 1000 , 10.000 dst. Dan dengan teknik membagi pembilang dengan

penyebut serta diskusi kelompok, pemberian motivasi dan bimbingan dari

guru ternyata tepat untuk perbaikan pembelajaran pada materi pada materi

pembelajaran Mengubah bentuk pecahan ke bentuk decimal hal ini terbukti

dari hasil nilai tes formatif tiap siklusnya mengalami kenaikan.

28

Anda mungkin juga menyukai