Anda di halaman 1dari 10

AUDIT 1

“Materialitas & Risiko Audit”

KELOMPOK : 4
Ruang EII3

NAMA : NIM / ABSEN


1. A.A Istri Syania Vihira Nanda 1607532006/ 5
2. Kannia Aulia Sahari 1607532018/ 12
3. Ni Kadek Candra Kusuma Dewi 1607532019/ 13

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
2018

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 1


MATERIALITAS & RISIKO AUDIT
(Referensi : Jusup.Haryono,AUDITING,2013,edisi II,STE)

MATERIALITAS

Kerangka laporan keuangan sseringkali membahas materialitas, walaupun menggunakan


istilah yang berbeda-beda, kerangka tersebut secara umum menjelaskan bahwa :

 Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian


tersebut, secra individual atau agregat diperkirakan dapat memengaruhi keputusan ekonomi
yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
 Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisi yang
melingkupinya dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi
keduanya.
 Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi pengguna laporan keuangan didasarkan
pada pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum diperlukan oleh pengguna
laporan keuangan sebagai suatu grup.

Materialitas dan risiko audit perlu dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan audit, khususnya
pada saat :
a) Mengidentifikasi dan menilai kesalahan penyajian material
b) Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya, dan
c) Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi.

MATERIALITAS UNTUK LAPORAN KEUANGAN KESELURUHAN

SA 320.10 menyatakan bahwa : “pada saat penetapan strategi audit secara keseluruhan, auditor
harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan”. Hal tersebut
pertimbangan awal materialitas. Disebut demikian karena meskipun opini dikatakan secara
professional, namun hal itu bisa berubah ketika pengauditan sedang berlangsung. Kebijakan awal
ini harus didokumentasi dalam file audit.

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 2


Tahapan dalam Penerapan Materrialitas :
1) Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan
2) Menentukan materialitas pelaksanaan
3) Memikirkan total kesalahan penyajian dan segmen
4) Memperkirakan keseluruhan kesalahan penyajian
5) Membandingkan taksiran keseluruhan dan kebijakan awal materialitas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEBIJAKAN AWAL


MATERIALITAS
 Konsep materialitas adalah relative, bukan absolute
 Diperlukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialitas
 Factor kualitatif

PENGGUNAAN TOLAK UKUR DALAM MENENTUKAN MATERIALITAS UNTUK


LAPORAN KEUANGAN SECARA KESELURUHAN
Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan professional sebagai langkah awal
dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Factor yang dapat
mempengaruhi proses identifikasi suatu tolak ukur yang tepat mencakup :
 Unsure laporan keuangan
 Unsure yang menjadi perhatian khusus para pengguna laporan keuangan suatu entitas
tertentu.
 Sifat, posisi, industry, serta lingkungan ekonomi entitas
 Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
 Fluktuasi relatiftolak ukur tersebut

MENENTUKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN

SA 320.9 merumuskan materialitas pelaksanaan sebagai berikut :


Materialitas pelaksanaan adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat yang lebih
rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke
tingkat yanglebih rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksidan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan. Jika berlaku, materialitas pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 3


pada jumlah yang lebih rendah daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan tertentu.

MEMPERKIRAKAN KESALAHAN PENYAJIAN &


MEMBANDINGKAN DENGAN KEBIJAKAN AWAL

Dua tahap pertama dalam penerapan materialitas berkaitan dengan perencanaan yang
merupakan bahasan utama kita pada bab ini. Tiga tahapan lainnya merupakan hasil daei
pelaksanaan pengujian audit.
Pada saat auditor melaksanakan prosedur audit, auditor mendokumentasikan semua
kesalahan penyajian yang ditemukannya. Kesalahan penyajian dalam suatu akun bisa terdiri dari 2
tipe yaitu :
 Kesalahan penyajian diakui (known misstatement)
 Kesalahan penyajian diperkirakan (likely misstatement)

Kesalahan penyajian diketahui adalah kesalahan penyajian dalam akun yang bisa ditentuka
jumlahnya. Ada 2 tipe kesalahan penyajian diperkirakan. Pertama adalah kesalahan penyajian yang
timbul dari perbedaan pertimbangan yang dibuat auditor dengan pertimbangan manajemen dan
menaksir saldo akun. Kedua adalah proyeksi kesalahan penyajian auditor atas suatu sampel dari
populasi.

RISIKO AUDIT

SA 315 mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang entitas dan


lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menetapkan risiko kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan klien.

MODEL RISIKO AUDIT UNTUK PERENCANAAN


Risiko kesalahan penyajian material dapat terjadi di dua tingkat yaitu tingkat laporan
keuangan secara keseluruhan yang mengacu ke risiko kesalahan penyajian material yang pervasif
terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi memengaruhi banyak asersi dan
tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo, akun, dan pengungkapan menentukan sifat, saat, dan
luas prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Salah satu
pendekatan yang banyak digunakan para auditor adalah dengan menggunakan suatu modal yang

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 4


menggambarkan hubungan umum berbagai komponen risiko audit yang disebut model audit risiko
yang berguna untuk merencanakan prosedur audit. Model audit biasanya dinyatakan sebagai
berikut.

AR = IR x CR x DR DR = AR / (IR x CR)
atau
Keterangan :
AR = Risiko Audit
IR = Risiko Inheren
CR = Risiko Pengendalian
DR = Risiko Deteksi

KOMPONEN-KOMPONEN MODEL RISIKO AUDIT

a. RISIKO DETEKSI. SA 200. 13 (e) mendefinisikan risiko deteksi sebagai risiko bahwa
prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang
dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin
material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan
penyajian lainnya. Ada 2 hal yang perlu diketahui tentang risiko deteksi yang terencana yaitu
risiko deteksi merupakan dependen dari 3 faktor lain yang tercakup dalam model dan risiko
deteksi menentukan jumlah bukti substantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor yang
berkebalikan dengan ukuran risiko deteksi.
b. RISIKO INHEREN. SA 200. 13 (n) mendefinisikan risiko inheren sebagai kerentasan sutu
asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan
penyajian yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika
digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, sebelum mempertimbangkan pengendalian
internal yang terkait. Pada saat mempertimbangkan risiko inheren, pengendalian internal di
kesampingkan karena dalam model risiko audit, pengendalian internal dipertimbangkan
tersendiri sebagai risiko pengendalian.
c. RISIKO PENGENDALIAN. SA 200. 13 (n) mendefinisikan risiko pengendalian sebagai risiko
bahwa suatu kesalahan penyajian yang mungkin terjadi dalam suatu asersi tentang suatu
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan yang mungkin material, baik secara
individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya tidak
akan dapat dicegah, atau dideteksi dan dikoreksi, secara tepat waktu oleh pengendalian internal

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 5


entitas. Model risiko audit menunjukkan hubungan yang erat antara risiko inheren dengan risiko
pengndalian. Gabungan risiko inheren dengan risiko pengendalian disebutkan dalam standar
auditing sebagai risiko kesalahan penyajian material.
d. RISIKO AUDIT. SA 200. 13 (c) mendefinisikan risiko audit sebagai risiko bahwa audit
menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian material. Auditor sering menyebut asurans audit disbanding risiko audit,yakni satu
yang dikurangi risiko audit yang bisa diterima. Dengan kata lain audit bisa diterima 2% adalah
sama dengan asurans audit 98%.

PERBEDAAN ANTARA RISIKO-RISIKO DALAM MODEL RISIKO AUDIT


Perbedaannya antara lain risiko audit yang bisa diterima,auditor memutuskannya sesuai
dengan kesediaan kantor akuntan menerima risiko bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian setelah audit selesai dikerjakan, berdasarkan berbagai faktor yang menyangkut klien.
Risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada dugaan auditor atau prediksi tentang
kondisi klien. Risiko deteksi sepenuhnya adalah dependen dari ketiga risiko yang lain, dan
karenanya hanya dapat ditentukan setelah auditor menetapkan ketiga risiko lainnya.

MENENTUKAN RISIKO AUDIT BISA DITERIMA

Ada beberapa hal dalam menetapkan risiko audit bisa diterima antara lain :

1. DAMPAK RISIKO PENUGASAN TERHADAP RISIKO AUDIT BISA DITERIMA


Risiko penugasan adalah risiko yang harus ditanggung auditor atau kantor akuntan setelah suatu
audit diselesaikan, walaupun laporan audit yang dibuat sudah benar.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RISIKO AUDIT BISA DITERIMA


Ada 3 faktor yang memengaruhi risiko penugasan dan yang selanjutnya berpengaruh pula pada
risiko audit, antara lain:
a. Seberapa Jauh Pengguna Eksteren Mengandalkan Laporan Keuangan Auditan.
Beberapa faktor bisa menjadi indicator tentang seberapa jauh laporan diandalkan oleh
pengguna eksteren yaitu ukuran entitas,distribusi kepemilikan, sifat dan jumlah kewajiban.
b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit diterbitkan.
Beberapa faktor yang menjadi indikator yang baik tentang kemungkinan terjadinya hal

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 6


tersebut yaitu posisi likuiditas, laba rugi tahun-tahun lalu, metode pendanaan, sifat operasi
klien dan kompetensi manajemen.
c. Evaluasi auditor tentang integritas manajemen. Apabila integritas manajemen diragukan,
auditor sebaiknya menetapkan risiko audit bisa diterima yang lebih rendah. Manajemen
yang pernah dihukum karena tindakan kriminal di masa lampau adalah contoh yang jelas
tentang integritas manajemen yang dipertanyakan.
d. Membuat keputusan tentang risiko audit bisa diterima
Adapun metoda-metoda untuk membuat keputusan tentang risiko audit bisa diterima dari
faktor-faktor yang memengaruhi risiko audit bisa diterima antara lain:
 Seberapa jauh pengguna eksteren mengandalkan laporan keuangan auditan dengan
metoda mempelajari laporan keuangan termasuk catatan kaki, membaca notulen rapat
dewan komisaris, membicarakan perencanaan keuangan dengan manajemen.
 Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit diterbitkan
dengan metoda menganalisa laporan keuangan dan mempelajari laporan arus kas.
 Evaluasi auditor tentang integritas manajemen dengan metode menerapkan prosedur
yang telah ada untuk penerimaan dan keberlanjutan klien.

MENILAI RISIKO INHEREN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESIKO INHEREN


a) Sifat Bisnis Klien
b) Hasil Audit Periode Sebelumnya
c) Penugasan Baru atau Penugasan Ulang
d) Pihak-Pihak Berelasi
e) Transaksi-Transaksi Non Rutin
f) Pertimbangan yang Diperlukan Untuk Mencatat Saldo Akun dan Transaksi Dengan Benar
g) Pembentuk Populasi
h) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecurangan Pelaporan Keuangan
i) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Aset

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 7


MENETAPKAN RISIKO INHEREN
Auditor harus mengevaluasi informasi-informasi yang mempengaruhi risiko inheren dan
menetapkan tingkat risiko inheren untuk setiap siklus dan untuk setiap audit. Dalam standar audit
(SA 200. A38) disebutkan bahwa risiko inheren dapat lebih tinggi untuk beberapa asersi dan
golongan transaksi, saldo akun, derta pengungkapan tertentu.

MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK MENETAPKAN RISIKO INHEREN


Auditor memulai penetapan risiko pada tahap perencanaan dan memutakhirkan penetapan
tersebut selama audit langsung dengan prosedur yang sesuai dengan standar audit.

HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI DAN FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMEPENGARUHI RISIKO

Auditor menanggapi risiko terutama dengan mengubah luasnya pengujian dan jenis prosedur audit,
termasuk pula dengan memadukan hal-hal tak terduga dalam prosedur audit yang digunakan. Selain
dengan memodifikasi bukti audit, ada 2 cara lain auditor yang dapat diubah auditor untuk
menanggapi risiko yaitu: Penugasan mungkin membutuhkan staf yang berpengalaman, dan
Penugasan harus direview lebih cermat.

RISIKO AUDIT PER SEGMEN


Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak ditetapkan untuk audit sebagai keseluruhan,
melainkan ditetapkan untuk tiap siklus, setiap akun dalam suatu sklus, bahkan kadang-kadang untuk
tiap tujuan audit pada suatu akun. Merupakan hal normal apabila risiko inheren berbeda untuk
berbagai akun pada audit yang sama.
Risiko audit bisa diterima biasanya ditetapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan tidak
berubah untuk tiap siklus dan akun. Auditor biasanya menggunakan risiko audit bisa diterima yang
sama untuk tiap segmen. Namun demikian, risiko audit bisa diterima yang lebih rendah mungkin
akan lebih tepat untuk satu akun daripada lainnya.
Seperti halnya risiko pengendalian dan risiko inheren, risiko deteksi direncanakan dan bukti
audit yang diperlukan bisa berbeda-beda untuk tiap siklus, tiap akun atau tiap tujuan.

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 8


MENGAITKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN (KESALAHAN PENYAJIAN BISA
DITOLERANSI) DAN RISIKO DENGAN TUJUAN AUDIT ATAS SALDO
Auditor akan lebih efektif untuk menggunakan risiko yang berbeda-beda untuk tujuan yang
berbeda, dan biasanya tidaklah sulit untuk menghubungkan risiko dengan satu atau dua tujuan.

KETERBATASAN PENGUKURAN
Salah satu keterbatasan paling besar dalam penerapan model risiko audit adalah adanya kesulitan
dalam pengukuran komponen-komponen dalam model. Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak
auditor menggunakan pengukuran subyektif yang dinyatakan dengan istilah seperti rendah,
medium, tinggi untuk menetapkan jumlah dan jenis bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
Auditor pada umumnya akan menetapkan risiko secara konservatif dan subyektif.

HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT


Konsep materialitas dan risiko dalam pengauditan berhubungan erat satu sama lain dan tidak bisa
dipisahkan. Risiko adalah pengukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas adalah pengukuran
besaran atau ukurannya. Namun, apabila keduanya digabungkan akan mengukur besaran
ketidakpastian dari suatu jumlah tertentu.

MEREVISI PENILAIAN RISIKO DAN BUKTI


Model risiko audit utamanya merupakan model perencanaan dan oleh karena itu kegunaannya
terbatas dalam mengevaluasi hasil. Namun, menurut SA 315.31 menegaskan bahwa penilaian risiko
auditor atas risiko kesalahan penyajian material dapat berubah selama pelaksanaan audit, sejalan
dengan diperolehnya bukti audit tambahan. Auditor harus cermat memutuskan berdasarkan bukti
yang terkumpul. Dalam situasi demikian, auditor dapat melakukan dua tahap pendekatan, yaitu:
1. Auditor harus merevisi penetapan awal resiko
2. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi terhadap bukti yang diperlukan tanpa
menggunakan model risiko audit.

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 9


RISIKO SIGNIFIKAN

Risiko signifikan adalah suatu risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai
yang dalam pertimbangan auditor memerlukan pertimbangan khusus (SA 315.4 (e)). Risiko
signifikan sering berkaitan dengan transaksi nonrutin yang signifikan atau hal-hal yang memerlukan
pertimbangan. Risiko kesalahan penyajian material mungkin lebih besar untuk transaksi nonrutin
yang signifikan yang disebabkan oleh hal-hal berikut:
 Intervensi manajemen yang lebih besar dalam menentukan perlakuan akuntansi.
 Intervensi manual yang lebih besar dalam pengumpulan dan pengolahan data.
 Perhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks
 Sifat transaksi nonrutin yang dapat menyebabkan kesulitan bagi entitas untuk
mengimplementasikan pengendalian yang efektif terhadap risiko.
Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko signifikan, auditor
harus mempertimbangkan paling tidak hal-hal berikut:
a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan.
b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan dalam bidang
ekonomi, akuntansi, atau lainnya dan oleh karena itu, membutuhkan perhatian spesifik.
c) Kompleksitas transaksi.
d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi.
e) Derajat subyektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko, terutama
pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas.
f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi di luar kegiatan bisnis
normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa.

Jika auditor telah menetukan bahwa terdapat risiko signifikan, auditor harus memperoleh suatu
pemahaman tentang pengendalian entitas, termasuk aktivitas pengendalian yang relevan dengan
risiko tersebut.

Materialitas & Risiko Audit | AUDIT 1 10

Anda mungkin juga menyukai