Desentralisasi adalah sikap filosofis atau respons keprilakuan terhadap kebutuhan
dari suatu lingkungan. Desentralisasi yang efektif memerlukan pembentukan struktur organisasi sesuai yang menghasilkan suatu anggarana dasar yang menetapkan aturan- aturan operasi bagi partisipan dan yang melakukan tindak lanjut secara periodik dengan ukuran kinerja yang sesuai. Beberapa pertanyaan khusus yang dibahas dalam babi ini adalah : Apakan yang dimaksud dengan desentralisasi dalam konteks organisasi bisnis? Kondisi- kondisi manakah yang menciptakan kebutuhan akan desentralisasi? Bagaimana desentralisasi memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan? Apa saja isi struktur desentralisasi yang dapat dipilih? Bagaimana seseorang dapat mengembangkan anggaran dasar yang sesuai dalam subunit- subunit yang terdesentralisasi akan beroperasi? Dengan cara apakah kantor pusat menendalikan operasi dari unit - unit yang terdesentralisasi? Bagaimana seseorang mengukur kinerja unit- unit hang terdesentralisasi?.
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Langkah terkhir dalam desentralisasi adalah menetapkan duatu sistem untuk mengevaluasi dan menghargai kinerja. Terdapat perdebatan yang besar mengenai manfaat dari penggunaan ukuran- ukuran ki erha terdesentalisasi yang spesifik, seperti tingkat pengembalian atas investasu, laba residual, laba yang dianggarkan dan seterusnya. Namun terdapar kesepakatan umum mengenai tujuan dan atribut yang sebaiknya dimiliki oleh ukuran- ukuran semacam itu. Atribut- atribut dari uluran- ukuran kinerja yang kemungkinan besar akan mengarag pada keselarasan tujuan adalah a) Kontrolabilitas Dianggap dinginkan karena kontrolabilitas mengeluarkan aspek-aspek kinerja yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer dari pengukuran. b) Kelengkapan Mengacu pada tingkat sejauh mana suatu ukuran dapat mencakup semua dimensi kinerja yang relevan. c) Pemisahan aktivitas dan evaluasi manajerial Dirancang untuk membedakan daya tarik ekonomi dari suatu aktivitas denga cara aktivitas tersebut dikelola. Dalam bidang pengukuran kinerja yang terdesentralisasi, kontrolabilitas yang ideal justru membutuhkan pemisahan kinerja yang semacam itu. Kontrolabilitas memerlukan pemisah atas berbagai komponen kinerja, mengaitkannnya dengan subunit individual, dan memberikan kepada subunit wewenang penug terhadap input yang menghasilkan output tertentu. Akan tetapi, ketika dibutuhkan usaha tim, atau ketika suatu aktivitas diinternalisasi karena hal tersebut meminimalkan biaya transaksi, maka hal tersebut menciptakan saling ketergantungan antar subunit. Secara serupa kelengkapan ukuran kinerja merupakan problematis dalam situasu produk gabungan. Selain pemisahan atas usaha gabungan ini, kelengkapan mengharusakan bahwa seluruh aspek kinerja dapat diukur. Secara umum, produk- produk akhir lebih mudah untuk diukur dibandingkan dengan kontribusi dari "para pemain tim". Hal ini berlaku, baik untuk kinerja individual maupun subunit. Ketidakpastian menimbulkan ringangan lain yang sulit meskipun berbeda dalam mengukur kinerja yang terdesentralisasi. Ketidakpastian mengenai dampak lingkungan terhadap suatu subunit menciptakan apa yang disebut oleh para ekonom sebagai, "asismetri informasi" ( information asymmetry) antara manajemen puncak dengan manajer dari unit unit yang terdesentrlisasi. Pemisahan aktivitas dan amanajemen menjadi problematis dalam kondisi semacam itu. Dengan kurangnya ingormasi, manajemen puncak tiak mempunyai kemampuan untuk memisahkan hasil- hasil tersebut, baik ataupun buruk, yang disebabkan oleh variabel- variabel acak yang terdapat di dalam lingkungan dan yang disebabkan oleh tindakan- tindakan manajemen. Hal ini juga berpengaruh terhadap kontrolabilitas karena, jika dihadapkan dengan kinerja yang buruk, seseorang manajer subunit dapat menyalahkan atas faktor- faktor acak" yang tidak dapat dikendalikan" dalam lingkungan. Menggunakan kontrolabilitas sebagai suatu kriteria dalam situasi semacam itu mengharuskan manajemen puncak untuk membedakan dampak lingkungan dari tindakan pimpinan yaitu menentukan apa yang tidak dapat dikendalikan. Desentralisasi yang efektif, uluran- ukuran kinerja harus mendorong, baik itu usaha yang independen maupun kerja sama tim. Agar hal tersebut dapat terjadi, ketiga atribut tersebut ini haruss ada dalam ukuran- uluran kinerja semacam itu. Atribut/- atribut tersebut sebaiknya : 1) memfokuskan perhatian manajer pada variabel- ariabel penting, 2) memberikan pedoman- pedoman tindakan spesifik yang memberikan hadil yang diinginkan dan 3) meningkatkan persepsu keadilan untuk resiko- resiko yang dihadapi bersama. Suatu fungsi penting dari ukuran kinerja adalah bahwa ukuran- ukuran tersebut mengarahkan tindakan di bidang- bidang yang memungkinkan akan diabaikan dengan memfokuskan perhatian pada bidang- bidang tersebut, kemampuan ukuran- ukuran ini untuk memfokuskan perhatian variabel- variabel kinerja tunggal seperti tingkat pengembalian atas aset. Popularitas dari ukuran- ukuran semacam ini cenderung mendorong perulaku yang disfungsional dengan cara mendukung tindakan- tindakan yang independen dan terpusat pada diri sendiri oleh subunit- subunit. Perilaku- perilaku yang membimbing ke arah yang diinginkan dapat dicapau jika ukuran- uluran kinerja dapat meghubungkan tindakan dengan hasil. Organisasi mencerminkan hasil- hasil gang diinginkan dalam bentuk ukuran, yang kemudian menjadi fokus dari tindakan orgnisasional. Meningkatkan persepsi atas keadilan mungkin merupakan salah satu atribut terpenting dan tersulit dari uluran kinerja. Tetapi, merupakan suatu kebutuhan jika desentralisasi ingin berhasil. Hal ini disebabkan desentralisasi yang efektif membutuhkan penghargaan bukan untuk melaksanakan tindakan tertentu, tetapi untuk berbagi resiko. Dengan adanya ketidakpastian dan asimetri informasi, tidak mungkin untuk memisahkan peristiwa yang dapat dikendalikan dari peristiwa- peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Satu- satunya kemungkinan adalah merancang suatu skema berbagi resiko yang adil antara manajemen ouncak dengan manajemen yang terdesentralisasi. Oleh karena itu, ukuran- ukuran kinerja perlu mencakup dan mencerminkan resiko- resiko tersebut, sehingga penghargaan distribusikan secara mareata dalam jangka panjang. Pada umnya, ukuran- ukuran yang lebih mudah untuk dipahami dan secara konsusten diterapkan kemungkinan besar akan menghasilkan perasaan keadilan yang lebih besar. Kemampuan untuk memahami baik kekuatan maupun kelemahan dari suatu ukuran memelihara keyakinan karena, baik penilaian maupun orang yang dinilai mulai dengan dasar informasi yang umum. Hal ini menghilangkan paling tidak ketidakpastian mengenai ingormasi yang digunakan oleh masing- masing pihak.