Anda di halaman 1dari 4

Resume Pertemuan 6 : Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi Kebijakan Tarif

Nama : Muhammad Rizqi Bahrul A.

NIM : 17081324026

Prodi : S1 Ekonomi

Kebijakan Tarif

Kebijakan tarif diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk mengimpor suatu
jenis barang. Dengan pengenaan tarif ini, harga barang impor menjadi mahal, sehingga barang
sejenis yang diproduksi di dalam negeri akan memiliki daya saing dan dibeli konsumen.
Penganut perdagangan bebas mengenakan tarif yang rendah atas barang barang impor.
Sebaliknya, negara proteksionis akan menetapkan tarif yang tinggi untuk barang impor.

 Macam-macam Restriksi dalam Perdagangan Internasional


1. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang
melewati batas suatu negara. Tarif digolongkan menjadi:
a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untuk yang keluar dari custom area
suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah daerah di mana barang-
barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini
biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara, tetapi kesamaan ini bukanlah
merupakan keharusan misalnya adanya custom union merupakan custom area yang
daerahnya meliputi lebih dari satu wilayah negara. Custom area di sini lebih luas
daripada wilayah suatu negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom
area lebih sempit daripada batas wilayah suatu negara.
b. Bea Transito (transit duties). Adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut
sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain.
c. Bea impor (impor duties). Adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa
negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
2. Pembedaan tarif menurut jenisnya:
a. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam persentase
dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
b. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
c. Spesific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tariff
ad valorem ditambah Rp20,00 untuk setiap unit.
3. Sistem tarif:
a. Single column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariff (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan negara
lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain disebut
conventional tariffs.
b. Double-column tariffs: sistem dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya: "bentuk maksimum dan minimum". Dalam bentuk ini jika tarif
maksimum sebagai normal duties maka tarif minimumnya digunakan untuk barang
dari negara-negara tertentu yang mengadakan perjanjian tarif dengan negara
tersebut; tetapi apabila tarif minimum sebagai normal duties maka tarif maksimum
digunakan untuk membalas tindakan negara lain yang membebankan tarif barang
yang lebih tinggi. Jika tarif maksimum sebagai normal duties sedang tarif yang lebih
rendah ditentukan berdasarkan perjanjian dengan negara lain, jadi sebagian
autonomous dan sebagian conventional) maka bentuk ini dinamakan "general and
conventional form"
c. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs yakni dengan
menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau
afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama "preferential system".
4. Efek tarif
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tarif tersebut adalah efek terhadap harga (price effect), efek terhadap
konsumsi (consumption effect), efek terhadap produk (protective/import substitution
effect) efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
5. Alasan pembebanan tarif
Ada beberapa alasan pembebanan tarif baik yang secara ekonomis bisa
dipertanggungjawabkan, misalnya untuk mencapai kenaikan penghasilan riil maupun
yang secara ekonomis tidak bisa dipertanggungjawabkan.
o Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkankan
a. Memperbaiki dasar tukar (terms of trade).
Suatu negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan
impomya melalui pembebanan tarif. Dalam bab di muka telah dijelaskan
bahwa pembebanan tarif dapat mengurangi keinginan untuk
mengimpor. Ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor
menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya
diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tarif. Karena hal ini
menyangkut perubahan di dalam permintaan dunia akan suatu barang,
maka
b. Infant - industry.
Industri-industri yang sedang tumbuh perlu mendapat perlindungan
terhadap persaingan industri-industri luar negeri yang lebih besar dan
maju. Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini
effisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya
economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tarif terhadap barang
dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam
negeri yang sedang tumbuh ini. Perlindungan seyogyanya hanya bersifat
sementara saja, nanti kalau industri-industri dalam negeri ini sudah kuat,
tarif dihapuskan Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai
bekerja kurang efisien di bawah perlindungan tarif. (Supaya jangan
menjadi industri yang invested interests)
c. Diversifikasi
Alasan ini sangat erat dengan alasan infant industri di atas, tetapi lebih
dititikberatkan pada negara yang hanya menghasilkan satu atau
beberapa macam barang saja. Negara semacam ini akan mengalami
kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran
dunia goncang. Dengan pembebanan tarif industri dalam negeri dapat
berkembang sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang
yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi
negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk
mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
d. Employment
Pembebanan tarif akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan
kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tarif dapat digunakan
untuk memperluas kesempatan kerja
e. Anti dumping
Dumping berarti menjual barang di luar negeri jauh lebih murah
daripada di dalam negeri. Ini tidak berarti bahwa harga yang murah
tersebut di bawah harga pokok. Negara yang menjalankan politik
dumping pada umumnya bermaksud untuk menguasai pasar. Untuk
mencegah politik yang demikian ini suatu negara dapat membebankan
tarif terhadap barang yang berasal dari negara yang menjalankan politik
dumping supaya tidak terkena akibat jelek daripada politik tersebut
o Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggung jawabkan:
a. To keep money at home
Alasan ini mengemukakan bahwa apabila penduduk suatu negara itu
membeli barang dari luar negeri maka negara tersebut memperoleh
barang dan negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli
barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar
negeri. Jadi dengan pembebanan tarif impor, maka impor akan
berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
b. The low-wage
Negara yang tingkat upahnya tingggi tidak dapat mengadakan hubungan
dengan negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung resiko
akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya
standard hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang
upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka
negara yang tingkat upah nya tinggi tersebut perlu membebankan tarif
bagi barang yang berasal dari negara yang tingkat upahnya rendah.

Anda mungkin juga menyukai