(RPP)
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritif; kretaif; inovatif; dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi
2.2 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik,
berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
C. Indikator
1.1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan peristiwa fluida statik yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia
2.1.1 Memiliki perilaku tanggung jawab sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan
2.1.2 Memiliki perilaku jujur sebagai wujud implementasi sikap dalam melaporkan hasil
percobaan
2.1.3 Memiliki perilaku rasa ingin tahu sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan diskusi
3.6.1 Menjelaskan pengertian fluida (C2)
3.6.2 Menyebutkan jenis-jenis fluida (C1)
3.6.3 Menjelaskan konsep tekanan (C2)
3.6.4 Menjelaskan pengertian Hukum Pascal (C2)
D. Tujuan Pembelajaran
2.1.1.1 Peserta didik dapat menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan peristiwa fluida
statik yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
2.1.1.2 Peserta didik dapat menunjukkan sikap bertanggung jawab sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
2.1.1.3 Peserta didik dapat menunjukkan sikap jujur sebagai wujud implementasi sikap dalam
melaporkan hasil percobaan
2.1.1.4 Peserta didik dapat menunjukkan sikap rasa ingin tahu sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan berdiskusi
2.1.1.5 Setelah menerima penjelasan dari guru, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
fluida dengan baik
3.6.1.1 Setelah menerima penjelasan dari guru, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis
fluida dengan baik
3.6.1.2 Setelah menerima penjelasan dari guru, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
Hukum Pascal dengan baik
3.6.1.3 Setelah menerima penjelasan dari guru, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
Hukum Archimedes dengan baik
3.6.1.4 Setelah menerima penjelasan dari guru, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
tegangan permukaan dengan baik
3.6.1.5 Setelah menerima arahan dari guru, peserta didik dapat menentukan 3 penerapan
konsep fluida statis dalam kehidupan sehari-hari dengan baik
3.6.7.1 Setelah melihat tayangan yang disajikan oleh guru, peserta didik dapat menganalisis
peristiwa yang berhubungan dengan fluida statis dengan baik
4.1.1.1 Setelah mendapat arahan dari guru, peserta didik dapat menganalisis permasalahan
yang terkait dengan fluida statis dengan baik
4.1.1.2 Dilakukan percobaan Hukum Archimedes, peserta didik dapat melaporkan hasil
percobaan berupa keadaan benda mengapung, melayang, atau tenggelam
4.1.1.3 Setelah melakukan percobaan, peserta didik dapat mempresentasikan hasil percobaan
di kelas dengan baik
E. Materi Pembelajaran
3. Hukum Pascal
Sebuah terapan sederhana dari prinsip hukum Pascal adalah dongkrak hidrolik.
Skema dari prinsip kerja dongkrak hidrolik ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
dengan gaya pA2 sehingga terjadi keseimbangan pada penghisap 2 dan berlaku
Sesuai hukum pascal bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar ke segala arah, maka pada penghisap 1 bekerja gaya ke atas pA1. Gaya yang seimbang
dengan ini adalah F1 yang bekerja pada penghisap 1 dengan arah ke bawah.
Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama dengan perbandingan luas
penghisap.
4. Hukum Archimedes
Jika kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana berisi air, permukaan air akan naik. Ini karena
batu menggantikan volume air. Jika batu kita celupkan pada bejana yang penuh berisi air, sebagian
air akan tumpah dari bejana. Volume air tumpah sama dengan volume batu yang menggantikan
air.
Jadi, suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu menggantikan volume
zat cair yang sama dengan volume benda itu sendiri.
Dengan pemahaman di atas, disertai dengan kaitan antara gaya apung yang dirasakannya
dengan volume zat cair yang dipindahkan benda, Archimedes menemukan hukumnya,
yaitu hukum Archimedes yang berbunyi:
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagaian atau seluruhnya ke dalam
suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Ilustrasi pada gambar di atas menunjukkan bahwa apakah suatu benda mengapung,
tenggelam atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis rata-rata benda dan massa jenis zat
cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, benda
akan mengapung di permukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada
massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-rata
benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara permukaan
dan dasar wadah zat cair. Jadi,
Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan konsep
gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat
cair, bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja
dua buah gaya: gaya berat w dan gaya apung Fa, gambar berikut.
Di SMP anda telah mempelajari bahwa antara partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik menarik
yang disebut gaya kohesi. A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel
di permukaan zat cair (gambar). Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh
partikel-partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel-partikel di dalam zat
cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam zat cair tidak ada tegangan
permukaan.
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya
yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-pertikel di atasnya (karena di atas B tidak ada
partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah yang bekrja pada
permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh
hamparan selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena
itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit mungkin.
Inilah kita sebut dengan tegangan permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola. Karena dalam bentuk
bola itu, cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit. Inilah yang menyebabkan tetes
air yang jatuh dari kran dan tetes-tetes embun yang jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang tipis. Nyamuk dapat
berjalan di atas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi
pada klip kertas yang perlahan-lahan kita letakkan di permukaan air. Ketika anda menambahkan
detergen atau larutan sabun ke dalam air, anda menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai
hasilnya, berat klip kertas tidak dapat lagi ditopang oleh tegangan permukaan air, dan klip kertas
akan tenggelam.
Gambar di atas menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan. Seutas kawat dibengkokan
hingga berbentuk U, dan seutas kawat kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat
ini dicelupkan dalam larutan sabun dan dikeluarkan, kawat kedua (jika beratnya tidak begitu besar)
akan tertarik ke atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas, kita perlu mengerjakan
gaya T ke bawah. Total gaya ke bawah yang menahan kawat kedua adalah F = T + w.
Kita misalkan panjang kawat kedua adalah l. Larutan sabun yang menyentuh kawat kedua
memiliki dua permukaan, sehingga gaya tegangan permukaan bekerja sepanjang 2l panjang
permukaan. Tegangan permukaan ( ) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai perbandingan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja.
Secara matematis kita tulis
Perhatikan bahwa tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, tetapi merupakan gaya dibagi
dengan panjang, sehingga satuan tegangan permukaan adalah N/m. Tabel berikut mendaftar
tegangan permukaan beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.
Zat Cair yang Kontak Suhu (0C) Tegangan Permukaan
dengan Udara (x 10-3 N/m)
Air 0 75,6
Air 25 72,0
Air 80 62,6
Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 43,5
- (“baik anak-anak, apa informasi yang kalian - Jawaban yang diharapkan adalah “video
peroleh dari video tersebut?” ) orang yang mengapung dan tidak
temggelam di laut mati bu”.
- (“dari video tersebut, bagaimana manusia bisa - Jawaban yang diharapkan, “karena gaya 10 menit
mengapung di laut? Apa yang dorong air yang membuat orang tersebut
memengaruhinya?”) tidak tenggelam bu.”
Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru
Guru menjelaskan materi yang akan dibahas dan
tujuan pembelajaran (“Baik anak-anak, pada
pertemuan kali ini, kita akan mempelajari materi
fluida statis, Hukum Pascal, Hukum Archimedes,
tekanan hidrostatis, dan tegangan permukaan zat
cair)”
2. Presentasi Pengetahuan Deklaratif
(Mendemostrasikan Guru menjelaskan materi fluida statis, Hukum Peserta didik memperhatikan penjelasan
pengetahuan atau Pascal, Hukum Archimedes, tekanan hidrostatis, materi oleh guru 40 menit
keterampilan) dan tegangan permukaan zat cair
3. Latihan Terstruktur Guru menjelaskan cara untuk membuat sebuah Peserta didik mendengarkan arahan guru
(Membimbing pelatihan) anggur bisa tenggelam, melayang, dan terapung Peserta didik bertanya apabila ada
dengan menambahkan garam ke air kesulitan 10 menit
5. Latihan Bebas Guru memberi latihan permasalahan fisika Peserta didik mengerjakan permasalahan
(Memberikan kesempatan mengenai fluida statis dan memberikan kunci dan memperhatikan penjelasan guru
untuk pelatihan lanjutan jawaban dari tiap permasalahan namun siswa
10 menit
dan penerapan hasil harus bisa menentukan langkah-langkah
belajar) menjawab lalu membaca materi selanjutnya
I. Penilaian
Penilaian spiritual (terlampir)
Penilaian sikap (terlampir)
Penilaian pengetahuan (terlampir)
Penilaian keterampilan (terlampir)