Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

IV.1. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi cross sectional yaitu untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh stunting terhadap perkembangan anak. Sampel dikelompokkan

menjadi dua yaitu kelompok anak dengan stunting dan kelompok anak normal.

Kemudian dilakukan pengukuran kadar zink serum dan penilaian perkembangan

dengan tes Denver. Penentuan stunting, non stunting, defisiensi zink, dan

perkembangan anak (normal, suspek keterlambatan, dan tidak dapat diuji) dinilai

secara bersamaan pada saat penelitian dilakukan.

IV.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan

Taman Kanak-Kanak (TK) di Makassar. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober

2018 sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan.

IV.3. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa PAUD dan TK yang berusia

2–5 tahun di kota Makassar dengan status sosio ekonomi menengah ke bawah

berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan kota Makassar. Pada

penelitian ini, PAUD dan TK yang terpilih dijadikan sebagai model untuk

mendapatkan populasi penelitian.

IV.4. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel


Sampel adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

penelitian. Selanjutnya dilakukan pengukuran tinggi badan menurut kurva WHO

untuk menentukan apakah masuk kriteria stunting atau normal. Sehingga akan

menghasilkan 2 kelompok yaitu kelompok 1 adalah kelompok stunting dan kelompok

2 adalah kelompok normal. Penentuan defisiensi zink ditentukan berdasarkan hasil

pemeriksaan kadar zink serum, dan penentuan tingkat perkembangan dinilai

berdasarkan tes Denver. Subjek kontrol diambil dari balita dengan status normal

setelah pemberian informed consent.

IV.4.1. Pemilihan Sampel

Sampel dipilih secara cluster random sampling. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

1. Pendataan

 Membuat data PAUD dan TK di kota Makassar.

 Identifikasi PAUD dan TK berdasarkan sosio ekonomi, dipilih golongan

ekonomi menengah ke bawah.

 Pencatatan jumlah siswa setiap PAUD dan TK di kota Makassar.

2. Pembentukan klaster

 Setiap PAUD dan TK yang terdaftar merupakan suatu klaster yang akan

dipilih secara random berdasarkan kelompok menengah ke bawah.

 Dipilih PAUD dan TK yang mewakili kelompok.

 Melakukan pengukuran tinggi badan untuk menentukan status stunting atau

normal.

 Pemberian lembar informasi penelitian kepada orang tua siswa yang

memberikan persetujuan penelitian untuk menjadi sampel penelitian.


 Menentukan jumlah siswa yang akan dijadikan sampel penelitian pada tiap-

tiap PAUD dan TK yang terpilih secara proporsional, contoh :

A = jumlah total sampel.

B = jumlah total siswa PAUD dan TK yang terpilih.

C = jumlah siswa di masing-masing PAUD dan TK.

Jadi jumlah sampel di setiap sekolah = C/B x A.

3. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah vena sebanyak 5 cc untuk

pemeriksaan kadar zink serum yang akan dilakukan oleh petugas laboratorium

terlatih dengan tujuan untuk menentukan apakah sampel mengalami defisiensi

zink atau kadar zink serumnya normal.

4. Setelah dilakukan pengambilan sampel darah, setiap siswa akan dinilai tingkat

perkembangannya menggunakan Tes Denver II.

IV.4.2. Perkiraan Besar Sampel

Perkiraan besar sampel bila proporsi (P) balita stunting pada populasi secara

umum adalah 19%, tingkat ketepatan absolut (d) yang dikehendaki 1,7%, tingkat

kemaknaan (α = 1,96) dan Q = 1 – p, maka :

N = Zα2 . PQ
d2

= (1,96)2 . (0,19 x 0,81)


(0,17)2
= 40,12

= 40 orang

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal adalah 40

orang untuk masing-masing kelompok.

IV.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


IV.5.1. Kriteria Inklusi

1. Umur 2 – 5 tahun.

2. Stunting

3. Orang tua telah menandatangani persetujuan anaknya mengikuti penelitian.

IV.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Stunting disebabkan kelainan genetik/kromosom.

2. Mendapat pengobatan kortikosteroid jangka panjang atau obat lain yang

mempengaruhi tinggi badan.

3. Mendapat pengobatan hormonal yang mempengaruhi tinggi badan.

IV.6. Izin Penelitian dan Ethical Clearance

Berdasarkan bentuk dan rancangan penelitian, dari segi etika penelitian

didapatkan masalah berupa ketidaknyamanan pada subjek penelitian saat dilakukan

pengambilan sampel darah vena sebanyak 5 ml untuk pemeriksaan kadar zink

serum sebagai penentuan defisiensi zink. Hal ini diatasi dengan cara memberikan

penjelasan sebelumnya kepada orang tua mengenai prosedur yang akan dilakukan

dan keuntungan yang akan didapatkan oleh subjek atau orangtua/wali subjek.

Keuntungan yang didapatkan oleh subjek atau orangtua/wali subjek adalah

detelso defisiensi zink serta penambahan wawasan orangtua/wali tentang defisiensi

zink beserta akibatnya yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. Selain itu,

dilakukan penilaian tingkat perkembangan yang akan menjadi acuan bagi orangtua

untuk menstimulasi perkembangan anak lebih lanjut. Data yang diperoleh akan

dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian. Orangtua/wali diberi

kebebasan untuk mencabut persetujuannya sewaktu-waktu dan tidak akan diberikan


sanksi apapun serta biaya pemeriksaan kadar zink serum serta Tes Denver II

ditanggung oleh peneliti.

Dalam melaksanakan penelitian ini, setiap tindakan dilakukan setelah

pemberian informasi (lampiran 1) dan atas seizin orang tua melalui informed consent

(lampiran 2). Penelitian ini dinyatakan memenuhi persyaratan etik untuk

dilaksanakan oleh Komisi Etik Penelitian Biomedis pada Manusia, Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

IV.7. Cara Kerja

IV.7.1. Alokasi Subjek

1. Semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu anak sehat secara fisik

berusia 2–5 tahun yang memenuhi kriteria stunting dan perawakan normal

berdasarkan parameter tinggi badan menurut umur sesuai standar baku WHO

yang dimasukkan dalam penelitian ini sehingga pada akhirnya akan terbagi

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 adalah kelompok stunting dan

kelompok 2 adalah kelompok perawakan normal.

IV.7.2. Prosedur Penelitian

IV.7.2.1. Pencatatan Data Sampel

Semua sampel yang memenuhi syarat dilakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisis kemudian dicatat identitasnya dalam formulir yang telah

disediakan sebelumnya, meliputi nama, usia, tanggal lahir, jenis kelamin, tinggi

badan, berat badan, alamat, suku bangsa, riwayat pemberian ASI, riwayat

prematuritas, tinggi badan orang tua, dan pekerjaan orangtua.


Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm.

status gizi ditentukan berdasarkan tinggi badan menurut umur sesuai standar baku

WHO. Penentuan defisiensi zink ditentukan berdasarkan pemeriksaan kadar zink

serum. Penentuan tingkat tumbuh kembang ditentukan berdasarkan hasil Tes

Denver II.

IV.7.2.2. Prosedur Pemeriksaan

1. Pengambilan sampel dimulai dengan pemberian penjelasan kepada orang tua

siswa tentang tujuan dan manfaat penelitian, cara pengukuran status gizi,

cara pengukuran kadar zink serum, dan cara menguji tingkat tumbuh

kembang. Kemudian orang tua diminta untuk mengisi dan menandatangani

surat persetujuan sebagai tanda persetujuan untuk turut serta dalam

penelitian ini.

2. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm

dan tanpa menggunakan alas kaki.

3. Menghitung tinggi badan menurut umur dengan memplot hasil pengukuran

tinggi badan ke dalam kurva WHO sehingga diperoleh status gizi stunting da

status gizi perawakan normal.

4. Seluruh kelompok (2 kelompok) dilakukan pengambilan sampel dengan

mengambil darah vena sebanyak 3 ml darah dari vena antekubiti,

menggunakan disposable syringe tanpa menggunakan zat anti pembekuan

darah, kemudian disentrifus dengan kecepatan 30000 rpm selama 5 menit

untuk pengambilan serum. Kadar zink serum diukur dengan spektroforometer

metode pemanasan basah menggunakan AAS (Atomic Absorption

Spectrophotometer) di Laboratorium Nechri Makassar.


5. Seluruh kelompok menjalani pengujian tingkat tumbuh kembang dengan

menggunakan Tes Denver II.

IV.7.2.3. Evaluasi Klinis dan Laboratorium

Parameter klinis dan laboratorium yang dievaluasi adalah :

 Stunting dan perawakan normal.

 Kadar zink serum untuk menentukan apakah terjadi defisiensi zinc atau tidak.

 Hasil Tes Denver untuk menentukan tingkat perkembangan anak sesuai

dengan tugas yang sesuai dengan kelompok umurnya.

IV.7.2.4. Skema Alur Penelitian

Murid – murid PAUD dan TK di kota Makassar

Anamnesis, pemeriksaan fisik

Kriteria Inklusi dan eksklusi

Penilaian status gizi menurut kurva WHO

Stunting Normal

Pemeriksaan kadar zinc


serum

Defisiensi zinc Normal zinc


Pemeriksaan tingkat
perkembangan anak
dengan Denver II

Normal Suspek Tidak dapat


keterlambatan dinilai

IV.8. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

IV.8.1. Identifikasi Variabel

1. Stunting.

2. Kadar zink serum : defisiensi dan tidak defisiensi

3. Tingkat perkembangan: Normal, suspek keterlambatan, dan tidak dapat dinilai

4. Genetik, lama pemberian ASI, BBLR, malnutrisi, umur, diare, gangguan

absorbsi zink, gangguan hormonal.

IV.8.2. Klasifikasi Variabel

IV.8.2.1. Berdasarkan Jenis Data dan Skala Pengukuran

1. Tingkat perkembangan merupakan variabel kategorikal.

2. Kadar zink serum merupakan variabel numerik.

3. Stunting merupakan variabel kategorikal dalam skala nominal.

4. Umur dan lama pemberian ASI merupakan variabel numerik.

5. BBLR, malnutrisi, diare, jenis kelamin dan gangguan hormonal merupakan

variable kategorikal.

IV.8.2.2. Berdasarkan Peran atau Fungsi Kedudukan


1. Variabel bebas adalah stunting.

2. Variabel tergantung adalah tingkat perkembangan.

3. Variabel antara adalah proses biologis defisiensi hormon IgF-1 yang

merupakan hormon yang berpengaruh langsung terhadap proses terjadinya

stunting (tidak diukur).

4. Variabel moderator adalah kadar zink, lama pemberian air susu ibu, BBLR,

dan diare.

5. Variabel random adalah umur, genetik dan jenis kelamin.

6. Variabel kendali adalah gangguan hormonal.

IV.9. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

IV.9.1. Definisi Operasional

1. Stunting adalah keadaan patologis pada anak yang mencerminkan malnutrisi

kronik yang dapat dinilai dengan parameter tinggi badan menurut umur

menurut kurva WHO dengan nilai Z-score di bawah – 2 SD.

2. Perawakan normal adalah status gizi pada anak yang dinilai dengan

parameter tinggi badan menurut umur menurut kurva WHO dengan nilai Z-

score antara ≤ 2 SD dan ≥ -2 SD.

3. Status gizi dihitung melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan yang

kemudian diplot ke kurva WHO berdasarkan BB/TB, TB/U dan BB/U.

4. Tingkat perkembangan adalah tingkat perkembangan anak yang diperiksa

dengan metode Tes Denver II.

5. Perkembangan normal adalah bila tidak ada skor “Terlambat” (0 D) dan ≤ 1

“Peringatan” (1 C) dalam hasil Tes Denver II.


6. Suspek keterlambatan adalah bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat (1 D) dan/atau

≥ 2 “Peringatan” (2 C) dengan catatan D dan C harus disebabkan Gagal (F),

bukan disebabkan penolakan (R).

7. Tingkat perkembangan tidak dapat dinilai apabila terdapat ≥ 1 skor

“Terlambat” (1 D) dan/atau ≥ 2 “Peringatan” (2 C) dengan catatam D dan C

harus disebabkan oleh penolakan (R), bukan disebabkan oleh kegagalan (F).

8. Zink adalah kadar zink serum yang diperiksa dengan metode pemanasan

basah dari AAS (Atomic Absorben Spectrophotometer).

9. Lama pemberian air susu ibu adalah rentang waktu pemberian nutrisi kepada

bayi berupa air susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak lahir sampai bayi

tidak menyusu.

10. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir

< 2500 gram.

11. Genetik adalah sifat-sifat yang diturunkan melalui garis keturunan.

12. Umur adalah usia kronologis yang dihitung berdasarkan pengurangan

tanggal, bulan dan tahun saat diambil sebagai sampel dengan tanggal, bulan

dan tahun kelahiran yang dinyatakan dalam tahun dan atau bulan.

13. Malnutrisi adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh diet yang tidak tepat

atau tidak mencukupi.

14. Diare adalah buang air besar pada anak lebih dari 3 kali per hari, disertai

dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir

dan darah.

15. Gangguan hormonal adalah kondisi yang disebabkan adanya kelainan pada

metabolisme dan regulasi hormonal utamanya growth hormone yang bisa

dinilai dari pemeriksaan fisis secara seksama.


16. Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang ditentukan berdasarkan

keterangan orang tua dan dicocokkan dengan pemeriksaan fisik.

IV.9.2. Kriteria Objektif

1. Status gizi

 Perawakan normal adalah tinggi badan menurut umur dengan A-Z score

antara 2 SD dan ≥ -2 SD.

 Stunting adalah tinggi badan menurut umur dengan A-Z score antara -2

SD dan -3 SD.

2. Umur

Umur 2 – 5 tahun adalah usia kronologis yang dihitung berdasarkan

pengurangan tanggal, bulan dan tahun saat diambil sebagai sampel dengan

tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang dinyatakan dalam tahun dan atau

bulan.

3. Jenis kelamin yaitu :

 Laki-laki

 Perempuan

4. Tingkat perkembangan anak

 Normal : 0 D, 1 C

 Suspek keterlambatan : 1 D, 2 C (karena kegagalan (F))

 Tidak dapat dinilai : 1 D, 2 C (karena penolakan (R))

5. Kadar zink serum

 Kadar zink normal dalam serum : 26-141ug/dL

 Defisiensi zink : < 26 ug/dL

6. Berat badan lahir


 BBLR : berat badan lahir < 2.500 gram.

 Normal : berat lahir ≥ 2.500 gram.

7. Lama pemberian air susu ibu (ASI)

 Kurang dari 6 bulan

 6 –12 bulan.

 Lebih dari 1 tahun.

IV.10. Metode Analisis

Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis data

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik yang sesuai, yaitu :

IV.10.1. Analisis Univariat

Digunakan untuk deskripsi data-data dasar penelitian berupa deskripsi

frekuensi nilai rata-rata, standar deviasi dan rentang, baik untuk kelompok stunting

dan kelompok perawakan normal.

IV.10.2. Analisis Bivariat

 Uji X2 (Chi square)

Digunakan untuk membandingkan dua variabel yang berskala nominal antara

dua kelompok atau lebih yang tidak berpasangan. Dalam hal ini

membandingkan antara tingkat perkembangan antara subjek stunting dengan

perwakan normal dan kadar zink antara balita stunting dengan balita

perawakan normal.
 Menghitung crude odds ratio (COR) dan adjusted odd ratio (AOR) dengan

confidence interval 95% untuk menentukan stunting berpengaruh pada tingkat

perkembangan balita.

 Uji Mann Whitney

Digunakan untuk membandingkan dua variabel berskala ordinal atau numerik

yang datanya tidak berdistribusi normal dan mempunyai varian yang berbeda

antara dua kelompok yang berbeda. Dalam hal ini digunakan untuk

membandingkan tingkat perkembangan antara balita stunting dengan balita

perawakan normal.

 Uji Student T

IV.11. Penelitian Uji Hipotesis

Penelitian hasil uji hipotesis dinyatakan sebagai berikut :

 Tidak bermakna bila p > 0,05

 Bermakna bila p ≤ 0,05

 Sangat bermakna bila p < 0,01

 Odds ratio dengan CI 95% > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti

memang merupakan faktor risiko.

 Odds ratio dengan CI 95% < 1 dan > 1 menunjukkan bahwa faktor yang

diteliti bukan merupakan faktor prognostik dan faktor protektif.

 Odds ratio dengan CI 95% < 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti

memang merupakan faktor protektif.

Anda mungkin juga menyukai