Anda di halaman 1dari 5

RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN KEGIATAN POLITEKNIK

NEGERI JAKARTA DI LUAR RUANGAN SECARA LIVE MENGGUNAKAN


TIGA MODEL ANTENA DENGAN DRONE SEBAGAI ALAT BANTU

Benny Nixon1, Monica Sagita2, Ramadhan Chairil Yustihan3,


Diny Retno Hutapea4

1. Program Studi Telekomunikasi, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakara (PNJ), Jalan Prof Dr.
G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok, 16425, Indonesia.
2. PNJ, Jalan Prof Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok, 16425, Indonesia.

E-mail: b3nix@yahoo.co.id

Abstrak
Saat ini kegiatan perkuliahan tidak hanya terbatas pada kegiatan didalam ruangan, tetapi juga kegiatan diluar
ruangan. Karena itu dibutuhkan adanya siaran yang dapat secara langsung menyiarkan kegiatan diluar ruangan ini baik
sebagai pemantauan maupun sebagai informasi. Siaran langsung sendiri merupakan salah satu bentuk penyiaran yang
kontennya memiliki kekuatan informasi untuk segara disiarkan.
Dalam sistem yang dibuat, digunakan drone sebagai alat bantu untuk mengambil gambar kegiatan luar ruangan
yang akan disiarkan secara langsung. Drone memiliki kelebihan yaitu dapat mengambil gambar hanya dengan jarak jauh.
Dalam sistem ini juga dirancang tiga buah antena yaitu, antena hexaquad omnidirectional pada frekuensi
5,8GHz, antena helix 10 lilitan pada frekuensi 5,8GHz dan antena vertical pentaquad pada frekuensi 471,25MHz. Antena
hexaquad omnidirectional dan helix memiliki spesifikasi return loss ≤ -10 dB, VSWR ≤ 2 , gain ≥ 10 dB, sedangkan
untuk antena vertical pentaquad memiliki spesifikasi return loss ≤ -10 dB, VSWR ≤ 2 , gain ≥ 4 dB.
Sistem siaran langsung ini bekerja dengan baik ketika digunakan untuk memantau kegiatan yang berada di
Lapangan Telekomunikasi yaitu dengan level sinyal sebesar -59,23dBm, sedangkan ketika digunakan untuk memantau
kegiatan di belakang Laboratorium Telekomunikasi kualitas sinyal yang diterima buruk, yaitu dengan level sinyal sebesar
-79,74 dBm.

Keywords: siaran langsung, antena hexaquad omnidirectional 5,8GHz, antena helix 10 lilitan 5,8GHz dan antena
vertical pentaquad 471,25MHz, drone.

DESIGN SYSTEM MONITORING OF JAKARTA STATE POLITECHNICAL


ACTIVITIES ROOM LIVELY USING THREE ANTENNA MODELS WITH
DRONES AS A TOOL

Abstract
Currently lecture activities are not only limited to indoor activities, but also indoor activities. Therefore, it is
necessary to broadcast that can directly broadcast the activities of this room either as a complement or as information.
Live broadcast itself is one form of broadcasting whose content has the power of information to be broadcasted
immediately.
In the system created, used drones as a tool to take pictures of outdoor activities to be broadcast live. Drones
have the advantage of being able to take pictures only with long distances.
In this system also serves three antennas are omnidirectional hexaquad antenna at 5.8 GHz frequency, 10 helix
antenna at 5.8 GHz frequency and pentaquad vertical antenna at 471,25 MHz frequency. Omnidirectional and helix
hexaquad antennas have a return loss specification of ≤ -10 dB, VSWR ≤ 2, gain ≥ 10 dB, whereas for vertical pentaquad
antennas have a return loss specification ≤ -10 dB, VSWR ≤ 2, gain ≥ 4 dB.

1
This live broadcast system works well when used for activities located in the Telecommunication Field with a
signal level of -59.23dBm, while when used for activities behind the Telecommunication Laboratory the received signal
quality is poor, ie with a signal level of -79, 74 dBm.

Keywords: live broadcast, omnidirectional 5.8GHz hexaquad antenna, helical antenna of 10 5.8GHz winding and vertical
pentaquad 471,25MHz antenna, drone.

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN


Perkembangan teknologi jaman ini semakin
berkembang pesat di dunia telekomunikasi. Salah satu
2.1 Tahapan Penelitian
perkembangannya adalah sistem yang digunakan dalam
Terdapat beberapa tahapan untuk perancangan
memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan
antena Hexaquad Omnidirectional 5,8GHz, antena
melihat siaran langsung suatu kegiatan yang sedang
Helix 5,8GHz dan antena Vertical Pentaquad
dilaksanakan, baik untuk kegiatan pemantauan atau
471,25MHz untuk sistem pemantauan kegiatan pnj
menyiarkan suatu kegiatan. Media televisi adalah salah
diluar ruangan, yaitu :
satu sarana hiburan atau transfer ilmu pengetahuan yang
1. Menentukan parameter perancangan antena yang
ada pada masa sekarang ini. Sebagian masyarakat sudah
digunakan dan menentukan besar dimensi antena
terikat langsung dengan alat tersebut ,kita lihat saja di
berdasarkan perhitungan.
setiap rumah atau tempat- tempat tertentu yang
2. Melakukan simulasi untuk antena Hexaquad
memiliki televisi. Siaran langsung ini biasanya
Omnidirectional 5,8GHz, antena Helix 5,8GHz dan
digunakan untuk meliput kegiatan di luar ruangan atau
antena Vertical Pentaquad 471,25MHz di CST
di luar lingkup stasiun TV dengan menggunakan Satelite
Studio Suites 2014.
News Gathering atau biasa disebut SNG yang
3. Setelah didapat nilai sesuai dengan spesifikasi yang
menggunakan mobil.
diinginkan, melakukan simulasi untuk antena
Kegiatan perkuliahan saat ini melingkupi juga
Hexaquad Omnidirectional 5,8GHz, antena Helix
kegiatan diluar ruangan. Untuk itulah dibutuhkan
5,8GHz dan antena Vertical Pentaquad 471,25MHz.
adanya sebuah sistem siaran langsung untuk memantau
4. Melakukan proses pembuatan antena Hexaquad
jalannya kegiatan-kegiatan tersebut bagi warga PNJ
Omnidirectional 5,8GHz, antena Helix 5,8GHz dan
yang tidak dapat mengikuti kegiatan diluar ruangan.
antena Vertical Pentaquad 471,25MHz.
Digunakan drone sebagai alat bantu yang memudahkan
5. Melakukan pengujian kinerja parameter antena di
untuk pengambilan gambar kegiatan diluar ruangan
PPET LIPI Bandung dengan mengukur nilai return
tersebut. Keuntungan menggunakan drone adalah
loss, VSWR, bandwidth, bentuk pola radiasi dan
semakin mudahnya menangkap gambar hanya dengan
besar gain dari antena.
mengendalikan drone. Selain itu drone dapat
6. Melakukan pengujian fungsi antena di Laboratorium
menangkap gambar yang lebih luas dari udara.
Telekomunikasi PNJ dengan mengukur level sinyal
Pada penelitian ini diusulkan untuk melakukan
dan kualitas gambar.
perancangan dan pembuatan antena hexaquad
omnidirectional sebagai transmitter, antenna helix
sebagai receiver dan antena vertical pentaquad sebagai 2.2 Parameter Kinerja Perancangan dan
receiver di bagian output. Ketiga antena ini diharapkan Optimasi Antena
mampu menggantikan fungsi dari antena yang terdapat Parameter kinerja perancangan dan optimasi
pada sistem siaran langsung ini. Analisa dan antena Hexaquad Omnidirectional 5,8GHz, antena
perancangan dilakukan dengan mengukur nilai Helix 5,8GHz dan antena Vertical Pentaquad
performansi antena hexaquad omnidirectional dan 471,25MHz yang dilakukan secara lengkap meliputi:
helix, yaitu nilai return loss ≤ -10 dB, VSWR ≤ 2 , gain 1. Return Loss, Mempunyai nilai return loss sesuai
≥ 10 dB untuk implementasi pada frekuensi 5,8 GHz dan dengan parameter yang diinginkan yaitu ≤ -10 dB.
antenna vertical pentaquad, yaitu return loss ≤ -10 dB, 2. VSWR, Mempunyai nilai VSWR sesuai dengan
VSWR ≤ 2 , gain ≥ 4 dB untuk implementasi pada parameter yang diinginkan yaitu ≤ -1,5.
frekuensi 471,25 MHz. Hasil yang diperoleh dari 3. Pola Radiasi, Mempunyai bentuk pola radiasi sesuai
perancangan dan pembuatan antena hexaquad dengan parameter yang diinginkan. Untuk antena
omnidirectional, helix, dan vertikal pentaquad bertujuan Hexaquad Omnidirectional 5,8GHz polaradiasinya
untuk meningkatkan kualitas sinyal dan performansi yaitu omnidirectional, antena Helix 5,8GHz yaitu
siaran langsung kegiatan luar ruangan di Politeknik uniderectional dan antena Vertical Pentaquad
Negeri Jakarta agar mampu bekerja dengan baik dan 471,25MHz polaradiasinya yaitu bidirectional.
maksimal.

2
4. Gain, Mempunyai nilai gain sesuai dengan Pentaquad 471,25MHz (hasil rancangan) dengan antena
parameter yang diinginkan yaitu ≥ 10 dB. dipole (default) dari perangkat di dalam 4 tempat yaitu
Lapangan Telekomunikasi, Masjid Darul Ilmi, Depan
2.3 Diagram Alir Metode Penelitian Laboratorium Telekomunikasi dan Belakang
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui Laboratorium Telekomunikasi.
beberapa tahapan seperti yang terdapat pada diagram
alir yang tampak pada Gambar 2.1 berikut ini : A. Hasil pengujian pengambilan gambar di
Lapangan Telekomunikasi.
Pada hasil pengujian gambar di Lapangan
Telekomunikasi yaitu dapat dilihat bahwa di Gambar
4.19 (a) dan Gambar 3.1 (b), dimana (a) adalah
pengujian sistem di Lapangan Telekomunikasi ketika
menggunakan antena default sedangkan (b) ketika
menggunakan antena yang dirancang.

.
Gambar 3.1 (a) Hasil Gambar Antena Default di
Lapangan Telekomunikasi

Pada Gambar 3.1 (a) dapat dilihat bahwa


Gambar 2.1 Diagram Alir Tahapan Riset antena default masih dapat mengirim sinyal. Nilai level
sinyal yang diukur yaitu 0,76 V setelah dikonversi ke
2.4 Dukungan Sarana dan Prasarana dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -61,79 dBm.
Penelitian Sementara itu Gambar 3.1 (b) hasil gambar ketika
Dukungan dana untuk penelitian ini didapatkan menggunakan antena yang dirancang.
dari dana internal PNJ. Sementara dari dukungan
peralatan, penelitian ini didukung oleh Laboratorium
Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang menyediakan
beberapa perangkat dasar yang diperlukan.
1. Laboratorium
Penelitian ini didukung Laboratorium Teknik
Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Gambar 3.1 (b) Hasil Gambar Antena yang Dirancang
2. Peralatan Utama di Lapangan Telekomunikasi
Peralatan utama untuk pengukuran parameter antena
didapatkan di Pusat Penelitian Elektronika dan Pada Gambar 3.1 (b) dapat dilihat bahwa
Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan antena default masih dapat mengirim sinyal. Nilai level
Indonesia (PPET-LIPI) Bandung. sinyal yang diukur yaitu 0,80 V setelah dikonversi ke
dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -59,23 dBm.
Selanjutnya yaitu hasil pengujian pengambilan gambar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN di Darul Ilmi (DAIM).

3.1 Data dan Analisa Data B. Hasil pengujian pengambilan gambar di DAIM.
Data yang diambil dalam melakukan Pada hasil pengujian pengambilan gambar
perancangan dan optimasi antena Hexaquad dapat dilihat pada Gambar 3.2 (a) dan Gambar 3.2 (b).
Omnidirectional 5,8GHz, antena Helix 5,8GHz dan Pada hasil pengujian gambar di DAIM yaitu dapat
antena Vertical Pentaquad 471,25MHz ini meliputi data dilihat bahwa di Gambar 3.2 (a) dan Gambar 3.2 (b),
pengukuran kuat level sinyal dan kualitas gambar. dimana (a) adalah pengujian sistem di DAIM ketika
Kedua parameter pengukuran tersebut diukur dengan menggunakan antena default sedangkan (b) ketika
membandingkan antena Hexaquad Omnidirectional menggunakan antena yang dirancang.
5,8GHz, antena Helix 5,8GHz dan antena Vertical

2
Gambar 3.3 (b) Hasil Gambar Antena yang Dirancang
Gambar 3.2 (a) Hasil Gambar Antena Default di DAIM di Depan Laboratorium Telekomunikasi

Pada Gambar 3.2 (a) dapat dilihat bahwa


Pada Gambar 3.3 (b) dapat dilihat bahwa
antena default sedikit sinyal yang terkirim. Nilai level
antena yang dirancang masih dapat mengirim sinyal.
sinyal yang diukur yaitu 0,4 V setelah dikonversi ke
Nilai level sinyal yang diukur yaitu 0,65 V setelah
dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -84,87 dBm.
dikonversi ke dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -
Sementara itu Gambar 3.2 (b) hasil gambar ketika
68,85 dBm. Selanjutnya yaitu hasil pengujian
menggunakan antena yang dirancang.
pengambilan gambar di belakang Laboratorium
Telekomunikasi.

D. Hasil pengujian pengambilan gambar di


belakang Laboratorium Telekomunikasi.
Pada hasil pengujian pengambilan gambar
dapat dilihat pada Gambar 3.4 (a) dan Gambar 3.4 (b).
Gambar 3.2 (b) Hasil Gambar Antena yang Dirancang Pada hasil pengujian gambar di Belakang laboratorium
di DAIM Telekomunikasi yaitu dapat dilihat bahwa di Gambar
3.4 (a) dan Gambar 3.4 (b), dimana (a) adalah pengujian
Pada Gambar 3.2 (b) dapat dilihat bahwa sistem di belakang Laboratorium Telekomunikasi ketika
antena default sedikit sinyal yang terkirim. Nilai level menggunakan antena default sedangkan (b) ketika
sinyal yang diukur yaitu 0,6 V setelah dikonversi ke menggunakan antena yang dirancang.
dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -72,05 dBm.
Selanjutnya yaitu hasil pengujian pengambilan gambar
di depan Laboratorium Telekomunikasi.

C. Hasil pengujian pengambilan gambar di depan


Laboratorium Telekomunikasi.
Pada hasil pengujian pengambilan gambar
dapat dilihat pada Gambar 3.3 (a) dan Gambar 3.3 (b). Gambar 3.4 (a) Hasil Gambar Antena Default di
Pada hasil pengujian gambar di depan Laboratorium Belakang Laboratorium Telekomunikasi
Telekomunikasi yaitu dapat dilihat bahwa di Gambar
3.3 (a) dan Gambar 3.3 (b), dimana (a) adalah pengujian Pada Gambar 3.4 (a) dapat dilihat bahwa
sistem di depan Laboratorium Telekomunikasi ketika antena default sedikit sinyal yang terkirim. Nilai level
menggunakan antena default sedangkan (b) ketika sinyal yang diukur yaitu 0,48 V setelah dikonversi ke
menggunakan antena yang dirancang. dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -79,74 dBm.
Sementara itu Gambar 3.4 (b) hasil gambar ketika
menggunakan antena yang dirancang.

Gambar 3.3 (a) Hasil Gambar Antena Default di Depan


Laboratorium Telekomunikasi Gambar 3.4 (b) Hasil Gambar Antena yang Dirancang
di Belakang LaboratoriumTelekomunikasi
Pada Gambar 3.3 (a) dapat dilihat bahwa
antena default sedikit sinyal yang terkirim. Nilai level Pada Gambar 3.4 (b) dapat dilihat bahwa
sinyal yang diukur yaitu 0,52 V setelah dikonversi ke antena yang dirancang masih dapat mengirim sinyal.
dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -77,18 dBm. Nilai level sinyal yang diukur yaitu 0,58 V setelah
Sementara itu Gambar 3.3 (b) hasil gambar ketika dikonversi ke dBm nilai level sinyal dari antena yaitu -
menggunakan antena yang dirancang. 73,33 dBm.

3
3.2 Analisa Pengujian Sistem Pemantauan pengukuran kuat level sinyal dan kualitas gambar.
Siaran Langsung Pengukuran dilakukan pada 4 tempat yang berbeda,
Pada saat pengujian di Lapangan yaitu Lapangan Telekomunikasi, Masjid Darul Ilmi,
Telekomunikasi, ketika menggunakan antena default Depan Laboratorium Telekomunikasi dan Belakang
dan antena yang dirancang masih dapat mengirim Laboratorium Telekomunikasi. Dari hasil pengukuran
sinyal. Antena yang dirancang nilai level sinyal yang yang dilakukan didapatkan pada saat pengujian sistem
didapatkan yaitu -59,23 dBm sedangkan nilai level siaran langsung di 4 tempat yang berbeda, yaitu
sinyal antena default yaitu -61,79 dBm. Hasil tersebut Lapangan Telekomunikasi, DAIM, depan Laboratorium
menunjukkan nilai level sinyal ketika menggunakan Telekomunikasi dan belakang Laboratorium
antena yang dirancang lebih baik daripada saat Telekomunikasi. Hasil kuat level sinyal yang paling
menggunakan antena yang default. Hal ini dikarenakan besar ada di Lapangan Telekomunikasi dengan nilai
pada antena default pada sisi transmitter 5,8 GHz dan level sinyal yaitu -59.23 dBm dengan menggunakan
sisi receiver 5,8 GHz menggunakan antena Monopole. antena yang dirancang (antena Hexaquad
Antena Monopole mempunyai gain yang lebih kecil Omnirectional, antena Helix dan antena Vertical
dibandingkan dengan antena yang dirancang. Nilai gain Pentaquad).
dari antena Monopole yaitu 2dB (Tabel 2.2) sedangkan
antena yang dirancang (Hexaquad Omnidirectional) 5. Ucapan Terima Kasih
mempunyai gain sebesar 20,46 (Tabel 4.4). Ucapan terima kasih ditunjukkan kepada
Pada saat pengujian dilakukan di DAIM, ketika direktorat DIKTI – KEMENRISTEK RI yang telah
menggunakan antena default sedikit sinyal yang mendanai penelitian ini atas ghibah Riset Grand tahun
terkirim dengan level sinyal -84,87 dBm, sedangkan 2017
antena yang dirancang masih dapat mengirim sinyal
dengan nilai level sinyal yaitu -72,05 dBm walaupun DAFTAR PUSTAKA
level sinyal masih lebih baik ketika di Lapangan Aswoyo, B. 2007. Antena dan Propagasi. Surabaya:
Telekomunikasi yaitu -59,23 dBm. Hal ini dipengaruhi Institut Teknologi Sepuluh November.
dari sudut antara antena transmitter 5,8GHz dengan Alaydrus, M. 2011. Prinsip dan Aplikasi Antena. Edisi
antena receiver 5,8 GHz, dimana sudut antara antena Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.
transmitter 5,8GHz dengan antena receiver 5,8 GHz Balanis, C. A., 2005. Antenna Theory Analysis and
yaitu 330o. Design (3rd Edition). New Jersey: John Wiley
Pada saat pengujian dilakukan di depan & Sons, Inc.
Laboratorium Telekomunikasi, ketika menggunakan Chao, H., Cao, Y. & Chen, Y. 2010. Autopilots for
antena default masih dapat mengirim sinyal. Nilai level Small Unmanned Aerial Vehicles: A Survey.
sinyal yang didapat yaitu -77,18 dBm, sedangkan antena International Journal of Control, Automation
yang dirancang masih dapat mengirim sinyal dengan and System 8: 36. doi:10.1007/s12555-010-
nilai level sinyal yaitu -68,85 dBm walaupun nilai level 0105-z.
sinyalnya masih lebih baik di Lapangan Hasan, I., Evan M. 2014. Spektrum dan Analisis
Telekomunikasi. Hal ini dikarenakan banyak halangan frekuensi. Yogyakarta: Universitas Sanata
(pohon, gedung). Dharma.
Pada saat pengujian dilakukan di belakang Pambudhi, H.T. 2010. Analisis Kekuatan Daya Receiver
Laboratorium Telekomunikasi, ketika menggunakan Signal Level (RSL) Menggunakan Piranti
antena default masih dapat meghasilkan gambar Sagem Link Terminal di PT. Pertamina EP
walaupun dengan kualitas yang buruk. Kualitas yang Region Jawa. Semarang: Universitas
buruk dilihat dari level sinyal yang didapat yaitu -79,74 Diponegoro.
dBm daripada saat menggunakan antena yang dirancang
dengan nilai level sinyal yaitu -73,33 dBm. Hal ini
dikarenakan ketika menggunakan antena default, pola
radiasi antena receiver 5,8 GHz (Monopole) yaitu
omnidirectional. Pada saat meggunakan antena yang
dirancang pola radiasi antena receiver 5,8 GHz (Helix)
yaitu unidirectional.

4. SIMPULAN
Pada penelitian ini berhasil dilakukan
perancangan dan optimasi Antena Hexaquad
Omnidirectional, Antena Helix 10 lilitan, dan Antena
Vertical Pentaquad 471,25MHz. Performasi
perancangan dan optimasi dilakukan dengan melakukan

Anda mungkin juga menyukai