Anda di halaman 1dari 17

1. Apa itu diagram Roset dan kegunaannya?

Diagram Roset merupakan suatu diagram berbentuk lingkaran yang


menunjukan data-data arah dan frekuensi untuk setiap katagori atau kelompok.
Diagram roset pada geologi struktur bermanfaat untuk menentukan orientasi strike
dan dip suatu struktur batuan dan mineral. Hasil pengolahan ini dapat digunakan
untuk membantu mendapatkan gambaran struktur geologi di bawah permukaan.
Diagram roset ini digunakan untuk mengetahui arah umum dari bidang kekar dan
bidang perlapisan. Contoh lain, diagram roset dalam geologi dapat membantu untuk
menggambarkan arus purba (paleocurrent).

Fungsi:

1. Umumnya digunakan untuk plotting orientasi kekar atau joint dan dike.
2. Pada geologi sedimentasi, roset diagram menunjukkan data paleocurrent.
3. Selain di bidang geologi, aplikasi roset diagram dilakukan untuk plotting arah dan
frekuensi angin.

Langkah pembuatan Roset Diagram:

1. Tuliskan data-data dari arah kekar


2. Buat kelompok sudut dengan interval 10o
3. Kelompokan arah kekar kedalam interval sudut
4. Hitung data untuk setiap interval
5. Hitung pesentasenya (Persentase = Jumlah data / Total Jumlah Data x 100%)
6. Gambar digram roset berupa lingkaran
7. Bagi sudut diagram roset sesuai interval yang sudah ditentukan sebelumnya.
8. Proyeksikan data yang dimiliki pada diagram rose.
9. Dapatkan hasil dari proyeksi

2. Apa itu struktur geologi? Dan jelaskan jenis – jenisnya?

Struktur Geologi adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Geologi erat hubungannya
dengan tektonik, karena proses deformasi adalah akibat dari tektonik. Pengertian
umum geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai
bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.

Strike dan Dip

adalah sikap atau karakteristik dalam batuan yang dihasilkan oleh forces geologi maupun
sekarang setelah batuan terlipat (ditekuk) atau faulted (retak dan bergerak di
sepanjang celah jarak yang cukup jauh)

a) Srike

adalah garis imajiner dengan arah kompas membangun pada permukaan tempat sedimen
atau kesalahan di mana semua titik pada garis yang elevasi setara - arah kompas
biasanya ditunjukkan sebagai bantalan.

b) Dip

adalah garis imajiner membangun menuruni lereng di tempat sedimen atau fault arah dip
tegak lurus terhadap arah strike dan biasanya dinyatakan dalam bantalan dan sudut
kemiringan (dip) diukur dari bidang horizontal ke bagian atas tempat atau fault,
sudut dip tidak boleh melebihi 90 derajat

Jenis Jenis Struktur Geologi

Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk
dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu:
(1). Kekar (fractures) dan Rekahan (cracks)
(2). Perlipatan (folding)
(3). Patahan/Sesar (faulting)
Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur
struktur, yaitu:

1. Kekar (Fractures)
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum
dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb
c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan
karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar akibat proses deformasi (Tectonic Joint) sangat berhubungan dengan gaya yang
menyebabkan tegasan dan keterikan (Stress and Strain), lalu kekar dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :

1) Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan/rekahan yang terbentuk akibat adanya
tekanan (comprassing), dan membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut
lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup.

Contoh dari kekar gerus Shear joint

2) Tension Joint adalah retakan/rekahan yang terbentuk akibat adanya tarikan dan
berpola sejajar dengan arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.

Contoh dari kekar tegangan (tension joint)


3) Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang terbentuk akibat
hilangnya atau pengurangan tekanan, dan berpola tegak lurus dengan arah gaya
utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.

Lalu kekar yang terbentuk karena bukan pengaruh gaya disebut Non Tectonic Joint,
dan di bagi menjadi :

1) Srinkage Joint
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul akibat pendinginan
(kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti
pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk polygonal yang memanjang.

2) Sheeting Joints
Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah.Kekar seperti ini terjadi terutama
pada batuan beku.Sheet joint terbentuk akibat penghilangan beban batuan
yang tererosi. Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal.

2. Lipatan (Folds)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya sehingga batuan
bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk
lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu :
a) Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas
b) Lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan
menjadi :
Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
Lipatan Harmonik atau Disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau
tidaknya sumbu utama.
Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.
Lipatan Chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.
Lipatan Isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar.
Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.
Pegunungan Lipatan (Folded Mountains) sebagai hasil dari produk tektonik (orogenesa).

Lipatan Antiklin (Anticline folds) Lipatan Sinklin (Syncline folds)

Lipatan Rebah (Recumbent folds) Lipatan Chevron (Chevron folds)

Lipatan Disharmonic Lipatan Ptigmatik


Lipatan Klin Bands Lipatan, Lengseran, Patahan

3. Patahan/Sesar (fault)

Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami “pergeseran
yang berarti” pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault
Plain) atau rekahan tunggal. Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur
yang terdiri dari beberapa sesar minor. Jalur sesar atau jalur penggerusan,
mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai
puluhan kilometer. Kekar yang memperlihatkan pergeseran bisa juga disebut sebagai
sesar minor. Rekahan yang cukup besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang
disebut Fissure, tidak termasuk dalam definisi sesar.

Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif
pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka
konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan
kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
1. Dip Slip Faults – adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined) dan
pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi
disepanjang arah kemiringannya. Sebagai catatan bahwa ketika kita melihat
pergeseran pada setiap patahan, kita tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang
sebenarnya bergerak atau jika kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan
melalui pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang mempunyai
kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan
sebagai “hanging wall block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai
“footwall block”.

Dip Slip Fault terbagi lagi atas :


- Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun terhadap
Foot-Wall.
- Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik terhadap Foot-
Wall.

2. Normal Faults – adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional
horisontal pada batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah
mengalami pergeseran relatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”.

3. Horsts & Gabens – Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi sebagai
akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang
pasangan dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang demikian,
maka bagian dari blok-blok yang turun akan membentuk “graben” sedangkan
pasangan dari blok-blok yang terangkat sebagai “horst”. Contoh kasus dari pengaruh
gaya tegasan tensional yang bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah “East
African Rift Valley” suatu wilayah dimana terjadi pemekaran
benua yang menghasilkan suatu “Rift”. Contoh lainnya yang saat ini juga terjadi
pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat Amerika Serikat, yaitu di
Nevada, Utah, dan Idaho.

Gambar Sesar / Patahan Normal yang disebabkan oleh gaya tegasan tensional
horisontal, dimana hangingwall bergerah kebagian bawah dari footwall.

Gambar Rangkaian patahan normal sebagai hasil dari gaya tegasan tensional horisontal
yang membentuk “Horst” dan “Graben”.

4. Half-Grabens – adalah patahan normal yang bidang patahannya berbentuk


lengkungan dengan besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagian bawah
sehingga dapat menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.
Gambar Patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan besar
bidang kemiringannya semakin mengecil kearah bagian bawah.

Gambar Berbagai jenis patahan normal sebagai hasil dari gaya tegasan
tensional horisontal .

5. Reverse Faults – adalah patahan hasil dari gaya tegasan kompresional horisontal
pada batuan yang bersifat retas, dimana “hangingwall block” berpindah relatif
kearah atas terhadap “footwall block”.
Gambar Reverse Fault sebagai hasil dari gaya tegasan kompresional, dimana bagian
hangingwall bergerak relatif kebagian atas dibandingakan footwallnya .
6. A Thrust Fault adalah patahan “reverse fault” yang kemiringan bidang patahannya
0.
lebih kecil dari 15 . Pergeseran dari sesar “Thrust fault” dapat mencapai hingga
ratusan kilometer sehingga memungkinkan batuan yang lebih tua dijumpai menutupi
batuan yang lebih muda.

Gambar 7.11 Thrust Fault adalah suatu patahan “reverse fault” yang bidang patahannya
0
mempunyai kemiringan kurang dari 15
7. Strike Slip Faults – adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal
mengikuti arah patahan. Patahan jenis ini berasal dari tegasan geser yang bekerja di
dalam kerak bumi. Patahan jenis “strike slip fault” dapat dibagi menjadi 2(dua)
tergantung pada sifat pergerakannya. Dengan mengamati pada salah satu sisi bidang
patahan dan dengan melihat kearah bidang patahan yang berlawanan, maka jika
bidang pada salah satu sisi bergerak kearah kiri kita sebut sebagai patahan “left-
lateral strike-slip fault”. Jika bidang patahan pada sisi lainnya bergerak ke arah
kanan, maka kita namakan sebagai “right-lateral strike-slip fault”. Contoh patahan
jenis “strike slip fault” yang sangat terkenal adalah patahan “San Andreas” di
California dengan panjang mencapai lebih dari 600 km.
Gambar Strike Slip Fault adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal
mengikuti arah patahan

Sesar mendatar terbagi lagi atas :


1. Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih
mendekati pengamat.
2. Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih
mendekati pengamat.
Gambar : Peta sebaran batuan yang memperlihatkan pergeseran (off set) batuan
disepanjang bidang patahan mendatar (strike slip fault) jenis “left-lateral strike-slip
fault” dimana blok kiri bergerak relatif ke selatan dan blok kanan bergerak relatif ke
utara.
8. Transform-Faults adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi pada
batas lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan lainnya secara
horisontal. Jenis patahan transform umumnya terjadi di pematang samudra yang
mengalami pergeseran (offset), dimana patahan transform hanya terjadi diantara
batas kedua pematang, sedangkan dibagian luar dari kedua batas pematang tidak
terjadi pergerakan relatif diantara kedua bloknya karena blok tersebut bergerak
dengan arah yang sama. Daerah ini dikenal sebagai zona rekahan (fracture zones).
Patahan “San Andreas” di California termasuk jenis patahan “transform fault”.

Gambar : Patahan jenis “Transform-Fault” hanya terjadi diantara batas kedua pematang
samudra
Gambar : Kenampakan sesar naik (reverse fault & thrust fault), sesar mendatar (strike slip
fault & transform fault) dan sesar normal di lapangan
3.Komponen – komponen yang ada di peta topografi?

Peta topografi adalah suatu peta yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran
roman muka bumi dan dimensinya. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua
atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta

Komponen-komponen Peta
1. Judul Peta , diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet
peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan badan
koordinasi survai dan pemetaan nasional (BAKOSURTANAL).

2. Legenda Peta , penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta. Bagian ini
adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca peta
jika tidak ada legendanya.

3. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan
sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Dalam peta
topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus perhitungan : jarak dimedan
sebenarnya = jarak di peta x skalanya. (Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000;
1:100000) cara membacanya adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah 25000
cm di medan sebenarnya atau 25km.
4. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis
horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta
dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat
geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang
untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. Penulisanya biasanya denga
koordinat geografis, derajat, menit dan detik (Contoh : 940 15’ 114,4”) biasanya
disertakan “L” untuk Lintang dan “B” untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring
jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta.
Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8 angka
atau 12 angka. Untuk peta w:st=”on” Indonesia ada 2 acuan pokok dalam koordinat
ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS atau LCO masing masing dengan
acuan 00 yang berbeda.

5. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai
sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena
merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling
memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi
yang lebih tinggi, itulah cirri garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah
dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar.

Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di
tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya
biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval
konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter,
maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan
sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola
huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur
dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan
dan “O” merupakan puncak atau Kawah.
6. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir
peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi
bisa berubah sewaktu waktu.

7. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara
Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada
perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti kita
ketahu Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu utara
magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green Land.
Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02
detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari
mengkonversi antara utara magnetic dengan utara Peta. Biasanya akan dicantumkan
di setiap lembar peta.

Anda mungkin juga menyukai