Anda di halaman 1dari 12

Bentang Alam Eolian

Bentang alam Aeolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena adanya aktivitas
angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Terjadinya gurun pasir sendiri
lebuh diakibatkan karena adanya pengaruh iklim dan merupakan bukan hasil khusus dari agen
geologi tertentu. Akan tetapi didalam gurun pasir ini banyak berhubungan dengan pengaruh
pengerjaan angin.
Gurun pasir diartikan sebagai suatu daerah yang curah hujan kuraqng dari 26 cm/tahun.
Empat jenis gurun dapat dibedakan yaitu :
1. Gurun di daerah garis lintang tinggi (kutub) yang tertutup oleh es/ salju abadi
2. Gurun didaerah garis lintang menengah di daerah cekungan benua seperti gurun gobi
yang dicirikan oleh curah hujan sedikit dan suhu pada musim panas tinggi
3. Gurun yang dipengaruhi oleh aliran angina dari daerah subtropik ke daerah tropic seperti
gurun sahara dengan hamper tidak ada curah hujan dan beda tinggi suhu harian sangat
tinggi
4. Gurun pesisir seperti yang terdapat di Peru yang memiliki arus dingin pada daratan besar
dipesisir barat.
gurun pasir tropic terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS dan disepanjang daerah
yang tropik terus menerus, yaitu pada daerah mempunyai tekanan udara tunggi dengan udara
sangat panas dan kering.

Selain angin sebagai media utamanya masih ada 2 faktor yang lainnya yaitu: pasokan pasir
(sand supply) yang kontinyu dan jarangnya vegetasi di lokasi yang bersangkutan.
Keadaan di Indonesia yang berupa kepulauan berpeluang terbentuknya morfogenesa eolian.
Peluang tersebut paling besar akan dijumpai di pantai-pantai dari pulau yang berhadapan dengan
samudra lepas. Pantai yang dimaksud adalah pantai barat Sumatra, selatan Jawa.
Sulawesi, dan selatan Irian. Salah satu lokasi morfogenesa eolian yang terbagus di
Indonesia adalah di Pantai Parangtritis.

gumukpasir di daerah sekitar pantai Parangtritis Yogyakarta merupakan salah satu


bentukan aeolian yang terdapat di Indonesia. Selain menjadi objek penelitian
geomorfologi daerah ini juga kerap dijadikan objek wisata

Morfogenesa Aeolian Pantai Parangtritis merupakan suatu kompleks morfologi yang


sekuensial. Sebagai embrio dari morfologi tersebut adalah pembentukan pematang gisik
(beach ridge) di bagian paling selatan, berada di zona garis pantai. Selanjutnya ketika
pengaruh air laut secara langsung sudah kurang dominan, di sebelah utaranya berurutan
terbentuk morfologi gumuk pasir (sand dune) jenis longitudinal (memanjang), barchan
(bulan sabit) dan transversal (melintang). Sekuen gumuk pasir seperti itu akan berakhir
di muara Sungai Opak yang terletak 4 km di sebelah barat Pantai Parangtritis.
Faktor-faktor Pembentuk Bentang Alam Aeolian
Faktor-faktor yang membentuk bentang alam Aeolian di domonasi oleh angin,
factor-faktor itu antara lain :
1.      Erosi oleh Angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi 2 yaitu deflasi dan abrasi. Deflasi adalah prose
terlepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh
angin. Abrasi adalah proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-
partikel yang terbawa oleh aliran angin.
proses abrasi oleh angin sering dijumpai membentuk struktur-struktur batuan yang
artistik. Proses abrasi umum dijumpai di daerah beriklim semi gurun-gurun, di mana
kelembapan udara yang kecil tidak menambah densitas butiran material sehingga mudah
tertransport oleh angin

2.      Transportasi oleh Angin


Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan cara transportasi oleh air
yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara
umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa
secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi
meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).

mekanisme transportasim material lepasan oleh angin

3.      Pengendapan oleh Angin


Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan maka
material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
Faktor yang mempengaruhi bentang alam Eolian antara lain adalah :
1. Proses angin, sebagai agen geologi yang mempunyai kecepatan tertentu
tergantung iklim dan arah yang tertentu.
2. Suplai material, yang umumnya berukuran pasir atau lebih halus.
3. Pertumbuhan vegetasi, yang akan mempengaruhi kestabilan bentang alam,
terutama pembentukan dune.

Dune atau Sand Dune

Gumuk pasir / sand dunes adalah gundukan sedimen lepas yang tingginya beberapa
meter, tersusun oleh butiran berukuran pasir, mulai diendapkan tidak jauh dari area erosi,
gerakan partikel dominan bersifat bed load. Menurut Emmons (1960, dalam
Thornbury, 1969), dune ini biasanya mempunyai ketinggian antara 6 m sampai 20 m,
tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter. Sedangkan
kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya.
Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m per
tahun. Bentuk morfologi dari gumuk pasir ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu,
pasokan pasir, vegetasi, dan kekuatan angin. Pembentukan gumuk pasir terjadi akibat dari
penumpukkan partikel pasir yang menyebabkan gangguan aliran udara di bagian
belakang gumuk, hingga memicu pengendapan pasir.
Menurut Hace (1941, dalam Thornburry, 1964), bentang alam dune dibagi menjadi 3
macam yaitu 

1. Transverse dune

Adalah bukit pasir asimetris memanjang tegak lurus terhadap arah angina,
mempunyai lereng landau kea rah angina datag dan berlereng curam kea rah
bawah angun, umumnya terbentuk di daerah bervegetasi jarang, kekuatan angina
sedang, muatan pasir banyak.

2.
Longitudinal dune

Adalah bukit pasir sempit panjang, penampang melintangnya umumnya simetri,


sejajar dengan arah angina, terbentuk jika pasirnya banyak dan anginnya tetap dan
kuat. Bukit pasir ini dapat terbentuk oleh perkembangan Parabolic dune atau oleh
dua arah angina yang saling bertemu menghasilkan resultant arah angina.
3. Parabolic dune

Adalah dune yang berbentuk seperti sekop. Lereng yang searah angun curam dan
cembung. Bila berkembang terus bentuknya akan menjadi seperti parabola dengan
ujung-ujung runcing seperti tanduk mengarah berlawanan dengan arah angina.
Parabolic dune terbentuk bila ada jalur vegetasi tegak lurus arah angina, dan
terdapat celah yang tidak bervegetasi. Angina yang membawa pasir menerobos
celah ini.

4. Barchan
dune merupakan dune yang mempunyai sayap yang searah dengan arah angin.
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi oleh
topografi/tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan
penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat.
Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar,
serta mempunyai puncak dan sayap.
5. Seif merupakan barchan yang sayapnya memanjang ke arah samping, biasanya
yang memanjang hanya satu sayap saja. Seif adalah longitudinal dune yang
berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat
kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang. Misalnya di
Arabian Sword, seif berasosiasi dengan barchan dan berkebalikan antara
barchan menjadi seif. Perubahan yang lain misalnya dari seif menjadi lee
dune.
PROSES EOLIAN

Proses geologi yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.

1. Transportasi

Transportasi (pemindahan) sedimen oleh angin terbagi menjadi bed load (muatan
dasar) dan suspended load (muatan layang)

 Berdasarkan pada gerakan partikel sedimen, bed load dapat berupa saltation
(lompatan) atau creeping/rolling (rayapan).

1) Erosi
Erosi
oleh angin
terbagi
menjadi deflasi
dan abrasi.
 Deflasi : proses lepasnya tanah dan partikel-partikel sedimen dari batuan yang
diangkut dan dibawa oleh angin

 Abrasi : adalah proses penggerusan permukaan batuan oleh partikel-partikel pasir

2)

Morfologi Deflasi

a. Cekungan deflasi (deflation hollow / blow out) : morfologi depresi, dikelilingi


gumuk pasir.
b. Lantai gurun (desert pavement) : permukaan gurun yang ditutupi oleh serakan
butiran sedimen lepas berukuran kerikil

3) Morfologi Abrasi

a. Ventifact : bongkah batuan di permukaan gurun yang permukaannya terpoles


oleh abrasi.
b. Yardang : singkapan batuan yang terabrasi, seringkali menyerupai lunas perahu
terbalik.

4) Deposisi

Ketika kecepatan angin berkurang, partikel pasir yang dibawa akan diendapkan.
Ada 2 morfologi hasil deposisi angin:

 Gumuk pasir (sand dunes) : gundukan sedimen lepas yang tingginya beberapa
meter, tersusun oleh butiran berukuran pasir, mulai diendapkan tidak jauh dari
area erosi, gerakan partikel dominan bersifat bed load.

 Loess : hamparan sedimen lepas yang tersusun oleh butiran berukuran lanau dan
lempung, diendapkan sangat jauh dari area erosi, akibat transportasi suspended
load.

Evolusi dari Bentang Alam Eolian (deserts landscape).


1. Alluvial fans merupakan bentukan fan yang berupa deposisi material sedimen
yang berada di bagian kaki dari bukit.

2. Bahada hampir sama dengan alluvial fan.


3. Playa lake dan playa. Playa lake terbentuk di cekungan di antara bahada yang
terisikan oleh air hujan. Pada playa lake ini terkadang terjadi evaporasi atau
infiltrasi oleh air.Jika tidak terisi oleh air (kering) maka daerah ini disebut sebagai
playa.

Daftar pustaka
https://www.scribd.com/doc/304110617/Bentang-Alam-Eolian
https://www.slideshare.net/mdzakialbiruni/bentang-alam-eolian
https://docplayer.info/58231622-Bentang-alam-eolian-1-cekungan-deflasi-di-
gurun-gobi.html

Anda mungkin juga menyukai