Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Niat dalam Amal

Mari kita ajukan sebuah pertanyaan, ‘’Apakah yang menjadi penyebab amal ibadah kita
tidak diterima Alloh Swt?’’ Jawaban yang paling mendasar adalah karena salah niat.
Di akhirat kelak ada seorang mujahid yang mati di medan perang,seorang yang rajin sedekah, dan
seorang lagi pembaca Al-Quran, namun mereka masuk neraka. Mengapa? Karena salah dalam niat. Mari
kita simak keterangan berikut ini.
Abu Hurairoh ra meriwayatkan, bahwa ia pernah mendengar Rosululloh Saw bersabda, ‘’Manusia yang
pertama diadili padahari Kiamat nanti adalah orang yang mati di medan jihad. Orang itu didatangkan di
hadapan Alloh. Kemudian, ditunjukkan segala kenikmatan yang telah diberikan kepadanya. Dan, ia
mengakuinya.
Alloh bertanya kepadanya, ‘’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’’ Ia menjawab, ‘’Aku telah
berperang membela agama-Mu.’’ Lalu, Allah berkata,
‘’Engkau berbohong. Engkau berperang agar orang-orang menyebutmu seorang pemberani.’’ Kemudian,
Alloh memerintahkan agar amalnya dihitung di pengadilan-Nya. Akhirnya, orang itu dimasukkan ke
neraka.
Kemudian, seorang penuntut ilmu sekaligus rajin membaca Al Quran, dihadapkan kepada Alloh. Lalu,
ditunjukkan segala kenikmatan yang telah diberikan kepadanya. Dan, ia mengakuinya. Alloh bertanya,
‘’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’’ Dia menjawab, ‘’Aku menuntut ilmu, mengamalkannya dan
aku membaca Al Quran dengan mengharap ridho-Mu.’’
Alloh berkata kepadanya, ‘’Engkau berbohong. Engkau mencari ilmu supaya orang menyebut engkau
sebagai seorang alim. Dan, engkau membaca Al Quran agar orang lain menyebutmu rajin membaca Al
Quran.’’ Kemudian, Alloh memerintahkan agar amalnya dihitung di pengadilan-Nya. Akhirnya, orang itu
dimasukkan ke neraka.
Selanjutnya, seorang kaya raya dan terkenal dermawan, dihadapkan kepada Alloh. Lalu, ditunjukkan
segala kenikmatan yang telah diberikan kepadanya. Dan, ia mengakuinya. Alloh bertanya, ‘’Apa yang
telah engkau lakukan di dunia?’’ Ia menjawab, ‘’Semua harta yang aku miliki tidak aku sukai, kecuali aku
sedekahkan karena-Mu.’’
Lalu, Alloh berkata, ‘’Engkau berbohong. Engkau melakukan itu agar orang-orang menyebut engkau
sebagai dermawan dan murah hati.’’ Kemudian Alloh memerintahkan agar amalnya dihitung di
pengadilan-Nya. Akhirnya, orang itu dimasukkan ke neraka.
Abu Hurairah berkata, ‘’Kemudian, Rosululloh menepuk pahaku dan berkata, ‘’Wahai Abu Hurairoh,
mereka adalah manusia pertama yang merasakan panasnya api neraka Jahanam di hari kiamat nanti.’’
(Hadist Riwayat Muslim)
Subhanalloh! Padahal bukankah mati syahid itu sangat besar ganjarannya di sisi Alloh Swt. Akan tetapi
ganjaran yang besar itu tak akan pernah ada jika ternyata orang tersebut salah niat. Tidak fokus dalam
niatnya. Betapa rugi sekali orang seperti ini.
Seorang pencari ilmu yang sudah memiliki gelar berderet-deret, pekerjaan yang mentereng dengan gaji
yang besar. Namun, ternyata untuk semua hal-hal duniawi itulah dia mencari ilmu. Bukan demi ridho
Alloh. Demi sanjungan dan penghargaan dari manusia yang memandangnya sebagai
orang berilmu. Maka, sia-sialah semua itu di hadapan Alloh Swt.
Seorang pembaca Al Quran yang rajin tilawah dan merdu suaranya, namun ternyata bukan ridho Allh
yang dikejarnya meski yang keluar dari lisannya adalah bacaan ayat-ayat Al Quran. Ia mengejar decak
kagum dari manusia yang menyebutnya sebagai seorang qori atau qoriah. Ia mengejar sertifikat, piala
dan hadiah-hadiah dari lomba-lomba pembacaan Al Quran. Maka, semua yang diperbuatnya menjadi
percuma di hadapan Alloh Swt.
Termasuk juga orang yang bergiat dalam dunia dakwah. Bisa jadi yang ada di dalam hatinya adalah
harapan agar dipandang oleh orang sebagai seorang dai. Yang ada dalam pikirannya adalah angka-angka
berapa honor yang akan ia terima. Tiidak ada Alloh di hatinya, meski yang ia sampaikan adalah ayat-ayat
Al Quran dan hadits-hadits Rosululloh Saw.
Seorang yang gemar mendermakan hartanya, namun bukan penialian Allloh yang ia harapkan, maka ia
telah tersesat dalam niatnya. Apa yang ia harapkan adalah kekaguman orang lain yang memandangnya
sebagai seorang dermawan. Apa yang ia harapkan adalah sorotan dan jepretan kamera wartawan yang
akan memberitakan perihal kegiatannya membagi-bagi sebagian dari hartanya.
Saudaraku, jadi bukan karena kurang kerja keras, amal menjadi tidak bernilai, tetapi karena salah niat
yang tidak fokus kepada Alloh Swt.
‘’Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (QS. Adz
Dzariyat (51):56).
Jelas sekali ayat ini menegaskan kepada kita dengan terang-benderang bahwa sudah semestinya yang
menjadi fokus kita adalah Alloh Swt dalam setiap amal perbuatan kita. Sehingga apa yang kita lakukan
menjadi bernilai ibadah di hadapan Alloh Swt.
Jika Alloh Swt menjadi fokus kita, maka niscaya akan tenang hati kita. Mengapa ada orang yang ketika
merasa disakiti oleh orang lain, kemudian dia tenggelam dalam rasa kecewa, sakit hati dan dendam
berkepanjangan? Kemudian, ia pun tersiksa oleh perasaannya itu. Mengapa demikian? Karena dia hanya
fokus kepada mahluk, kepada manusia yang telah menyakitinya itu.
Lain halnya jika orang itu kemudian fokus kepada Alloh semata, Dzat yang Maka Kuasa atas segala
sesuatu, maka niscaya akan terobati rasa sakit hatinya. Hidupnya akan menjadi tenang dan tenteram
kembali. Karena ia yakin segala sesuatu terjadi atas izin-Nya, dan tidak ada kejadian di alam raya ini
yang terjadi secara sia-sia, pasti ada kebaikan yang terkadung di dalamnya.
Ingat rezeki, segera fokus kepada Alloh yang menggenggam rezeki. Ingat ke anak, segera fokus kepada
Alloh yang telah menitipkannya kepada kita. Ingat ujian sekolah segera fokus kepada Alloh yang telah
mengkarunia akal pikiran. Ada yang memfitnah, segera fokus kepada Alloh Dzat Yang Maha Mengetahui
apa yang benar dan apa yang salah. Punya hutang, segera fokus kepada Alloh Yang Maha Kaya.
Jika yang menjadi fokus kita hanya Alloh, maka Insya Alloh, Dia akan membimbing kita dalam setiap
aktifitas kita. Sehingga setiap yang kita lakukan bisa mencapai tingkat yang maksimal. Fokus kepada
Alloh akan menghadirkan semangat yang luar biasa di dalam hati kita. Seperti para mujahidin di medan
jihad, ketika hanya Alloh yang menjadi fokus tujuan mereka, maka mereka akan melakoni jihad tersebut
dengan semangat bergelora tanpa ada rasa takut terhadap makhluk sedikit pun.
Betapa penting untuk fokus hanya kepada Alloh Swt, semata. Agar kita semakin semangat melihat diri
untuk lurus dalam niat, fokus hanya mengharap ridho Alloh, bukan yang selain-Nya. Dan, meraih prestasi
terbaik di dunia dan akhirat.
3 Resep Pribadi Unggul
1. Bisa Melakukan Percepatan diri.
Orang yang unggul memiliki waktu sama tapi isi berbeda. Seperti dalam waktu yang bersamaan. ada
yang memanfaatkan waktu untuk main, ada yang tidur, ada juga yang sedang beribadah.
contoh lain ketika sepertiga malam terakhir, ada yang bergadang, ada yang tidur pulas, ada juga yang
tahajud dan tafakur. Waktunya sama, tapi isi beda.
Semua orang memiliki jatah waktu yang sama 24 jam sehari. Jadi masalahnya bukan waktu tapi siapa
yang bisa lebih pintar dalam mengisi waktunya.
Kualitas keislaman seseorang bisa dilihat dari kemampuannya menjauhi perbuatan dan perkataan yang
tidak ada manfaat / sia-sia.
2. Bisa Berhasil Memasuki Sistem yang Unggul.
Bergaul dengan penjual minyak wangi, akan ikut harum. bergaul dengan pandai besi akan bau bakaran,
bergaul dengan ahli Sholat Tahajud akan terbawa ikut sholat tahajud.
Ibarat naik mobil, tergantung dengan mobil yang ia masuki, ikut dalam satu mobil bila mobilnya pelan,
maka akan ikut pelan. bila ikut mobil yang cepat, maka akan kebawa cepat.
Makanya masuk dalam lingkungan sitem yang unggul, kita terbawa unggul.
3. Memiliki Hati yang Bersih (Qolbun Salim).
Orang yang berhati kotor akan kontra produktif, untuk sombong saja bisa cape, untuk riya, ingin dipuji
orang itu makan waktu, pikiran dan biaya.
Tapi bagi orang yang berhati bersih, tidak ada waktu untuk riya, sombong, dengki kepada karunia yang
diberikan Allah kepada orang lain.
maka orang yang berhati bersih, akan cenderung lebih cepat mendapatkan yang terbaik karena Allah
lebih suka kepadanya, dan dia benar-benar efektif menggunakan potensinya.
Untuk lebih jelasnya, silahkan dengarkan tausiyah singkat Aa dibawah ini (Berdurasi 6:43)

Empat akibat buruk harta haram


Empat akibat buruk harta haram terhadap penerimaan ibadah seorang muslim.
(1) Sedekahnya tertolak. “Siapa mengumpulkan harta haram lalu mensedekahkannya, tidak ada pahala,
dan dosa untuknya” – (HR Ibnu Huzaimah)
(2) Shalatnya tidak diterima. “Siapa membeli pakaian dengan harga 10 dirham dan 1 dirham di antaranya
dari uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakannya” – (HR
Ahmad)
(3) Hajinya sia-sia. “Jika seseorang keluar untuk melakukan haji dengan nafkah haram, lalu dia
mengendarai tunggangan dan mengatakan, ‘Labbaik, Allaahumma labbaik!’ Maka, yang berada di langit
menyeru, “Tidak labbaik dan engkau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraan haram
dan hajimu mendatangkan dosa lagi tidak diterima” – (HR Thabrani)
(4) Silaturahimnya tidak berpahala. “Siapa mendapatkan harta dari dosa, lalu dengannya dia
bersilaturahim atau bersedekah atau berinfak di jalan Allah, maka Allah akan menghimpun seluruhnya,
lalu Dia melemparkannya ke dalam neraka”. Nabi saw. pun bersabda, “Sebaik-baik agamamu adalah al-
wara’ (berhati-hati)” – (HR Abu Dawud)
َ ‫سوَا‬
‫ك‬ ِ ‫ن‬ َّ ‫ك َع‬
ْ ‫م‬ ْ ‫ك وَأَ ْغنِنِى بِ َف‬
َ ‫ض ِل‬ َ ‫ح َرا ِم‬
َ ‫ن‬ َ ِ‫حالَل‬
ْ ‫ك َع‬ ْ ‫م‬
َ ِ‫اك ِفنِى ب‬ َّ ‫اللَّ ُه‬
Allahummak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa aghniniy bi fadhlika ‘amman siwaak. [Ya Allah,
cukupkanlah aku dengan yang halal dari-Mu dan jauhkanlah aku dari yang Engkau haramkan.
Cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dan jauhkan dari bergantung pada selain-Mu]. (HR. Tirmidzi no.
3563 dan Ahmad 1: 153. Kata Tirmidzi

Anda mungkin juga menyukai