Anda di halaman 1dari 7

II.

3 PERKEMBANGAN ANAK

II.3.1 DEFINISI

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan seseorang
yang dapat diramalkan sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelekktual, dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.

II.3.2 TAHAP PERKEMBANGAN ANAK

II.3.2.1 0-6 BULAN

Selama periode usia ini, otak anak sedanng berkembang dengan bantuan nutrisi
dari saat dalam kandungan dan paparan zat kimia (obat, tembakau, alkohol, dan
obat-pobatan lain). Otak anak terutama berkembang di daerah bawah yang
mengontrol perilaku refleksif seperti menggenggam, menangis, tidur, dan makan.
Seorang anak siap dibentuk oleh interaksi dari lingkungan sekitarnya, namun sangat
rentan terhadap trauma, di mana bahkan pada bayi sekalipun, hal ini dapat
memengaruhi perhatian, memori, bahasa, dan kemampuan berpikir.

II.3.2.2 6-12 BULAN

Otak anak berkembang dengan pesat terutama di tingkat korteks serebral yang lebih
tinggi, di mana area ini memengaruhi kemampuan motorik seperti mencubit dan
sensorik seperti melihat dan mengenali warna. Pada umur ini, anak akan sangat
sensitif terhadap nutrisi—ketika anak tidak menerima protein dan kalori yang
adekuat, kesehatan fisik dan mentalnya akan terganggu. Di usia ini, anak juga mulai
belajar bahasa, terutama bahasa dari orang yang merawatnya.

II.3.2.3 12-24 BULAN

Otak anak mulai membangun jalur-jalur koneksi neuron dengan mengulangi dan
melatih tugas-tugas baru (memegang sendok, mengubah kebiasaan merangkak
menjadi berjalan). Anak sudah cukup matang untuk mengingat kejadian yang terjadi
di awal hari, dengan kata lain, kemampuan memori sudah berkembang di sini. Anak
juga dapat memusatkan perhatian pada kemampuan berbahasa, namun sangat
rentan terhadap perubahan permanen melalui paparan toksin atau stresor seperti
kekerasan dalam rumah tangga. Dari segi nutrisi, anak memerlukan diet tinggi lemak
(dari ASI, susu formula, atau whole milk) untuk mendukung pertumbiuhannya.

II.3.2.4 24-36 BULAN


Dalam usia ini, otak anak mampu memperkuat sirkuit motoriknya sehingga terjadi
perkembangan pesat dalam kemampuan motorik kasar seperti berjalan, makan,
memanjat, mencubit, dan melompat. Kemampuan memecahkan masalah juga
sudah mulai berkembang, anak menjadi terbuka dan fleksibel untuk mempelajari
bahasa lain karena pusat bahasa masih sangat aktif.

Pada usia ini, anak harus menemukan dan menetapkan perbedaan diri yang positif
melalui eksplorasi yang di dunia, mengembangkan kemampuan komunikasi,
merasakan respons orang lain, menggunakan memori dan belajar dasar-dasar
kontrol diri, belajar memisahkan pikiran dari perasaan melalui pengalaman
kesempatan untuk membuat keputusan, menyadari batas-batas diri, dan membuat
solusi pribadi untuk masalah sederhana (memilih makanan, pakaian, aktivitas, dan
lainnya).

Dari aspek fisik, anak mampu berlari, menendang, memanjat, melempar bola,
melompat, menarik barang, dan mendorong barang. Kemampuan fisik sangat
meningkat untuk memanipulasi objek-objek kecil dengan tangan, makan dengan
sendok, mulai berpakaian sendiri, dan membangun menara dengan 6-7 kubus. Anak
juga mampu belajar mengontrol defekasi dan urinasi.

Dari segi emosional, anak perlu mengembangkan rasa diri dan melakukan beberapa
hal untuk dirinya sendiri; menikmati pujian, mengemukakan kekuatannya;
mengatakan "Tidak!" sering; menunjukkan banyak emosi: tertawa, menjerit,
mengamuk, menangis dengan keras; takut suara keras, gerakan cepat, binatang
besar, dan kepergian ibu (atau pengasuh utama).

Dari segi sosial, anak masih menganggap ibu (atau pengasuh utama) sangat
penting; tidak suka orang asing; Meniru dan berupaya berpartisipasi dalam perilaku
orang dewasa seperti mencuci piring, mengepel lantai, merias wajah; Mampu
berpartisipasi dalam kegiatan (seperti mendengarkan cerita) dengan orang lain.

Dari segi mental, anak Terus belajar melalui indera; masih sangat penasaran;
Memiliki rentang perhatian yang pendek; Menggunakan kalimat tiga hingga empat
kata; Mulai menyanyikan lagu-lagu sederhana dan membuat sajak; Menikmati
(kadang-kadang menuntut) pengulangan kegiatan dan pengalaman yang konsisten
(mis., Memiliki rutinitas sebelum tidur).

Dari segi moral, biasanya muncul mandiri dan ingin menjadi baik tetapi belum cukup
dewasa untuk dapat melakukan sebagian besar janji yang dibuat.

II.3.2.5 36-48 BULAN

Di usia ini berat badan anak sudah mencapai 80% dari berat badannya saat
dewasa. Koneksi neuron akan terbentuk melalui stimulasi reguler. Koneksi yang
sering digunakan akan tumbuh lebih pesat, sedangkan koneksi neuron yang jarang
digunakan akan melemah (misalnya, ketika seorang anak dipaparkan dengan
bahasa Inggris dan Spanyol di rumah akan lebih cenderung menjadi bilingual
daripada anak yang dipaparkan bahasa Inggris di rumah dan bahasa Spanyol di
sekolah).

Anak sudah harus mampu belajar membedakan realita dan fantasi, nyaman dengan
identitas seksual pribadi, belajar membuat hubungan dan perbedaan antara
perasaan, pikiran, dan aksi, serta belajar memecahkan masalah dengan inisiasi dan
kreasi.

Dari segi fisik, anak sudah mampu berlari, melompat, dan mulai memanjat tangga;
mungkin mulai naik becak; mencoba apa saja; sangat aktif; cenderung
mengembara; Coretan di lingkaran; suka bermain dengan lumpur, pasir, cat jari, dll.;
mulai menyusun puzzle sederhana dan mainan konstruksi; Gaunnya cukup bagus,
tapi masih tidak bisa mengikat sepatu. Anak sudah mampu makan sendiri dengan
sendok atau garpu dan mengatasi kebutuhan toilet secara mandiri, dan mulai
penasaran akan fungsi-fungsi tubuhnya.

Dari segi emosi, anak peka terhadap perasaan orang lain terhadap dirinya sendiri;
Mengembangkan kemandirian; Mungkin memiliki rasa takut pada orang yang tidak
biasa, kegelapan, binatang, dll. Sangat ingin menyenangkan orang dewasa dan
bergantung pada persetujuan, cinta, dan pujian mereka; Dapat menyerang secara
emosional pada situasi atau orang ketika memiliki perasaan merepotkan

Dari segi sosial, Ibu (atau pengasuh utama) masih sangat penting, tetapi anak
tersebut dapat meninggalkannya untuk waktu yang singkat, meniru orang dewasa
dan mulai memperhatikan perbedaan dalam cara pria dan wanita bertindak; Mulai
lebih tertarik pada orang lain dan mulai bermain kelompok, meskipun kelompok tidak
terbentuk dengan baik; suka perusahaan, tetapi tidak siap untuk permainan atau
kompetisi.

Dari segi mental, anak terus belajar melalui indera fisik, banyak menggunakan
imajinasi; mulai bermain dramatis dan bermain peran; suka memainkan peran orang
dewasa (ibu, ayah, pemadam kebakaran, astronot, superhero, dll.); Mulai
mengamati dan mengenali hubungan sebab-akibat. Ingin tahu dan ingin tahu;
Menunjukkan minat pada kata-kata dan tulisan.

Dari sisi moral, anak mulai mengetahui benar dan salah, menganggap pendapat
orang lain tentang dirinya sendiri penting, lebih mengendalikan diri dan kurang
agresif, dan menggunakan ancaman verbal yang ekstrem ("Aku akan
membunuhmu!") Tanpa memahami implikasi penuh.

II.3.2.6 48-60 BULAN

Selama tahap perkembangan ini, otak anak akan membuat jalur-jalur baru yang
memungkinkan seorang anak untuk membangun fondasi pikiran abstrak dengan
membuat simbol (misalnya, menggunakan sisir seakan-akan seperti mikrofon),
mengembangkan empati dengan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain
(misalnya, bagaimana guru-guru atau dokter merasakan, berpikir, dan bekerja?) dan
melatih kategorisasi dan kemampuan menyortir (misalnya, berapa banyak sayuran
yang dapat dimasukkan ke dalam sup?).

Anak sudah harus mampu membedakan realita dan fantasi, nyaman dengan
identitas seksualnya, belajar menghubungkan dan membedakan perasaan, pikiran,
dan aksi, serta belajar memecahkan masalah dengan inisiasi dan kreasi.

Dari segi fisik, anak sangat aktif, konsisten “saat bepergian,” dan terkadang agresif
secara fisik dan memiliki pertumbuhan otot yang cepat.

Dari segi emosi, anak menunjukkan banyak nama panggilan; dapat menuntut dan /
atau mengancam, seringkali suka memerintah, menuntut, dan agresif; pergi ke
ekstrem (suka memerintah, lalu malu); sering merengek, menangis, dan mengeluh.
Anak-anak sering "menguji" orang lain untuk melihat siapa yang dapat dikontrol,
seringkali sombong, terutama tentang dirinya dan keluarganya. Anak-anak memiliki
kepercayaan diri dan dunia yang tumbuh, dan mulai mengembangkan perasaan
tidak aman

Dari segi sosial, anak benar-benar perlu bermain dengan orang lain; akan selektif
tentang teman bermain ketika bermain dalam kelompok dan sering memiliki
hubungan yang rumit, memiliki imajinasi yang baik dan suka meniru kegiatan orang
dewasa, kurang bergantung pada agresi fisik dan belajar untuk berbagi, menerima
aturan, dan bergiliran.

Dari segi mental, anak memiliki kosa kata yang besar (1.500 hingga 2.000 kata), dan
terpesona oleh kata-kata dan suara-suara konyol, Mengenali kata-kata yang dikenal
dalam buku atau tanda sederhana (misalnya, tanda STOP), mungkin dapat
mencetak nama sendiri, mulai menghitung hal-hal, Suka mengejutkan orang dewasa
dengan bahasa "kamar mandi", Selalu ingin tahu; berbicara sepanjang waktu dan
mengajukan banyak pertanyaan, mimpi buruk Pengalaman, Memiliki teman
khayalan dan kehidupan fantasi yang aktif.

Dari segi moral, anak mulai menyadari mana yang baik dan benar, biasanya
memiliki hasrat untuk melakukan hal yang benar namun cenderung menyalahkan
orang lain untuk kesalahan pribadi.

II.3.3 PENILAIAN TAHAP PERKEMBANGAN

II.3.3.1 DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST)

Denver Developmental Screening Test (DDST) : Denver II adalah sebuah metode


asesmen yang di gunakan untuk menilai perkembangan anak dengan umur kurang
dari 6 tahun. Tes ini dikembangkan oleh William K. Frankenburg dan J.B. Dodds
pada tahun 1967 (William K. Frankenburg & Dodds, 1967). DDST merefleksikan
persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas
perkembangan tertentu, untuk kemudian dibandingkan dengan perkembangan anak
yang seusia. DDST menilai 4 sektor perkembangan, yaitu:
1. Personal Sosial (penyesuain diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi).

2. Motorik Halus - Adaptif (koordinasi mata-tangan, kemampuan memainkan dan


menggunakan benda - benda kecil, serta pemecahan masalah).

3. Bahasa (mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa).

4. Motorik Kasar, yaitu duduk, berjalan, dan melakukan gerakan umum otot besar
lainnya.

Dalam perkembangannya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir


adalah Denver II, yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan
DDST-R (Resived Denver Developmental Screening Test) (W. K. Frankenburg,
Dodds, Archer, Shapiro, & Bresnick, 1992). Perbedaan Denver II dengan skrining
terdahulu terletak pada item-item tes, bentuk, interpretasi dan rujukan.

Denver Development Screening Test (DDST): Denver II digunakan untuk membantu


dalam identifikasi awal perkembangan terhadap masalah dan penundaan pada
anak-anak pra-sekolah, yaitu usia kurang dari 6 tahun. Menurut studi yang
dilakukan oleh The Public Health Agency of Canada, DDST adalah metode tes yang
paling banyak digunakan untuk skrining masalah perkembangan anak. Meskipun
dapat dilakukan pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun, namun idealnya
Denver II dilakukan oleh anak usia 3 atau 4 bulan, kemudian saat usia 10 bulan dan
3 tahun. Hal ini dilakukan untuk memudahkan evaluasi perkembangan anak.

Tes Denver II adalah alat bantu untuk menilai tingkat perkembangan anak usia
sesuai dengan tugas untuk kelompok umurnya pada saat melakukan tes. Denver II
dapat digunakan untuk memonitor dan memantau perkembangan bayi atau anak
dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan atau kelainan perkembangan secara
berkala. Tes ini juga tidak untuk mendiagnosa ketidakmampuan dan kesukaran
belajar, gangguan bahasa atau gangguan emosional, subtitusi evaluasi diagnostik
atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah pada perbandingan
kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain yang
seumurnya. Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan
usia anak yang terbagi menjadi empat sektor yang dinilai, yaitu : Personal Social,
Fine Motor Adaptive, Language, Gross Motor. Pada setiap item soal, pemeriksa
wajib memasukan skor nilai di setiap soal pada semua sektor. Dimana Nilai P =
Pass/Lulus, Nilai F = Fail/Gagal, Nilai R = Refusal/Menolak, Nilai NO = No
Opportunity/Tak Ada Kesempatan.
ii.3.3.2 INTERPRETASI

Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 bagian. Bagian-


bagian tersebut antara lain adalah:

a. Normal
Bila tidak ada skor “Terlambat” (0 D) dan ≤ 1 “Peringatan” (1 C). Jika hasil ini
di dapat, lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan berikutnya.
b. Suspek/diduga ada keterlambatan
Bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat” (1 D) dan/atau ≥ 2 “Peringatan” (2 C).
Catatan, D dan C harus disebabkan Gagal (F), bukan disebabkan penolakan
(R). Jika hasil ini di dapat, lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang
untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau
kelelahan.
c. Tidak dapat diuji Bila terdapat ≥ 1 skor “Terlambat” (1 D) dan/atau ≥ 2
“Peringatan” (2 C). Catatan, dalam hal ini, D dan C harus disebabkan
Penolakan (R), bukan disebabkan kegagalan (F). Jika hasil ini di dapat,
lakukan uji ulang 1-2 minggu mendatang.

Anda mungkin juga menyukai