Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I

“KALORIMETER”
Tanggal Pengumpulan : 23 OKTOBER 2017
Tanggal Praktikum : 18 OKTOBER 2017
Waktu Praktikum : 13.30-15.00 WIB

Nama : Muhammmad Dhiya Ulhaq


NIM : 11170163000060
Kelompok : 7 (Tujuh) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Bella Nurhaliza (11170163000056)

Kelas : Pendidikan Fisika 1B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
“KALORIMETER”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menentukan besarnya energi listrik yang diterima
kalorimeter
2. Mahasiswa dapat menentukan besarnya energi kalor yang dilepaskan
kalorimeter
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai kesetaraan kalor-listrik pada
kalorimeter
4. Mahasiswa dapat menentukan jenis kalorimeter
5. Mahasiswa dapat lebih memahami materi kalorimeter pada
perkuliahan Fisika Dasar
6. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari rangkaian seri dan rangkaian
paralel pada kalorimeter

B. DASAR TEORI
Kalorimeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur
kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter
campuran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor
jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan dalam bejana lain yang
agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat seperti
gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar
pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi (Keenan,
1980).

Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus dan melepas kalor
maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga
berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu
zat juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat (Soedojo, 1999)
Jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur suatu zat dan
massanya (Giancoli, 1997).

Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak


ada energi yang lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum
yang berlaku pada proses ini adalah hukum azas black yaitu:

Qlepas = Qterima
Q = m x c x ∆T

Q = kalor yang dibutuhkan (kalor)


m = massa benda (gram)
c = kalor jenis (kal/gram°C)
∆T = perubahan suhu (°C) (Zemansky, 1986)

Energi termal adalah energi kinetik acak dari partikel yang


menyusun suatu sistem. Panas Q adalah energi termal yang berpindah dari
suatu sistem pada suatu temperatur ke sistem yang lain yang mengalami
kontak/bersentuhan dengannya, tetapi benda pada temperatur yang lebih
rendah. Satuan SInya adalah Joule, satuan-satuan lain yang digunakan untuk
panas adalah kalori (1 kal=4,184 J). (Bueche, 2006).

Panas jenis benda dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan


benda sampai temperatur tertentu yang mudah diukur dengan
menempatkannya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui
dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem
terisolasi dengan sekitarnya, maka panas yang keluar dari benda sama
dengan panas yang masuk ke air dan wadahnya. Prosedur ini disebut dengan
kalorimetri dan wadah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter.
Misalkan m adalah massa benda, c adalah kalor jenis dan To adalah
temperatur awal. Jika T1 adalah temperatur akhir benda dalam nejana air,
maka panas yang keluar dari benda adalah
Qkeluar = m x c (To – T1)
Jika To adalah temperatur awal air dan wadahnya dan T1 adalah
temperatur akhir benda dan air, maka panas yang diserap oleh air dan
wadahnya adalah :
Qmasuk = ma x ca (T1 - To) + mk x ck (T1 - To)

Dengan ma dan ca adalah massa dan panas jenis air dan mk dan ck
adalah massa dan panas jenis wadah (kalorimeter). Karena jumlah panas ini
sama, panas jenis c benda dapat dihitung dengan menuliskan panas yang
keluar dan yang masuk :
Qkeluar = Qmasuk
Ma (To – T1) = ma x cw (T1 - To) + mw x cw (T1 - To)

Karena hanya beda temperatur yang ada dalam persamaan di atas


dan karena kelvin dan celcius berukuran sama, maka semua temperatur
dapat diukur dalam skala celcius maupun kelvin tanpa mempengaruhi hasil
(Muran, 2004).

Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada


kumparan kawat penghantar yang dimasukan ke dalam aqudes (air suling).
Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar (akibat perbedaan potensial)
pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan
energinya. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan
konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan tersebut
menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi kalor /
panas.
Hal itu terjadi karena adanya energi listrik . Energi listrik dapat
dirumuskan dengan :
𝑊 = 𝑉 .𝑖 .𝑡
𝑊 = energi listrik (Joule)
𝑉 = tegangan listrik (Volt)
𝑖 = arus listrik (Ampere)
𝑡 = waktu/ lama aliran listrik (sekon)

Karena adanya energi listrik yang diterima oleh kalorimeter dan


energi kalor yang dilepas oleh kalorimeter kita dapat menentukan besarnya
kesetaraan kalor-listrik dengan persamaan berikut :
𝑊
𝛾=
Qair+kalorimeter
𝑉.𝑖.𝑡
𝛾 = (mkCk
+ maCa)ΔT

𝛾 = kesetaraan kalor
𝑚𝑎 = massa air dalam kalorimeter (gram)
𝑐𝑎 = kalor jenis air (kal/gr oC)
𝑚𝑘 = massa calorimeter (gram)
𝑐𝑘 = kalor jenis calorimeter (kal/gr oC)
Δ𝑇 = perubahan suhu (°C)

C. ALAT DAN BAHAN


NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Kalorimeter
2 Power supply (Catu Daya)

3 2 buah Multimeter Digital


(Arus & Tegangan)

4 Kabel penghubung

5 Gelas Ukur & Air

6 Termometer

7 Neraca Digital
8 Stopwatch

D. LANGKAH KERJA
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Siapkan semua peralatan

2 Timbang massa kalorimeter


kosong dengan neraca digital
(mk), kemudian timbang massa
kalorimeter kembali yang
sudah terisi air (ma = mak – mk)
3 Ukur suhu awal kalorimeter
yang berisi air
4 Rangkai catu daya dengan
multimeter secara seri (untuk
mengukur arus) dan secara
paralel (untuk mengukur
tegangan) kemudian sambung
dengan kalorimeter bersi air
dan masukkan termometer ke
dalam kalorimeter berisi air.
Kemudian nyalakan catu daya
5 Aduk terus air dalam
kalorimeter sambil melihat
perubahan suhu pada
termometer setelah pengaliran
energi listrik selama 3 menit,
dan lihat pula nilai arus dan
tegangan yang tertera pada
layar multimeter
6 Lakukanlah percobaan seperti
diatas dengan massa air yang
berbeda (50 ml, 80 ml, 120 ml)

E. DATA PERCOBAAN
Massa air pertama (Volume air = 50 ml)
No mk (kg) ma (kg) T0 (oC) Tt (oC) V I (A) t (s)
1 131x10-3 49x10-3 28 33 8,41 1,14 180
2 130x10-3 48x10-3 29 34 8,38 1,20 180
3 130x10-3 48x10-3 29 34 8,41 1,15 180

Massa air kedua (Volume air = 120 ml)


No mk (kg) ma (kg) T0 (oC) Tt (oC) V I (A) t (s)
1 130x10-3 116x10- 28 31 8,40 1,17 180
3

2 131x10-3 118x10- 28 30 8,45 1,18 180


3

F. PENGOLAHAN DATA
PERCOBAAN I PERCOBAAN II
Massa air pertama (volume air 50 ml) Massa air pertama (volume air 120 ml)

Mencari ∆𝑻 = Tt – T0 = 33 – 28 = 5oC Mencari ∆𝑻 = Tt – T0 = 31 – 28 = 3oC

1. Q = m × c × ∆𝒕 1. Q = m × c × Δt
Q = 49 g ×1 J/g°C × 5°C Q = 116 g × 1 J/g oC × 3°C
Q = 245 J Q = 348 J

W=V×i×t W=V×i×t
W = 8,41 ×1,14 × 180 W = 8,40 ×1,17 × 180
W = 1725,7 J W = 1769,04 J

𝑽 ×𝒊 × 𝒕 𝑽 ×𝒊 × 𝒕
𝜸= 𝜸=
(𝒎𝒌 𝒄𝒌 + 𝒎𝒂 𝒄𝒂 )𝜟𝒕 (𝒎𝒌 𝒄𝒌 + 𝒎𝒂 𝒄𝒂 )𝜟𝒕
8,41 × 1.14 × 180 8,40 × 1.17 × 180
𝛾= 𝛾=
(131 × 0,214 + 49 × 1) 5 (130 × 0,214 + 116 × 1) 3
1725,7 1769,04
𝛾= = 4,480 𝛾= = 4,1
385,17 431,46

Mencari ∆𝑻 = Tt – T0 = 34 – 29 = 5oC Mencari ∆𝑻 = Tt – T0 = 30 – 28 = 2oC

2. Q = m × c × ∆𝒕 2. Q = m × c × Δt
Q = 48 g ×1 J/g°C × 5°C Q = 118 g × 1 J/g C × 2°C
Q = 240 J Q = 236 J

W=V×i×t W=V×i×t
W = 8,38 ×1,20 × 180 W = 8,45 ×1,18 × 180
W = 1810,08 J W = 1794,78 J
𝑽 ×𝒊 × 𝒕 𝑽 ×𝒊 × 𝒕
𝜸= 𝜸=
(𝒎𝒌 𝒄𝒌 + 𝒎𝒂 𝒄𝒂 )𝜟𝒕 (𝒎𝒌 𝒄𝒌 + 𝒎𝒂 𝒄𝒂 )𝜟𝒕
8,38 × 1.20 × 180 8,45 × 1.18 × 180
𝛾= 𝛾=
(130 × 0,214 + 48 × 1) 5 (131 × 0,214 + 118 × 1) 2
1810,08 1794,78
𝛾= = 4,774 𝛾= = 6,14
379,1 292,06
Mencari ∆𝑻 = Tt – T0 = 34 – 29 = 5oC

3. Q = m × c × ∆𝒕
Q = 48 g ×1 J/g°C × 5°C
Q = 240 J

W=V×i×t
W = 8,41 ×1,15 × 180
W = 1740,8 J

𝑽 ×𝒊 × 𝒕
𝜸=
(𝒎𝒌 𝒄𝒌 + 𝒎𝒂 𝒄𝒂 )𝜟𝒕
8,41 × 1.15 × 180
𝛾=
(130 × 0,214 + 48 × 1) 5
1740,8
𝛾= = 4,591
379,1

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan kalorimeter kali ini menerapkan prinsip Asas
Black, yang dimana Asas Black berbunyi “Jumlah kalor yang dilepas oleh
materi yang bersuhu lebih tinggi akan sama dengan jumlah kalor yang
diterima oleh materi yang suhunya lebih rendah”
Melalui kalorimeter ini juga kita dapat mengetahui nilai dari besarnya
energi listrik, dan nilai kesetaraan kalorlistrik dari air. Pada percobaan ini
juga terjadi konversi energi listrik menjadi energi kalor. Kemudian energi
yang diakibatkan oleh muatan listrik (statis) atau ion (positif atau negatif)
yang menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam
konduktor (penghantar listrik), gerakan partikel (energi kinetik) yang acak
inilah yang menyebabkan munculnya energi kalor, jadi itulah mengapa bisa
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kalor karena gerakan
elektron dalam konduktor.
Pada percobaan pengukuran nilai kalorimeter menunjukkan bahwa
massa air mempengaruhi hasil dari suhu, semakin banyak air yang masuk
pada kalorimeter semakin sukar juga pertambahan suhunya, karen
perpindahan kalor yang terjadi pada air ini adalah perpindahan jenis
konverksi, karena hanya terjadi perpindahan partikel-partikel zat yang
disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Ketika air dibagian bawah memuai
akibat dipanaskan oleh pemanasan air, massa jenisnya akan berkurang
sehingga akan membuat air yang bersuhu tinggi dibagian bawah tersebut
bergerak naik (ke atas), tempatnya digantikan oleh air yang suhunya lebih
rendah, yang bergerak turun karena massa jenisnya lebih besar. Disinilah
fungsi pengaduk, agar suhu bisa cepat tersebar merata.
Menurut literatur dari fisika dasar karya Joseph W Kane tahun 1991
menyatakan bahwa kalor jenis air dan aluminium masing-masing adalah
sebesar 1 Kal/g ̊C dan 0,214 Kal/g ̊C harga kalor jenis air ini digunakan
dalam percobaan ini dan harga dari kalor jenis aluminium digunakan
sebagai perbandingan hasil dalam percobaan.
Hasil kalor percobaan ini berbeda pada literatur dari fisika dasar
karya Joseph W Kane tahun 1991, perbedaan ini terjadi karena kesalahan-
kesalahan yang terjadi selama percobaan, yaitu kurang teliti dalam
mengukur suhu air, kemungkinan ada energi yang diserap oleh benda lain
atau suhu logam waktu dipanaskan banyak yang hilang ke lingkungan,
dalam pengukuran suhu akhir campuran air belum tercampur seluruhnya,
dan kesalahan dalam perhitungan.

H. TUGAS PASCAPRAKTIKUM
1. Jelaskan analisis Anda mengenai hukum kekekalan energi pada
praktikum kalorimeter!
Jawaban :
Pada kalorimeter konversi energi listrik menjadi energi kalor pada
pemanasan air. Kemudian definisi dari energi listrik itu sendiri adalah
energi yang diakibatkan oleh muatan listrik (statis) atau ion (positif atau
negatif) yang menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron
dalam konduktor (penghantar listrik), gerakan partikel (energi kinetik)
yang acak inilah yang menyebabkan munculnya energi kalor, jadi itulah
mengapa bisa terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kalor
karena terjadi gerakan elektron dalam konduktor yang menghasilkan
energi kalor (listrik → mekanik (gerak) → kalor).
2. Bandingkan variabel pembanding konversi energi untuk masing-masing
percobaan!
Jawaban :
Massa air pertama (Volume air = 50 ml)
No mk (kg) ma (kg) T0 (oC) Tt (oC) V I (A) t (s)
1 131x10-3 49x10-3 28 33 8,41 1,14 180
2 130x10-3 48x10-3 29 34 8,38 1,20 180
3 130x10-3 48x10-3 29 34 8,41 1,15 180

Massa air kedua (Volume air = 120 ml)


No mk (kg) ma (kg) T0 (oC) Tt (oC) V I (A) t (s)
1 130x10-3 116x10- 28 31 8,40 1,17 180
3

2 131x10-3 118x10- 28 30 8,45 1,18 180


3

Dari variabel tersebut yang paling mencolok adalah massa air (kg),
perubahan suhu (oC), tegangan (V), serta arus lisrik (A). Dimana ke-4 faktor
tersebut yang sangat mempengaruhi peristiwa konversi energi.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Besarnya energi listrik (W) yang diterima kalorimeter merupakan hasil


kali Tegangan (V), Arus Listrik (A), dan lama aliran listrik (sekon).
2. Besarnya energi kalor (Q) yang dilepaskan kalorimeter merupakan hasil
kali Massa (gram), Kalor jenis (kal/gramoC), dan Perubahan suhu (oC).
3. Nilai kesetaraan kalor listik (𝛾) pada kalorimeter didapat dari besarnya
Energi listrik (W) dibagi besarnya Energi kalor (Q).
4. Terdapat beberapa jenis kalorimeter yaitu kalorimeter sederhana,
kalorimeter bom, kalorimeter elektrik, dan kalorimeter gas.
5. Teori dasar dari konsep Kalor adalah Asas Black dan Hukum Kekekalan
Energi.
6. Rangkai seri digunakan pada saat mengalirkan arus listrik (I), dan
rangkai paralel digunakan pada saat menyambung tegangan (V)

J. KOMENTAR
a. Pada praktikum ini dibutuhkan pemahaman konsep Kalor dan
Hukum kekekalan energi yang matang, agar memahami prinsip
kerja kalorimeter.
b. Kesalahan pada rangkaian bisa berakibat fatal, maka dari itu pahami
rangkaian kalorimeter dengan benar.
c. Dibutuhkan kesigapan dan pemanfaatan waktu pada saat praktikum.

K. DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick dan Eugene Hectil. 2006, Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 1997, Fisika Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kane, Joseph W. 1991, Fisika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Keenan, Charles W. 1980, Fisika Untuk Universitas Jilid I. Jakarta:


Penerbit Erlangga

Muran, Michael J. 2004, Termodinamika Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Seodojo, Peter. 2004, Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi.

Zemansky, Sears. 1986, Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Bina Cipta.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai