Anda di halaman 1dari 6

Juang Arco T

Kmb 1
Kls B eks 18

Pengkajian

Proses asuhan keperawatan pada klien dengan asma meliputi :

a. Anamnesis Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien
dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat
status atopic. Serangan pada usia dewasa dimungkinkan adanya faktor non-atopik. Tempat tinggal
yang menggambarkan kondisi tempat klien berada. Berdasarkan tempat alamat tersebut, dapat
diketahui pula faktor yang memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Status perkawinan
dan gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor pencetus
serangan asma. Pekerjaan serta suku bangsa juga dapat dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan
bahan allergen. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas klien ini adalah tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan dan diagnosis medis.

1) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama. Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma bronchiale adalah dispnea,
(bisa sampai berhari –hari atau berbulan-bulan), batuk dan mengi (pada beberapa kasus lebih
banyak paroksismal)

b) Riwayat kesehatan dahulu. Terdapat data yang menyatakan adanya faktor predisposisi
timbulnya penyakit ini, di antaranya adalah riwayat alergi dan riwayat penyakit saluran nafas.

c) Riwayat kesehatan keluarga Klien dengan asma bronchiale sering kali di dapatkan adanya
riwayat penyakit keturunan, tetapi pada beberapa klien lainnya tidak di temukan adanya penyakit
yang sama pada anggota keluarganya. Pada anamnesis, lakukan anamnesis mengenai:

Pertanyaan untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk masalah pernapasan

Pertanyaan untuk mengidentifikasi peluang untuk pendidikan tentang penyakit pencegahan dan
promosi kesehatan

Pertanyaan untuk menilai fungsi pernapasan keseluruhan

b. Pemeriksaan Fisik Perawat juga perlu mengkaji tentang kesadaran klien, kecemasan,
kegelisaan, kelemahan, suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernafasan, yang meningkat,
Juang Arco T
Kmb 1
Kls B eks 18

penggunaan otot-otot bantu pernafasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan posisi istirahat
klien.

1) Inspeksi : pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan. Inspeksi
dada terutama untuk melihat postur bentuk dan kesimetrisan, adanya peningkatan diameter
antriorposterior, sifat dan irama penafasan , dan frekuesi pernafasan.

2) Palpasi: pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi.(mengembang)

3) Perkusi: pada perkusi di dapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diagfragma
menjadi datar dan rendah.

4) Auskultasi

a) Terdapat suara vesikuler yang meningkat di sertai dengan ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih
3 kali inspirasi, dengan bunyi nafas tambahan utama wheezing pada akhir ekspirasi.

b) Perawat perlu memonitor dampak asma, meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan
darah, dll.

c) Pada saat inspeksi tingkat kesadaran juga harusnya di kaji, apakah compos mentis, somnolen,
atau koma.

d) Pengukuran output urine perlu karena berkaitan dengan intake cairan, oleh karena itu, perawat
perlu memonitor ada tidaknya oliguria, karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.

e) Perlu juga di kaji bentuk, tugor, nyeri, dan tanda-tanda infeksi, mengingat hal tersebut juga
merangsang serangan asma

c. Aktivitas

Istirahat Pada klien dengan asma gejala yang dapat ditimbulkan antara lain keletihan, kelelahan,
malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas dasar kehidupan seharihari (ADLs) karena sesak
napas. Ketidakmampuan tidur, perlu tidur sambil duduk. Dyspnea saat istirahat atau sebagai
respons terhadap aktivitas atau olahraga.
Juang Arco T
Kmb 1
Kls B eks 18

d. Sirkulasi

Tanda – tandanya antara lain adalah peningkatan tekanan darah, peningkatan frekwensi nadi atau
takikardi berat, distensi vena leher, bunyi jantung redup berhubungan dengan peningkatan
diameter AP dada, warna kulit membran mukosa normal/abu-abu/sianosis, dan sianosis perifer.

e. Makanan dan cairan Mual, muntah, nafsu makan menurun / anoreksia. Kemampuan makan
menurun karena distress pernapasan. Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan
berat badan menunjukan oedema (bronchitis).

f. Pernapasan Napas pendek / dispnea, dada terasa tertekan karena sesak, pernapasan cepat /
lambat, penggunaan otot bantu pernapasan, napas bibir, barrel chest, gerakan diafragma minimal,
bunyi napas redup dengan ekspirasi mengi, crackles atau ronchi, hipersonan atau pekak pada paru,
sianosis bibir dan pada dasar kuku.

g. Higiene Kebersihan diri buruk yang disebabkan penurunan kemampuan beraktivitas.

h. Seksualitas Libido menurun

i. Interaksi sosial Menunjukan gejala ketergantungan hubungan, kurang sistem pendukung,


penyakit lama yang tidak membaik yang ditandai dengan ketidakmampuan mempertahankan
suara, keterbatasan mobilitas fisik, kelainan hubungan dengan anggota keluarga lain

. 2. Diagnosa Keperawatan

Adapun dalam Doengoes tahun 2012 , diagnosa keperawatan yang dapat muncul yaitu:

a. Ketidakefektifan Jalan Napas Berhubungan dengan Penyakit paru obstruktif kronik, kejang
saluran napas, saluran napas alergi, lendir yang berlebihan, sekresi yang ditahan, eksudat di
alveoli, merokok / asap rokok.

b. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (ditahan


sekresi, bronkospasme, perangkap udara), perubahan membran alveolar-kapiler.

c. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Faktor biologis-dyspnea; efek


samping obat; anoreksia, mual atau muntah; kelelahan
Juang Arco T
Kmb 1
Kls B eks 18

d. Manajemen Kesehatan Mandiri yang tidak efektif Kurang pengetahuan; kompleksitas rejimen
terapeutik, Kesulitan ekonomi, Manfaat / keseriusan yang dirasakan

Adapun dalam buku saku diagnosis keperawatan NANDA tahun 2012 , diagnosa keperawatan
yang dapat muncul yaitu:

a. Intoleransi aktivitas Faktor yang berhubungan : Dispnea, kelemahan dan keletihan,


ketidakadekuatan oksigenisasi, ansietas, dan insomnia

b. Pembersihan jalan napas, ketidakefektifan Faktor yang berhubungan: Obstruksi trakeobronkial,


sekresi, yang berlebihan dan menetap, batuk tidak efektif sekunder akibat penurunan energi dan
keletihan.

c. Ansietas Faktor yang berhubungan: Dispnea, ketakutan terhadap asfiksia, berhenti merokok

d. Ketegangan peran pemberi asuhan Faktor yang berhubungan: keparahan penyakit penerima
asuhan, proses penyakit penerima asuhan, proses penyakit yang tidak dapat diprediksikan,
banyaknya dan lama pemberian asuhan yang dibutuhkan, lingkungan fisik tidak adekuat untuk
memberikan asuhan, kurang istirahat dan rekreasi bagi pemberi asuhan

e. Komunikasi verbal, hambatan Faktor yang berhubungan dengan: dyspnea

f. Koping, ketidakefektifan Faktor yang berhubungan: pribadi yang rentan terhadap,situasi krisis
(misalnya, penurunan kesehatan), sulit berhenti merokok

g. Proses keluarga, gangguan Faktor yang berhubungan: perubahan dalam peran atau struktur
keluarga, hospitalisasi atau perubahan lingkungan, penyakit kronis atau ketunadayaan anggota
keluarga.

h. Ketakutan Lihat, ansietas

i. Kekurangan volume cairan Faktor yang berhubungan dengan: ketidakadekuatan asupan cairan
sekunder akibat sulit bernapas, kehilangan cairan sekunder akibat demam dan diaforesis.

j. Pemeliharaan kesehatan, ketidakefektifan Faktor yang berhubungan: kepercayaan kesehatan,


kurang dukungan sosial, dan sulit berhenti merokok.
Juang Arco T
Kmb 1
Kls B eks 18

k. Pemeliharaan rumah, gangguan Faktor yang berhubungan: keletihan, intoleransi aktivitas, dan
kurang dukungan social

l. Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan Faktor yang berhubungan: kehilangan
nafsu makan, mual dan muntah, penurunan energi, dyspnea

m. Ketidakberdayaan Faktor yang berhubungan: program penanganan, penyakit kronis, perubahan


gaya hidup, kehilangan kendali (misalnya “sudah terlambat” untuk meningkatkan fungsi paru)

n. Defisit perawatan diri Faktor yang berhubungan: penurunan kekuatan dan ketahanan, intoleran
aktivitas.

o. Disfungsi seksual / pola seksualitas, ketidakefektifan Faktor yang berhubungan dengan:


dyspnea, kurang energi, dan perubahan hubungan

p. Insomnia Faktor yang berhubungan: ansietas, program medis (misalnya, penanganan paru),
ketidakmampuan untuk mengambil posisi tidur yang biasa dilakukan karena dyspnea, lingkungan
rumah sakit yang tidak familiar, batuk.

q. Respons penyapihan ventilator, disfungsi Faktor yang berhubungan: ketidakefektifan bersihan


jalan napas, persepsi pasien tentang ketidakcakapan untuk penyapihan, ketakutan terhadap
asfiksia, kurang motivasi, ansietas, ketidaktepatan laju menurun dukungan ventilator, riwayat
ketergantungan terhadap ventilator lebih dari satu minggu
Juang Arco T
Kmb 1
Kls B eks 18

Daftar Pustaka

Doenges, M. E., Moorhouse, M. A. Murr, A. C. (2015). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care accross the lise span. Philadelpia: FA Davis Company.

Lewis, L. et al. (2012). Medical surgical nursing assesment and management of clinical
problems. USA: Elsavier.

Anda mungkin juga menyukai