Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH

GENERATOR TIGA FASA

Pembimbing:
Drs. Roswaldi SK,SST.M.Kom

Di susun Oleh :

Kelompok IV

1. ARDILLA AGUS

2. ISLAHUDDIN FAHMI

3. BERRY DWIPA ADHA

POLITEKNIK NEGERI PADANG


2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Generator AC berfungsi utnuk merubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik


arus bolak-balik. Generator ini sering disebut juga seabagai alternator, generator AC
(alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah
putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan
sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet
yangberputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini
tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti
kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.Generator arus bolak balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
2. Konstruksi Generator Arus Bolak-balik
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1) stator,
yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2) rotor, yakni bagian
bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator terdiri
dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam
generator, kotak
terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik
yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator
yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub
sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
1.2 MAKSUD dan TUJUAN
Maksud dan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui
Generator 3 fasa berdasarkan prinsip kerjanya dan jenis-jenis dari Generator 3 fasa itu
sendiri, dimana jenis-jenis itu akan dijelaskan berdasarkan prinsip kerja masing
generator.Didalam makalah ini pun juga akan dijelaskan secara detail awal mula
generator itu bekerja sampai dengan generator ini dapat menyalurkan energi listrik dan
menjadi sumber tegangan pada akhirnya.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN


Didalam penulisan makalah ini, kami menggunakan sistematika penulisan dimana
sistematika penulisan tersebut seperti dibawah ini :

· BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar belakang penulisan makalah,
maksud dan tujuan dari makalah, dan sistematika penulisan makalah itu sendiri.

· BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas mengenai prinsip kerja generator 3 fasa itu sendiri secara
details dan penjelasan mengenai komponen beserta penjelasan cara
kerjanya.

· BAB III PENUTUP


Dalam bab terakhir ini akan dijelaskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya
mengenai generator 3 fasa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAGIAN-BAGIAN GENERATOR

Gambar 1 Konstruksi Generator Arus Bolak-balik

Stator :
1. Rumah Stator
2. Inti satator
3. Lilitan stator
4. Alur stator
5. Kontak hubung
6. Sikat
Rotor :
1. Kutub magnet
2. Lilitan penguat magnet
3. Cincin seret (slip ring)
4. Poros
Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-balik secara
elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang memutar rotor, sedangkan
energi listrik dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-
kumparan stator.
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bentuk penampang sederhana dari sebuah generator sinkron.

Gambar 2.1. Konstruksi Generator Sinkron


Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator merupakan
bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang berputar dimana
diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari Eksiter. Celah udara adalah
ruang antara stator dan rotor.
1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik khusus yang
terpasang ke rangka stator.
c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga) bentuk alur
stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup.
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan tempat
timbulnya ggl induksi.
Konstruksi Stator
Stator pada alternator merupakan gulungan kawat penghantar yang disusun sedemikian
rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pada penghantar tersebut adalah tempat
terbentuknya G.G.L induksi yang diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang
memotong kumparan penghantar stator
2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi dipisahkan oleh
isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip ring ini kemudian dihubungkan ke
sumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring.

b. Kumparan Rotor (kumparan medan)


Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam menghasilkan
medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber eksitasi tertentu.

c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros rotor
tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar. Kutub
medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan non salient pole (kutub
silinder).

a. Jenis Kutub Menonjol (Salient Pole)


Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor. Belitan-
belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh Eksiter, maka kutub
yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator sinkron
tampak seperti pada Gambar 2.3 berikut :
Gambar 2.3. Rotor Kutub Menonjol

Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan
putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh
mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik
digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena:
• Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara bising jika diputar
dengan kecepatan tinggi.

• Konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis apabila diputar
dengan kecepatan tinggi.

b. Jenis Kutub Silinder (Non Salient Pole)


Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor. Jenis
rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur terbuat
di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri
yang dienerjais oleh Eksiter. Gambaran bentuk kutub silinder generator sinkron tampak seperti
pada Gambar 2.4 berikut :
Gambar 2.4. Rotor Kutub Silinder

Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan putar tinggi
(1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga uap. Rotor silinder
baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena :
Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan putar tinggi
Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga lebih baik dari
kutub menonjol.
Konstruksi Rotor
Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan magnit eksitasi.
Kumparan medan magnit tersebut disusun pada alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada
kumparan tersebut dialiri arus searah (DC) maka akan membentuk kutub-kutub magnit utara dan
selatan
Sistem Eksitasi

Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut,
kita dapat mengatur besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar
daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan
besar (infinite bus).

Ada beberapa jenis sistem eksitasi, yaitu :

1. Sistem eksitasi static

Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari
eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya
disuplai dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui
transformator
2. Sistem eksitasi dinamik

Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai untuk
arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut
disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang
satu poros dengan generator

Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator DC

Brushless Excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya


adalah pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator
utama, maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat arang
Prosedur Pengoperasian Generator

Procedure pengoperasian generator harus mengikuti SOP (standard


operation prosedure) yang ada sebagai petunjuk operator dalam mengoperasikan
suatu unit pembangkit. Prosedur pengoperasian dalam suatu sistem pembangkit
secara umum dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :

1. Tahap persiapan

Sebelum mengoperasikan generator set perlu dilakukan prosedur


pemeriksaan secara keseluruhan. Pemeriksaan sebelum pengoperasian akan
menjamin kinerja generator berfungsi dengan baik. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum mengoperasikan generator set, yaitu :

1) Sistem start

2) Sistem pelumasan

3) Sistem pendingin

4) Sistem bahan bakar

5) Sistem kontrol

6) Sistem proteksi

7) Sistem interlock

8) Sistem governor

2. Tahap menjalankan generator

Setelah generator berputar pada kecepatan normal dan dalam kondisi baik,
maka siap dilakukan pembebanan pada sistem operasi. Pembebanan pada
generator dapat bersifat resisitif, induktif maupun kapasitif tergantung dari jenis
beban yang diterima oleh generator
3. Tahap pembebanan

Setelah generator berputar pada kecepatan normal dan dalam kondisi baik,
maka siap dilakukan pembebanan pada sistem operasi. Pembebanan pada
generator dapat bersifat resisitif, induktif maupun kapasitif tergantung dari jenis
beban yang diterima oleh generator

4. Tahap menghentikan generator

Jangan langsung mematikan mesin secara tiba-tiba. Lepaskan atau


turunkan bebannya terlebih dahulu secara perlahan-lahan, kemudian biarkan
mesin bekerja tanpa beban untuk memberikan kesempatan pada mesin
menyesuaikan temperatur kerja seiring dengan penurunan pemakaian bahan
bakar. Bila sedang diparalel generator harus dilepaskan dahulu dari hubungan
paralel

Setelah generator berhenti, lakukan pemeriksaan untuk menjamin


keandalan mesin bila generator beroperasi kembali

Sistem pada generator


Sebelum memulai mengoperasikan generator, perlu diketahui sistem-sistem

untuk operasi generator, yaitu :

a. Sistem start (starting system)

Sebelum mengoperasikan generator, perlu diperhatikan spesifikasi dari


mesin generator. Data mesin generator dapat diketahui dari buku manual yang
dikeluarkan oleh pabrik. Hal-hal yang perlu dikenali dari data pada mesin
generator, yaitu :

Mesin :

Diameter silinder, Langkah, Jumlah dan letak silinder, Letak silinder,


Langkah volume per silinder, Volume total langkah, Putaran normal, Putaran
engkolan operasi
Generator :

Frekwensi, Tegangan antar fasa, Arus maximum, Daya keluar, Cos j,


Eksitasi, Kemampu

b. Sistem bahan baker (fuel system)

Sistem bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke ruang


bakar dengan takaran yang sesuai dengan kerja mesin diesel. Umumnya, bahan
bakar yang banyak dipakai pada mesin generator diesel adalah minyak solar atau
minyak IDO (ignation diesel oil).

Keterangan :

1) Tangki bahan Bakar

2) Filter pertama

3) Pompa pemindah

4) Filter kedua

5) Pompa injeksi bahan bakar

6) Rumah pompa

7) Pipa bahan bakar bertekanan tinggi


8) Injector

9) Orifice saluran bahan bakar kembali dan perata tegangan

10) Pipa saluran bahan bakar kembali ke tangki

c. Sistem pelumasan (lubricating system)

Fungsi dari pelumasan pada mesin generator adalah untuk mengurangi gaya
gesek pada mesin, untuk pendinginan, dan pencegahan karat

Keterangan :

1) Panci pelumas

2) Saluran isap pompa pelumas

3) Pompa pelumas

4) Pendingin pelumas filter

5) filter

6) Saluran penampung pelumas

7) Saluran pelumas ke turbo

8) Saluran pelumas dari turbo

kembali ke panci pelumas

9) By pas valve
Setelah mesin panas beroperasi normal, pelumas dari panci pelumas (oilpan) (1)
melewati saluran isap (2) terus ke pompa pelumas (3). Pompa pelumas akan
meneruskan pelumas ke cooler (pendingin pelumas) (4) dan kemudian ke filter,
pelumas diteruskan ke seluruh penampung pelumas oil (oil manipold) (6) yang
terletak di dalam blok silinder. Untuk selanjutnya diteruskan ke bagian-bagian
yang perlu dilumasi. Sementara lewat saluran (7) pelumas akan diteruskan ke
turbo. Dari turbo, pelumas masuk kembali ke panci pelumas lewat saluran (8).

d. Sistem pendinginan (coolant system)

Sistem pendinginan menggunakan air murni (fresh water) yang tidak


menggandung kadar garam atau kotoran-kotoranpenyebab korosi mesin. Air
murni ini berfungsi mendinginkan silinder block dan turbo charger yang
merupakan bagian terpanas dari sistem dan sebagian panas gas pembakaran
tersebut dipindahkan secara langsung kefluida pendinginnya

Keterangan :

1) Tutup tangki

2) Tangki air pendingin

3) Pompa air pendingin

4) Oil cooler

5) Air pendingin masuk blok silinder dan kes eilinder head


6) Air keluar dari mesin

7) Pipa air pendingin masuk menuju cooler

8) Cooler tempat pendingin air pendingin mesin

9) Pipa air masuk ke tangki

10) Thermostart

11) Pompa sirkulasi air cooling tower

12) Air pendingin dari cooling tower

13) Air pendingin ke cooling tower

e. Sistem udara masuk (intake valve) dan sistem udara keluar (exhaust
valve)

Sistem pemasukan udara ini berfungsi untuk menyalurkan udara murni ke


dalam ruang bakar pada saat langkah hisap. Jumlah dan kualitas udara yang akan
masuk ke dalam selinder (ruang bakar) sangat penting bagi kinerja motor diesel
generator

Sistem pembuangan udara yang dikenal dengan knalpot pada mesin


berfungsi untuk menyalurkan gas bekas sisa pembakaran ke udara luar dan
sekaligus berfungsi sebagai peredam getaran akibat ledakan pembakaran serta
tekanan gas buang. Fungsi sebagai peredam getaran ini sangat penting, mengingat
getaran yang berlebihan dapat mempercepat keausan komponen-komponen motor
itu sendiri
Keterangan :

1) Penangkap pasir

2) Filter udara

3) Blower kompresor

4) After cooler

5) Manifold udara masuk

6) Silinder mesin

7) Manifold gas buang

8) Turbin

9) Gas buang keluar


2.2 TEORI DASAR

Berapapun ukurannya, semua generator listrik, baik ac maupun dc, bergantung kepada
prinsip induksi magnet. EMF diinduksikan dalam sebuah kumparan sebagai hasil dari
(1) kumparan yang memotong medan magnet, atau
(2) medan magnet yang memotong sebuah kumparan.
Sepanjang ada gerak relative antara sebuah konduktor dan medan magnet, tegangan akan
diinduksikan dalam konduktor. Bagian generator yang mendapat induksi tegangan adalah
armature. Agar gerak relative terjadi antara konduktor dan medan magnet, semua generator
haruslah mempunyai dua bagian mekanis yaitu rotor dan stator.

Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama
dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki
tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada masing-masing
fasa
Besar tegangan generator bergantung pada :

1. Kecepatan putaran (N)

2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)

3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)

Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan
frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan :

f = pn/120

dimana :

f = frekuensi tegangan (Hz)

p = jumlah kutub pada rotor

n = kecepatan rotor (rpm)


2.2.1 KARAKTERISTIK BEBAN

1. Generator Tanpa Beban (Beban Nol)


Jika poros generator diputar dengan kecepatan sinkron dan rotor diberi arus
medan If, maka tegangan E0 akan terinduksi pada kumparan jangkar stator
sebesar :
E0 = cn􀇼
dimana :
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f= fluks yang dihasilkan oleh If
Generator arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus jangkarnya
akan nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena besar
ggl induksi merupakan fungsi dari flux magnet, maka ggl induksi dapat
dirumuskan: Ea = f (􀇼), yang berarti pengaturan arus medan sampai kondisi
tertentu akan mengakibatkan ggl induksi tanpa beban dalam keadaan
saturasi.

• Gambar 26 Karakteristik generator tanpa beban Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar
tidak mengalir pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar.

• Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah
harganya, akan diperoleh harga E0 seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.
• Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai titik
saturasi (jenuh)

Gambar 27 Generator beroperasi tanpa beban

Gambar di atas adalah generator sinkron 2 kutub, tanpa beban digerakkan oleh turbin dengan
kecepatan konstan. Terminal outputnya A, B, C & N dengan variabel exciting current Ix.
Rangkaian pengganti generator tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 28 Rangkaian representsi generator tanpa beban


Eo adalah tegangan terminal dan netral. Semakin besar Ix, semakin besar Eo dengan proporsi
yang sama. Ketika terjadi saturasi kenaikan tegangan Eo semakin kecil dengan penambahan nilai
Ix yang sama. Karakteristik ini hampir sama dengan generator DC. Kurva saturasi dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 29 Kurva saturasi generator tanpa beban

2. Generator Berbeban
Tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban resistif, beban
induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan berpengaruh terhadap tegangan beban
dan faktor dayanya. Gambar 4 menunjukkan jika beban generator bersifat resistif mengakibatkan
penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor daya sama dengan satu. Jika beban generator
bersifat induktif terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya terbelakang
(lagging). Sebaliknya, Jika beban generator bersifat kapasitif akan terjadi kenaikan tegangan
yang cukup besar dengan faktor daya mendahului (leading).
• Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan terminal Vt
akan berubah – ubah pula.
• Hal ini disebabkan adanya :
- Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)
- Jatuh tegangan karena reaktansi bocor
jangkar (XL)
- Jatuh tegangan karena reaktansi Jangkar
Gambar . Rangkaian Generator Berbeban
• Persamaan tegangan pada generator berbeban adalah:
Ea = VΦ + IaRa + j IaXs
Xs = XL + Xa
dimana:

Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt)


VΦ = tegangan terminal output per phasa (Volt)
Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm)
Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm)
XL = reaktansi bocor per phasa (ohm)
Xa = reaktansi reaksi jangkar per phasa (ohm)

Karakteristik dan Penentuan Parameter


Tanpa Beban : E0 = E0 (If)
• Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat ditentukan
dengan melakuka n test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah– langkah sebagai
berikut :
- Generator diputar pada kecepatan nominal
- Tidak ada beban yang terhubung pada
terminal
- Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga
maksimum secara bertahap
- Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus
medan (If)
2.2.2 SISTEM PENGUAT ( EXCITER )
Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan keluaran
generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus penguat relatif konstan.
Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan arus penguatan sebanding dengan
kenaikan beban. Gambar 5 menunjukkan sistem arus penguatan pada generator dan karakteristik
tegangan keluarannya.

Gambar 5 Prinsip Kerja Exciter Generator

Keterangan :
Garis lengkung 1 : Karakteristik tegangan keluar tanpa beban yang
diperoleh dari medan magnet minimum.
Garis lengkung 2 : Karakteristik tegangan dengan penambahan arus
penguatan maksimum.
Garis lengkung 3 : Karakteristik yang bervariasi dengan mengatur arus
penguatan sesuai kebutuhan beban.
2.2.3 OPERASI PARALEL ALTERNATOR
Alternator dapat dihubungkan secara parallel untuk :
(1) meningkatkan kapasitas keluaran dari suatu system melebihi apa yang didapat dari satu unit,
(2) berfungsi sebagai daya cadangan tambahan untuk permintaan yang suatu ketika bertambah,
atau
(3) untuk pemadaman satu mesin dan penyalaan mesin standby tanpa adanya pemutusan aliran
daya.
Ketika alternator-alternator yang sedang beroperasi pada frekuensi dan tegangan terminal yang
berbeda, kerusakan parah dapat terjadi jika alternator-alternator tersebut secara mendadak
dihubungkan satu sama lain pada satu bus yang sama (satu titik hubung). Untuk menghindari ini,
mesin-mesin tersebut harus disinkronkan dahulu sebelum disambungkan bersama-sama. Ini
dapat dicapai dengan menghubungkan satu generator ke bus (bus generator), dan mensinkronkan
generator lainnya sebelum keduanya disambungkan. Generator dikatakan sinkron jika memenuhi
kondisi berikut:
(1) Tegangan terminal yang sama. Diperoleh dengan menyetel kekuatan medan bagi generator
yang hendak masuk ke dalam rangkaian (disambungkan).
(2) Frekuensi yang sama. Diperoleh dengan menyetel kecepatan prime mover dari generator
yang hendak disambungkan.
(3) Urutan fasa tegangan yang sama

2.2.4 RELAY PROTEKSI GENERATOR

Gambar Relay proteksi generator


Relay proteksi pada generator memiliki fungsi antara lain:

1. Loss excitation.

2. Over excitation.

3. Current unbalance.

4. Under and over voltage

2.2.5 SINKRONISASI GENERATOR

Generator yang dikoneksikan ke bus sistem atau generator lain harus disinkronisasi
dahulu. Disinkronisasi berarti:
1. Frekuensi generator sama dengan frekuensi sistem.
2. Tegangan generator sama dengan tegangan sistem.
3. Tegangan generator se-fase dengan tegangan sistem.
4. Urutan fase generator sama dengan urutan fase sistem.
Proses umum sinkronisasi:
1. Mengatur kecepatan regulator turbin sehingga frekuensi generator mendekati frekuensi sistem.
2. Mengatur eksitasi sehingga tegangan generator (Eo) sama dengan tegangan sistem (E)
3. Mengamati sudut fase antara Eo dan E melalui Synchroscope .

Gambar Synchroscope

Cek tegangan alternator, harus sama dengan tegangan sistem. Tunggu sampai saat jarum
penunjuk menyentuh 0, berarti kedua generator sefase.
4. Menutup line circuit breaker, menghubungkan generator ke sistem.
Umumnya sinkronisasi generator dilakukan oleh sistem secara otomatis.

Metode paralel generator sinkron:


1. Polaritas dari generator harus sama.
2. Nilai efektif tegangan harus sama (Vrms).
3. Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang
yang sama.
4. Frekuensi kedua generator dan frekuensi generator dengan jala-jala harus
sama.
5. Urutan fasa dari kedua generator harus sama.

Kerja Paralel Generator:


1. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter.
2. Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope.
3. Cara Otomatis (Memakai Modul Sinkronisasi Genset ).
Menggunakan alat yang secara otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi,
dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar
untuk paralel dapat dimasukkan.
2.3 PRINSIP KERJA GENERATOR

Generator 3 fasa memiliki 3 lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya
berbeda 1200 pada masing-masing fasa. Prinsip kerja generator tiga fasa menggunakan
hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet
yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada :
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
4. Konstruksi Generator
Generator tiga fasa terdiri dari dua bagian utama, yaitu
1. Stator, merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan bolak-balik
2. Rotor, merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang
menginduksikan ke stator.
Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi
bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang
terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat
meletakkan lilitan stator.

Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor
berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
Kelebihan dan Kekurangan Generator

• Kelebihan generator

 Tidak membutuhkan terlalu banyak kawat dan kabel yang dihubungkan pada
generator.

 Konstruksinya sederhana

 harganya lebih murah

 Selain itu slip ring juga tidak mempunyai banyak segmen-segmen berjarak.

 Saat slip ring berputar dengan kecepatan yang besar tidak mengangkibatkan
bising.

• Kekurangan generator

 Kemungkinan terjadinya peloncatan bunga api juga semakin sedikit karena jarak
antar cincin lumayan jauh, dan hal ini dapat mengangkibatkan kapasitas
tegangannya menjadi tinggi.

 Generator ini mempunyai torsi awal yang dihasilkannya lemah.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita pernah
menjumpai Generator tiga fasa,terutama di lingkup pembangkitan. Generator adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Adapun beberapa
komponen utama dari generator, yaitu rotor, stator,cincin geser,generator penguat dan pre mover.
Contoh pre mover,bisa dari air,angin, uap, disel, gas, ataupun nuklir.
DAFTAR PUSTAKA

248519292-Makalah-Generator-3-Fasa.docx

Anda mungkin juga menyukai