KELOMPOK 1 :
1. AHMAD FAUZAN (1701032012)
2. KHUSMEDI (1701031001)
3. IRVAN PRATAMA (1701032019)
4. YUGERITA FIRMANCE (1701031021)
I-A REGULER
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
USAHA DAN ENERGI
A. USAHA
1. Pengertian Usaha
Usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda
tersebut mengalami perpindahan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
gaya yang diberikan harus menyebabkan benda berpindah. Jika gaya yang di berikan
pada benda tidak menyebabkan perpindahan benda, maka usaha pada benda tersebut
sama dengan nol.
Perhatikanlah gambar orang yang sedang menarik balok. Orang tersebut dikatakan
telah melakukan kerja atau usaha. Namun perhatikan pula orang yang mendorong
dinding tembok dengan sekuat tenaga. Orang yang mendorong dinding tembok
dikatakan tidak melakukan usaha atau kerja. Meskipun orang tersebut mengeluarkan
gaya tekan yang sangat besar, namun karena tidak terdapat perpindahan kedudukan
dari tembok, maka orang tersebut dikatakan tidak melakukan kerja.
Kata kerja memiliki berbagai arti dalam bahasa sehari-hari, namun dalam fisika
kata kerja diberi arti yang spesifik untuk mendeskripsikan apa yang dihasilkan gaya
ketika gaya itu bekerja pada suatu benda. Kata ’kerja’ dalam fisika disamakan dengan
kata usaha. Kerja atau Usaha secara spesifik dapat juga didefinisikan sebagai hasil
kali besar perpindahan dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan.
Usaha yang diberikan terhadap benda dapat dilakukan oleh gaya yang besar dan
arahnya tetap maupun oleh gaya yang besar dan arahnya tidak tetap. Contoh gaya
yang besar dan arahnya selalu konstan adalah gaya gravitasi bumi, sedangkan contoh
gaya yang besar dan arahnya tidak konstan adalah gaya pegas.
Besar usaha (W) yang diberikan oleh gaya (F) dengan perpindahan benda(s), dapat
dihitung dengan persamaan :
W=Fxs
Dimana :
W = Usaha (Joule) S = Perpindahan (meter)
F = Gaya (Newton)
Usaha merupakan besaran skalar namun dapat bernilai positif atau negatif
bergantung pada arah gaya dan perpindahan. Jika gaya yang menghasilkan usaha
melawan arah gerak atau arah perindahan, maka gaya dikatakan melakukan usaha
negatif. Sebaliknya, jika gaya yang melakukan usaha searah dengan arah gerak atau
arah perpindahan, maka usaha yang dilakukan adalah usaha positif
Dari uraian di atas maka usaha dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Usaha Positif
Usaha positif merupakan sebuah usaha bernilai positif. Usaha seperti ini
dilakukan oleh gaya yang arahnya searah dengan arah perpindahan atau
membentuk sudut 0o. Untuk gaya yang searah, maka rumus usaha adalah W = F. s.
Contoh usaha positif antara lain seorang anak mendorong meja, usaha mesin mobil
saat menghidupkan mobil sehingga memiliki kecepatan, usaha mengangkat buku
ke atas dan lain sebagainya.
2. Usaha Negatif
Usaha negatif merupakan usaha yang dilakukan oleh gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah perpindahan atau membentuk sudut 180o. Contoh usaha
negatif antara lain usaha yang dilakukan oleh rem untuk menghentikan mobil,
usaha yang dilakukan gaya gesekan, dan lain sebagainya.
Selain pengertian di atas jika dihubungkan dengan energi maka Usaha dapat
didefinisikan sebagai Besarnya perubahan energi yang digunakan, sehingga selain
persamaan diatas Usaha juga dapat dirumuskan :
W = ΔE
Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji persoalan
mengenai usaha yaitu :
Persamaan diatas (W = F.s) itu hanya berlaku jika gaya yang berkerja segaris
dan searah dengan perpindahan. Jika gaya yang bekerja membentuk sudut terhadap
perpindahan maka persamaan tersebut tidak dapat digunakan. Akan dapat digunakan
jika kita menambahkan cos θ dalam persamaan tersebut. Dimana θ adalah besar sudut
antara gaya terhadap perpindahan.
Jika gaya yang diberikan pada objek membentuk sudut maka persamaannya menjadi :
W = Fx s
= (F cos θ)s
= F s cos θ
Keterangan :
Fx= gaya pada arah sumbu X (N)
W = usaha (joule )
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
θ = sudut antara gaya F dan perpindahan s
Dari persamaan di atas, usaha termasuk besaran skalar yang diperoieh dari perkaiian
titik (dot product) antara vektor gaya (F) dengan vektor perpindahan (s).
W = F. s = F s cos θ
3. Usaha Bernilai Nol (Tidak Melakukan Usaha)
Tidak semua gaya yang sudah bekerja dikatakan melalukan usaha atau semua
benda yang berpindah telah dikenai usaha. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas,
berikut ini peristiwa yang usahanya bernilai nol
Gaya penyebab ada tetapi tidak ada perpindahan. F tidak sama dengan nol dan
s sama dengan nol, contohnya adalah ketika kita mendorong tembok.
Walaupun kita sudah mengeluarkan gaya tetapi tembok tidak berpindah maka
kita dikatakan tidak melakukan usaha.
Gaya penyebab tidak ada tetapi terjadi perpindahan. Contohnya adalah ketika
kita bermain sky dan kita sedang melakukan GLB maka resultan gayanya
sama dengan nol tetapi kita mengalami perpindahan. Kejadian ini juga
tergolong usaha bernilai nol atau kita dikatakan tidak melakukan usaha.
Gaya dan perpindahan membentuk sudut 90 derajat. Contohnya ketika kita
menenteng tas dan berjalan maju, sudut yang dibentuk gaya penyebab dengan
perpindahan yang dihasilkan adalah 90 derajat. Jika kita masukkan kedalam
persamaan gaya yang membentuk sudut maka akan kita peroleh hasil Usaha
sama dengan nol atau kita dikatakan tidak melakukan usaha.
4. Konsep-Konsep Usaha
Usaha sama dengan nol jika gaya yang diberikan tidak mengakibatkan benda
berpindah. Ketika seseorang mendorong mobil mogok tetapi tidak berpindah, orang
tersebut tidak melakukan usaha meskipun ia mengalami kelelahan dan tenaganya
terkuras.
Usaha sama dengan nol jika gaya yang diberikan tegak lurus dengan
perpindahannya. Ketika seseorang membawa beban dan berjalan dengan kecepatan
konstan, orang tersebut memberikan gaya yang arahnya ke atas. Orang tersebut
bergerak maju dengan kecepatan konstan sehingga tidak ada gaya dalam arah
mendatar.
W = F cos θ
= F s cos θ
=0
Grafik di samping menunjukkan besar gaya F konstan yang bekerja pada suatu
benda sehingga benda berpindah; dari x1 ke x2.
∆x = x2 – x1
W = F ∆X
= F (X2 – X1)
= luas persegi panjang
Jadi, besar usaha yang bekerja pada suatu benda sama dengan luas daerah dibawah
grafik F-x
Usaha termasuk besaran skalar. Usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya pada
suatu benda sama dengan jumlah usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap gaya. Secara
matematis, usaha oleh berbagai gaya dirumuskan sebagai berikut.
W = W1 + W2 + W3 + ………
B. ENERGI
1. Pengertian Energi
Energi merupakan besaran yang cukup penting untuk diketahui karena tidak dapat
dilepaskan dari besaran usaha. Sementara itu, usaha merupakan besaran yang
penerapannya banyak dijumpai dalam kehidupan kita. Secara mudah dapat dipahami
bahwa energi adalah tenaga atau kekuatan.
Ada beberapa bentuk energi diantaranya : energi panas, energi bunyi, energi
angin, energi listrik, energi kinetik, energi potensial, energi mekanik. energi air, energi
cahaya, dan energi nuklir. Bunyi hukum kekekalan energi “energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu
ke bentuk yang lain".
2. Jenei-Jenis Energi
a. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda bergerak Benda
yang diam tidak mempunyai energi kinetik. Energi kinetik bergantung pada
massa dan kecepatan benda. Contoh : orag yang berlari, peluru yang meluncur
dari senapan, kipas angin yang berputar. Energi kinetik benda dirumuskan
sebagai berikut.
Ek = ½ m v 2
Keterangan:
Ek = energy kinetic (joule)
M = massa suatu benda (kg)
V = kecepatan benda (m/s)
jika benda diam maka energi kinetik benda sama dengan nol (v = 0)
Ketika benda yang mula-mula diam di atas lantai licin kemudian didorong
dengan gaya F, benda akan berpindah sejauh ∆x. Benda bergerak dengan
percepatan a hingga mencapai kecepatan akhir v. Oleh karena lantai licin (tanpa
gesekan), usaha yang diberikan gaya Fseluruhnya diubah menjadi energi kinetik
dengan kecepatan v.
Ek = W = F ∆x
Ek = m a ∆x
Pada gerak lurus, Anda telah mempelajari beberapa persamaan gerak lurus
berubah beraturan antara lain sebagai berikut.
V = v0 + at
∆x = v0t + ½ at2
V = at
∆x = ½ at2 = ½ vt
Ek = m a ( ½ v t)
= ½ m v ( a t)
= ½ m V2
b. Energi Potensial
Ep = mgh
Keterangan:
Ep = energy potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian tempat (m)
jika benda berada di permukaan bumi maka energi potensial gravitasi bumi sama
dengan nol (ketinggian benda = 0)
Ep = ½ . k. ∆x2 atau Ep = ½ . F . ∆x
Keterangan :
Ep = e nergi potensial pegas (joule)
K = konstanta pegas (N/m)
∆x = pertambahan panjang (m)
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
c. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah penjumlahan dari energi potensial dan energi kinetik.
Em= Ep +Ek
Benda yang sedang bergerak jatuh dari ketinggian tertentu memiliki energi
mekanik, air tejun yang mengalir juga memiliki energi mekanik.
d. Energi Panas
Energi yang menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda, rumusannya
sebagai berikut:
Q = m c ΔT
Q = C ΔT
Keterangan :
Q = Energi panas/kalor
m = massa benda
c = kalor jenis benda
C = kapasitas kalor benda
T = Takhir – Tawal
e. Energi Listrik
Ditentukan melalui rumusan sebagai berikut:
W=VIt
Keterangan :
W = energy listrik (joule )
V = beda potensial listrik (volt )
I = (kuat arus listrik ( ampere)
t = selang waktu (sekon)
Berlaku :
EM1 = EM2
Ek1+Ep1 = Ek2+Ep2
Besar usaha untuk mengubah kecepatan benda dari V1 dipercepat hingga mencapai
kecepatan v2 adalah sebagai berikut:
W = F ∆x
F=ma
Dari kedua persamaan diatas, persamaan usaha dapat dituliskan sebagi berikut.
’’Usaha yang dilakukan oleh gaya pada suatu benda sama dengan perubahan
energi kinetik pada benda tersebut”.
D. DAYA
Energi yang dihasilkan oleh sesuatu dapat digunakan dalam waktu tertentu.
Energi dalam kasus ini dapat berupa usaha yang dilakukan benda. Laju usaha yang
dilakukan atau besar usaha setiap t satuan waktu disebut daya. Secara matematis, daya
dirumuskan sebagai berikut.
P = W/t
Oleh karena usaha sama dengan gaya dikali perpindahan benda, daya dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
P = daya (W)
W = usaha (J)
t = waktu (s)
v = kecepatan rata-rata benda (m/s)
E. CONTOH SOAL
1. Sebuah balok bermassa 1 kg di atas lantai licin. Jika gaya mendatar 2 N digunakan
untuk menarik balok, maka tentukan usaha yang dilakukan agar balok berpindah
sejauh 3 m!
Penyelesaian:
W=F.s
W=2.3
W = 6 joule
2. Sebuah balok bermassa 5 kg di atas lantai licin ditarik gaya 4 N membentuk sudut
60° terhadap bidang horisontal. Jika balok berpindah sejauh 2 m, maka tentukan
usaha yang dilakukan!
Penyelesaian:
W = F . s . cos a
W = 4 . 2 . cos 60°
W = 4 joule
3. Sebuah benda diberi gaya dari 3 N hingga 8 N dalam 5 sekon. Jika benda
mengalami perpindahan dari kedudukan 2 m hingga 10 m, seperti pada grafik,
maka tentukan usaha yang dilakukan!
Penyelesaian:
Usaha = ( 3 + 8 ) x ½ . ( 10 – 2 )
Usaha = 44 joule
Penyelesaian:
Ep = m . g . h
Ep = 2 . 10 . 8
Ep = 160 N
5. Sebuah sepeda dan penumpangnya bermassa 100 kg. Jika kecepatan sepeda dan
penumpannya 72 km/jam, tentukan energio kinetik yang dilakukan pemiliki
sepeda!
Penyelesaian:
Ek = ½ . 100 . 202
Ek = 20.000 joule
6. Sebuah pegas dengan konstanta pegas 200 N/m diberi gaya sehingga meregang
sejauh 10 cm. Tentukan energi potensial pegas yang dialami pegas tersebut!
Penyelesaian:
Ep = ½ . k . Dx2
Ep = ½ . 200 . 0,12
Ep = ½ joule
7. Sebuah peluru 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30° dan kecepatan awal
40 m/s. Jika gaya gesek dengan udara diabaikan, maka tentukan energi potensial
peluru pada titik tertinggi!
Penyelesaian:
vy = vo sin a – g .t
0 = 40 . sin 30° – 10 . t
t=2s
y = vo . sin a . t – ½ . g . t2
y = 40 . sin 30° . 2 – ½ . 10 . 22
Ep = 0,02 . 10 . 20
Ep = 4 joule
8. Sebuah mobil yang mula-mula diam, dipacu dalam 4 sekon, sehingga mempunyai
kecepatan 108 km/jam. Jika massa mobil 500 kg, tentukan usaha yang dilakukan!
Penyelesaian:
Pada soal ini telah terdapat perubahan kecepatan pada mobil, yang berarti telah
terjadi perubahan energi kinetiknya, sehingga usaha atau kerja yang dilakukan
adalah :
W = ½ m v22 – ½ m v12
W = 225.000 joule
Penyelesaian:
Dalam hal ini telah terjadi perubahan kedudukan benda terhadap suatu titik acuan,
yang berarti telah terdapat perubahan energi potensial gravitasi, sehingga berlaku
persamaan:
W = m g (h1 – h2)
W = 10 . 10 . (0 – 1,5)
W = – 150 joule
10. Sebuah air terjun setinggi 100 m, menumpahkan air melalui sebuah pipa dengan
luas penampang 0,5 m2. Jika laju aliran air yang melalui pipa adalah 2 m/s, maka
tentukan energi yang dihasilkan air terjun tiap detik yang dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin di dasar air terjun!
Penyelesaian:
Telah terjadi perubahan kedudukan air terjun, dari ketinggian 100 m menuju ke
tanah yang ketinggiannya 0 m, jadi energi yang dihasilkan adalah :
W = m g (h1 – h2)
Q = 0,5 . 2 = 1 m3/s
Q = (V = volume, t = waktu, dimana t = 1 detik) = 1
V = 1 m3
m = 1000 kg
W = m g (h1 – h2)
W = 1000 . 10 . (100 – 0)
W = 1.000.000 joule