Anda di halaman 1dari 18

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kami kepada dosen fisika dank arena begitu pentingnya makalah ini untuk menambah nilai UTS penulis, maka dengan ini penulis membuat makalah fisika tentang Usaha dan Energi. B. Perumusan Masalah 1. Kita dapat mengenal lebih dalam lagi apa itu suaha dan energy. 2. Memahami rumus-rumus dari bagian-bagian usaha dan energi C. Tujuan Penulis Makalah Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membantu, mempermudah pembelajaran dan melangkapi tuags mandiri di permata kuliahan Fisika.

BAB II Pembahasan
USAHA DAN ENERGI Disamping perumusan hukum newton, terdapat konsep lain yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda. Seperti halnya hukum newton, konsep ini menghubungkan pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda. Konsep ini adalah konsep usaha-tenaga. Bedanya dengan konsep hukum newton, usaha dan tenaga adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep usaha-tenaga dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).

Energi didefinisikan sebagai besaran yang selalu kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi merupakan hal terpenting yang mendasari semua ilmu pengetahuan alam. Anehnya konsep energi tidak dikenal di zaman Newton, dan bahkan keberadaannya masih diperdebatkan sampai tahun 1850. Kini konsep energi tidak hanya tercakup pada ilmu pengetahuan alam, akan tetapi juga mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Saat ini, istilah energi sudah sangat dikenal secara umum. Misalnya konsep bahwa matahari sebagai sumber energi di bumi, matahari memancarkan energinya dalam bentuk energi cahaya ke bumi. Tumbuh-tumbuhan menangkap energi tersebut dan mengubahnya menjadi energi kimia. Manusia dan hewan menjadikan tumbuhan tersebut sebagai makanan. Dalam tubuh manusia, energi kimia diubah menjadi energi

panas dan energi mekanik (gerak), sehingga manusia dapat hidup dan beribadah menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

1. USAHA Dalam fisika, seseorang dikatakan melakukan usaha (kerja) jika ia memberi gaya F pada sebuah benda sehingga benda tersebut berpindah posisi sejauh s. Pada saat itu benda dikatakan mendapat usaha.

Besaran usaha atau kerja dilambangkan dengan huruf W. Secara vektor dapat dituliskan sebagai :
W = F. s

Yang besarnya adalah :


W = F s cos

Sudut adalah sudut antara vektor gaya F dan vektor perpindahan s.

Dapat dilihat bahwa pengertian kerja berbeda dengan pengertian kerja dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya suatu ketika kita mendorong sebuah lemari besi dengan gaya F yang cukup besar. Jika ternyata lemari sama sekali tidak bergerak (perpindahan s = 0), maka dalam fisika dikatakan kerja kita terhadap lemari besi adalah nol. (walaupun keringat kita bercucuran dengan derasnya). Sedangkan kita tahu bahwa dalam kehidupan sehari-hari cucuran keringat kita tetap dihargai sebagai kerja.

2. ENERGI KINETIK

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda yang sedang bergerak. Benda yang bermassa m dan sedang bergerak dengan kecepatan v, memiliki energi kinetik E k sebesar :
EK =

1 m v2 2

a.

Energi Kinetik dan Usaha

Jika kita melakukan usaha pada suatu benda, maka artinya kita memberikan energi pada benda tersebut. Dengan demikian energi pada benda tersebut akan bertambah. Misalkan sebuah balok ditarik dengan gaya F sehingga balok bergerak searah dengan arah gaya. Jika kecepatan balok mula-mula v1, dan setelah bergerak sejauh s berubah menjadi v2. Jika lantai licin, berapakah usaha yang dilakukan gaya pada balok ? Dapat dihitung dengan cara berikut :

V1 F

V2 F

W=Fs W = (m a) s Ingat: v22 = v12 + 2as as = W=m( W=


1 2

1 2

v2 2 - 1 v1 2
2

1 2

v 2 2 - 1 v1 2 )
2

m v22 - 1 m v12
2

W = Ek2 Ek1 5

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa : Usaha yang diterima benda = perubahan energi kinetiknya. W = Ek

3. ENERGI POTENSIAL

Energi dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Benda-benda dapat memiliki `kemampuan melakukan usaha` setelah pada benda diberikan usaha. Benda benda ini disebut memiliki energi potensial, yaitu energi yang dimiliki benda karena kedudukan atau posisinya. Energi potensial yang akan diterangkan di sini adalah energi potensial gravitasi. a. Energi Potensial Gravitasi

mg h

Ketika sebuah benda bermassa m jatuh ke bawah, berarti padanya ada gaya sebesar mg sehingga benda berpindah sejauh h, maka usaha yang dilakukan gaya pada benda adalah : W=Fs W = (mg) h Dengan demikian pada ketinggian h, benda mempunyai kemampuan melakukan usaha sebesar `mgh`, atau dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi sebesar :
Ep = m g h

relatif terhadap tanah.

Percepatan gravitasi (medan gravitasi) di tempat yang dekat permukaan bumi dianggap sama, g = 10 m/s2.

Untuk daerah dimana percepatan gravitasi sudah berubah dengan harga cukup besar, maka benda bermassa m yang berada pada jarak r dari pusat bumi mempunyai energi potensial gravitasi :
mM r

Ep = - G

M = massa bumi dan G = konstanta gravitasi umum = 6,67 x 10 -11Nm2 kg -2

4. HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Prinsip paling penting dalam fisika adalah hukum kekekalan energi, yang dapat dideskripsikan sebagai :

Energi total tidak dapat bertambah atau berkurang pada suatu proses

Energi dapat dipindahkan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, atau dari satu benda ke benda lainnya, tetapi jumlah totalnya adalah tetap.

Ditinjau dari kekekalannya, gaya dibedakan dua macam yaitu gaya konservatif dan gaya non konservatif (gaya disipatif.)

Pada gaya konservatif : - Gaya yang memindahkan benda dalam medan konservatif . - Medan konservatif bersifat reversibel. - Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi (gaya berat), gaya pegas.

Sedang pada gaya disipatif : - Energi mekanik sebuah benda hanya kekal jika tidak ada gaya disipatif bekerja.

- Contoh gaya disipatif adalah gaya gesekan. Jika yang bekerja hanya gaya konservatif, misalkan untuk benda yang bergerak hanya dalam pengaruh gravitasi (gerak jatuh bebas), maka berlaku : Energi Potensial Gravitasi + Energi Kinetik = konstan

atau:

Ep1 + Ek1 = Ep2+ Ek2

1 1 2 mgh1 mv1 mgh2 mv2 2 2 2

Energi Potensial + Energi Kinetik disebut juga sebagai Energi Mekanik maka

EM Awal = EM Akhir

Sedangkan jika ada gaya non konservatif (gaya disipatif), misalkan balok turun pada bidang miring yang kasar (ada gaya gesek), maka hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Energi mekanik akhir berkurang menjadi usaha oleh gaya gesek. Jadi : W = EM Akhir - EM Awal Penerapan Hukum Kekekalan Energi :

- Roller Coaster - Ayunan Bandul 5. KONSEP USAHA DAN ENERGI Dalam fisika usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. Dapat dirumuskan : Satuan usaha dalam SI adalah joule. Satu joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu meter. Kaitan usaha dan energi yaitu besar usaha yang dilakukan oleh suatu gaya dalam proses apa saja adalah sama dengan besar energi yang dipindahkan. Usaha oleh Beberapa Gaya Apabila usaha yang dilakukan oleh orang pertama dan orang kedua untuk memindahkan suatu benda ke kanan sejauh s adalah W1 = F1 s (*) dan W2 = F2 s (**) Telah diketahui bahwa resultan dua gaya searah adalah F =F1 + F2, sehingga usaha total yang dilakukan oleh kedua benda tersebut adalah W = F s, W = (F1 + F2) s Dengan memasukkan F1 s = W1 (lihat *) dan F2 s =W2 (lihat **), maka diperoleh W = W1 + W2 Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : Usaha ynag dilakukan oleh resultan gaya-gaya searah dan berlawanan arah, yang menyebabkan benda berpindah sejauh s, sama dengan jumlah usaha oleh tiap-tiap gaya.

10

6. USAHA OLEH GAYA YANG MEMBENTUK SUDUT Persamaan diatas (W = F.s) itu hanya berlaku jika gaya yang berkerja segaris dan searah dengan perpindahan. Jika gaya yang bekerja membentuk sudut terhadap perpindahan maka persamaan tersebut tidak dapat digunakan. Akan dapat digunakan jika kita menambahkan cos dalam persamaan tersebut. Dimana adalah besar sudut antara gaya terhadap perpindahan. Hasil akhir persamaannya menjadi : W = Fcos .s Perhatikan gambar di bawah ini

7. USAHA BERNILAI NOL (TIDAK MELAKUKAN USAHA) Tidak semua gaya yang sudah bekerja dikatakan melalukan usaha atau semua benda yang berpindah telah dikenai usaha. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas, berikut ini peristiwa yang usahanya bernilai nol

Gaya penyebab ada tetapi tidak ada perpindahan. F tidak sama dengan nol dan s sama dengan nol, contohnya adalah ketika kita mendorong tembok. Walaupun kita sudah mengeluarkan gaya tetapi tembok tidak berpindah maka kita dikatakan tidak melakukan usaha.

11

Gaya penyebab tidak ada tetapi terjadi perpindahan. Contohnya adalah ketika kita bermain sky dan kita sedang ber GLB maka resultan gayanya sama dengan nol tetapi kita mengalami perpindahan. Kejadian ini juga tergolong usaha bernilai nol atau kita dikatakan tidak melakukan usaha.

Gaya dan perpindahan membentuk sudut 90 derajat. Contohnya ketika kita menenteng tas dan berjalan maju, sudut yang dibentuk gaya penyebab dengan perpindahan yang dihasilkan adalah 90 derajat. Jika kita masukkan kedalam persamaan gaya yang membentuk sudut maka akan kita peroleh hasil Usaha sama dengan nol atau kita dikatakan tidak melakukan usaha.

8. USAHA OLEH BEBERAPA GAYA Gambar 4.4 menunjukkan sebuah benda yang dipengaruhi oleh gaya F1 dan F2 yang bertitik tangkap sama, sehingga benda bergeser sejauh s pada arah horizontal.

Usaha yang dilakukan oleh dua gaya F1 dan F2 Komponen gaya F1 yang searah dengan perpindahan adalah: F1x = F1.cos 1, sehingga: W1 = F1.cos 1. s = F1.s.cos 1 Komponen gaya F2 yang searah dengan perpindahan adalah: F2x = F2.cos 2, sehingga:

12

W2 = F2.cos 2.s = F2.s.cos 2 Karena usaha adalah besaran skalar, maka usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya bertitik tangkap sama merupakan jumlah aljabar dari usaha yang dilakukan masing-masing gaya. W = W1 + W2 + + Wn 9. GRAFIK GAYA DALAM PERPINDAHAN Apabila benda dipengaruhi oleh gaya yang konstan (besar dan arahnya tetap), maka grafik antara gaya F dan perpindahan s dapat digambarkan dengan Gambar 4.5. Usaha yang dilakukan oleh gaya F selama perpindahan sama dengan luas daerah yang diarsir. Usaha bernilai positif jika luas daerah yang diarsir berada di atas sumbu s, dan akan bernilai negatif jika luas daerah yang diarsir berada di bawah sumbu s.

Grafik gaya terhadap perpindahan Contoh soal 1. Sebuah benda dengan massa 50 kg ditarik sejauh 40 m sepanjang lantai horizontal dengan gaya tetap 100 N dan membentuk sudut 37o terhadap arah mendatar. Jika gaya gesek terhadap lantai 50 N, maka tentukan usaha yang dilakukan oleh masingmasing gaya!

13

Penyelesaian: Diketahui: F = 100 N 1 = 37o Fy = 50 N s = 40 m Ditanya: W = ? Jawab: Usaha yang dilakukan oleh F adalah: W1 = F1.s.cos 1 = 100 x 40 x cos 37o = 3.200 J Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek Fy adalah: W2 = Fy.s.cos 2 = 50 x 40 x cos 180o = -2.000 J

14

Wt = W1 + W2 = 3.200 J 2.000 J = 1.200 J atau dengan cara: Fx = F.cos 1 Fy = 100 . cos 37o 50 N = 30 N W = Fx . s = 30 N x 40 m = 1.200 J

2. Perhatikan grafik gaya F terhadap perpindahan s di samping. Tentukan usaha total yang dilakukan oleh gaya!

Penyelesaian: Usaha = luas daerah di bawah grafik W1 = luas trapesium

15

= (10 + 6) x x 8 = 64 J W2 = luas segitiga = x (-4) x 5 = -10 J Besarnya usaha total: Wtot = W1 + W2 = (64 10) J = 54 J

16

BAB II Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan pada pembacanya dan khususnya dalam mata pelajaran fisika agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran

B. Saran Memang penulis akui materi di atas sangat sulit. tapi di harapkan dosen memiliki metode-metode yang menyenangkan untuk mengajar, pedekatan terhadap mahasiswa agar pelajaran jadi koomperatif dan dapat berkembang.

17

DAFTAR PUSTAKA
Hugh D,Young.(2002).Fisika Universitas.Jakarta.Eirlangga www.wordpress.com/2012/11/19/usaha-dan-energi/ diakses pada tanggal 2 Januari 2013 www.Wikipedia.org

18

Anda mungkin juga menyukai