Anda di halaman 1dari 36

HUKUM NEWTON

TADRIS FISIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2019
HUKUM NEWTON
Pendahuluan

 Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gaya sebagai penyebab


gerak
 Hukum Newton menyatakan hubungan antara gaya, massa dan
gerak benda
 Gaya adalah kekuatan dari luar berupa dorongan atau tarikan

Hukum Newton

Isaac Newton (1643-1727) mempublikasikan hukum geraknya dan


merumuskan hukum grafitasi universal
Hukum Newton I
Setiap benda akan tetap dalam keadaan diam (kecepatan = 0) atau
bergerak sepanjang garis lurus dengan kecepatan konstan (bergerak lurus
beraturan) kecuali bila ia dipengaruhi gaya untuk mengubah keadaannya.

F=0 Untuk benda diam atau bergerak lurus beraturan

Hukum Newton II
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda berbanding lurus dengan resultan gayanya, searah dengan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda

F
a  F  ma
m
Hukum Newton III
Jika dua buah benda berinteraksi maka gaya pada benda satu sama dan
berlawanan arah dengan gaya benda lainnya

Freaksi
m
Faksi = - Freaksi

Faksi
Satuan Gaya
Dimana : F = gaya
F=ma
m = massa
a = percepatan
Dalam satuan SI

m
F  Kg . 2
 Newton
det

Macam-macam Gaya

Untuk sistem 2 benda titik terdapat gaya-gaya :

 Gaya Interaksi
 Gaya kontak
Gaya Interaksi
Gaya yang ditimbulkan oleh satu benda pada benda lain walaupun
letaknya berjauhan. Disebut juga gaya tak sentuh.

Macam-macam gaya interaksi :  Gaya gravitasi


 Gaya Listrik
 Gaya Magnit
Definisi Medan

Ruang yang merupakan daerah pengaruh gaya. Akibatnya benda-benda


yang berada dalam suatu medan (medan gravitasi, medan listrik, medan
magnit) akan menderita gaya (gaya gravitasi, gaya listrik, gaya magnit).
6 jenis gaya yang sangat penting untuk dipahami konsepnya terutama dalam
menyelesaiakan soal-soal fisika yang berhubungan dengan dinamika gerak:

■ Gaya Berat
Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda bermassa. Jika benda tersebut berada
di bumi, maka gaya gravitasi yang bekerja adalah gaya tarik bumi. Lambang gaya
berat adalah w, singkatan dari weight. Satuan berat adalah Newton (N).

■ Gaya Normal
Gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda,
yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Lambang gaya normal
adalah N dan satuan Sistem Internasionalnya adalah kgm/s2 atau Newton.

■ Gaya Gesek
Gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan atau
bersinggungan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak
benda. Gaya gesek disimbolkan dengan huruf f dan satuannya adalah Newton.
■ Gaya Tegangan Tali
Gaya pada tali ketika tali tersebut dalam keadaan tegang. Gaya tegangan tali
dilambangkan dengan huruf T kapital dan satuannya adalah Newton. Arah gaya
tegangan tali bergantung pada titik atau benda yang ditinjau.

■ Gaya Sentripetal
Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu menuju
pusat lingkaran. Gaya sentripetal berfungsi untuk mengubah arah gerak benda tanpa
mengubah besar kecepatan linearnya. Tanpa adanya gaya sentripetal, maka suatu
benda tidak akan bisa bergerak melingkar.

■ Gaya Kontak
Gaya kontak disebut juga gaya aksi-reaksi adalah pasangan gaya berdasarkan Hukum
III Newton yang bekerja pada dua benda yang saling berinteraksi, memiliki besar
yang sama tetapi dengan arah yang berlawanan.
Gaya Sentuh
Gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan
Contoh gaya sentuh : a. Gaya Normal
b. Gaya Gesekan
c. Gaya Otot
d. Gaya Pegas
a. Gaya Normal
Gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda terhadap bidang tempat benda
terletak (benda melakukan aksi, bidang melakukan reaksi). Arah gaya normal N
selalu tegak lurus pada bidang

N F1 2 = mg = aksi
1 2

mg F2 1 = mg = aksi
(a) (b) (c)

Keterangan gambar : (a) : Benda (1) berada diatas bidang (2)


(b) : Gaya aksi pada bidang
(c) : Gaya reaksi pada benda
N > 0 → Benda menekan bidang tempat benda terletak
N = 0 → Benda meninggalkan bidang lintasannya
N< 0 → tidak mungkin
b. Gaya Gesekan
 Gaya yang melawan gerak relatif dua benda
 Arah gaya gesekan selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan
berlawanan dengan arah gerak benda jadi gaya gesekan melawan gerak
(menghambat)

Macam-macam gaya gesekan :


 Gaya gesekan antara zat padat dan zat padat
 Gaya gesekan antara zat padat dan zat cair (fluida)

F
f

1. Gaya Gesekan Statis (fs)


Gaya gesekan yang bekerja antara 2 permukaan benda dalam
keadaan diam relatif satu dengan yang lainnya

fs  s N fs < s N benda diam

fs = gaya gesekan statis


s = Koefisien gesekan statis fs = s N benda akan
bergerak
N = Gaya Normal
2. Gaya Gesekan Kinetik (fk)
Gaya gesekan yang bekerja antara 2 permukaan benda yang saling bergerak relatif

fk = gaya gesekan statis


fk  k N k = Koefisien gesekan statis
N = Gaya Normal
N

F
f

W = mg

 Jika benda ditarik dengan gaya F, tapi benda belum bergerak karena ada gaya
gesekan fs melawan F
 Jika gaya F diperbesar hingga akhirnya benda bergerak, maka gaya gesekan
pada saat benda mulai bergerak

fk < fs
 Kemungkinan-kemungkinan :
1. Jika F < fs benda diam
2. Jika F = fs benda tepat akan bergerak

3. Jika F > fs benda bergerak

F = Gaya luar yang diperlukan untuk menggerakkan benda


Fs = Gaya gesek statis

 Sifat-sifat gaya gesekan

Gaya gesekan tergantung :


 Sifat permukaan kedua benda bergesekan ()
 Berat benda atau gaya normal
Gerak Benda pada Bidang Miring

Gerak benda pada bidang miring licin (tanpa ada gesekan)

y
Gaya yang bekerja pada benda : x
N
1. Gaya Normal
mg sin  
N = mg cos  mg cos 
 mg

2. Gaya Berat
Diuraikan menjadi 2 komponen :
W = mg Fx = mg sin 
Fy = mg cos 

Gaya yang menyebabkan benda bergerak pada bidang miring ke bawah (sumbu x)

Fx = ma mg sin  = ma a = g sin 
Gerak benda pada bidang miring dengan adanya gesekan
y x

N Fk
F = ma

mg sin  
mg cos 
mg sin  - fk = ma
 mg

Gaya yang bekerja pada benda :

1. Gaya Normal N = mg cos 

2. Gaya Berat W = mg

3. Gaya Gesekan fk = kN = k mg cos 

Percepatan benda : a = g (sin  - k cos )


Contoh Soal

1. Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah


papan licin yang dimiringkan 30° dari lantai. Jika jarak lantai dengan
balok 10 m dan besarnya percepatan gravitasi di tempat itu adalah 10
ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan balok
untuk sampai di lantai.

2. Sebuah benda bergerak menuruni bidang yang kemiringannya


37° terhadap bidang horizontal. Apabila besar koefisien gesek kinetik
0,1, maka tentukanlah percepatan dan kecepatan benda tersebut
setelah bergerak selama 4 sekon.

Ingat! s = v0t + ½ at2


Soal 1
Karena kondisi bidang miring licin, maka tidak ada
gaya gesek sehingga kita tidak perlu menguraikan
resultan gaya pada sumbu-Y atau sumbu vertikal.

a = g sin θ
a = (10)(sin 30°)
a = (10)(0,5)
a = 5 m/s2
s = v0t + ½ at2

karena tidak ada keterangan mengenai kecepatan awal, maka v0 = 0


s = ½ at2
t2 = 2s/a
t = √(2s/a)
Subtitusikan besar percepatan dan nilai yang diketahui, maka
t = √[(2)(10)/5]
t = √(20/5)
t = √4
t=2s
Soal 2
Karena kondisi bidang miring kasar, maka resultan gaya pada sumbu-Y
perlu diuraikan.

Resultan Gaya pada Sumbu-Y


ΣFY = ma
N – w cos θ = ma
Karena tidak terjadi gerak vertikal, maka a = 0
N – w cos θ = 0
N – mg cos θ = 0
N = mg cos θ

Resultan Gaya pada Sumbu-X Kecepatan setelah 4 detik


ΣFX = ma Gerak lurus berubah beraturan (GLBB), maka:
w sin θ – f = ma v = v0 + at
mg sin θ – μkN = ma Karena v0 = 0, maka:
mg sin θ – μkmg cos θ = ma v = at
a = g sin θ – μkg cos θ v = (5,2)(4)
a = (10)(sin 37°) – (0,1)(10)(cos 37°) v = 20,8 m/s
= 5,2 m/s2
Sistem Katrol
NA
A a

k T T

fA
B a
mA g
mB g 

(a) Diagram bebas sistem


benda A dan benda B (b)

Perjanjian Tanda :
Gaya Syarat
Gaya berharga positif Jika searah dengan arah gerak benda (bisa dilihat
dari arah percepatan gerak benda).
Gaya berharga negatif Jika berlawanan dengan arah gerak benda.
Gaya-gaya yang bekerja pada benda :

 Pada benda A :
 Gaya Normal NA = mA . g
 Gaya Gesek fA = k . mA . g
 Gaya Tegangan tali T
 Pada benda B :
 Gaya Berat WB = mB . g
 Gaya Tegangan tali T
Jika benda bergerak maka berlaku hukum Newton II  F  ma
 Untuk kedua benda berlaku :

 Untuk bidang kasar :  Untuk bidang licin :

 mB   k m A   mB 
a    g a    g
 m A  mB   m A  mB 
Contoh Soal

1. Benda A bermassa m1 = 3 kg dan benda B bermassa m2 = 2


kg. Benda B mula-mula diam kemudian bergerak ke bawah
sehingga menyentuh lantai yang jaraknya s dari benda 2.
Meja kasar dengan koefisien gesek kinetis 0,25, percepatan
gravitasi g = 10 m/s2 dan s = 5 m, maka tentukanlah waktu
yang diperlukan benda B untuk menyentuh lantai.

2. Balok m1 dan balok m2 masing-masing bermassa 4 kg dan 6


kg dihubungkan seutas tali melalui sebuah katrol licin dan
massanya diabaikan. Balok m1 terletak di atas permukaan
bidang datar sedangkan balok m2 terletak di atas bidang
miring yang membentuk sudut sebesar 30° terhadap arah
horizontal. Jika percepatan gravitasi di tempat tersebut 10
ms-1 dan keadaan kedua bidang licin sempurna, maka
tentukanlah percepatan dan gaya tegangan talinya.
Soal 1

Tinjau Benda 1
ΣFY = ma
N – w1 = m1a
N – m1g = m1a
Karena tidak terjadi gerak vertikal, maka a = 0
N – m1g = 0
N = m1g
ΣFX = ma Subtitusikan persamaan
T – f = m1a Tinjau Benda 2 m2g – (m1a + μkm1g) = m2a
T – μkN = m1a ΣFY = ma m1a + m2a = m2g – μkm1g
T – μkm1g = m1a w2 – T = m2a (m1 + m2)a = (m2 – μkm1)g
T = m1a + μkm1g ….. (1) m2g – T = m2a … (2) a = (m2 – μkm1)g/(m1 + m2)

Percepatan sistem Waktu benda 2 untuk menyentuh tanah


a = [2 – (0,25)(3)]10/(3 + 2) GLBB : s = v0t + ½ at2
a = (2 – 0,75)10/5 Karena benda 2 mula-mula diam, maka v0 = 0.
a = 12.5/5 t2 = 2s/a
a = 2,5 m/s2 t = √(2s/a) = √[2(5)/2,5] = √(10/2,5) = √4
t=2s
Soal 2
Karena kondisi bidang baik bidang datar maupun bidang miring adalah
licin, maka sistem akan bergerak.

Tinjau Balok 1
ΣFX = ma
T = m1a …………… (1)
Tinjau Balok 2
ΣFX = ma
w2 sin θ – T = m2a
m2g sin θ – T = m2a …………… (2)
Subtitusi kedua persamaan
m2g sin θ – m1a = m2a
m1a + m2a = m2g sin θ
(m1 + m2)a = m2g sin θ
a = m2g sin θ/(m1 + m2)
Percepatan Sistem
a = m2g sin θ/(m1 + m2)
Nilai Tegangan Tali
a = (6)(10)sin 30°/(4 + 6)
T = m1a
a = (60)(0,5)/(10)
T = (4)(3)
a = 30/10
T = 12 N
a = 3 m/s2
Dua Buah Benda yang Bertumpuk pada Bidang Horizontal

y
N1,2
=
m1
Pasangan aksi
N2,1 M1 g reaksi
m2
=

N2,1

M2 g
(a) Balok m1 berada diatas balok m2 (b) Diagram gaya-gaya vertikal untuk tiap balok

 Gaya Normal pada benda m1 :


 Gaya Normal pada benda m2 :
N1 = m1 g N2 = (m1 + m2) g
Contoh Soal

1. Sebuah balok bermassa m1 ditumpuk di atas balok yang massanya m serta berada di
atas lantai horizontal yang licin, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Kemudian, sebuah gaya F dikerjakan pada balok 2. Koefisien gesekan statis dan
kinetis antara balok-balok adalah μs dan μk.
■ Tentukanlah nilai maksimum F supaya balok tidak bergerak satu sama lainnya.
■ Tentukanlah percepatan setiap balok jika F lebih besar daripada nilai tersebut.

2. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari kayu dengan lantai kasar suatu
bak mobil pick up sebesar 0,75. Berapakah percepatan maksimum yang
masih boleh dimiliki mobil agar lemari tetap tak bergerak terhadap bak mobil
tersebut?
Soal 1
Gaya gesek pada balok 1 timbul karena permukaan balok 1 dan 2 saling
bersentuhan. Sedangkan pada balok 2 bekerja empat gaya, yaitu gaya
normal, gaya berat, gaya gesek dan gaya tarik F. Gaya gesek yang sama
juga bekerja pada balok 2 tetapi dengan arah yang berlawanan.

■ F maksimum agar balok 1


Tinjau balok 2
tidak bergerak
Syarat : a1 = a2 ΣFX = ma
F – f = m2a2
Tinjau balok 1
F – μsm1g = m2a2 …. (2)
ΣFY = 0
N1 – w1 = 0 Karena a1 = a2 maka
N1 = w1 substitusi (1) ke dalam (2)
N1 = m1g F – μsm1g = m2(μsg)
ΣFX = ma F – μsm1g = μsm2g
f = m1a1 F = μsm1g + μsm2g
Karena balok 1 tidak bergerak F = μsg(m1 + m2)
maka gaya gesek statis. Jadi, nilai F maksimum agar
fs = m1a1 balok tidak bergerak satu
μsN1 = m1a1 sama lain:
μsm1g = m1a1 F = μsg(m1 + m2).
a1 = μsg ……… (1)
■ Percepatan balok 1 dan 2
Apabila nilai F > μsg(m1 + m2) maka balok 1 akan bergerak terhadap balok 2.
Karena bergerak, maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek kinetis.

Tinjau balok 1
ΣFX = ma
fk = m1a1
μkm1g = m1a1
a1 = μkm1g
jadi besar percepatan balok 1 adalah
a1 = μkm1g

Tinjau balok 2
ΣFX = ma
F – fk = m2a2
F – μkm1g = m2a2
a2 = (F – μkm1g)/m2
jadi besar percepatan balok 2 adalah
a2 = (F – μkm1g)/m2
Soal 2

Dengan menggunakan Hukum II Newton, kita peroleh


persamaan gerak lemari sebagai berikut.
ΣFX = ma
f = mamaks
μsN = mamaks
μsmg = mamaks
μsmg = mamaks
amaks = μsg
amaks = (0,75)(10)
amaks = 7,5 m/s2

jadi kecepatan maksimum mobil pick up tersebut agar


lemari tetap dalam keadaan diam adalah sebesar
7,5 m/s2.
Dinamika Tikungan

Mobil sangat sulit untuk membelok pada tikungan jalan horizontal yang licin
(Gaya gesek hampir nol). Mobil dapat berbelok jika tikungan jalan horizontal kasar.
Sehingga yang berfungsi sebagai gaya sentripetal pada mobil yang membelok
adalah gaya gesek yang dikerjakan permukaan jalan kasar terhadap 4 ban mobil.

Ketika mobil membelok maka ban-ban mobil adalah berputar dan bukan meluncur,
sehingga gaya geseknya adalah gaya gesek statis.
Jika mobil terlalu cepat dan tergelincir maka gaya geseknya adalah gaya gesek kinetis.

Gaya Sentripetal
Kecepatan Maksimum Gerak Benda pada Beberapa Jenis Tikungan

1. Tikungan Datar dan Kasar

Kecepatan maksimum yang diperbolehkan agar mobil tidak slip :

dengan :
Vmaks = kecepatan maksimum yang diperbolehkan (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
μs = koefisien gesekan statis
r = jari-jari / radius tikungan jalan (m )
2. Tikungan Miring dan Licin

Kecepatan maksimum yang diperbolehkan agar mobil tidak slip :

dengan :
Vmaks = kecepatan maksimum yang diperbolehkan (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
θ = sudut kemiringan jalan terhadap garis mendatar
r = jari-jari / radius tikungan jalan (m )
2. Tikungan Miring dan Kasar

Kecepatan maksimum yang diperbolehkan agar ban mobil tidak slip :

dengan :
Vmaks = kecepatan maksimum yang diperbolehkan (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
θ = sudut kemiringan jalan terhadap garis mendatar
Latihan Soal

1. Seorang insinyur diminta untuk merancang sebuah belokan jalan tol


dengan radius 50 m. Persyaratannya adalah walaupun kondisi jalan
sangat licin, batas kelajuan 72 km/jam tanpa slip. Berapakah sudut
kemiringan belokan yang harus dibuat oleh insinyur tersebut?
Jawaban : 38,6o

2. Sebuah monil bermassa 3 ton melewati sebuah tikungan jalan. Poros


tengah jalan merupakan bagian lingkaran horizontal, dengan jari-jari
kelengkungan 30 m. Bila kemiringan jalan 37o, tentukan kecepatan
maksimum yang diperbolehkan untuk kondisi:
a. Jalan licin berair (gesekan diabaikan)
b. Jalan kering dengan koefisien gesekan statis 7/24.
Jawaban : a. 15 m/s; b. 20 m/s.
Contoh Soal
Sebuah helikopter bermassa 15000 kg mengangkat sebuah truk bermassa
4500 kg dengan percepatan sebesar 1,4 m/s2. Truk disebut diangkat dengan
menggunakan kabel baja, Gaya angkat yang diterima oleh baling-baling
helikopter arahnya vertikal ke atas. Tentukan besarnya tegangan pada kabel
baja dan besarnya gaya angkat pada baling-baling helikopter.

F=?
Jawab :
m1 = 15000 kg
a = 1,4 m/s2
T=
?

m2 = 4500 kg
Hukum Newton II pada truk : F

F y  T  m 2g  m 2a 2 a1  a 2  a
T  m 2 (g  a )  (4500)(9,8  1,4)  50400 N a

Hukum Newton II pada helikopter :


T
W1
F y  F  T  m1g  m1a 1 a 1  a 2  a
F  T  m1 (g  a ) T
 50400(15000)(9,8  1,4)  218400 N

W2
Contoh Soal Hukum Newton pada Gerak Melingkar
Sebuah pesawat terbang membuat lingkaran horisontal dengan
kecepatan 480 km/jam. Gaya angkat yang diterima oleh pesawat
tersebut arahnya tegak lurus pada sayap pesawat. Bila sayap pesawat
tersebut membentuk sudut 40o terhadap horisontal. tentukan jari-jari
lingkaran yang dibentuk oleh pesawat terbang tersebut.

Jawab : F

R=?
40o

V = 480 km/jam = 133,33 m/s


F
F cos 
R=
? F sin  40o

mg
V2
 Fx  F sin  ma  m R |  Fy F cos   mg
V2
m
F sin  R  V 2
V 2
  tg  R 
F cos  mg gR g tg
(133,33) 2
R o
 2162 m
(9,8)(tg 40 )

Anda mungkin juga menyukai