Anda di halaman 1dari 15

SISTEM KESETIMBANGAN GAYA

Muthmainnah Muchtar, Rahma A.*), Rika, Rustan Ruslan


Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak. Pada praktikum kali ini telah dilakukan suatu percobaan mengenai sistem
kesetimbangan gaya. Adnya kegiatan ini ialah untuk menyelidiki kondisi-kondisi keseimbangan
statis pada sistem tuas dua lengan dan menentukan momen gaya system tuas dua lengan
berdasarkan prinsip kesetimbangan. Adapun kondisi yang harus di penuhi oleh benda setimbang
ada dua yakni kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Kesetimbangan translasi berarti
bahwa vector resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol.
Sedangkan kesetimbangan rotasi berarti bahwa vector resultan dari semua momen gaya yang
bekerja harus sama dengan nol. Momen gaya total yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan
teori, sehingga hasil yang diperoleh tidak sama dengan nol. Sehingga praktikum ini tidak
membuktikan teori =0 tetapi mendekati nol.Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan
ini adalah dasar statif, kaki statif, batang statif pendek dan panjang, balok pendukung, neraca
pegas 1,5 N, beban 50 gram, steker poros dan tuas. Pada hasil analisis sistem kesetimbangan gaya
tidak ada grafik seperti percobaan lain.

Kata kunci:kesetimbangan, rotasi, torsi, translasi

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada system tuas dua lengan ?
2. Berapa besar momen gaya pada system tuas dua lengan berdasarkan prinsip
kesetimbangan ?
TUJUAN
1. Menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada system tuas dua lengan
2. Menentukan momen gaya system tuas dua lengan berdasarkan prinsip
kesetimbangan
TEORI SINGKAT
Benda tegar adalah benda yang apabila diberi pengaruh gaya dari luar tidak akan
berubah bentuknya. Ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk dapat
mencapai suatu keadaan kesetimbangan statis. Keadaan yang dimaksud yaitu :
1. Benda harus berada dalam kesetimbangan translasi yang berarti bahwa vector
resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol.
2. Kondisi yang lain adalah harus dalam keadaan kesetimbangan rotasinya.
Jarak tegak lurus dari pusat putaran terhadap garis gaya aksi disebut lengan gaya. Torka
merupakan besaran vector yang di definisikan :
=R F

Dimana R adalah jarak tegak lurus dari pusat putaran terhadap garis gaya aksi, dan F
adalah gaya yang bekerja pada sebuah benda. Kecenderungan F untuk memutar benda
pada sumbunya bergantung pada lengan momen R. Torsi dari benda tegar akan
menyebabkan dirinya mengalami percepatan sudut. Oleh karna = I untuk
rotasi pada sumbu tetap, kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan
rotasional adalah bahwa torsi netto pada semua sumbunya haruslah nol. Jadi, kondisi
yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mencapai keseimbangan :
1. Resultan gaya eksternal harus nol ( F = 0 )
2. Resultan torsi eksternal harus nol ( =0)
Efek rotasi dari sebuah benda terkadang dikaitkan dengan pusat gravitasi yang
didefinisikan sebagai gaya tunggal ke atas yang dapat menyeimbangkan atraksi gravitasi
pada semua bagian benda untuk berbagai posisi.

METODE EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
1. Dasar Statif 1 buah
2. Kaki Statif 1 buah
3. Batang statif panjang 1 buah
4. Batang statif pendek 1 buah
5. Balok pendukung 1 buah
6. Neraca pegas 1,5 N 1 buah
7. Steker poros 1 buah
8. Tuas 1 buah
9. Beban 50 gram 3 buah
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Torsi
2. Gaya
3. Lengan gaya
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Torsi adalah hasil kali dari hasil pengukuran panjang lengan dan besar gaya
dengan satuan (Nm).
2. Gaya adalah hasil pengukuran dengan menggunakan neraca dengan satuan (N).
3. Lengan gaya adalah jarak tegak lurus dari titik acuan ke gaya aksi dengan satuan
(m).
Prosedur Kerja
Merangkai alat-alat. Memasang steker poros pada balok pendukung, lalu
memasang balok pendukung pada ujung atas batang statif. Memasang tuas pada steker
poros dan mengatur keseimbangannya agar anak panah tepat menunjuk vertical ke
bawah. Memasang beban 1 pada posisi 4 (6 cm dari pusat tuas) dan beban 2 pada posisi
10 (15 cm dari pusat tuas), disebelah kanan titik pusat kemudian mencatat masing-masing
panjang lengan beban. Memasang neraca pegas pada posisi 10 (15 cm dari pusat tuas)
disebelah kiri titik pusat. Menarik neraca pegas hingga terjadi kesetimbangan dan
membaca besarnya gaya (F) pada neraca pegas. Mengulangi langkah 4 sampai 6 dengan
posisi beban 1,2, dan neraca pegas yang berbeda hingga 5 kali.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


HasilPengamatan
w 1=|0,50 0,05|N

w 2=|1,00 0,05| N

No.
1 2 3 4 5
UrutKegiatan
Lengan Beban
|4,50 0,05| |6,00 0,05| |4,50 0,05| |3,00 0,05| |6,00 0,05|
1 ( L1 ) , cm
Lengan Beban
10,5 0,05|12,00 0,05| |13,50 0,05| |15,00 0,05| |12,00 0,05|
2 ( L2 ) , cm
Lengan Gaya
|15,00 0,05| |15,00 0,05| |12,00 0,05| |16,50 0,05| |10,50 0,05|
( Lf ) , cm
Gaya Pegas
|0,70 0,05| |0,80 0,05| |1,50 0,05| |0,80 0,05| |1,30 0,05|
( F) , N

Kegiatan 1
Momen Gaya di sebelahkananpusattuas
Beban 1
w 1=|0,50 0,05|N

L1=|4 , 50 0,05|cm =|0,0450 0,0005| m

1=w1 L1=0,50 N x 0,045 m=0,022 Nm

1= | | | |
1
w1
w+
1
L1
L
w
( 1 x L1)
w1


w
( 1 x L1)
L1


1=

1=|L1 w|+|w1 L|

1
= | || |
1 L1 w w L
+ 1
w 1 x L1 w 1 x L1

1=
| || |
w L
w1
+
L1 1

1=|0,05
0,50 0,0450|
|+|
0,0005
0,022 Nm

1=|0,1|+|0,01| 0,022 Nm

1=0,002 Nm

1 0,002 Nm
KR= 100 = 100 =9 ( 2 angka penting )
1 0,022 Nm

1=| 1 1|=|0,22 0,02|102 Nm

Beban 2
w 2=|1,00 0,05| N

L2=|10,50 0,05|cm=|0,1050 0,0005|m

2=w2 L2=1,00 N 0,105 m=0,105 Nm

2=
| || |
w L
w2
+
L2 2
2= |0,05
1,00 0,1050|
|+|
0,0005
0,105 Nm

2=|0,050|+|0,005|0,105 Nm

2=0,006 Nm

2 0,006 Nm
KR= 100 = 100 =5,7 ( 2 angka penting )
2 0,105 Nm

2
2=| 2 2|=|10 , 5 0,6|10 Nm

Momen Gaya di sebelah kiri pusat tuas


w F =|0,70 0,05| N

LF =|15,00 0,05|cm=|0,1500 0,0005|m

F =w F L F=0,70 N 0,15 m=0,105 Nm

F=
| || |
w L
wF
+
LF F

F= |0,05
0,70 0,1500|
|+|
0,0005
0,105 Nm

F =|0,07|+|0,003|0,105 Nm

F =0,007 Nm

F 0,007 Nm
KR= 100 = 100 =6,67 ( 2angka penting )
F 0,105 Nm

2
F =| F F|=|1 0 ,5 0,7|10 Nm

Secara teori jumlah torsi di lengan kanan harus sama dengan jumlah torsi di lengan kiri
atau selisih diantara keduanya harus sama dengan nol untuk mencapai kondisi seimbang.
( 1 + 2 ) F =0

(|0,22 0,02| 102 +|0,50 0,07| x 102 ) Nm|10,5 0,7| 102 Nm


|0,72 0,09| 102 Nm|10,5 0,7|102 Nm

2
|9,78 0,16|10 Nm

|0,098 0,002| Nm

Kegiatan 2
Momen Gaya di sebelahkananpusattuas
Beban 1
w 1=|0,50 0,05|N

L1=|6,0 0 0,05|cm=|0,0600 0,0005|m

1=w1 L1=0,50 N 0,06 m=0,03 Nm

1=
| || |
w L
w1
+
L1 1

1=|0,05
0,50 0,0600|
|+|
0,0005
0,03 Nm

1=|0,1|+|0,008|0,03 Nm

1=0,003 Nm

1 0,003 Nm
KR= 100 = 100 =10 ( 2 angka penting )
1 0,030 Nm

2
1=| 1 1|=|3,00 0,30|10 Nm

Beban 2
w 2=|1,00 0,05| N

L2=|12,00 0,05|cm=|0,1200 0,0005|m

2=w2 L2=1,00 N 0, 12 m=0,12 Nm

2=
| || |
w L
w2
+
L2 2
2= |0,05
1,00 0,1200|
|+|
0,0005
0,12 Nm

2=|0,050|+|0,004|0,12 Nm

2=0,006 Nm

2 0,006 Nm
KR= 100 = 100 =5 ( 3 angka penting )
2 0,120 Nm

2
2=| 2 2|=|12,00 0,60|10 Nm

Momen Gaya di sebelah kiri pusat tuas


w F =|0,80 0,05| N

LF =|15,00 0,05|cm=|0,1500 0,0005|m

F =w F L F=0,80 N 0,15 m=0,12 Nm

F=
| || |
w L
wF
+
LF F

F= |0,05
0,80 0,1500|
|+|
0,0005
0,12 Nm

F =|0,06|+|0,003|0,12 Nm

F =0,007 Nm

F 0,007 Nm
KR= 100 = 100 =5,83 ( 2 angka penting )
F 0,120 Nm

2
F =| F F|=|12,0 0,7|10 Nm

Secara teori jumlah torsi di lengan kanan harus sama dengan jumlah torsi di lengan kiri
atau selisih diantara keduanya harus samadengan nol untuk mencapai kondisi seimbang.
( 1 + 2 ) F =0

(|3,00 0,30|102 +|12,00 0,60| x 102 ) Nm|12,0 0,7| 102 Nm


2 2
|15,00 0,90| 10 Nm|12,0 0,7|10 Nm
|3,00 0,83| 102 Nm

|0,030 0,008|Nm

Kegiatan 3
Momen Gaya di sebelahkananpusattuas
Beban 1
w 1=|0,50 0,05|N

L1=|4,50 0,05|cm=|0,0450 0,0005| m

1=w1 L1=0,50 N 0,045 m=0,022 Nm

1=
| || |
w L
w1
+
L1 1

1=|0,05
0,50 0,0450|
|+|
0,0005
0,022 Nm

1=|0,1|+|0,01| 0,022 Nm

1=0,002 Nm

1 0,002 Nm
KR= 100 = 100 =4,4 ( 3 angka penting )
1 0,022 Nm

1=| 1 1|=|2,20 0,20|102 Nm

Beban 2
w 2=|1,00 0,05| N

L2=|13,50 0,05|cm=|0,1350 0,0005|m

2=w2 L2=1,00 N 0, 135 m=0,135 Nm

2=
| || |
w L
w2
+
L2 2

2=|0,05
1,00| | 0,1350|
+
0,0005
0,12 Nm
2=|0,050|+|0,004|0,12 Nm

2=0,006 Nm

2 0,006 Nm
KR= 100 = 100 =4,4 ( 3 angka penting )
2 0,135 Nm

2
2=| 2 2|=|13,50 0,60|10 Nm

Momen Gaya di sebelah kiri pusat tuas


w F =|1,50 0,05|N

LF =|12,00 0,05|cm=|0,1200 0,0005|m

F =w F L F=1,50 N 0,12 m=0,18 Nm

F=
| || |
w L
wF
+
LF F

F= |0,05
1,50 0,1200|
|+|
0,0005
0,18 Nm

F =|0,03|+|0,004|0,18 Nm

F =0,006 Nm

F 0,006 Nm
KR= 100 = 100 =3,3 ( 3 angka penting )
F 0,180 Nm

F =| F F|=|18,00 0,60| 102 Nm

Secara teori jumlah torsi di lengan kanan harus sama dengan jumlah torsi di lengan kiri
atau selisih diantara keduanya harus samadengan nol untuk mencapai kondisi seimbang.
( 1 + 2 ) F =0

(|2,20 0,20|102 +|13,50 0,60| x 102 ) Nm|18,00 0,60| 102 Nm

|15,70 0,80| 102 Nm|18,00 0,60|102 Nm

|2,30 0,74|102 Nm
|0,023 0,007| Nm

Kegiatan 4
Momen Gaya di sebelahkananpusattuas
Beban 1
w 1=|0,50 0,05|N

L1=|3,00 0,05|cm=|0,0300 0,0005|m

1=w1 L1=0,50 N 0,03 m=0,015 Nm

1=
| || |
w L
w1
+
L1 1

1=|0,05
0,50 0,0150|
|+|
0,0005
0,015 Nm

1=|0,1|+|0,03|0,015 Nm

1=0,002 Nm

1 0,002 Nm
KR= 100 = 100 =13,3 ( 2 angka penting )
1 0,015 Nm

2
1=| 1 1|=|1,50 0,20|10 Nm

Beban 2
w 2=|1,00 0,05| N

L2=|15,00 0,05|cm=|0,1500 0,0005|m

2=w2 L2=1,00 N 0, 15 m=0,15 Nm

2=
| || |
w L
w2
+
L2 2

2=|0,05
1,00 0,1500|
|+|
0,0005
0,15 Nm
2=|0,050|+|0,003|0,15 Nm

2=0,008 Nm

2 0,008 Nm
KR= 100 = 100 =5,3 ( 3 angka penting )
2 0,150 Nm

2
2=| 2 2|=|15,00 0,80|10 Nm

Momen Gaya di sebelahkiripusattuas


w F =|0,80 0,05| N

LF =|16,50 0,05|cm=|0,1650 0,0005|m

F =w F L F=0,80 N 0,165 m=0,132 Nm

F=
| || |
w L
wF
+
LF F

F= |0,05
0,80 0,1650|
|+|
0,0005
0,132 Nm

F =|0,06|+|0,003|0,132 Nm

F =0,008 Nm

F 0,008 Nm
KR= 100 = 100 =6 ( 2 angka penting )
F 0,132 Nm

F =| F F|=|13,20 0,80| 102 Nm

Secara teori jumlah torsi di lengan kanan harus sama dengan jumlah torsi di lengan kiri
atau selisih diantara keduanya harus sama dengan nol untuk mencapai kondisi seimbang.
( 1 + 2 ) F =0

(|1,50 0,20|102 +|15,00 0,80| x 102 ) Nm|13,2 0,8|102 Nm


2 2
|16,50 1,00| 10 Nm|13,2 0,8| 10 Nm

|3,30 0,20| 102 Nm


|0,033 0,002| Nm

Kegiatan 5
Momen Gaya di sebelahkananpusattuas
Beban 1
w 1=|0,50 0,05|N

L1=|6,00 0,05|cm=|0,0600 0,0005|m

1=w1 L1=0,50 N 0,06 m=0,03 Nm

1=
| || |
w L
w1
+
L1 1

1=|0,05
0,50 0,0600|
|+|
0,0005
0,03 Nm

1=|0,1|+|0,008|0,03 Nm

1=0,003 Nm

1 0,003 Nm
KR= 100 = 100 =10 ( 2 angka penting )
1 0,030 Nm

2
1=| 1 1|=|3,00 0,20|10 Nm

Beban 2
w 2=|1,00 0,05| N

L2=|12,00 0,05|cm=|0,1200 0,0005|m

2=w2 L2=1,00 N 0, 12 m=0,12 Nm

2=
| || |
w L
w2
+
L2 2

2=|0,05
1,00 0,1200|
|+|
0,0005
0,12 Nm
2=|0,050|+|0,003|0,12 Nm

2=0,006 Nm

2 0,006 Nm
KR= 100 = 100 =5 ( 3 angka penting )
2 0,120 Nm

2
2=| 2 2|=|12,00 0,60|10 Nm

Momen Gaya di sebelah kiri pusat tuas


w F =|1,30 0,05|N

LF =|10,50 0,05|cm=|0,1650 0,0005|m

F =w F L F=1,30 N 0,105 m=0,136 Nm

F=
| || |
w L
wF
+
LF F

F= |0,05
1,30| | 0,1050|
+
0,0005
0,136 Nm

F =|0,04|+|0,005|0,136 Nm

F =0,012 Nm

F 0,012 Nm
KR= 100 = 100 =8,8 (2 angka penting )
F 0,136 Nm

F =| F F|=|1 3 ,60 1,20|102 Nm

Secara teori jumlah torsi di lengan kanan harus sama dengan jumlah torsi di lengan kiri
atau selisih diantara keduanya harus sama dengan nol untuk mencapai kondisi seimbang.
( 1 + 2 ) F =0

(|3,00 0,20|102 +|12,00 0,60| x 102 ) Nm|13 , 6 1,2| 102 Nm


2 2
|15,00 0,80| 10 Nm|1 3 , 6 1,2|10 Nm

|1,40 0,40| 102 Nm


|0,014 0,004| Nm

PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka kita dapat mengetahui
kondisi-kondisi kesetimbangan statis dan dapat menentukan momen gaya dari setiap
kegiatan. Kondisi yang harus dimiliki oleh benda yang mengalami kesetimbangan adalah
kesetimbangan translasi dan rotasinya harus ada. Pada kesetimbangan translasi dan rotasi
jumlah gaya yang bekerja harus sama dengan nol
Pada kegiatan ini yang menjadi variabel kontrol yaitu gaya berat, varibael
manipulasi yaitu lengan beban dan variabel respon yaitu gaya pegas. Beban yang
digunakan ada 3, masing masing massanya 50 g. Beban 2 dan beban 3 digabung
menjadi 1 sehingga beratnya ada 100 g. Beban m1 gantungkan pada tuas pada posisi 4
yang jaraknya 6 cm dari pusat tuas dan beban m 2 pada posisi 10 yang jaraknya 15 cm dari
pusat tuas. Pegas berada di sebelah kiri pada posisi 10 yang jaraknya 20 cm dari pusat
tuas. Kegiatan ini dilakukan sampai 5 kali dengan merubah posisi beban m 1, m2 dan
pegas dan membaca skala yang pegasnya seimbang dengan tuas.
Berdasarkan hasil percobaan, kegiatan ketiga beban pertama diletakkan pada
lengan gaya ketigaatau 4,5cm dari pusat tuas dan beban kedua pada lengan gaya
ketujuhatau 10,50cm dari pusat tuas dan gaya yang diperlukan agar terjadi kesetimbangan
statis yakni 0,70Newton
Pada kegiatan ke empat beban pertama diletakkan pada lengan gaya keenam atau
9,00cm dari pusat tuas dan beban kedua pada lengan gaya kesembilan atau 13,50cm dari
pusat tuas dan gaya yang diperlukan agar terjadi kesetimbangan statis yakni 1,10Newton.
Pada kegiatan ke lima beban pertama diletakkan pada lengan gaya kelimaatau
7,5cm dari pusat tuas dan beban kedua pada lengan gaya kesebelas atau 16,50cm dari
pusat tuas dan gaya yang diperlukan agar terjadi kesetimbangan statis yakni 1,00Newton
Benda dinyatakan berada dalam kondisi kesetimbangan, apabila benda tersebut

berada dalam kesetimbangan translasi dan rotasi, dimana F=0 dan =0 .

Torsi atau momen gaya dapat diperoleh melalui persamaan


1 + 2 f = 0 dengan

1=w1 l 1 , 2=w2 l 2 , dan f =F l f . Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh

nilai torsi pada pengamatan 1 adalah 0,003 Nm, pada pengamatan 2 adalah 0,024 Nm,
pada pengamatan 3 adalah 0,0285 Nm, pada pengamatan 4 adalah 0,0225 Nm, dan pada
pengamatan 5 adalah 0,015 Nm. Hasil analisis tersebut hanya menghampiri nol, hal ini
mungkin terjadi karena kesalahan relative praktikan saat mengamati kesetimbangan pada
tuas.

KESIMPULAN
Sebuah benda dikatakan dalam keadaan setimbang jika resultan gaya yang
bekerja sama dengan nol, dan resultan momen gaya yang bekerja sama dengan nol. Pada
kegiatan ini kami mendapatkan hasil momen gaya total yang diperoleh ternyata tidak
sesuai dengan teori. Dimana sesuai teori tidak sama dengan nol, sehingga praktikum ini
dapat dikatakan bahwa tidak membuktikan teori =0. Tetapi hasil yang didapatkan
mendekati nol. Namun praktikum ini bisa dikatakan berhasil. Mungkin kegagalan
praktikum ini disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data dan yang
paling susah memposisikan tuas dalam posisi setimbang, juga kesalahan alat ukur
tersebut.

REFERENSI
[1] Herman 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar : Unit Laboratorium
Fisika Dasar FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai