Anda di halaman 1dari 6

INTERFEROMETER MICHELSON

Rahma Amin1), Abdi Manab idris2), Heri Rahmat Suryadi3), Irmawati Amir4)
Sri Wahyuni

Laboratorium Fisika Modern Universitas Negeri Makassar


e-mail: rahmaa1075@gmail.com, 2abdimanabidris@gmail.com, 3heri.rahmat00@gmail.com, 4Irmwati.amir2@gmail.com
1

Abstrak. Telah dilakukan praktikum mengenai percobaan Interferometer Michelson yang bertujuan untuk memahami
prinsip kerja Interferometer Michelson dan mengukur panjang gelombang cahaya dari sumber cahaya yang digunakan.
nterferometer adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan adanya interferensi cahaya, dimana interferensi adalah
penggabungan atau perpaduan antara dua gelombang atau lebih yang bertemu pada suatu titik ruang untuk menghasilkan
gelombang yang baru. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah dengan memanfaatkan sifat interferensi cahaya.
Interferensi adalah penggabungan suporposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titi ruang.Sumber
cahaya atau laser akan dibagu oleh beam splitter. Beam splitter ini akan memantulkan sekaligus meneruskan cahaya yang
ditujukan ke alat ini. Cahaya yang dipantulkan oleh beam splitter kemudian dipantulkan lagi oleh cermin dan membentuk
pola interferensi pada layar. Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yakni: perangkat alat interferometer,
sumber sinar laser dan laser aligment bench. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur beda lintasan dm untuk setiap
20 Frinji hingga 200 frinji yang terbentuk di layar dan dan panjang gelombang yang diperoleh sebesar |635.7 14,1|nm
dengan kesalahan realtif sebesar 2,07 %. Secara teori sumber cahaya He-Ne memiliki panjang gelombang 632,8 nm. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil analisis berdasarkan percobaan dengan teori tidak jauh berbeda.
Kata Kunci: Frinji, Interferometer Michelson, Interferensi, , Panjang Gelombang

A. PENDAHULUAN dapatkan pada tahun 1907 untuk pengembangan


Albert Michelson lahir di Strelno, Polandia instrumen. Ia juga terdaftar sebagai anggota
pada tanggal 19 Desember 1852. Ia adalah perkumpulan cendekiawan bergengsi di beberapa
Fisikawan pertama dari Amerika Serikat yang universitas di Eropa dan Amerika.
menerima hadiah Nobel dalam bidang Sains. Sepanjang karier keilmuwannya, Michelson
Michelson muda masuk sekolah menengah di sudah banyak melakukan penelitian di bidang
San Fransisco pada tahun 1859. Setelah lulus, ia Fisika. Salah satunya adalah keberhasilannya
kemudian melanjutkan pendidikannya ke dalam menentukan besar kecepatan cahaya
Akademi Kelautan Amerika Serikat. Pada tahun dengan ketepatan yang tinggi menggunakan alat
1873 ia mengarungi Hindia Barat selama 2 tahun yang ia buat sendiri. Pada tahun 1887, Michelson
sebelum ia memutuskan menjadi dosen Fisika menemukan alat Interferometer yang digunakan
dan Kimia di Akademi di bawah Admiral bersama kimiawan Amerika Edward Williams
Sampson. Morley (fisikanet. 2017)
Pada tahun 1879 ia ditempatkan di Kantor Interferomter Michelson adalah sebuah alat
Penanggalan Laut, Washington. Setahun setelah yang digagas oleh A.A. Michelson yang pada
itu, ia melanjutkan studinya ke Eropa. Ia masuk awalnya digunakan untuk mengukur kecepatan
Universitas Berlin dan Heidelberg College of eter sebagai medium perambatan cahaya. Alat ini
France, dan Politeknik Ecole di Paris. Pada tahun memanfaatkan salah satu sifat cahaya yakni
1883, Michelson kembali ke Amerika Serikat dan interferensi yang merupakan hasil penggabungan
menjadi professor di Sekolah Fisika Terapan, secara superposisi dua gelombang atau lebih
Cleveland, Ohio, dan Universitas Clark, yang bertemu pada satu titik ruang.
Worcester, Massachusetts pada tahun 1890 serta Hasil penelitian mereka menunjukkan
dari Universitas Chicago pada tahun 1892. Di bahwa tidak ada gerakan eter yang menuju eter
Chicago, Michelson adalah orang pertama yang yang terdeteksi. Dengan kata lain, eter itu tidak
menjabat sebagai ketua jurusan. Banyak tanda ada (Tipler, P. A, 1991).
kehormatan yang telah diterima oleh Michelson.
Di antaranya adalah Nobel Fisika yang ia

1
Dalam perkembangan selanjutnya, kelipatan 360 ,maka gelombang akan sefase
interferometer Michelson ini dapat menentukan dan berinterferensi secara saling menguatkan
sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya (interferensi konstruktif). Sedangkan
penentuan panjang gelombang cahaya tertentu, amplitudonya sama dengan penjumlahan
pola penguatan interferensi yang terjadi dan amplitudo masing-masing gelombang. Jika
sebagainya. Sehingga, mengingat nilai guna perbedaan fasenya 180 atau bilangan ganjil kali
eksperimen ini yang sedemikian luasnya, maka 180, maka gelombang yang dihasilkan akan
percobaan Michelson ini menjadi penting untuk berbeda fase dan berinterferensi secara saling
dilakukan. melemahkan (interferensi destruktif). Amplitudo
B. TEORI SINGKAT yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo
Interferometer Michelson merupakan masing-masing gelombang. (Tipler,P.A.199).
seperangkat peralatan yang memanfaatkan gejala Interferensi terjadinya jika memenuhi suatu
interferensi. Prinsip interferensi adalah kenyataan syarat untuk bisa terjadinya interferensi. Adapun
bahwa beda lintasan optik(d) akan membentuk syarat-syarat terjadinya interferensi adalah
suatu frinji (Resnick,1993). Pada tahun sebagai berikut :
1887,Albert A.Michelson (1852-1931) dan a.) Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu
Edward W. Morley (1838- 1932) mencoba keduanya harus memiliki beda fase yang
mengukur aliran eter dengan menggunakan selalu tetap, karena itu keduanya harus
interferometer optis yang sangat peka yang memiliki frekuensi yang sama, kedua ini
dikenal dengan interferometer Michelson. Jika boleh nol tetapi tidak harus nol.
benar bahwa ada eter, maka seharusnya seorang b.) Kedua gelombang cahaya harus memiliki
pengamat di bumi yang bergerak bersama eter amplitudo yang hampir sama jika tidak
akan merasakan adanya angin eter. Suatu alat interferensi yang di hasilkan kurang kontras
yang cukup sensitif untuk mendeteksi adanya Prinsip interferensi adalah kenyataan bahwa beda
pergerakan eter telah dikembangkan oleh lintasan optik (d) akan membentuk suatu frinji.
michelson pada tahun 1881,dan disempurnakan Berikut gambar.1 Interferometer Michelson
kembali oleh Michelson-Morley pada tahun
1887. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa tidak ada gerakan eter yang menuju eter
yang terdeteksi. Dengan kata lain,eter itu tidak
ada(Daud Malago,Jasruddin.2005). Interferensi
adalah penggabungan suporposisi dua gelombang
atau lbih yang bertemu pada satu titi ruang. Hasil
interferensi yang berupa pola pola cincin dapat
digunakan untuk menentukan beberapa fisis yang
berkaitan dengan interferensi ,misalnya panjang
gelombang suatu sumber cahaya,indeks bias,dan
ketebalan bahan. (Tipler,P.A.1991). Sumber :
Pengamatan gejala interferensi pertama kali http://pustakafisika.files.wordpress.com/2012/09/
dilakukan oleh Thomas Young. Percobaan ini interf erometer-michelson.jpg
menegaskan sebuah bukti penting bahwa cahaya Dari gambar diatas seberkas cahaya laser
pada hakikatnya merupakan sebuah gelombang menumbuk beam splitter/pembagi berkas cahaya.
(prinsip Huygens). Beam splitter ini berfungsi memecah berkas
Apabila dua gelombang yang berfrekuensi sehingga 50% cahaya yang jatuh padanya
dan berpanjang gelombang sama tapi berbeda dipantulkan dan 50% sisanya diteruskan. Berkas
fase bergabung,maka gelombang yang dihasilkan cahaya yang diteruskan bergerak menuju M2 dan
merupakan gelombang yang amplitudonya berkas cahaya yang diteruskan bergerak menuju
tergantung pada perbedaan fasenya. Jika M1. Kedua cermin M1 dan M2 kemudian
perbedaan fasenya 0 atau bilangan bulat memantulkan kembali berkas-berkaas cahaya

2
tersebut kembali ke beam splitter. Setengah dari Gambar 3. Skema rangkaian percobaan
masing-masing berkas cahaya pantul dari M1 dan interferometer Michelson.
M2 kemudian diteruskan ke viewing screen, dan Pada tujuan pertama memahami prinsip kerja
teramati pola lingkaran gelap-terang-gelap-terang Interferometer Michelson, maka pada percobaan
konsentris. Oleh karena berkas cahaya ini akan dilakukan dengan menggunakan prinsip
interferensi bersumber dari berkas yang kerja interferometer Michelson yaitu seberkas
sama,maka berkas-berkas ini akan memiliki fase cahaya monokromatik yang dipisahkan di suatu
yang sama. titik tertentu (beam splitter) sehingga masing-
masing berkas dibuat melewati dua panjang
lintasan yang berbeda, dan kemudian disatukan
kembali melalui pantulan dari dua cermin yang
letaknya saling tegak lurus dengan titik pembagi
berkas tersebut (viewing screen), setelah berkas
cahaya monokromatik tersebut disatukan maka
akan terlihat pola interferensi akibat penggabung
antara duabuah gelombang dan akan teramati
pola lingkaran gelap terang.
Gambar 2. Pola gelap terang Pola interferensi itu terjadi karena adanya
Perbedaan fase relatif pada saat bertemu perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua
bergantung pada panjang lintasan optiknya. berkas gelombang cahaya yang telah disatukan
Panjang lintasan optik berkas cahaya pantul tersebut. Jika panjang lintasan dirubah dengan
dapat diubah dengan menggerakkan M1. Karena diperpanjang maka yang akan terjadi adalah
berkas cahaya bergerak dua kali antara pola-pola frinji akan masuk ke pusat pola.Jarak
M1 dengan beam splitter maka menggerakkan lintasan yang lebih panjang akan mempengaruhi
M1 sejauh I menuju beam splitter/pembagi fase gelombang yang jatuh ke layar. Bila
berkas cahaya/kolimator akan mengurangi pergeseran beda panjang lintasan gelombang
lintasan optik sebesar I. cahaya mencapai maka akan terjadi interferensi
Pada kondisi ini, pola interferensi akan konstruktif yaitu terlihat pola terang, namun bila
berubah, jari-jari maksimum berkurang dan akan pergeserannya hanya sejauh l/4 yang sama
menempati posisi minimal sebelumnya. artinya dengan berkas menempuh lintasan l/2
( Nurhayati ,dkk.2017). maka akan terlihat pola gelap.
C. METODOLOGI PERCOBAAN Tujuan kedua mengukur panjang gelombang
Pada percobaan Interferometer Michelson sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan,
dilakukan dengan menggunakan serangkaian alat langkah pertama yang dilakukan dengan
yang terdiri dari perangkat alat interferometer, menyiapkan perangkat interferometer, setelah itu
sumber sinar laser dan laser aligment bench, diberi sumber cahayadimanasumbercahaya yang
yang disusun seperti pada gambar berikut: digunakan adalahsinar laser aligment bench
layar
(laser merah).
Pola interferensi yang terbentukberupa
laser
L1 (f = 5 mm) lingkaran dan dikelilingi cincin gelap (frinji)
C2 akan tampil pada layar. Setelah diketahui bentuk
awal frinjinya, ditetapkan pola gelap sebagai titik
L2 (f = 50 PB
mm) acuan perhitungan jumlah frinji. Selanjutnya,
C1 dilakukan pengukuran dm dengan memutar secara
Perangkat perlahan-lahan skrup mikrometer pada M2
mikrometer searah jarum jam sebanyak 20 frinji (20 pola
reducer gelap yang melewati titik acuan), mencatat
penunjukkan mikrometer pada posisi ini sebagai
dm. Kegiatan ini dilakukan 10 kali (200 kali

3
putaran) dimana setiap 20 kali putaran dicatat Tabel 2. Panjang gelombang () untuk setiap beda
penunjukkan mikrometernya. lintasan (dm)
No N dm ( 10 ) (nm)
D. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA 1 20 |7,00 0,50| 700,00
Hasil Percobaan 2 40 |14,50 0,50| 725,00
NST Mikrometer : 0,1 10 3 60 |19,00 0,50| 633,33
Tabel 1. Hubungan antara jumlah frinji (N) dengan 4 80 |24,50 0,50| 612,50
pergeseran cermin (dm) pada percobaan 5 100 |30,00 0,50| 600,00
Interferometer Michelson 6 120 |37,00 0,50| 616,67
No N dm ( 10 ) 7 140 |43,00 0,50| 614,29
1 20 |7,00 0,50| 8 160 |49,50 0,50| 618,75
2 40 |14,50 0,50| 9 180 |55,50 0,50| 616,67
3 60 |19,00 0,50| 10 200 |62,00 0,50| 620,00
4 80 |24,50 0,50| Untuk panjang gelombang rata ratanya didapatkan
5 100 |30,00 0,50| dari :
6 120 |37,00 0,50|
7 140 |43,00 0,50| + + + + + + + + +
8 160 |49,50 0,50| =
10
9 180 |55,50 0,50| = (700 + 725 + 633,33 + 612,50 + 600 + 616,67 +
10 200 |62,00 0,50| 614,29 + 618,75 + 616,67 + 620)/
Analisis Data = 635,72 nm
Menghitung panjang gelombang sumber cahaya Untuk analisi ketidakpastian dari panjang
yang digunakan dengan persamaan berikut: gelombangnya diperoleh
2
=
1 1 635,70nm 700nm 64,28nm
Analisis ketidakpastian panjang gelombang ()
2 Dengan cara yang sama diperoleh ketidakpastian
= panjang gelombang untuk setiap data sebagai
=2 berikut:
Tabel 3. Keidakpastian panjang gelombang ( )
=
untuk setiap beda lintasan (dm)
(2 ) No N dm ( (nm) (nm)
=
10 )
= |2 | 1 20 |7,00 0,50| 700,0 64,2
2 2 40 |14,50 0,50| 725,0 89,2
= 3 60 |19,00 0,50| 633,3
2 2,39
4 80 |24,50 0,50| 612,5 23,2
= 5 100 |30,00 0,50| 600,0
d 35,7
= 100% 6 120 |37,00 0,50| 616,6 19,0
7 140 |43,00 0,50| 614,3 21,4
Untuk jumlah frinji 20 didapatkan panjang
8 160 |49,50 0,50| 618,7 16,9
gelombang
9 180 |55,50 0,50| 616,6 19,0
2 2 (7,0 10 )
= = = 700 10 200 |62,00 0,50| 620,00 15,7
20
Dengan cara yang sama diperoleh panjang Menentukan nilai ketidakpastian rata-rata panjang
gelombang ntuk setiap data sebagai berikut : gelombang ()

4
2 13,18| . Secara teori He-Ne memiliki panjang
i gelombang 632,8 nm. Hasil analisis yang
diperoleh berdasarkan data percobaan dan teori
n(n 1) menunjukkan bahwa perbedaan diantaranya tidak
berbeda dau atau mendekati.
15644,21nm 2
F. KESIMPULAN
10(10 1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah
= 13,18 nm2 dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.
13, 18 nm 1. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah dengan
= 100% = 100% memanfaatkan sifat interferensi cahaya.
635,70
= 2,07 % (3 ) Cahaya tersebut berasal dari satu sumber yang
= |635, 7 13,18| kemudian dibagi oleh beam splitter. Beam
splitter ini akan memantulkan sekaligus
E. PEMBAHASAN meneruskan cahaya yang ditujukan ke alat ini.
Percobaan kali ini yakni Percobaan Cahaya yang dipantulkan oleh beam splitter
Interferometer Michelson yang di mana kemudian dipantulkan lagi oleh cermin dan
bertujuan untuk memahami prinsip kerja/konsep membentuk pola interferensi pada layar.
interferometer Michelson, serta untuk mengukur 2. Dalam percobaan interferometer Michelson,
panjang gelombang sumber cahaya yang cahaya atau laser akan melewati beam splitter
digunakan dalam percobaan. Prinsip dasar dari yang fungsinya sebagian meneruskan cahaya
percobaan ini adalah dengan memanfaatkan sifat dan sebagian dipantulkan. Pada permukaannya
interferensi cahaya. Sumber cahaya yang dilapisi perak yang sangat tipis.
digunakan pada percobaan ini adalah Helium- 3. Panjang gelombang sumber cahaya yang
Neon. Cahaya tersebut berasal dari satu sumber diperoleh adalah |635,7 13,18| nm.
yang kemudian dibagi oleh beam splitter. Beam Sedangkan secara teori panjang gelombang
splitter ini akan memantulkan sekaligus untuk helium-neon adalah 632,8 nm. Nilai
yang diperoleh berdasarkan percobaan ini
meneruskan cahaya yang ditujukan ke alat ini.
sangat mendekati nilai teori dengan kesalahan
Cahaya yang dipantulkan oleh beam splitter
relatif sebesar 2,07%.
kemudian dipantulkan lagi oleh cermin dan
membentuk pola interferensi pada layar. Beam REFERENSI
Splitter /balok splitter (cermin stengah
transparan) yang bagian permukaannya dilapisis [1] http://www.fisikanet.lipi.go.id. Diakses pada
perak yang sangat tipis. Dimana berkas cahaya tanggal 21 November 2017
nantinya sebagian akan dipantulkan pada [2]http://pustakafisika.files.wordpress.com/interfero
adjustable mirror dan sebagian lagi akan meter-michelson.jpg. Diakses pada tanggal 21
ditranmisikan ke movable mirror. Beam Splitter November 2017
berupa semi transprance mirror yang memiliki
[3] Daud Malago,Jasruddin.2005.Pengantar Fisika
kemampuan transmisi dan juga refleksi dalam
Modern. Makasar: Badan Penerbit UNM
percobaan interferometer Michelson digunakan
Makasar
untuk membagi berkas cahaya dengan cara
sebagian cahaya akan dipantulkan pada [4] Halliday, D. dan Resnick, R. 1993. Fisika Jilid
adjustable mirror dan sebagian lagi akan 2. Penerbit Erlangga. Jakarta
ditranmisikan ke movable mirror
[5] Nurhayati, dkk. 2017. Penuntun Praktikum
Pengambilan data dilakukan dengan
Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium Fisika
mengukur beda lintasan (dm) untuk setiap 20
Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Frinji yang terbentuk di layar. Hasil analisis
panjang gelombang berdasarkan percobaaan [6] Tipler, P. A. 1991.Fisika Untuk Sainsdan
sebesar |635,7 13,18|nm dengan KR = 2,07 %. Tehnik Jilid 2 (alih bahasa Dr.Bambang
Sehingga dapat dituliskan PF = |635, 7 Soegijono). Penerbit Erlangga:Jakarta.

5
6

Anda mungkin juga menyukai