Anda di halaman 1dari 32

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Muthmainnah Muchtar, Rahma A.*), Rustan Ruslan, Rika

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak.Telah kami lakukan percobaan tentang dasar pengukuran dan ketidakpastian.Praktikum


ini bertujuan untuk dapat menggunakan alat ukur dasar, menentukan ketidakpastian dalam
pengukuran tunggal dan berulang-ulang, dan mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.
Praktikum ini dilakukan dengan mengamati panjang, lebar, tinggi dan diameter kubus dan kelereng
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Kemudian untuk mengukur
massanya menggunakan neraca ohauss 2610 gram, neraca ohauss 311 gram, dan neraca ohauss
310 gram. Setelah mendapatkan massanya, kemudian akan dihitung massa jenisnya. Pada
kegiatan ini jugamenggunakan thermometer untuk menghitung suhu dan stopwatch untuk
menghitung pertambahan waktu suhu yang dipanaskan dengan cara dengan cara air di masukkan
ke dalam gelas ukur dan dipanasi diatas kasa dan kaki tiga dengan pembakar bunsen. Hasil yang
diperoleh dari pengukuran ini adalah perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap
selang waktu 1 menit sampai diperoleh 10 kali. Kesimpulannya adalah dalam melakukan
pengukuran berulang, maka nilai yang dihasilkan juga berbeda beda dengan kata lain, tidak ada
pengukuran yang pasti. Hal ini disebabkan karena tidak ratanya permukaan alat ukur yang
digunakan dan kesalahan dalam mengitung data.
Kata Kunci : alat ukur, angka penting, pengukuran berulang, dan skala

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menggunakan alat alat ukur dasar ?
2. Bagaimana menentukan dan menuliskan hasil perhitungan/pengukuran dengan
menggunakan angka penting dengan tepat ?

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu menggunakan alat alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
3. Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti

TEORI SINGKAT
A. PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang
diterima sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran.
1. Pengukuran Panjang
a. Mistar
Mistar mempunyai skala terkecil 1 mm dengan batas ketelitian 0,5 mm
atau setengah dari nilai skala terkecilnya.

b. Jangka Sororng
Setiap jangka sorong memiliki skala utama ( SU ) dan skala bantu atau
skala nonius ( SN ). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan
banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong
lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan bahkan ada yang
memiliki skala nonius sebanyak 50 skala.

Jangka sorong merupakan slah satu alat ukur besaran panjang yang
secara khusus dapat digunakan untuk mengukur diamter dalam, diameter
luar dan kedalaman.

NST jangka sorong = 2 mm 0,95 mm = 0,05 mm


Untuk menentukan Hasil Pengukuran ( HP ) dengan menggunakan
Jangka Sorong ini digunakan persamaan :
Hasil Pengukuran (HP )
= ( PSU Nilai Skala Utama ) + ( Penunjukan Skala Nonius NST
Jangka Sorong
Kesalahan Mutlak x
x = 1 NST Jangka Sorong
= 0,05 mm
Hasil Pengukuran,
x= |x x|mm
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar ( SM ) sebagai
skala utama sebesar 0,5 mm dan skala putar ( SP ) sebagai skala nonius
sebesar 50 skala
NST mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan,

Nilai Skala Mendatar


NST alat = N

0,5 mm
= 50

= 0,01 mm
Untuk menentukan Hasil Pengukuran ( HP ) menggunakan Mikrometer
sekrup ini digunakan persamaan:
Hasil Pengukuran ( HP )
= PSM Nilai Skala Mendatar) + (Penunjukan Skala Putar NST
Mikrometer Sekrup)
Kesalahan Mutlak x
1
x= 2 NST Mikrometer Sekrup

= 0,005 mm
Sehingga Hasil Pengukuran,
X= |x x|mm

2. Pengukuran Massa
a. Neraca Ohauss 2610 gram
Disebut Neraca Ohauss 2610 karena hanya dapat menahan beban sebesar
2610 gram. Neraca ini memiliki 3 lengan dengan batas ukur yang
berbeda beda.
Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menjumlah penunjukan beban
gantung dengan semua penunjukan lengan lengan neraca
Batas Ukur 100 gr
Nilai Skala Lengan 1 = Jumla h Skala = 10 = 10 gram

Batas Ukur 500 gr


Nilai Skala Lengan 2 = Jumla h Skala = 5 = 100 gram

Batas Ukur 10 gr
Nilai Skala Lengan 3 = Jumlah Skala = 100 = 0,1 gram

b. Neraca Ohauss 311 gram


Neraca ini mempunyai empat lengan dengan Nilai Skala yang berbeda
beda, masing masing lengan mempunyai batas ukur dan Nilai
Saklanyang berbeda beda. Hasil Pengukuran ditentukan dengan
penjumlahan penunjukan semua lengan neraca yang digunakan.
Batas Ukur 200 gr
Nilai Skala Lengan 1 = Jumlah Skala = 2 = 100 gram

Batas Ukur 100 gr


Nilai Skala Lengan 2 = Jumlah Skala = 10 = 10 gram

Batas Ukur 10 gr
Nilai Skala Lengan 3 = Jumlah Skala = 10 = 1 gram

Batas Ukur 0,1 gr


Nilai Skala Lengan 4 = Jumlah Skala = 10 = 0,01 gram

B. ANGKA PENTING atau ANGKA BERARTI


1. Semua angka penting bukan nol adalah angka penting
2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka
penting
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka
penting, kecuali kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis di
bawah angka terakhir yang masih dianggap penting.
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol baik di
sebelah kanan maupun kiri koma desimal tidak termasuk angka
penting
METODE EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
1. Penggaris/Mistar 1 buah
2. Jangka Sorong 1 buah
3. Mikrometer Sekrup 1 buah
4. Termometer 1 buah
5. Stopwatch 1 buah
6. Neraca Ohaus 310 gr 1 buah
7. Neraca Ohaus 311 gr 1 buah
8. Neraca Ohaus 2610 1 buah
9. Gelas Ukur 1 buah
10. Kaki tiga dan kasa 1 buah
11. Pembakar bunsen 1 buah
12. Balok Besi 1 buah
13. Bola ( Kelereng Besar ) 1 buah
14. Air secukupnya

Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1(Pengukuran Panjang)
a. Variabel terukur : Panjang, lebar, tinggi balok dan diameter kelereng
b. Variabel terhitung : Volume balok dan kelereng
2. Kegiatan 2 (Pengukuran Massa)
a. Variabel terukur : Massa balok dan kelereng
b. Variabel terhitung : Massa Jenis balok dan kelereng
3. Kegiatan 3 (Pengukuran Suhu)
Variabel terukur : suhu dan waktu

Definisi Operasional Variabel


1 ) Kegiatan 1( Pengukuran Panjang )
1. Panjang adalah hasil pengukuran dari rusuk balok sisi bawah yaitu rusuk kiri ke
rusuk kanan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup
dengan satuan millimeter (mm).
2. Lebar adalah hasil pengukuran dari rusuk balok sisi bawah yaitu rusuk depan
ke rusuk belakang menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup
dengan satuan millimeter (mm).
3. Tinggi adalah hasil pengukuran dari rusuk balok vertikal yaitu rusuk bawah ke
rusuk atas menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup dengan
satuan millimeter (mm).
4. Diameter adalah hasil pengukuran dari sisi bola sebelah kiri menuju sisi sebelah
kanan menggunakan mistar, jangka sorong,dan mikrometer sekrup dengan
satuan millimeter (mm)
5. Volume adalah hasil kali dari panjang, lebar dan tinggi dalam pengukuran ini
dengan satuan milimeter ( mm )
2 ) Kegiatan 2( Pengukuran Massa )
1. Massa adalah hasil pengukuran berat benda menggunakan neraca ohauss
2610 gram, neraca ohauss 311 gram, dan neraca ohauss 310 gram dengan
satuan gram.
2. Massa jenis adalah hasil pembagian antara massa dengan volume dengan
3
satuan gr/ mm .
3 ) Kegiatan 3( Pengukuran Waktu dan Suhu )
1. Temperatur adalah hasil pengukuran suhu air yang dipanaskan

menggunakan thermometer dengan satuan


2. Waktu adalah hasil pengukuran dengan menggunakan stopwatch dengan
satuan sekon
Prosedur Kerja
1. Kegiatan 1(Pengukuran Panjang)
Menyiapkan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Menentukan NST dari masing-masing alat ukur. Mengukur sebanyak 3 kali untuk
panjang, lebar, tinggi balok menggunakan 3 alat ukur diatas secara bergantian dengan
anggota kelompok. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel yang telah disediakan
dengan disertai ketidakpastiannya.
Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali diameter kelereng yang telah disediakan
dengan menggunakan ketiga alat ukur diatas. Mencatat hasil pengukuran yang telah
dilakukan pada table hasil pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.
2. Kegiatan 2 (Pengukuran Massa)
Menentukan NST masing-masing neraca yang akan digunakan. Mengukur massa
balok kubus dan kelereng (yang digunakan di pengukuran panjang) sebanyak 3 kali
secara berulang. Mencatat hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan ketidakpastian
pengukurannya.
3. Kegiatan 3 ( Pengukuran suhu dan waktu)
Menyiapkan gelas ukur, pembakar Bunsen lengkap dengan kaki tiga dan lapisan
1
asbesnya, dan termometer. Mengisi gelas ukur dengan 2 dan meletakkan di atas kaki

T ). Menyalakan dan
tanpa ada pembakar. Mengukur temperatur mula mulanya (
menunggu nyala pembakar bunsen normal. Meletakkan pembakar bunsen di bawah gelas
kimia dan menjalankan alat pengukur waktu. Mencatat hasil perubahan temperatur pada
termometer sebanya 10 kali dalam tabel pengamatan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
1. Pengukuran Panjang
NST Mistar : 0,1 cm = 1 mm
NST Jangka Sorong :
20 skala nonius = 39 skala utama

39
1 skala nonius = 20 = 1,95 mm

Skala Utama yang paling dekat dengan 1,95 mm adalah 2 mm,


maka NST = 2 mm 1,95 mm = 0,05 mm/skala

NST Mikrometer Sekrup :

Nilai Skala Mendatar


NST Mikrometer Sekrup = N

0,5 mm
= 50
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang

No. Benda Besaran


Hasil Pengukuran ( mm )
yang yang Mikrometer
diukur diikur Mistar Jangka Sorong
Sekrup
1 Balok Panjang 1 .19,0 0,5 1.19,00 0,05 20,135 0,005
2. 18,5 0,5 2.19,00 0,05 19,93 0,005
3. 18,5 0,5 3.19,00 0,05 19,98 0,005
Lebar 1. 18,5 0,5 1 18,80 0,05 20,305 0,005
2. 18,5 0,5 2 18,80 0,05 18,29 0,005
3. 18,5 0,5 3.18,80 0,05 17,89 0,005
Tinggi 1. 17,0 0,5 1.18,80 0,05 19,395 0,005
2. 8,0 0,5 2.18,80 0,05 18,85 0,005
3. 18,0 0,5 3.18,80 0,05 18,87 0,005
2 Bola Diameter 1.25,0 0,5 1.24,55 0,05 23,76 0,005
2.22,0 0,5 2.24,60 0,05 24,47 0,005
3.24,0 0,5 3.24,55 0,05 23,78 0,005

2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Batas ukur 100
Nilai Skala Lengan 1 = Jumla h skala = 10 gram = 10

gram

Batas ukur 500


Nilai Skala Lengan 2 = Jumla h skala = 5 gram = 100

gram

Batas ukur 10
Nilai Skala Lengan 3 = Jumla h skala = 100 gram = 0,1

gram

Massa beban gantung = ..................

Penunjukan Penunjukan Penunjukan Massa Benda


Benda
lengan 1 lengan 2 Lengan 3 (g)
Balok 1. 0 1. 50 1. 4,00 |54,00 0,05|
1.
Kubus 2. 0 2. 50 2. 3,95
3. 0 3. 50 3. 4,05 g
2. |52,95 0,05|
g
3. |54,05 0,05|
g
1. 0 1. 10 1. 9,5 |19,5 0,05|
1.
Bola 2. 0 2. 10 2. 9,4
3. 0 3. 10 3. 9,5 g
2 . |19,4 0,05|
g
3. |19,5 0,05|
g
Tabel.2 Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram

Neraca Ohauss 311 gram


Batas ukur 200
Nilai Skala Lengan 1 = Jumla h skala = 9 gram = 10

gram
Batas ukur 100
Nilai Skala Lengan 2 = Jumlah skala = 10 gram = 100

gram

Batas ukur 10
Nilai Skala Lengan 3 = Jumla h skala = 10 gram = 1

gram

Batas ukur 0,1


Nilai Skala Lengan 4 = Jumla h skala = 10 gram = 0,01

gram

Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram

Penun. Penun. Penun. Penun.


Benda Massa benda (g)
Lengan 1 Lengan 2 Lengan 3 Lengan 4
1. 0 1. 0 1. 0 1. 0 1.54,045 0,005
Balok 2. 0 2. 0 2. 0 2. 0 2.54,025 0,005
kubus 3. 0 3. 0 3. 0 3. 0 3.54,002 0,005

1. 0 1. 0 1. 0 1. 0 1.19,530 0,005
Bola 2. 0 2. 0 2. 0 2. 0 2.19,510 0,005
3. 0 3. 0 3. 0 3. 0 3.19,510 0,005

Neraca Ohauss 310 gram


200
Nilai Skala Lengan 1 = 2 gram = 100 gram NST Neraca ohauss 310

gram

10 SN = 19 SP NST = NSP - NSN


100 10 SN = 19 SP x 0,1 = 0,2 0,19
Nilai Skala Lengan 2 = 10 gram = 10 gram = 1,9 SP = 0,01 gram
1,9
1 SN = 10 = 0,19

1
Nilai Skala Putar = 10 gram = 0,1 gram
Jumlah Skala Nonius = 10

Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram

Penun. Penun. Penun. Penun.


Benda
Lengan 1 lengan 2 lengan 3 skala Massa benda
nonius
1. 0 1. 50 1. 3,9 1. 0,08 1.
2. 0 2. 50 2. 3,9 2. 0,09 |53,98 0,01|
3. 0 3. 50 3. 3,9 3. 0,09
2.
Balok
Kubus |53,98 0,01|
3.
|53,99 0,01|
1. 0 1. 10 1. 9,45 1. 0,08 1.
2. 0 2. 10 2. 9,4 2. 0,09 |19,53 0,01|
3. 0 3. 10 3. 9,4 3. 0,09
2.
Bola |1949 0,01|
3.
|19,49 0,01|

4. Pengukuran Waktu dan Suhu


NST termometer = 1 C NST Stopwatch= 1 s
Temperatur mula mula = 37
Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu

No. Waktu ( s ) Temperatur (C) Perubahan Temperatur


1. 60,0 0,1 39,0 0,5 2 ,0 0,5
2. 120,0 0,1 41,5 0,5 4 ,5 0,5
3. 180,0 0,1 44,0 0,5 7,0 0,5
4. 240,0 0,1 46,0 0,5 9 ,0 0,5
5. 300,0 0,1 48,0 0,5 11 , 0 0,5
6. 360,0 0,1 50,0 0,5 13 , 0 0,5
7. 420,0 0,1 52,0 0,5 15 , 0 0,5
8. 480,0 0,1 54,0 0,5 17 , 0 0,5
9. 540,0 0,1 56,0 0,5 19 , 0 0,5
10. 600,0 0,1 56,0 0,5 19 , 0 0,5

Analisis Data
1. Pengukuran Panjang
Balok
1. Mistar
a. Panjang
p1 + p2 + p3
p =
3
19,0+18,5+ 18,5
= 3 mm

= 18,7 mm
1 = p1 - p =19,0 18,7mm = 0,3 mm

2 = p2 - p =18,5 18,7 mm = 0,2 mm

3 = p3 - p =18,5 18,7 mm = 0,2 mm

max= p=0,3 mm

p
KR =
100 %
p

0,3
= 18,7 100 %

= 1,60 % ( 3 angka penting )


{ P } = [ P P ] = [ 18,7 0,3 ] mm

b. Lebar
l 1 +l 2 +l 3
l
= 3

18,5+18,5+ 18,5
= 3 mm

= 18,5 mm
1 = l 1 - l =18,5 18,5mm = 0 mm

2 = l 2 - l =18,5 18,5mm = 0 mm

3 = l 3 - l =18,5 18,5mm = 0 mm

max = l = 0,5 mm

l

KR = l 100 %

0,5
= 18,5 100 %

= 2,70 % (3 angka penting )


{ L } = [ L L ] = [ 18,5 0,5 ] mm

c. Tinggi
t 1 +t 2+t 3
t
= 3

17,0+18,0+ 18,0
= 3 mm

= 17,7 mm
1 = t 1 - t = 17,0 17,7 mm = 0,7 mm

2 = t 2 - t = 18,0 17,7 mm = 0,3 mm

3 = t 3 - t = 18,0 17,7 mm = 0,3 mm

max = t = 0,7 mm

t
KR =
100 %
t

0,7
= 17,7 100%

= 3,95 % ( 3 angka penting )


{ T } = [ T T ] = [ 17,7 0,7 ] mm
Volume
V= p l t
= 18,7 mm 18,5 mm 17,7 mm
= 6123,3 mm3

V = |Vp p+ Vl l+ Vt t|
t
p l

t
p l

t
V =
p l





V =|l t p+ p t l + p l t|

V |
V l t p p t l p l t
=
p l t
+
p l t
+
p l t |
V = | pp + ll + tt | V

V = |18,7 +
18,5 17,7 |
0,3 0,5 0,7
+ 6123,3 mm3

3
|0,016+0,027 +0,0395|6123,3 mm
3
|0,0825|6123,3 mm

505,17 mm3

V
KR = V 100%

505,17
100
6123,3

8,25 (3 angka penting )


PF=|V V |=|6,1 0,5|103 mm3

2. Jangka Sorong
a. Panjang

p1 + p2 + p3
p =
3
19,00+19,00+ 19,00
= 3 mm

= 19,00 mm
1 = p1 - p =19,00 19,00mm = 0 mm

2 = p2 - p =19,00 19,00mm = 0 mm

3 = p3 - p =19,00 19,00mm = 0 mm

max = p = 0,05 mm

p
KR =
100 %
p

0,05
= 19,00 100 %

= 0,2631 % ( terdiri dari 4 angka penting )


{ P } = [ P P ] = [ 19,00 0,05 ] mm

b. Lebar
l 1 +l 2 +l 3
l
= 3

18,80+18.80+ 18,80
= 3 mm

= 18,80 mm
1 = l 1 - l =18,80 18,80mm = 0 mm

2 = l 2 - l =18,80 18,80mm = 0 mm

3 = l 3 - l =18,80 18,80mm = 0 mm

max = l = 0,05 mm
l

KR = l 100 %

0,05
= 18,80 100 %

= 0,2659 % ( terdiri dari 4 angka penting )


{ L } = [ L L ] = [ 18,80 0,05 ] mm

c. Tinggi
t 1 +t 2+t 3
t
= 3

18,10+18,00+ 18,15
= 3 mm

= 18,08 mm
1 = t 1 - t = 18,10 18,08mm = 0,02 mm

2 = t 2 - t = 18,00 18,08mm = 0,08 mm

3 = t 3 - t = 18,15 18,08mm = 0,07 mm

max = t = 0,08 mm

t
KR =
100 %
t

0,08
= 18,08 100%

= 0,4425 % ( terdiri dari 4 angka penting )


{ T } = [ T T ] = [ 18,08 0,08 ] mm
VOLUME
V = p l t

V = 19,00 mm 18,80 mm 18,08 mm


V = 6458,17 mm3

V= |Vp p+ Vl l+ Vt t|
|
V=
p l t
p
+ +
l t
V
|
|19,00
V= +
18,80 18,08|
0,05 0,05 0,08
+ 6458,17 mm3

V =|0,0026+0,00266+ 0,0044|6458,17 mm3

V =|0,04926|6458,17 mm3

V =318,13mm 3

V
KR= 100
V

318,13
100
6458,17

4,9 3 ( 3 angka penting )

(terdiri dari 4 angka penting )


PF=|V V |=|6,46 0,32|103 mm3

3. Mikrometer Sekrup
a. Panjang
p1 + p2 + p3
p = 3

19,885+19,930+19,880
= 3 mm

= 19,898 mm
1 = p1 - p =19,885 19,898mm = 0,013 mm

2 = p2 - p =19,930 19,898mm = 0,032 mm

3 = p3 - p =19,880 19,898mm = 0,018 mm

max = p = 0,032 mm

p
KR =
100 %
p
0,032
= 19,898 100%

= 0,1608 % (terdiri dari 4 angka penting)


{ P } = [ P P ] = [ 19,898 0,032 ] mm

b. Lebar
l 1 +l 2 +l 3
l
= 3

20,305+18,290+ 17,890
= 3 mm

= 18,828 mm
1 = l 1 - l = 20,305 18,828mm = 1,477 mm

2 = l 2 - l = 18,290 18,828mm = 0,538 mm

3 = l 3 - l = 17,890 18,828mm = 0,938 mm

max= l = 1,477 mm

l

KR = l 100 %

1,477
= 18,828 100%

= 7,84 % (terdiri dari 3 angka penting)


{ L } = [ L L ] = [ 18,828 1,477 ] mm

c. Tinggi
t 1 +t 2+t 3
t
= 3

19,395+18,950+18,840
= 3 mm

= 19,062 mm

1 = t 1 - t = 19,395 19,062 mm = 0,333 mm

2 = t 2 - t = 18,950 19, 062mm = 0,112 mm


3 = t 3 - t = 18,840 19, 062mm = 0,222 mm

max = 0,333 mm

t
KR =
100 %
t

0,333
= 19,062 100%

= 1,75 % (terdiri dari 3 angka penting)


{ T } = [ T T ] = [ 19,062 0,333 ] mm
Volume

V = p l t

V = 19,898 mm 18,828 mm 19,062 mm


V = 7141,379 mm3

V= |Vp p+ Vl l+ Vt t|
V=
| p l t
p
+ +
l t
V
|
V= |19,898 +
18,828 19,062|
0,032 1,477 0,333
+ 7141,379 mm
3

V = |0,0016+ 0,078+ 0,017| 7141,379 mm3

V = |0,0966|7141,379 mm3

V = 689,857 mm3

V
KR = v 100%

689,857
100
7141,379

9,66 ( 3 angka penting )

PF=|V V |=|7,141 0,689| 10 mm


3 3

3. Bola
1. Mistar
Diameter

d 1+ d2 + d3
d = 3

25,0+ 22,0+24,0
= 3 mm

= 23,7 mm
d 1 = d 1 - d =25,0 23,7mm = 1,3 mm

d 2 = d 2 - d =22,0 23,7mm = 1,7 mm

d 3 = d 3 - d =24,0 23,7mm = 0,3 mm

max = 1,7 mm

d

KR = d 100 %

1,7
= 23,7 100 %

= 7,17 % ( 3 angka penting )


{ D } = [ D D ] = [ 23,7 1,7 ] mm
Volume

4 1
V= r3 r =
3 2
3
4 1
= 3
( )
2
d

4 1 3
V=
d
3 8

1 1 3
V=

d
3 2

1
V=
d3
6

1
V= 6
3,14 (23,7)3
V = 6966,64 mm3

V = |vd d|
| |
( 16 d ) d
3

V =
d

1
V
d2 d
2

| |
1 2
d d
V 2
V = 1 3
d
6

V = |3 d d|V
V= | 23,7 |
3. ( 1,7 )
6966,64 mm3

3
V =|0,215| 6966,64 mm

V =1497,8mm 3

V
KR= 100
V

1497,8
100
6966,64

22 (2 angkapenting )

PF=|V V |=|6,9 1,5|10 mm


3 3

2. Jangka Sorong
Diameter
d 1+ d2 + d3
d = 3
24,55+ 0924,60+ 24,55
= 3 mm

= 24,57 mm
1 = d 1 - d =24,55 24,57mm = 0,02 mm

2 = d 2 - d =24,60 24.57mm = 0,03 mm

3 = d 3 - d =24,55 24,57mm = 0,02 mm

max = 0,03 mm

d

KR = d 100 %

0,03
=
100%
24,57

= 0,1221 % ( berhak atas 4 angka penting )


{ D } = [ D D ] = [ 24,57 0,03 ] mm
Volume
1
V=
d3
6

1
V=
3,14 24,57 3 mm 3
6

V = 7762,36 mm3

V = |vd d|
V = |3 d d|V
V= |3. ( 0,03 )
24,57 |7762,36 mm
3

V =28,43 mm3

v
KR= 100
v
28,43
100
7762,36

0,3663 ( 4 angka penting)

PF=|V V |=|7,762 0,284|10 mm


3 3

3. Mikrometer Sekrup
Diameter
d 1+ d2 + d3
d = 3

23,760+ 24,470+ 23,780


= 3 mm

= 24,003 mm
1 = d 1 - d =23,760 24,003mm = 0,243 mm
2 = d 2 - d =24,470 24,003mm = 0,467mm
3 = d 3 - d =23,780 24,003mm = 0,223 mm

max = 0,467 mm

d

KR = d 100 %

0,467
=
100%
24,003

= 1,95 % ( terdiri dari 3 angka penting )


{ D } = [ D D ] = [ 24,0 0,5 ] mm
Volume
1
V=
d3
6

1
=
3,14 24,0033 mm3
6

= 7237,27 mm3

V = |vd d|
V = |3 d d|V
V= |3. ( 0,467 )
24,003 |7237,27 mm
3

|0,058| 7237,27 mm3


3
419,76 mm

V
KR= 100
V

419,76
100
7237,27

5,79 ( 3 angka penting)

PF=|V V |=|7,237 0,419|10 mm


3 3

4. Pengukuran massa
A. Balok
1. Neraca Ohauss 2610 gram
m1 +m2 +m3
m
=
3
54,00+53,95+ 54,05
=
gr
3
= 54,00 gr
x = |mx m |
1 = |54,0054,00| g r = 0,00 gr

2 = |53,9554,00| gr =0,05 gr

3 = |54,0554,00| gr = 0,05 gr

maks = m = 0,05 gr

m
KR = m 100%

0,05
= 54,00 100%

= 0,09259 % (terdiri dari 4 angka berarti )


{ m }=[m m]=[ 54,00 0,05 ] mm

2. Neraca Ohauss 311 gram


m1+ m2 +m3
m=

3

54,045+54,025+54,002
=
gr
3

= 54,024 gr
x = |mx m |
1 = |54,04554,024|g r = 0,021 gr

2 = |54,02554,024|gr =0,001 gr

3 = |54,00254,024| gr = 0,022 gr

maks = m = 0,022 gr

m
KR = m 100%

0,022
= 54,024 100%

= 0,04072 % ( terdiri dari 4 angka penting)


{ M }=[ m
m ] =[ 54,024 0,022 ] g

3. Neraca Ohauss 310 gram


m1+ m2 +m3
m=

3
53,98+53,98+ 53,99
=
gr
3
= 53,98 gr
x = |mx m |
1 = |53,9853,98| g r = 0,00 gr

2 = |53,9853,98| gr =0,00 gr

3 = |53,9953,98| gr = 0,01 gr
maks = m = 0,01 gr

m
KR = m 100%

0,01
= 53,98 100%

= 0,01852 % ( terdiri dari 4 angka berarti)


{ m }=[m m]=[ 53,98 0,01 ] gr

B. Bola
1. Neraca Ohauss 2610 gram
m1+ m2 +m3
m=

3
19,50+19,40+ 19,50
=
gr
3
= 19,47 gr
x = |mx m |
1 = |19,5019,47|g r = 0,03 gr

2 = |19,4019,47|gr =0,07 gr

3 = |19,5019,47| gr = 0,03 gr

maks = m = 0,07 gr

m
KR = m 100%

0,07
= 19,47 100%

= 0,3595 % ( terdiri dari 4 angka berarti )


{ m }=[m m]=[ 19,47 0,07 ] m m

2. Neraca Ohauss 311 gram


m1+ m2 +m3
m=

3
19,530+19,510+ 19,510
=
gr
3
= 19,517 gr
x = |mx m |
1 = |19,53019,517|g r = 0,013 gr

2 = |19,51019,517|gr =0,007 gr

3 = |19,51019,517| gr = 0,007 gr
maks = m = 0,013 gr

m
KR = m 100%

0,013
= 19,517 100%

= 0,06663 % ( terdiri dari 4 angka berarti )


{ m }=[m m]=[ 58,55 39,04 ] m m

3. Neraca Ohauss 310 gram


m1+ m2 +m3
m=

3
19,53+19,49+19,49
=
gr
3
= 19,50 gr
x = |mx m |
1 = |19,5319,50| g r = 0,03 gr

2 = |19,4919,50| gr =0,01 gr

3 = |19,4919,50| gr = 0,01 gr

maks = m = 0,03 gr

m
KR = m 100%

0,03
= 19,50 100%

= 0,1538 % ( terdiri dari 4 angka berarti )


{ m }=[m m]=[ 19,50 0,03 ] gr
Massa Jenis
Massa yang digunakan adalah massa rata-rata yang diukur dengan neraca 310 gram
a. Kubus
1. ( V dari mistar)
m
=
v

53,98 gr
= 6123,3 mm 3

gr
8,8 103
= mm3

d = |m | dm + |V | dV

| | | |
1 1
mV mV
d = dm + dV
m V

d = |V 1| dm + |mV 2| dV
= |V 1| m+ |mV 2| V


| | | |
1 2
V mV
= m+ V

| | | |
1 2
V mV
= m+ V
mV
1
mV
1


= |mm| |VV | +

= |mm| |VV | +

=|
53,98 | | 6123,3 |
0,01 505,17 3 g
+ 8,8 10
mm3

g
=|0,000185|+|0,082499|8,8 103 3
mm
g
=0,7276 103
mm3


KR= 100

3
0,7276 10
3
100
8,8 10

8,27 (3 angka penting)

PF=| |=|0,73 8,8| 103

2. ( V dari jangka sorong )


m
=
v

53,98 g
3
6458,17 mm

g
8,36 103
mm3

=|mm|+| VV |
=|
53,98 6458,17 |
|+|
0,01 318,13 3 g
8,36 10
mm3

3 g
=|0,000185|+|0,04926|8,36 10
mm3

g
=0,4134 103 3
mm


KR= 100

0,4143 103
100
8,36 103

4,94 % (3 angka penting)


PF=| |=|8,36 0,41| 103

3. ( V dari mikrometer sekrup )


m
=
v

53,98 g
3
7141,379 mm

3 g
7,56 10
mm3

=|mm|+| VV |
=|
53,98 7141,379 |
|+|
0,01 689,857 3 gr
7,56 10
mm 3

gr
=|0,000185|+|0,09659997|7,56 103
mm3

g
=0,73 103
mm3


KR= 100

3
0,73 10
100
7,56 103

9,66 (3 angka penting)

3 g
PF=| |=|7,56 0,73| 10
mm3

b. Bola
1. ( V dari mistar )

m
=
v

53,98 g

6966,64 mm3
g
7,7 103
mm3

=|mm|+| VV |
=|
53,98 | | 6966,64 |
0,01 1497,8 3 g
+ 7,7 10
mm3

g
=|0,000185|+|0,214996|7,7 103
mm3

g
=0,21518 7,7 103
mm3

g
=1,657 103
mm3


KR= 100

1,657 103
3
100
7,7 10

22 (2 angka penting)

PF=| |=|7,7 1,7| 103

2. ( V dari jangka sorong )


m
=
v

53,98 g

7762,36 mm3

g
6,95 103
mm3

= |mm|+| VV |
= |53,98
0,01
|+|7762,36
28,43
|6,95 10 3 g
mm3

g
=|0,000185|+|0,003663|6,95 103 3
mm

3 g
=0,0267 10
mm3


KR= 100

0,0267 103
3
100
6,95 10

0,3842 (4 angka penting)

PF=| |=|6,95 0,03| 103

3. ( V dari mikrometer sekrup)


m
=
v

53,98 g

7237,27 mm 3

3 g
7,46 10
mm3

=|mm|+| VV |
=|
53,98 7237,27 |
|+|
0,01 419,76 3 g
7,46 10
mm3

3 g
=|0,000185|+|0,057999|7,46 10
mm 3

g
=|0,058| 7,46 103 3
mm

gr
=43,4 103
mm3

KR= 100

0,43 103
= 100
7,46 103

= 5,76 % (3 angka penting)

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong,
mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan
fungsi yang berbeda serta meliki ketelitian yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong
berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik diameter
dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong
memiliki skala utama dan skala nonius. Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk
mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Micrometer sekrup memiliki ketelitian
0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan skala putar. Sebagai contoh
dilakukan pengukuran panjang pada balok menggunakan mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup berturut-turut menghasilkan pengukuran
p=[ p p ] =[ 18,7 0,3 ] mm , p=[ p lp ] =[ 19,0 0 0,05 ] mm , dan p=[ p lp ] =[ 19,8 9 8 0,032 ] m

Sehingga diperoleh bahwa alat ukur panjang yang memiliki ketelitian paling akurat
adalah mikrometer sekrup.Sedangkan neraca ohauss berfungsi untuk mengukur massa
suatu benda.Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali kali dan menghasilkan pengukuran
rata-rata. Dan sebagai contoh hasli pengukuran pada balok dari neraca ohauss 2610,
neraca ohauss 311 dan neraca ohauss 310 berturut-turut adalah
PF= [ m
m ][ 54,0 0 0,05 ] g , PF=[ m
m ] = [ 54,0 2 4 0,022 ] g , dan PF= [ m
m ] =[ 53 ,9 8 0,0

Sehingga diperoleh alat ukur massa yang memilki ketelitian paling akurat adalah neraca
ohauss 311. Kemudian stopwatch, dan termometer pada air dilakukan pengukuran sampai
menit ke-10. Pada stopwatch yang digunakan adalah jam sukat analog memiliki batas
ketelitian 0,1sekon dan termometer memiliki ketidakpastian 0,5C. Dari hasil pengamatan
kami, yang menjadi implikasi percobaan yaitu keadaan lingkungan, meja yang tidak rata
menyebabkan kesalahan kalibrasi pada neraca.

SIMPULAN
Dari semua hasil pengukuran panjang yang dilakukan secara berulang
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, semua hasil pengukurannya
berbeda.Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi diantaranya penglihatan, kondisi
dari luar misalnya meja yang goyang, serta pengaruh kondisi alat yang sudah tidak stabil.
Namun yang paling teliti adalah micrometer sekrup karena memiliki ketidak pastian
terkecil yaitu 0,005 mm atau NST paling kecil yaitu 0,01 mm. Sedangkan untuk
pengukuran massa, pengukuran yang paling teliti adalah pengukuran menggunakan
neraca ohauss 310 gram.
Cara menetukan ketidakpastian mutlak alat yaitu membagi NST alat secara jelas
oleh penglihatan. Penggunaan angka berarti dengan menentukan ketidakpastian
relatifnya, maka angka berarti yang dilaporkan pada hasil pengukuran dapat ditentukan.
Untuk hasil pengukuran waktu dan suhu, dimana suhu dijadikan manipulasi dan diukur
setiap 60 detik.

REFERENSI
[1]Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM.2015. Penuntun Praktikum Fisika
Dasar 1. Makassar

Anda mungkin juga menyukai