Anda di halaman 1dari 26

1.

GAYA
Gaya adalah besaran vektor, dengan demikian
gaya juga
mempunyai besar dan arah.

2. KOMPOSISI GAYA KONKUREN


Jika gaya-gaya bersifat konkuren (bekerja
pada titik yang
sama), maka resultannya adalah jumlah
vektor. Jika R
adalah resultan dari gaya-gaya yang konkuren
F1, F2, F3, ...
adalah:
RR= F1R+x2
F2R+y2 F3+ ... = Ri
Jika gaya-gaya ini sebidang, misalnya pada
bidang XY, maka kita dapatkan R = uxRx + uyRy
CONTOH SOAL
Y

Lihat gambar di
F3 samping !
F2
30
F1 = 1.200 N
0
40
X
F2 = 900 N
0
O F1 F3 = 300 N
Ketiga gaya konkuren
dan bekerja pada titik
O dengan arahnya
seperti pada
Tentukan besar dan arah resultan gambar.
dari gaya-
gaya F1, F2 dan F3 di atas.
Penyelesaian:
Pertama-tama setiap gaya diuraikan dalam arah
sumbu X dan Y dengan memperhatikan sudut
arah masing-masing gaya terhadap sumbu X
positif.
F1 = ux(1.200) N
F2 = ux(F2 cos 400) + uy(F2 sin 400)
= ux(689,4)N + uy(578,5)N,
F3 = ux(F3 cos 1200)N + uy(F3 sin 1200)
= ux(-150)N + uy(259,8)N
Karena R = F1+ F2+ F3, kita memperoleh:
Rx = 1.200 +689,4 -150 = 1739,4 N
Ry = 0 + 578,5 +259,8 = 838,3 N
Jadi R = ux(1739,4) N + uy(838,3) N
R = {(1739,4)2+ (838,3)2}1/2 = 1930,9 N
tan = R / R = 838,3/1739,4 = 0,4819
Kesetimbangan Partikel
T2

Aksi -
reaksi
T2

w2
w2 Syarat kesetimbangan:
T1 1. Fy = 0
2. Fx = 0
Aksi -
reaksi 3. Aksi = reaksi.

Fy = T1 w1 = 0
T1
w1
T1 = w1 (hukum
w1 pertama
Newton).
T1= T1(hukum ketiga)
Fy = T2 w2 T1 = 0
T2 = w2 + T1 (hukum pertama Newton).
T2 = T2 (hukum ketiga).

Contoh 1:
Misalnya berat balok 20 lb dan berat tali 1 lb.
Hitung reaksi yang diberikan oleh langit-langit.

Penyelesaian:
T1 = w1 = 20 lb,
T1 = T1 = 20 lb,
T2 = w2 + T1
= 1 lb + 20 lb = 21 lb,
T2 = T2 = 21 lb. (hukum ketiga) aksi = reaksi.
Contoh 2:
Balok yang beratnya w tergantung pada seutas tali.
Di O tali itu disimpulkan pada dua utas tali lain
yang ditambatkan pada langit langit. Kita hendak
mengetahui besar gaya tegangan dalam ketiga tali
tersebut. Berat semua tali diabaikan.
A 1 2 B A B
T3 T2
T3
T2
O O
T1
T1

w
Penyelesaian:
Ditinjau dulu balok yang tergantung. Karena balok
dalam kesetimbangan, maka:

T1 = w. (hukum pertama),
T1 = T1 (hukum ketiga), dengan demikian
T1 = w,

Untuk mengetahui gaya gaya T2 dan T3, maka


gaya gaya itu diuraikan menjadi komponen-
komponen tegak lurusnya terlebih dulu, baru
kemudian digunakan hukum pertama Newton
sebagai berikut:
Y
T3 Fx = T2 cos 2 T3 cos 1 =
0
T2 Fy = T2 sin 2 + T3 sin 1
1 2 X
T1 = 0
O
Misalkan w = 50 lb, 1 =
600,
2 = 300

Maka T1 = 50 lb dan
T1 berdasarka kedua
persamaan di atas,
T2 = 25 lb, T3 = 43,3 lb.
Akhirnya gaya gaya yang
bekerja pada langit langit
adalah T2 = 25 lb dan T3 =
43,3 lb.
Diselesaikan dengan dalil sinus
T3
T2
1200
90
0

900
T2
600 300
T3

T1

T1 = 50
1500
lb

Dalil sinius:

T1 T2 T3

sin 90 0 sin 150 0 sin 120 0
Menentukan nilai T2

50 T2 50 T2
0
0
T2 25 lb
sin 90 sin 150 1 0,50

Menentukan nilai T3

T2 T3 25 T3 25 0,866
0
0
T3 43,3 lb.
sin 150 sin 120 0,50 0,866 0,50
Contoh 3
Y
T2 T2
C
2
B 2 1 X
1

A
C
T1 T1
w

STRUKTU GAYA PADA DIAGRAM GAYA PADA


R PENOPANG B
Y
Contoh 4 F2 sin

O F1

D F1 X
F2 cos

w

C
Dinding

F2
w


Lantai
A B E

Struktur tangga dalam Gaya gaya pada


kesetimbangan struktur tangga dalam
kesetimbangan
Jika diketahui:
a. Berat tangga (w) = 80 lb
b. Panjang tangga = 20 ft
c. Sudut miring tangga dengan lantai () = 530
d. Pusat berat tangga di tengah-tengannya.

Hitunglah:
e. Besar gaya F1,
f. Besar gaya F2,
g. Sudut arah F2 terhadap lantai () !

Penyelesaian:
Dicari lebih dahulu nilai AB dan OB.
Lihat siku-siku ABC AB = AC cos = 10 x
0,60 = 6 ft.
Lihat siku- siku AED DE = AD sin = 20 x
0,80 = 16 ft.
Lihat siku-siku AOB, OB = DE, maka dapat
diperoleh:
tan = OB/AB = 16 ft/ 6 ft = 2,67 = 69,50,
selanjutnya dihitung sin 69,50 = 0,937, cos 69,50
= 0,350.

F2 = w/sin = 80/0,937 = 85,5 lb.


Fx = 0 F1 = F2 cos = 85,5 x 0,350 = 30 lb. Jadi
tangga menekan pada dinding dan lantai dengan
gaya-gaya yang sama dan berlawanan arahnya.

Contoh 5.
Partikel O yang berada dalam keadaan diam di
atas bidang miring AB menerima gaya-gaya
berikut: beratnya W, tarikan F, dan reaksi normal
bidang miring N. Kita ingin menyatakan F dan N
dalam W, , dan . Kita boleh mengerjakan dalam
Y
N F X
B



A
W
F
Dengan melihat gambar di atas
diperoleh:
F N W N


sin 180 0
sin 90 0
sin 90 0
W
Atau
F N W

sin cos cos
Sehingga diperoleh:
W sin Wcos
F , N
cos cos

Prosedur lain, kita membuat sumbu X dan Y


seperti pada gambar di atas kemudian digunakan
persamaan: W sin
F
cos
Fix = F cos W sin = 0 F cos = W sin

Fiy = F sin W cos + N = 0


W sin sin
N W cos F sin W cos
cos
W cos cos sin sin

cos
W cos

cos
MOMEN

A F
b
r

O C

Momen = gaya x lengan momen


= F x b, b = r sin
= F r sin ( berputar searah jarum jam)

Arah momen: jika berputar searah jarum jam


bertanda ( - ),
jika berputar berlawanan arah jarum
jam
CONTOH SOAL:
Y Tentukan momen yang
F bekerja pada benda di
samping, jika
200
A 300 F = 6 N dan membentuk
sudut 300 terhadap
r sumbu X dan panjang r
b = 45 cm,
500
O
X b = r sin 200
= (0,45 m)(0,342) =
0,154 m.
Jadi momen terhadap O
adalah: = Fb = (6N)
(0,154)
= 0,924 Nm atau
tepatnya = - 0,924 Nm
Cara II:
Gaya F diuraikan menjadi komponen arah X dan Y
(yaitu Fx dan Fy).

Fx = F cos 300 (6N)(0,866) =5,196 N, x = r cos


500 = 0,289 m
Fy = F sin 300 (6N)(0,500) =3,000 N, y = r sin
500 = 0,345 m
= x. Fx y. Fy {(0,289)(5,196) (0,345)(3,00)}
= - 0,925 Nm.

Kesetimbangan Benda Padat


Jika pada suatu benda padat bekerja gaya-gaya ,
maka perlu diperhatikan
Fi 0 kesetimbangan relatif
terhadap tranlasi
i dan rotasi. Karenanya
diperlukan kedua syarat berikut:
II. Jumlah semua momen relatif terhadap setiap titik
harus sama

i
dengan
i 0 nol (kesetimbangan rotasi).

Jika semua gaya ini berada dalam satu bidang datar,


syarat-syarat di atas tereduksi menjadi tiga
Fix
persamaan
i
0, Fiy
aljabar berikut:
i
0 i
i 0

Contoh soal:
Batang seperti pada gambar di bawah ini ditumpu
pada titk A dan B dalam kesetimbangan di bawah
pengaruh gaya-gaya seperti yang ditunjukkan.
Tentukan reaksi tumpuan A dan B, jika berat batang
40 N dan panjangnya 8 m.
Y
F4 = 300 N
F1 = 200 N
F3 = 100 N

X
A B
1 2 W = 40 N
m m 1 1 1,5
m m m
R
R B

A
F2 = 500 N
Penyelesaian:
Ditinjau kesetimbangan tranlasional (iy = 0)

iy = 0 RA + RB F1 F2 W F3 F4 = 0
RA + RB 200 N 500 N 40 N 100 N
300 N = 0
R + R = 1140 N
Untuk mencari reaksi terhadap titik B (RB), digunakan syarat
kesetimbangan rotasional (i = 0) dengan menghitung
momen relatif terhadap titik A sama dengan nol.
i 0 200 1 R A 0 500 2 40 3 100 4,5 R B 5,5 300 7 0
i

200 1000 120 450 5,5 R B 2100 0


3470
5,5 R B 3670 Nm RB 630,9 N
5,5
R A RB 1140 N R A 1140 630,9 509,1 N

KERJAKAN:
1. Sebuah tiang telepon dipertahankan pada posisi vertikal
dengan
menggunakan sebuah tali yang dikaitkan pada tiang
dengan ketinggian 10 m dan jarak ikat pada tanah
sejauh 7 m dari dasar tiang. Jika tegangan kabel 500 N ,
berapakah gaya horisontal dan vertikal yang diakibatkan
oleh kabel pada tiang ?.
2. Carilah besar dan arah resultante masing-
masing sistem gaya
yang digambarkan di bawah ini:
Y Y
Y
20N
15 N
6N
6N
300
8N
60
0
30 0
450
X X X
O 10N O O
15 N
8N
12N
3. Tentukan tegangan tali AC dan BC pada
struktur di bawah ini jika M = 10 N.

500 500 300 300 300 600


A B A B A B

C
C
C
(a)
(b) M (c)
M

M 600
B
450 B

900
A C C

(d) (e) 600


M A
M
4a. Tentukanlah gaya gaya yang dikerjakan oleh
batang BA
dan kabel CA pada A dengan menganggap
bahwa M
memiliki berat 40 N (lihat gambar).

4b. Tentukan reaksi horisontal dan vertikal pada


titik(a)B dan
(b) AC, dengan C
tegangan kabel (c)menganggap
bahwa C berat C 50 0

batang 20 N. 30
450
0
A
B 500

B
A
600
A

M

M
M
5. Suatu batang panjangnya 2 m dan beratnya 4,9
x 10-2 N.
Terdapat gaya sebesar 3 x 10-2 N, 3 x 10-2 N dan
1,5 x 10-2 N
yang bekerja kearah bawah pada jarak 0 m, 0,5
m dan 2 m
dari salah satu ujungnya dan gaya sebesar 5 x
10-2 N dan 1,3 x F3 = 25
10 N yang
-1
F1 = 10bekerja ke arah atas
kgf pada jarak 0,2
m dan 1 m kgfdari
ujung yang sama. Tentukan besarnya
A B gaya
resultan dan letak F2 = 5
1 2 4 1

titik


tangkapnya.
kgf

6.
Hitunglah gaya reaksi pada tumpuan A
dan B !

Anda mungkin juga menyukai