Anda di halaman 1dari 59

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kantor sewa atau rental office merupakan bangunan komersial dengan fungsi
utama menyediakan ruang usaha bagi kegiatan perkantoran maupun bisnis di kota-kota
dengan tingkat perekonomian yang cukup tinggi. Sebagai bangunan komersial, kantor
sewa merupakan prasarana komersil yang dalam hal ini bersifat marketable, profitable,
manageable, adjustable serta sustainable. Dengan kelima sifat tersebut, disimpulkan
bahwa kantor sewa bertujuan untuk mendatangkan keuntungan bagi owner maupun
penggunanya sehingga dengan desain yang efektif dan efisien yang sedapat mungkin
mampu memunculkan image yang merepresentasikan trend yang sesuai dan mampu
bertahan melalui perkembangan jaman sehingga menarik perhatian investor dan peminat
bisnis.

Perekonomian Kota Pontianak saat ini telah berkembang. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai aspek, salah satunya dari data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku tahun 2010 mencapai Rp 60,48 triliun dengan
kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian (25,00%), sektor perdagangan, Kantor
dan restoran (22,87%), dan sektor industri pengolahan (18,29%). Struktur ekonomi ini
masih menempatkan sektor pertanian sebagai sektor utama. Namun, jika dilihat dari
strukturnya selama lima tahun terakhir tampak terjadi pergeseran sektoral, di mana sektor
industri pengolahan mulai menurun peranannya digantikan oleh sektor perdagangan,
Kantor, dan restoran (Bappeda, 2011). Dari data tersebut, walaupun sektor pertanian
menjadi kontribusi terbesar, tetapi sektor perdagangan juga menjadi sektor yang
mendukung pertumbuhan perekonomian di Pontianak. Di sisi lain, pertumbuhan
perekonomian di Pontianak juga dapat dirasakan dengan semakin banyaknya tempat
kegiatan perekonomian seperti pasar, pusat perbelanjaan (mall), dan perkantoran.

Selain perekonomian yang berkembang, Kota Pontianak sekarang ini telah dikenal
sebagai kota Smart City yang dianggap sebagai satu cara menyelesaikan masalah yang
ada di perkotaan. Konsep Smart City pertama kali dikenalkan IBM, perusahaan komputer
di Amerika. Ada enam indikator Smart City. Smart Government (Pemerintahan Pintar),
Smart Economy (Ekonomi Cerdas), Smart Living (Hidup Pintar), Smart Environment
(Lingkungan
Pintar), Smart People (Masyarakat Pintar), Smart Mobility (Mobilitas Pintar). Smart City
atau Kota Cerdas merupakan konsep yang telah bergulir di sebagian besar kota dunia
sekarang ini.

1
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Hal ini, sangat berpengaruhi pada persaingan perekonomian dibidang bisnis,


perdagangan dan jasa di Kota Pontianak yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan
fasilitas bagi pelaku bisnis. Kebanyakan para pelaku bisnis yang ada di Kota Potianak
masih banyak menggunakan rumah toko dan rumah tinggal sebagai kantor. Dikarenakan
minimnya bangunan Kantor Sewa ( Rental Office ) yang dibangun di Kota Pontianak yang
dapat memicu pembangunan liar yang dapat merugikan Kota itu sendiri.

Selain itu, Sesuai dengan sifat dari suatu sifat kota yang memiliki kepadatan cukup
tinggi, serta harga jual tanah yang cukup tinggi pula mengakibatkan pusat kota
terkonsentrasi pada area yang cukup sempit. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kegiatan perkantoran merupakan sebagian besar sumber nafkah masyarakat kota pada
umumnya, dimana berpengaruh terhadap pola pergerakkan penduduk dan tata ruang kota
secara keseluruhan. Untuk menanggulangi masalah kebutuhan akan sarana perkantoran
yang memadai pada pusat kota, maka kota sangat memerlukan adanya perancangan Kantor
sewa (Rental Office) sebagai bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai. sedapat
mungkin mampu memunculkan image yang merepresentasikan trend yang sesuai dan
mampu bertahan melalui perkembangan jaman sehingga menarik perhatian investor dan
peminat bisnis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menciptakan sebuah bangunan komersial kantor sewa yang mampu


memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna bangunan sehingga kegiatan yang
berlangsung di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Bagaimana menciptakan sebuah bangunan komersial kantor sewa yang memunculkan
image sebagai representasi trend perkembangan jaman sehingga mampu menarik
perhatian investor dan peminat bisnis yang kemudian bertujuan mendatangkan
keuntungan bagi owner maupun penggunanya.

1.3 Tujuan

1. Terciptanya penataan ruang yang efisien dan nyaman bagi pengguna bangunan
sehingga kegiatan yang berlangsung di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan lancar
2. Mendesain bangunan komersial kantor sewa yang trend sehingga mampu menarik
perhatian investor dan peminat bisnis.

2
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

1.4 Sasaran

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan bagi Kantor Sewa di Pontianak yang
berupa :

a. Menentukan lokasi site yang strategis, pengolahan tapak yang meliputi penentuan ME
dan SE, sirkulasi, orientasi bangunan, view dan landscape.

b. Membuat konsep pengelompokan kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran


ruang, pola hubungan ruang dan organisasi ruang, serta persyaratan yang dibutuhkan
oleh kegiatan yang ditampung dalam Kantor Sewa di Pontianak.

c. Membuat tampilan fisik bangunan baik interior ataupun eksterior yang menarik dan
trend sesuai dengan perkembangan jaman.

1.5 Lingkup Fungsi

a.Utilitas

Sistem utilitas bangunan gedung meliputi standar sistem pemipaan (air bersih, air kotor
/buangan, air hujan, gas, sprinkler), sistem pengkondisian udara (HVAC), sistem
transportasi vertical, sistem telekomunikasi, sistem perlindungan terhadap bahaya
kebakaran, sistem jaringan listrik,sistem penangkal petir, sistem pencahayaan di dalam
bangunan, dan sistem pembuangan sampah.

b.Struktur

Kajian struktur meliputi kajian mengenai daya dukung tanah, jenis pondasi, sistem
struktur, bentuk struktur,dan konstruksi bangunan.

c.Arsitektural

Fungsi bangunan yang mewadahi kegiatan bisnis atau perkantoran dan sarana rekreasi
yang mendukung aktivitas pada kantor sewa. Prinsip-prinsip sirkulasi yang rekreatif
pada ruang dalam dan luar bangunan yang sesuai standar-standar yang berlaku.
Tinjauan terhadap fasad bangunan yang mampu menampilkan citra bangunan
komersial yang modern, inovatif, dan dinamis.

3
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

1.6 Lokasi

INDONESIA

Indonesia lebih di kenal dengan iklim


dengan iklim tropis yang tidak dimiliki
oleh negara lain. Sehingga Indonesia bisa
melakukan kegiatan ekonomi sepanjang
tahun.

KALIMANTAN BARAT

Iklim di Kalimantan Barat adalah tropis


dengan hangat dan sedang. Kalbar memiliki
sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun. Hal
ini berlaku bahkan untuk bulan terkering. Suhu
rata – rata di Kalbar adalah 19,5 ̊̊C.

Jl. Jenderal Ahmad Yani No, 8, Parit Tokaya, Kec. Pontianak


Selatan, yaitu di area yang kini di guanakan sebagai Kantor Ibis

4
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

1.7 Sistematik

BAB I : PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, rumusan masalah,


tujuan,sasaran,lingkup fungsi, lokasi dan sistematik.

BAB II : TINJAUAN UTILITAS BANGUNAN KANTOR SEWA (Rental office)

BAB III : ANALISIS RANCANGAN UTILITAS

BAB IV : USULAN RANCANGAN UTILITAS

BAB V : PRODUK RANCANGAN

5
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
UTILITAS BANGUNAN KANTOR SEWA

2.1 Sistem Plumbing


2.1.1 Pengertian Plumbing
Plumbing adalah kosa kata dari Bahasa Inggris, dan orang Indonesia biasa
menyebutnya sebagai Plambing. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya
adalah Pipa ledeng atau jenis pekerjaan penyambungan dan pemasangan pipa air ledeng.
Jadi plumbing / plambing adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan, pemeliharaan, perawatan instalasi air, baik di perumahan maupun di gedung.

2.1.2 Prinsip Dasar Air Bersih


Sistem distribusi air bersih merupakan sistem pemipaan yang disiapkan di dalam
bangunan maupun di luar bangunan guna mengalirkan air bersih dari sumbernya hingga
menuju oulet (keluaran). Sistem distribusi air bersih dibuat guna memenuhi kebutuhan
akan air bersih yang layak konsumsi. Dalam sistem penyediaan air bersih terdapat hal
penting yang harus diperhatikan yaitu kualitas air yang akan didistribusikan, sistem
penyediaan air yang akan digunakan, pencegahan pencemaran air dalam sistem, laju aliran
dalam pipa, kecepatan aliran dan tekanan air. Komponen utama dari sistem distribusi air
bersih adalah sistem jaringan pipa. Adapaun kemungkinan terjadinya permasalahan pada
jaringan pipa seperti kebocoran, terjadinya kerusakan pipa atau komponen lainnya,
besarnya energi yang hilang dan penurunan tingkat pelayanan penyediaan air bersih untuk
konsumen.
2.1.3 Sumber Air Bersih
Sumber Air Bersih Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan
yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah. Sumber air bersih pada
bangunan dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :

1. Sumber air PDAM

6
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan secara klinis
untuk memenuhi standart kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga bersifat
kontinu atau dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber air
ini dapat langsung ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank)
yang lalu dipompakan ke tangki air atas (roof tank).
2. Sumber air Deep Wheel

Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinu seperti sumber air
bersih dari PDAM. Sumber air yang didapat dari pengeboran harus dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan telah memenuhi syarat air
bersih. Jika belum memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih
dahulu sebelum ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank). Jika
air dari deep wheel telah memenuhi persyaratan dapat langsung dialirkan untuk
dapat ditampung pada tangki air bawah.
2.1.4 Syarat Air Bersih
Kriteria air bersih meliputi tiga aspek yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Disamping itu pula harus memenuhi persyaratan tekanan air.
a. Syarat Kualitas

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping.

b. Syarat Kuantitas

Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke dalam sistem plambing harus
memenuhi syarat dari aspek kuantitas, yaitu kapasitas air bersih harus mencukupi untuk
berbagai kebutuhan bangunan tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air
bersih dalam bangunan didasarkan pada pendekatan jumlah penghuni bangunan dan
jumlah unit beban alat plambing.

c. Syarat Kontinuitas

Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan
kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Artinya, kontinuitas disini
adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
d. Syarat Tekanan

7
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian
air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta
mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah kemungkinan timbulnya
pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah yang agak
lebar dan bergantung pada persyaratan 7 pemakaian atau alat yang harus dilayani.
Tekanan air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu, untuk perumahan dan Kantor antara
2,5 kg/cm2 atau 25 meter kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air
(mka). Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.

2.1.5 Pencemaran Pencegahan Air


Adapun beberapa contoh pencemaran dan pencegahannya adalah (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000) :
1. Larangan hubungan pintas

Hubungan pintas (cross connection) adalah hubungan fisik antara dua sistem
pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa lainnya
berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, di mana air akan dapat
mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya. Demikian pula sistem penyediaan
air bersih tidak boleh dihubungkan dengan sistem perpipaan lainnya. Sistem
perpipaan air bersih dan peralatannya tidak boleh terendam dalam air kotor atau
bahan lain yang tercemar.

2. Pencegahan aliran balik

Aliran balik (back flow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke
dalam sistem perpipaan air bersih, yang berasal dari sumber lain yang bukan
untuk air bersih. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan
ini disebabkan oleh terjadinya efek siphon-balik (back siphonage). Efek siphon-
balik terjadi karena masuknya aliran ke dalam pipa air bersih dari air bekas, air
tercemar, dari peralatan saniter atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan
negatif dalam pipa. Tekanan negatif dalam sistem pipa sering disebabkan oleh
terhentinya penyediaan air atau karena pertambahan kecepatan aliran yang
cukup besar dalam pipa. Pencegahan aliran balik dapat dilakukan dengan
menyediakan celah udara atau memasang penahan aliran-balik.

3. Pukulan air

8
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Penyebab pukulan air bila aliran dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh
keran atau katup, tekanan air pada sisi atas akan meningkat dengan tajam dan
menimbulkan gelombang tekanan yang akan merambat dengan kecepatan
tertentu, dan kemudian dipantulkan kembali ke tempat semula. Gejala ini
menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu
pukulan dan dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Pukulan air
cenderung terjadi dalam keadaan sebagai berikut (Soufyan M.Noerbambang dan
Takeo Morimura, 2000 ):

a. Tempat-tempat di mana katup ditutup/dibuka mendadak;


b. Keadaan di mana tekanan air dalam pipa selalu tinggi;
c. Keadaan di mana kecepatan air dalam pipa selalu tinggi;
d. Keadaan di mana banyak jalur ke atas dan ke bawah dalam sistem pipa;
e. Keadaan di mana banyak belokan dibandingkan jalur lurus;
f. Keadaan di mana temperatur air tinggi.

2.1.6 Sistem Penyediaan Air Bersih


Menurut Noerbambang, S.M., dan Takeo, M. (2000), ada beberapa sistem
penyediaan air bersih yang banyak digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Sambungan

Langsung Pada sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk
perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada
perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya
ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan
ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum. Tangki pemanas air biasanya tidak
disambung langsung kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak diizinkan
memasang katup gelontor.

9
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

b. Sistem Tangki Atap

Pada sistem ini, air ditampung (dipasang pada lantai terendah bangunan atau
dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya
dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. didistribusikan ke
seluruh bangunan. Sistem ini dit alasan sebagai berikut :
1. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air
dalam tangki atap.
2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangka atap yang bekerja secara otomatik
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya
kesulitan. dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
3. Perawatan tangki atap sangat sederhana biladibansingkan misalnya tangki tekan.

Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut, penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing yang dipasang
pada lantai tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tinggi.

c. Sistem Tangki Tekan

Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki
bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di
dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan.
Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1- 1.5 kg/cm2 . Sistem tangki tekan biasanya
dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume
tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara
bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume air yang akan mengalir
hanya 10% volume tangki. Kelebihan sistem tangki tekan adalah: Dari segi estetika
tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena

10
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

dapat dipasang dalam ruang dan harga awal lebih rendah dibandingkan dengan
tangki yang harus dipasang di atas menara.

d. Sistem Tanpa Tangki

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan
maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan
pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal : pipa utama PDAM). Ada
dua macam pelaksanaan system ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa
konstan dan variabel.

2.1.7 Sistem Pemipaan Air Bersih Pada Bangunan


Sistem pemi paan air bersih dalam bangunan terdiri atas dua sistem yaitu sistem
Down Feed dan Sistem Up Feed. Kedua sistem ini bia sanya digunakan untuk distribusi air
bersih pada bangunan midle rise dan high rise.
a. Sistem Do wn Feed

Sistem ini adalah sistem distribusi air bersih pada bangunan dengan mengguna
kan reservoir bawah sebagai media untuk menampung debit air yang disuplai oleh sumur
resapan dan PDAM sebelum didistribus ikan ke reservoir atas oleh pompa hidrolik.
Biasanya pada bangunan multi lantai dan high rise, reservoir bawa h diletakkan di
basement paling bawah dengan volume untuk menampung 2/3 dari kebutuhan air bersih
dan reservoir atas diletakkan dilantai atap dengan volume 1/3 dari kebutuhan air bersih.

11
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Reservoir
Atas

PDAM Meteran

Pompa Pompa

Sumur Pompa Hidrolik Booster

Reservoir Unit

Bawah

Gambar 2.4. Diagram Sistem Distribusi Air Bersih Down Feed

b. Sistem Up Feed
Pada sistem up feed, distribusi air bersih tidak menggunakan reservoir bawah
seperti pada down feed dengan asumsi sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur.
Perbedaanya pada sistem ini air bersih dari sumber air langsung menuju ke reservoir
atas. Dari reservoir atas didistribusikan ke dalam bangunan memakai pompa booster
untuk menyamakan tekanan airnya. Volume reservoir atas menjadi lebih besar karena
merupakan wadah satu-satunya untuk menyimpan cadangan air bersih.

Reservoi
r

12
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

PDAM Meteran
Atas

Pompa
Sumur Pompa
Booster

Unit

Gambar 2.5. Diagram Sistem Distribusi Air Bersih Up Feed

2.1.8 Peralatan Penyediaan Air Bersih


Terbentuknya sistem plumbing tidak terlepas karena adanya peralatan
penyediaan air bersih. Peralatan penyediaan air bersih merupakan semua peralatan
yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung yang berfungsi untuk
menyediakan air bersih, baik itu air bersih dingin maupun air panas serta untuk
mengeluarkan air buangan. Beberapa alat penyediaan air bersih adalah sebagai
berikut :

a Pipa

Pipa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida.


Berbagai jenis pipa yang umumnya digunakan pada instalasi didalam gedung
adalah sebagai berikut :

1. Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride)

Pipa PVC adalah pipa yang terbuat dari gabungan material vinyl
plastik yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan, tidak berkarat serta

13
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

viskositas bagian dalamnya tinggi. Jenis pipa ini biasa digunakan


untuk instalasi air bersih dingin dan air kotor.

2. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)

Pipa GIP biasanya digunakan untuk intalasi air bersih yang dingin
saja, karena mempunyai tekanan untuk menahan air yang lebih tinggi.

3. Pipa HDPE (High Density Poly Ethylene)

Pipa HDPE terbuat dari bahan poly-ethylene yang mempunyai


kepadatan tinggi sehingga jenis pipa HDPE ini dapat menahan daya
tekan yang lebih tinggi. Pipa jenis ini biasa digunakan untuk instalasi
air panas.

b. Tangki Air
Pada sistem plambing gedung – gedung bertingkat memerlukan
peralatan penampung air yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih secara
terus menerus. Tangki yang digunakan untuk menyediakan air bersih harus
mampu menjaga kualitas air.

1. Tangki Air Bawah (Ground Reservoir Tank)

Tangki air bawah merupakan tempat penampungan air yang


biasanya terdapat pada lantai bawah bangunan atau basement. Seluruh
air yang berasal dari sumber PDAM dan Deep Wheel ditampung
terlebih dahulu pada tangki air bawah.

2. Tangki Air Atas (Roof Tank)

Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak,


dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu
kebutuhan puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit. Dalam keadaan tertentu

14
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air
terendah dalam tangki atas, sehingga perlu diperhitungkan jumlah air
yang dapat dimasukkan dalam waktu 10 sampai 15 menit oleh pompa
angkat.

c. Pompa
Untuk keperluan mengalirkan dan menaikan air ke tangki atas maka
diperlukan pompa. Perencanaan pompa harus mampu memberikan debit
aliran air dan tekanan yang memadai. Terdapat dua macam pompa yang biasa
digunakan pada sistem penyediaan air bersih, yaitu pompa angkat dan pompa
booster.

1. Pompa Angkat (Pompa Supply)

Pompa angkat atau pompa transfer merupakan sebuah pompa


yang digunakan untuk menghisap air dari tangki air bawah ke tangki air
atas. Jenis pompa angkat yang biasa digunakan adalah pompa sentrifugal.
Dalam suatu sistem dengan tangki atap biasanya kapasitas pompa angkat

diambil sama dengan kebutuhan air pada jam puncak (Qhmax).

2. Pompa Booster

Pompa booster digunakan untuk mendistribusikan air pada lantai


5 sampai roof floor. Untuk pompa ini tidak perlu dihitung head total,
karena yang penting untuk pompa ini adalah tekanan yang mampu
dihasilkan. Untuk memenuhi tekanan minimum alat-alat plambing maka
tekanan pompa booster yang digunakan sebesar 2 kg/cm2 atau 196000

N/m2. Kapasitas pompa booster dapat ditentukan dengan jumlah


penghuni yang menempati lantai 5.

15
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

2.1.9 Prinsip Dasar Sistem Pembuangan Air Limbah


Sistem pembuangan air limbah bertujuan untuk mengalirkan air yang telah
digunakan dari dalam gedung menuju ke bangunan pengolah limbah sebelum
masuk ke saluran pembuangan umum tanpa menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan sekitar gedung ataupun gedung itu sendiri. Pencemaran akibat sistem
pembuangan air yang tidak bekerja dengan baik akan sangat menimbulkan bahaya
penyakit bagi para pengguna gedung maupun lingkungan sekitar. Sehingga sistem
pembuangan air dari suatu gedung merupakan salah satu bagian terpenting dari
suatu pembangunan gedung sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin.

2.1.10 Jenis Air Limbah

Ada beberapa jenis air buangan yang dibedakan menurut sumber airnya
dalam bangunan, yaitu sebagai berikut :

1. Grey Water (Air Bekas)

Grey water adalah buangan limbah cair yang berasal dari floor drain,
wastafel dan tempat cuci piring (sink).

2. Black Water (Air Kotor Padat)

Black water adalah buangan limbah cair yang berasal dari kloset dan
urinoir. Buangan kloset termasuk dalam golongan limbah padat organik,
artinya limbah padat tersebut dapat membusuk sehingga harus diolah
dengan benar.

3. Storm Water (Air Hujan)

Storm water adalah limbah yang berasal dari air hujan. Air hujan dapat
langsung disalurkan menuju buangan akhir, namun air hujan tidak boleh
menimbulkan genangan yang banyak karena akan menyebabkan banjir.
Sistem pembuangan air hujan pun harus diperhatikan agar buangannya
langsung tersalurkan dan tidak menggenang.

16
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

4. Air Buangan Khusus

Air buangan khusus adalah air buangan yang mengandung gas, racun
bahan berbahaya atau air buangan yang mengandung bahan radioaktif.

2.1.11. Klasifikasi Sistem Pembuangan Air

Sistem pembuangan air dibagi menjadi beberapa klasifikasi bagian,


diantaranya :

a. Klasifikasi menurut jenis air buangan

a. Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan yang berasal


dari kloset dan lain-lain yang dikumpulkan dan dialirkan keluar.
b. Sistem pembuangan air bekas adalah pembuangan yang berasal dari
air bekas yang dikumpulkan dan dialirkan keluar.
c. Sistem pembuangan air hujan adalah sistem pembuangan air hujan
dari atap gedung dan pekarangan yang dikumpulkan dan dialirkan.
b. Klasifikasi menurut cara pembuangan air

a. Sistem campuran

Yaitu sistem pembuangan di mana air kotor dan air bekas


dikumpulkan dan dialirkan ke dalam satu saluran.

b. Sistem terpisah

Yaitu sistem pembuangan, di mana air kotor dan air bekas masing-
masing dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah. Untuk daerah
dimana tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas
maupun air kotor, maka sistem pembuangan air kotor akan
disambungkan ke instalasi pengolahan air kotor terlebih dahulu.

17
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

c. Klasifikasi menurut letaknya

a. Sistem pembuangan dalam gedung yaitu sistem pembuangan yang


terletak dalam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding paling luar
gedung tersebut.

b. Sistem pembuangan di luar gedung yaitu sistem pembuangan di luar


gedung, dinding paling luar gedung tersebut sampai ke riol umum.
d. Klasifikasi menurut cara pengaliran

a. Sistem gravitasi

Dimana air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara
gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.

b. Sistem bertekanan

Dimana saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat-alat


plambing sehingga air buangan dikumpulkan lebih dahulu dalam suatu
bak penampung kemudian dipompakan keluar ke dalam riol umum.

2.1.11. Elemen Sistem Pembuangan

1 Pipa Pembuangan

Pipa pembuangan alat plambing adalah pipa yang menghubungkan pipa


pembuangan dengan pipa pembuangan lainnya. Pipa ini biasanya dipasang tegak
dan ukurannya sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap
alat plambing. Berikut macam - macam pipa dalam sistem pembuangan :

a. Pipa cabang mendatar adalah semua pipa yang menghubungkan antara


pipa pembuangan alat plambing dengan pipa tegak air buangan.

18
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

b. Pipa tegak air buangan adalah pipa tegak untuk mengalirkan air
buangan dari cabang-cabang mendatar.
c. Pipa tegak air kotor adalah pipa tegak untuk mengalirkan air kotor dari
cabang-cabang mendatar.
d. Pipa atau saluran pembuangan gedung adalah pipa pembuangan dalam
gedung yang mengumpulkan air kotor, air bekas, dan air hujan dari pipa-
pipa tegak air buangan.

e. Riol gedung adalah pipa di halaman gedung yang menghubungkan antara


pembuangan gedung dengan instalasi pengolahan atau dengan riol
umum.

Pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang


cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus
dialirkan. Kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per
diameter pipanya (dalam mm).

2 Lubang pembersih dan bak kontrol

Lubang pembersih digunakan untuk membersihkan pipa pembuangan


gedung dan diluar gedung dipasang bak kontrol pada riol gedung. Lubang
pembersih harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan disekililingnya
cukup luas untuk dilakukan pembersihan pipa. Sedangkan bak kontrol dipasang
dimana pipa bawah tanah membelok tajam, berubah diameternya, dan bercabang.

3 Perangkap dan Interseptor

Suatu perangkap yang dipasang biasanya berbentuk "U" yang akan menahan
bagian terakhir dari air penggelontor sehingga merupakan suatu penyekat atau
penutup air yang mencegah masuknya gas yang berbau ataupun beracun.
Perangkat alat plambing dapat dikelompokan sebagai berikut :

19
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

1. Yang dipasang pada alat plambing

2. Yang dipasang pada pipa pembuangan

3. Yang menjadi satu dengan alat plambing

Interceptor (penangkap) digunakan untuk mencegah masuknya bahan-


bahan yang berbahaya yang dapat menyumbat pipa, karena terkadang air buangan
dari proses masih mengandung bahan yang cukup berharga sehingga perlu
dipasang penangkap untuk mengambil kembali bahan tersebut. Jenis penangkap
adalah :

1. Penangkap lemak

2. Penangkap minyak

3. Penangkap pasir

4. Penangkap rambut

5. Penangkap gips

6. Penangkap pada tempat cuci pakaian

4 Bak Ekualisasi (Sum Pit)

Untuk proses pengolahan air limbah Kantor, jumlah air limbah maupun
konsentrasi polutan organik sangat berfluktuasi. hal ini dapat menyebabkan proses
pengolahan air limbah tidak dapat berjalan dengan sempurna. Untuk mengatasi
hal tersebut adalah melengkapi dengan unit bak ekualisasi (Sum Pit). Bak
ekualisasi ini berfungsi untuk mengatur debit air limbah yang akan diolah serta
untuk menyeragamkan konsentrasi zat pencemaranya agar homogen dan proses
pengolahan air limbah dapat berjalan dengan stabil.

5 Pompa Air Limbah

20
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Terdapat dua tipe pompa air limbah yang sering digunakan dalam sistem
pengolahan air limbah yaitu tipe pompa celup/benam (submersible pump) dan
pompa sentrifugal. Pompa submersible dengan grinder merupakan jenis pompa
yang sering digunakan, karena grinder merupakan sebuah perangkat mekanis
yang berfungsi menghancurkan padatan atau mencabik - cabik limbah. Setelah
mengahancurkan padatan, pompa akan mentransfer air limbah ke dalam bak
pengolah air limbah atau sewage treatment plant (STP).

2.2 Sistem Pengkondisian Udara (HVAC)

2.2.1 Tata Udara

Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena


udaranya panas (23 -34°C), kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu,
khususnya pada bangunan tinggi dimana angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena
keadaan alam yang demikian, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan
kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran udara (air condition).
Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai
kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Atau
dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur
dan kelembaban yang ideal. Sistem pengkondisian udara pada umumnya dibagi
menjadi 2 golongan utama :
• Pengkondisian udara untuk kenyamanan kerja

• Pengkondisian udara untuk industry



2.2.2 Prinsip Kerja Sistem Ac

Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai
pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas,
memindahkan kalor dari sistem pemanas ke dalam ruangan (di negara beriklim kutub).

Refrigerant adalah zat pendingin yang berasal dari gas metan (CH4) yang
hidrogennya diganti dengan Halogen Fluor atau Chloor, dalam bahasa perdagangan

21
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

adalah Freon. Contoh ; Freon 11: C C13F (Trichloro mono fluoro methan), dan Freon
12: C C12F3 (Dichloro difluoro methan).
Refrigerant Freon mempunyai sifat dapat menguap pada tempratur biasa, tidak berbau
dan tidak beracun. Untuk refrigerant Industri seterti pabrik es dan gudang pendingin,
dipakai zat pendingin amoniak (NH3) yang berbau tetapi lebih murah dari pada Freon.

2.2.3 Fungsi Ac

Sebagai pengatur suhu ruang sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga tercipta
kondisi udara yang nyaman. Karena itu, AC memberikan fasilitas bagi bangunan:

1..Sebagai pengatur suhu - pendingin – pemanas.


2.Pengatur kelembaban
3.Memperlancar distribusi O2, agar mempunyai komposisi ideal bagi pernafasan.

2.2.4 Faktor Pengaruh Pada Rancangan Ac

a. Primer

-Kecepatan udara
-Temperatur udara
-Kelembaban udara
-Rapat udara, yaitu udara yang dibutuhkan manusia berkisar: 30-50 m3/jam per-
orang.
-Pabrik (adaptasi) 80 m3/jam/orang
-Sinar Matahari

b. Sekunder
• Kondisi ruangan
• Fungsi dan kapasitas ruangan
• Jenis dan macam material yang dipakai

Prinsip dasar AC sebagai pemindah kalor menggunakan media


pembawa kator yang berupa larutan pendingin / refrigerant yang tidak
berbahaya terhadap lingkungan.

22
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Ada beberapa sistem pengkondisian udara yang dapat dilakukan, yaitu :

a.Sistem ekspansi langsung


Dengan sistem ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang
diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara
menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil pendingin
tersebut. Sistem ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan udara yang tidak
terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah

b.Sistem ekspansi tidak langsung


Media yang dipakai adalah air es / chilled water dengan temperatur 5°C. Air es
di produksi dlm chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerant sebagai
zat pendingin. Udara di serempetkan pada kumparan pipa di mana air es disirkulasikan,
mesin pengolah udara/Air Handling Unit (AHU) yang berisi; kumparan pipa (coil),
blower dan filter udara. AHU dapat ditempatkan di setiap lantai atau satu AHU mlayani
2-3 lantai atau jika lantai tingkat sangat luas, maka satu lantai dilayani 2 atau lebih
AHU.

23
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

2.2.5 Jenis Sistem Pengkondisian Udara


1. AC unit
Jarak inlet (evaporator) dan outlet (condensor) cooling unit cukup dekat
atau terdapat dalam satu wadah (container). Misalnya AC window (self contained
AC unit) dan AC split (fan coil filter unit).

2. AC central

Adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seturuh bangunan. Untuk


multi stories building ditengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai.
Fungsi AHU adalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada
setiap lantai. Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila
dikehendaki untuk diatur suhunya.
a. All Air System

Adalah sistem AC dengan suplai udara olahan yang didistribusikan


dari pendingin sudah berupa udara, bukan cairan pendingin. Peralatan
ditempatkan secara memusat pada suatu ruang yang dikondisikan, pemusatan
dengan penyediaan udara dan refrigerant plants memungkinkan operasi dan
pemeliharaan tidak mengganggu ruang yang lainnya.
Keuntungan sistem ini:

• Ruang yang dikondisikan bebas dari pipa pembuangan, kabel daya


listrik dan filter.
• Adanya kebebasan untuk distribusi udara yang optimal cocok
untuk penggunaan exhaust dan make-up udara yang besar.
• Fleksibilitas dan kontrol kelembaban pada semua kondisi operasi
yang mudah.

Kerugiannya:

• Balancing sukar sekali untuk daerah yang tidak serentak dihuni.


• Out clearance dapat mengganggu floor space untuk duct-riser dan fan.

b. All Water System

Suatu sistem yang menggunakan media air atau cairan lain sebagai
pendingin. Disirkulasikan lewat coil dari suatu terminal udara ke dalam

24
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

ruang. Pada musim dingin dapat diubah menjadi penyediaan panas. Suhu
ruang dikontrol oleh katup air / larutan lain yang teratur dalam coil. Pengatur
Suhu Evaporator terdapat pada setiap ruang dari distribusi All Water System.
c. Water To Air System

Adalah sistem AC dengan AHU. Peralatan pengatur udara dan


refrigerant plant diletakkan terpisah dari ruang yang dikondisikan.
Pengaturan temperatur untuk tiap ruang dapat semaksimal mungkin balk suku
maupun kecepatan udaranya dengan fan. Dari pendingin ke AHU berupa air
/ larutan pendingin, dari AHU ke ruang berupa udara.

d. Direct Expansion System

Adalah sistem AC yang mempunyai satu self compact unit, bisa


diletakkan di dalam maupum dengkat ruang yang dikondisika.

2.2.6 Aplikasi dari AC Central

Untuk Jenis yang menjamin mendasari pengaturan pengkondisian udara ruangan yang
diteliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah dicapai
sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistem. Hal tersebut terutama
menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.

25
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Jenis–jenis sistem. penghantar udara adalah sebagai berikut :

a. Sistem Saluran Tunggal

Sistem ini merupakan sistem penghantar udara yang paling banyak


dipergunakan. campuran udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian
dialirkan kembali kedalam ruangan melalui saluran udara.
Keuntungan dari sistem ini adalah :

a. Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian


dan perawatannnya.

b. Biaya awal lebih rendah dan murah.

Kerugian dari sistem ini adalah :

a. Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih


besar.

b. Kesulitan dalam mengatur temperatur dan kelembaban dari ruangan yang


sedang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan yang berbeda satu
dengan yang lainnya.

b. Sistem Saluran Ganda

Sistem ini kebanyakan digunakan di gedung-gedung besar, dalam hal tersebut


udara panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin penyegar udara
yang bersangkutan. Kedua jenis udara itu pun disalurkan melalui saluran yang terpisah
satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat
keadaan yang sesuai dengan beban kalor dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah
itu disalurkan ke dalam ruangan yang bersangkutan. Sistem ini dinamakan sistem dua
saluran.

26
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

2.3 Sistem Transportasi Vertical


Dalam bangunan tinggi transportasi vertikal meliputi lift (eskalator, US), elevator,
dumbwaiter, tangga dan travelator. Akibatnya sifatnya yang banyak memakan ruang
vertikal secara menerus, desain sistem transportasi vertikal menjadi tuntutan awal dalam
desain bangunan tinggi. Sebagai tambahan, teknologi transportasi vertikal selalu
berkembang yang menyebabkan berkembangnya pula spesifikasi alat transportasi yang
disediakan pabrikan. Salah satu tugas kita dalam mendesain sistem transportasi vertikal
juga adalah menjembatani antara ketersediaan alat dengan kebutuhan bangunan secara
keseluruhan.
2.3.1 Tata Letak

Secara umum (tidak mengikat) syarat dalam mendesain sistem transportasi lift
adalah sebagai berikut:

1. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 3 tingkat.


2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada
pengguna manula dan atau difabel.
3. Jarak jalan ke area lift maksimal 45 meter.
4. Lobby lift cukup luas dan berdekatan dengan tangga.
5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak terlalu
lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem zona
lift). Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti di
lantai 16, 17, 18, dst.
6. Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai
lobby di mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal yang
berhenti pada tiap lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang
core/shaft lift bisa tetap.

27
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5 – 4,5
meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih dari 3 buah lift agar
calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift yang terbuka atau tersedia.

2.4 Sistem Telekomunikasi


2.4.1 Jenis jenis Komunikasi

Sarana komunikasi merupakan suatu kelengkapan yang diperlukan untuk


menunjang keberlanjutan kegiatan yang diwadahi dalam duatu bangunan. Secara
umum komunikasi dibedakan menjadi :
1. Komunikasi dari atau ke luar gedung
Untuk hal ini, diperlakukan jaringan komunikasi yang menghubungkan sebuah
bangunan dengan kantor telepon pusat.
2. Komunikasi di dalam gedung
Dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam bangunan dan ini memerlukan
jaringan tersendiri yang berada pada jaringan khusus.

Sebagai solusi berbagai jenis komunikasi di atas, terdapat variasi jaringan


telekomunikasi yang dapat diadakan sebagai kelengkapan komunikasi bangunan seperti
pada Tabel 10.12.

Menurut pemakaiannya, telekomunikasi dapat digolongkan menjadi pemakaian umum,


dengan menggunakan gelombang pendek atau air phone; dan pemakaian pribadi,
dengan telepon yang melalui operator rahasian ataupun dengan teleks yang tidak
melalui operator. Adapun menurut arahnya, telekomunikasi dibagi menjadi one way

28
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

communication (komunikasi satu arah), seperti TV, radio, sound system, CCTV, dan
two way communication (komunikasi dua arah), seperti telepon. Kemudian, menurut
gelombang pembawanya, telekomunikasi dibagi menjadi tanpa kabel (wireless) dan
dengan kabel (wired). Contoh telekomunikasi tanpa kabel adalah elektromagnet,
cordless radio telecommunication. Sementara itu, jaringan telepon kota intercom masuk
ke dalam telekomunikasi dengan kabel.

Tabel 10.12 Variasi jaringan komunikasi


Mode Weird Wireless Two Ways Long Short
Communicati Distance Distance
on
Fax * * *
Telegraph * * *
Radio komunikasi * * *
PA sistem *
Video Programme * *
Audio Programe * *
LAN * * *
MAN * * * * *
WAN * * *
Telephone * * * * *
Sumber : Time – Saver Standards for Building Materials and Systems. 2000, diolah

Keterangan :

 LAN (local area network), hubungan antar terminal bangunan gedung, sehingga
tidak perlu server. LAN bisa digunakan untuk intelegent building, gedung yang
dikontrol dan dipantau dengan komputer.
 MAN (metropolitan area network), digunakan untuk pubic service, misalnya
tentang jadwal-jadwal, biro-biro, dan sebagainya.
 WAN (wide area network), hubungan antar kawasan.
 Radio telekomunikasi
Penggunaan :
a. Komersial radio konsensi
b. Non komersial, orari, rapi
Sistem gelombang :

29
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

a. Sebagai wave frequence <30 Mhz


b. Direct wave >30 Mhz

Ada begitu banyak alat telekomunikasi. Bahkan semakin hari, semakin banyak ragam
inovasi yang mendukung proses komunikasi yang familiar bagi kalangan masyarakat
modern.

1. Jaringan Telepon
Jaringan sistem telepon dapat dibedakan menjadi sistem langsung, sistem tak
langsung, Riset Shaft Cabinet (RSC) dan Terminal Box.
a. Sistem langsung, mempunyai hubungan langsung dengan jaringan
telepon dari PT Telkom dan berlangganan langsung ke kantor telkom.
Pada suatu bangunan berlantai banyak, sistem ini biasanya hanya
digunakan pada tempat khusus, seperti manajer, reseptionist, humas, dan
ruang-ruang privat lainnya. Kelemahan sistem langsung ini adalah
biayanya yang mahal, sulitnya pengontrolan, serta setiap telepon
individu harus dihubungkan dengan jaringa dan PT Telkom. Adapun
kelebihannya adalah privatisasi yang tinggi (untuk percakapan rahasia
karena tidak di dengar operator) dan dapat langsung berbicara bila ingin
berhubungan langsung dengan luar.
b. Sistem tak langsung (telephone terminal room)
Sistem ini dilengkapi dengan suatu ruang yang merupakan pusat
telekomunikasi yang berhubungan dengan luar bangunan dan pusat
distribusi telekomunikasi ke seluruh ruang di dalam bangunan.
Di dalam terminal ini dilengkapi dengan :
 Operator room, merupakan ruang untuk para operator telekomunikasi.
 Main distribusing frame, merupakan tempat saluran utama yang
menerima secara langsung, incoming reeder cale dari luar (PT Telkom)
untuk kemudian didistribusikan.
 Center relay, merupakan alat untuk penyambung hubungan ke masing-
masing individu telepon, yang dilakukan oleh operator.

30
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

 Batterai cabinet, merupakan sumber tenaga untuk sistem telekomunikasi


ini.

Sistem ini disebut sistem tak langsung karena penyambungan komunikasi harus
melalui operator (kontrol) terlebih dahulu. Kemudian, pada sistem operator ini
satu nomor telepon sentral dapat mempunyai beberapa cabang. Skema sistem
ini dapat dilihat pada gambar 10.16

PT TELKOM

CENTRAL OPERATOR

OPERATOR OPERATOR OPERATOR

Gambar 10.16 Skema sistem tak langsung dengan PT Telkom


Sumber : Time – Saver Standards for Building Materials and System, 2000, diolah

c. Riset shaft cabinet (RSC), terdapat berderet secara vertikal pada tiap-
tiap lantai. Shaft digunakan sebagai tempat pipa-pipa saluran (conduct)
yang berasal dari main distribusing frame. Cabinet menjadi letak
penempatan conduct yang dikontrol.
d. Terminal Box, terminal-terminal ini dihubungkan dengan center
terminal oleh riset conduct (yang terdapat pada riset shaft cabinet).
Terminal box ini dimaskudkan sebagai data untuk menservis satu atau
beberapa ruang yang terletak pada setiap lantai. Dari terminal box ini,
kabel-kabel telepon di distribusikan ke setiap ruang.
Kelemahan sistem ini adalah rendahnya privasi (pembicaraan rahasia dapat
terdengar oleh operator) dan nomor telepon banyak harus menunggu

31
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

dihubungkan dahulu. Adapun kelebihannya adalah biaya sewa yang murah


dan mudahnya pengontrolan.
2. Teleks
Adalah suatu alat telekomunikasi yang mengirimkan berita berwujud teks
melalui suatu alat dengan mesin ketik otomatis. Alat 1 digunakan untuk
menerima berita, sementara alat 2 digunakan untuk menerima berita (bergantian
dengan alat 1).
3. Telegraph
Hampir menyerupai teleks, yaitu alat telekomunikasi yang berwujud tulisan,
tetapi harus dengan perantara pos terlebih dahulu.
4. Air Phone
Adalah alat telekomunikasi antar ruang dengan jarak yang relatif pendek.
Kelebihannya adalah mudah, sederhana, langsung dan hemat. Kelemahannya
adalah pembicara perlu bersuara keras dan jarak jangkaunya relatif pendek. Cara
pemakaiannya sama dengan telepon biasa, menekan nomor kemudian langsung
berbicara.
5. Radio Gelombang Pendek
Sebagai alat pemancar lokal pada bangunan tersebut guna memberi tahu suatu
pengumuman atau panggilan, memutar lagu-lagu dengan sound system yang
dapat diletakkan pada ceiling data corridor, lobby atau tempat-tempat umum
yang langsung bisa mendengarkan.

2.4.2 Perletakan Sistem Jaringan

Peletakan jaringan komunikasi pada bangunan pada prinsipnya dibedakan menjadi :


1. Perletakan secara vertical

32
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Gambar : Sistem jaringan horisontal


Sumber : wikipedia.com

2. Perletakan secara horisontal


Perletakan kabel telekomunikasi dibedakan atas :
a. Kabel induk melalui saluran vertikal
b. Kabel pembagi atau distribusi melalui saluran-saluran horisontal di atas
ceiling, kemudian kabel pembagi didistribusikan ke individu telepon.

Gambar : Sistem jaringan horisontal


Sumber : wikipedia.com

33
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

2.5 Sistem listrik

2.5.1 Sumber Listrik untuk Bangunan


Sumber daya listrik yang dipakai untuk bangunan (termasuk dengan lingkungannya)
bersumber dari:
– Perusahaan Listrik Negara (PLN)
– Generator Set (Genset)

Sumber listrik dari PLN :

- Instalasi listrik yang dikelola PLN disalurkan melalui jaringan listrik berdasarkan
tegangan listrik yang disalurkan.
- Jaringan listrik yang dilewatkan tiang-tiang listrik disebut saluran udara, misalnya:
saluran udara tegangan rendah, saluran udara tegangan menengah, saluran udara
tegangan tinggi, saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), dan lain-lain.

Sumber listrik dari Transformato :


- Transformator merupakan alat/ mesin yang berfungsi menurunkan tegangan
listrik .
- Dari jaringan atau saluran udara untuk dapat masuk kedalam bangunan,
tegangan listriknya harus diturunkan dulu menjadi tegangan 380-220 volt,
dilakukan oleh peralatan transformator (Trafo).
- Trafo diletakkan pada gardu induk (GI) PLN, pada gardu distribusi (GD), pada
gardu sub distribusi (GSD), dan lain-lain.

34
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Sistem Trafo dan Ruang Trafo

Sumber listrik dari Gardu Listrik :


- Gardu listrik merupakan bangunan milik PLN atau konsumen demi kepentingan
konsumen.
- Terdapat 3 jenis gardu listrik, yaitu: – GI: Gardu Induk – GD: Gardu Distribusi –
GSD: Gardu Sub Distribusi
- Gardu Induk (500-150 KvA): – Luas tanah 2,5-3,0 Ha, datar, di pinggir jalan besar
– Terdapat bangunan kontrol + office : 15 x 54m – Terdapat swith yard –
Terdapat gardu distribusi
- Gardu Distribusi (20 KvA) – Jaringan distribusi (20 KvA) – Contohnya gardu di
kampus: ITB, UNPAD, dll

35
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Ukuran GD
3 x3,6 m

Sumber listrik dari Generator Set (Genset) :


- Untuk sumber listrik pada bangunan selain dari PLN, didapatkan dari Genset.

- Genset berfungi untuk: – Mengganti beban PLN, bila listrik padam atau tidak ada listrik.
– Keadaan darurat: keadaan yang tidak biasa/ tidak dikehendaki yang membahayakan
keselamatan manusia dan keamanan bangunan beserta isinya yang ditimbulkan oleh
penyediaan listrik utama yang terganggu.

- Genset menyediakan daya listrik pada bangunan untuk: – Penerangan secukupnya (yang
diperlukan saja), atau penerangan keseluruhan. – Keperluan pendingin (AC) – (cool
room – laboratorium, ruang kontrol, dll). – Alat bantu mekanis untuk pernafasan pada
rumah sakit. – Ventilasi ruangan (exhauster) – Penerangan dan daya listrik pada kamar
operasi di rumah sakit. – Sistem alarm kebakaran – Proses industri dimana listrik tidak
boleh padam. – Alat komunikasi – Dll

- Genset dapat di rancang mengganti daya listrik (cover) dari PLN sebesar: 100 %, 80%,
75%, 60%, 50%, dan seterusnya dari seluruh kebutuhan daya listrik.

Diagram listrik

36
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Ruang Genset :
1Lokasi ruang Genset

- Harus bebas air (banjir, bocor, dll).


- Tidak di basement (karena ada kemungkinan bocor, banjir).
- Mudah dicapai dari luar, tidak terhalang sesuatu. – Bila bersebelahan
dengan ruang bahan bakar maka dipisahkan oleh dinding tahan api.

2. Konstruksi/ struktur ruang Genset –-

- Terpisah dari gedung utama

- Tahan kerusakan, tahan api

– Tidak ditembus oleh pipa-pipa (selain pipa kebakaran)

37
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB III
ANALISIS RANCANGAN UTILITAS
3.1 Sistem Plumbing

3.1.1 Air Bersih


Pada bangunan kantor sewa menggunakan system jaringan air bersih yaitu down
feed system. Sistem ini adalah sistem distribusi air bersih pada bangunan dengan
menggunakan reservoir bawah sebagai media untuk menampung debit air yang disuplai
oleh sumur resapan dan PDAM sebelum didistribus ikan ke reservoir atas oleh pompa
hidrolik. Biasanya pada bangunan multi lantai dan high rise, reservoir bawah diletakkan di
basement paling bawah dengan volume untuk menampung 2/3 dari kebutuhan air bersih
dan reservoir atas diletakkan dilantai atap dengan volume 1/3 dari kebutuhan air bersih.

Reservoir
Atas

PDAM Meteran

Pompa Pompa

Sumur Pompa Hidrolik Booster

Reservoir Unit

Bawah

Gambar 2.4. Diagram Sistem Distribusi Air Bersih Down Feed


Sistem tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena:

a. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing
hampir tidak berarti.
b. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan
cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.

38
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

c. Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.

Gambar: DOWN FEED SYSTEM

Kelebihan down feed system ini adalah:


a. Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet.
b. Air bersih selalu tersedia setiap saat.
c. Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah bahaya kebakaran
(sprinkler dan hydrant).

Kekurangan sistem ini adalah:


a. Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan.
b. Menambah beban pada struktur bangunan.
c. Menambah biaya pemeliharaan.

Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun biaya
pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam pila sangat
tinggi, sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa
menerima tekanan sebesar 1 atmosfir), maka down feed system ini dilengkapi dengan:

1. Spillback Tank.

Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tangki dilengkapi
dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi maka katup akan menutup. Hal
terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki tersebut apakah

39
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

dipasang dalam langit-langit, di atas atap, atau dipasang dalam menara khusus. Penentuan ini
harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang terpasang pada lantai tertinggi bangunan dan
yang menentukan tekanan kerja tertinggi.

PRINSIP KERJA SISTEM ini adalah sebagai berikut:

a.Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada beberapa lantai sehingga
udara di dalamnya terkompresi.

b.Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa diatur secara
otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar motor listrik penggerak pompa.

c.Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang
ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas minimum yang
telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0-1,5 kg/cm’.

Gambar: DOWN FEED SYSTEM dengan SPILL BACK TANK

2.Presure Reducer Valve(PRV, katup reduksi tekanan)

Pada jumlah lantai yang relatif banyak, ada kemungkinan tekanan dalam pipa sangat
tinggi sehingga perlu direduksi dengan katup (valve). Katup-katup tersebut diletakkan

40
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

pada beberapa lantai tertentu.

Gambar: DOWN FEED SYSTEM dengan PRESSURE REDUCER VALVE

3.1.2 Air Kotor


Sumber air kotor dan limbah berasal dari :
1. Toilet
2. Drainase Kamar Mandi
3. Air Hujan
4. Wastafel
5. Dapur

Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan


a. Menurut jenisnya
1. Sistem Pembuangan Air Tinja
2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak
3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
4. Sistem Pembuangan Air Khusus

b. Menurut cara pembuangannya Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system)


dimana saluran untuk air tinja dan air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar
mandi.

c. Menurut cara pengaliran Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang
lebih tinggi secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada Kantor
Sewa ini ada juga yang menggunakan sistem bertekanan dimana air buangan

41
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

dikumpulkan terlebih dahulu setelah mengalami proses pengolahan limbah lalu


dipompakan ke riol kota.

d. Menurut letaknya , letak STP (sewage treatment plant) berada diujung site namun
terpisah dengan bangunan, sehingga sistem pembuangannya terletak di luar
bangunan.

Sistem jaringan yang digunakan pada Sewa Kantor adalah two pipe system
dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang STP
(sewage treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.

3.2 Sistem Pengkondisian Udara (HVAC)


Sistem AC yang digunakan adalah sistem AC sentral. Sistem kerja AC sentral:
 Air dari cooling tower masuk ke refrigerator melalui condensator. refrigerator
berfungsi untuk mendinginkan air panas dari AHU.
 Dalam refrigerator terjadi proses pendinginan air. Air panas dari AHU masuk ke
chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin yang kemudian air dingin tersebut
di sirkulasikan kembali ke dalam AHU dimana AHU digunakan untuk
mengkondisikan udara panas menjadi dingin.
 Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui inlet grill yang
kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan oksigen.
 Udara segar dari ahu ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan
tekanan berkecepatan yang cukup.

3.3 Sistem Transportasi Vertical


Pada Kantor Sewa, terdapat 2 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya . Jenis tangga
tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan penempatan yang berbeda pula.
Tangga – tangga tersebut diantaranya:
1. Tangga umum
2. Tangga Darurat.

42
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Tangga Darurat Tangga Umum


terdapat terdapat
sebanyak 4 buah sebanyak 4 buah

Untuk mengangkut para tamu dan juga pengguna gedung secara cepat, disediakan juga
transportasi vertikal untuk mengakomodasinya. Yaitu lift, berjumlah 2 unit lift berukuran
besar yang dapat menampung maksimal 24 orang ini disediakan untuk mempersingkat waktu
tempuh dari lantai menuju lantai lainnya mulai dari lantai basement hingga lantai paling atas.
Dan 1 lift barang.

43
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

3.4 Sistem Telekomunikasi


Sistem telepon menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange). PABX
adalah alat penyambung (switch) untuk mengatur komunikasi telepon masuk dan keluar
secara efisien dan efektif. Pada bangunan Kantor Sewa Kuala Namu menggunakan tipe
Analog PABX (votel PABX). Jenis ini memakai kabel telepon 2 kawat dan pesawat
telepon extension yang juga analog. Sistem telepon menggunakan model tc-8000 series
dengan kapasitas sambungan 8 line telepon dan 8 sampai 128 telepon extension (bisa di
upgrade). Keunggulan dari votel PABX adalah:
 Mudah instalasinya karena semua sambungan ke port line telepon dan port line
extension memakai konektor standar rj-11
 Semua model votel PABX sudah dilengkapi fitur disa-ogm recording yang setiap saat
dapat diaktifkan bila dihendaki.
 Bila listik padam setup/program yang sudah dilakukan tidak akan terhapus.
Setup/program akan otomatis aktif kembali setelah listrik menyala.

3.5 Sistem Jaringan Listrik


Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik, yang
terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga listrik. Ada tiga sumber listrik yang
dapat digunakan yaitu PLN, genset, atau baterai. Kantor Sewa menggunakan dua sumber
listrik yaitu PLN dan genset.

Kantor
Sewa

Sistem Trafo dan Ruang Trafo

44
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Sumber listrik dari Gardu Listrik :

- Gardu listrik merupakan bangunan milik PLN atau konsumen demi kepentingan
konsumen.
- Terdapat 3 jenis gardu listrik, yaitu: – GI: Gardu Induk – GD: Gardu Distribusi –
GSD: Gardu Sub Distribusi
- Gardu Induk (500-150 KvA): – Luas tanah 2,5-3,0 Ha, datar, di pinggir jalan besar
–Terdapat bangunan kontrol + office : 15 x 54m – Terdapat swith yard – Terdapat
gardu distribusi
- Gardu Distribusi (20 KvA) – Jaringan distribusi (20 KvA) – Contohnya gardu di
kampus: ITB, UNPAD, dll

Ukuran GD
3 x3,6 m

Sumber listrik dari Generator Set (Genset) :

- Untuk sumber listrik pada bangunan selain dari PLN, didapatkan dari Genset.

- Genset berfungi untuk: – Mengganti beban PLN, bila listrik padam atau tidak ada listrik.
– Keadaan darurat: keadaan yang tidak biasa/ tidak dikehendaki yang membahayakan
keselamatan manusia dan keamanan bangunan beserta isinya yang ditimbulkan oleh
penyediaan listrik utama yang terganggu.

- Genset menyediakan daya listrik pada bangunan untuk: – Penerangan secukupnya (yang
diperlukan saja), atau penerangan keseluruhan. – Keperluan pendingin (AC) – (cool room
– laboratorium, ruang kontrol, dll). – Alat bantu mekanis untuk pernafasan pada rumah
sakit. – Ventilasi ruangan (exhauster) – Penerangan dan daya listrik pada kamar operasi

45
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

di rumah sakit. – Sistem alarm kebakaran – Proses industri dimana listrik tidak boleh
padam. – Alat komunikasi – Dll

- Genset dapat di rancang mengganti daya listrik (cover) dari PLN sebesar: 100 %, 80%,
75%, 60%, 50%, dan seterusnya dari seluruh kebutuhan daya listrik.

Diagram listrik

Ruang Genset :
1Lokasi ruang Genset
- Harus bebas air (banjir, bocor, dll).
- Tidak di basement (karena ada kemungkinan bocor, banjir).
- Mudah dicapai dari luar, tidak terhalang sesuatu. – Bila bersebelahan
dengan ruang bahan bakar maka dipisahkan oleh dinding tahan api.
2. Konstruksi/ struktur ruang Genset
- Terpisah dari gedung utama
- Tahan kerusakan, tahan api
– Tidak ditembus oleh pipa-pipa (selain pipa kebakaran)

46
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

3.6 Fire Protection


1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan,
Represif Treatment :
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang lainnya,
seperti :
1. Smoke detector
Smoke detector terdapat di lorong lorong bangunan, lobi, dan pada ruang ruang kantor
yang disewakan dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi asap
yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat akan
bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung Kantor sewa.

2. Speaker
Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi-informasi penting kepada
pengguna Kantor Sewa saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada lorong-
lorong bangunan, alarm bahaya diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut
Kantor sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat.

3.Fire Alarm System


Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran. Kronologisnya
adalah sebagai berikut, ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector.
Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa
hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.
Skema Fire Alarm System :

47
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Terdapat juga deteksi api manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi yang dapat ditarik oleh
pengguna bangunan jika meliat adanya api pada bangunan sehingga akan menghidupkan alarm
pada seluruh Kantor. Tuas tersebut berada pada kotak berwarna merah cerah dengan tujuan
warna mencolok sehingga mudah untuk dicari.

4.Fire Extinguisher
Merupakan sebuah tabung berisi gas karbon. Tabung ini biasanya berwarna merah ini
tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual. Biasanya diletakkan
di tempat publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau.
Pada Kantor Sewa, Fire extuingisher terdapat di tempattempat strategis yang dapat dilihat dan
dijangkau dengan mudah. Fire Extenguisher pada bangunan Kantor
ditempatkan pada kotak merah (warna mencolok) agar dapat dilokasikan bila terdapat
kebakaran.
Pada Kantor Sewa, tidak terdapat sistem sprinkle, tetapi terdapat sistem CCTV untuk
keamanan dan untuk mengontrol keadaan berbahaya seperti kebakaran.

48
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB IV
USULAN RANCANGAN UTILITAS

4.1 Sistem Plumbing


4.3.1 Air Bersih

Pada kantor sewa yang merupakan bangunan tinggi dengan menggunakan


system down feed system dengan menggunakan tangki penampungan air diatas
dengan menggunakan system terpisah antara air bersih dan air kotor agar lebih
mudah dikelola jika terjadi masalah penyumbatan dan kebocoran.

PDAM Meteran Toilet

Pompa Air Reservior Spinkler

Air Hujan Tangki Air Hydrant

Konsep Penyaluran Air Bersih

4.3.2 Air Kotor

Pada kebutuhan air kotor, menggunakan septictank untuk pembuangan.


Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran untuk air tinja dan
air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi.
Sistem jaringan yang digunakan pada Sewa Kantor adalah two pipe system
dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang
STP (sewage treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya.

49
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Septicktank (tempat pembuangan limbah air tinja )

4.2 Sistem Pengkondisian Udara (HVAC)


Pada kantor sewa memerlukan system AC sentral demi kenyamanan pengguna
kantor sewa tetap terjaga.

50
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Gambar AC Central

4.3 Sistem Transportasi Vertical


Sistem sirkulasi verikal yang digunakan pada kantor sewa yaitu lift dan tangga
untuk menghubungkan antara lantai satu dengan lantai yang lainnya, yang diletakkan pada
core bangunan.
Tangga
Lift
Darurat Lift barang
penumpang

Lift Barang

51 umum
Tangga
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

4.4 Sistem Telekomunikasi

System telekomunikasi yang digunakan pada kantor sewa yaitu menggunakan alat
PABX yang merupakan teknologi yang canggih karena dapat digunakan sebagai telepon,
modem dan mesin fax, serta bisa dipakai sebagai alat komunikasi internal.

4.5 Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik yang digunakan pada kantor sewa yaitu menggunakan
system jaringan dari PLN dan genset. Genset digunakan apabila jaringan listrik dari PLN
terganggu.

GENSET

Perletakkan ruang genset

52
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Gardu Listrik

4.6 Fire Protection


Pada system jaringan kebakaran yang digunakan yaitu adanya tangga darurat dalam
bangunan sebagai jalur evakuasi dalam bangunan. Untuk pemadaman api kebakaran
digunakan sprinkler dan hydrant.

Tangga Darurat

4.7 Sistem Pembuangan Sampah

System pengelolaan sampah yang dilakukan pada kantor sewa yaitu di setiap ruang
kantor sewa akan disediakan tong sampah , kemudian sampah dibuang di shaft sampah yang
terletak di core yang dibawahnya tersedia bak sampah. Kemudian dari bak sampah dibuang
menggunakan mobil sampah.

53
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

Shaft Sampah

54
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB V
PRODUK RANCANGAN

5.1 Sistem Plumbing

Garis Ungu : Pipa Air bersih dari Ground tank ke roof tank
Garis Biru : Pipa Dari Ground Tank
Garis Kuning : Pipa Black Water
Garis Abu abu : Pipa Grey water

5.2 Sistem Transportasi Vertical

Pada system transportasi vertical menggunakan tangga umum, tangga darurat, dan lift.

55
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

5.3 Sistem Jaringan Listrik

Jenis jenis lampu yang digunakan :

56
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

5.4 Sistem Pengkondisian Udara (HVAC)

Jenis AC yang digunakan yaitu AC sentral.

57
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa pada bangunan tinggi diperlukan
perancangan dan pemilihan system jaringan utilitas yang baik. Yang
dapat memberi kenyamanan dan keamanan bagi owner dan para
pengunjung lainnya.

6.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam


penyusunan laporan ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.

58
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PRODI D-IV ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Website: https://www.polnep.ac.id/

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/311273894/Laporan-Bab-I-Dan-II-Utilitas-
bangunan-Tinggi
https://www.scribd.com/doc/29441548/LAPORAN-UTILITAS
http://www.academia.edu/6779570/UTILITAS_HOTEL_AMARIS_YOGYAKARTA
https://cvastro.com/sistem-perawatan-ac-sentral-ruangan.htm
https://www.slideshare.net/leeyurijoona/utilitas-gedung
http://ilmudasardanteknik.blogspot.com/2016/10/UtilitasBangunanSistemTeleko
munikasiBagunanGedungPerkantoran.html
https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/sistem-transportasi-dalam-
gedung-bertingkat
https://buildingutility.wordpress.com/2011/03/28/transportasi-vertikal/
https://digilib.uns.ac.id/.../Kantor-sewa-dan-apartemen-di-jakarta-dengan-pendekatan-ars...

59

Anda mungkin juga menyukai