ULKUS KORNEA
Disusun Oleh:
Kesowo Pangestu Adji
20174011139
Diajukan Kepada:
dr. M. Faisal Lutfi, Sp.M
i
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
ULKUS KORNEA
Disusun oleh:
Kesowo Pangestu Adji
20174011139
ii
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
B. Anamnesis
nyeri pada mata kanan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tersebut bersamaan
dengan mata merah , rasa mengganjal, dan air mata berlebih pada mata
kanan. Keluhan tersebut timbul setelah mata kanan pasien terkena percikan
api saat pasien sedang mengelas. Beberapa hari setelah terkena tanah muncul
bercak putih pada mata kanan yang makin lama makin membesar, mata terasa
1
sudah memeriksakan diri ke dokter puskesmas dan diberi 2 obat tetes mata
manis disangkal.
kacamata dalam keluarga disangkal, riwayat alergi obat dan makanan dalam
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Subyektif :
Pemeriksaan OD OS
2
Pemeriksaan Obyektif :
Pemeriksaan OD OS
Sekitar Mata
Simetris, distribusi merata Simetris, distribusi merata
Supercilia dan cilia
Konjungtiva
Sklera
Kornea
D. Diagnosis Kerja
3
E. Penatalaksanaan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,
dewasa ratarata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan
lima lapisan, yaitu lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva
aquous humour dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen
Kornea
samping)
5
Kornea adalah struktur yang luar biasa, sebagai media transparan,
berkontribusi sebanyak 74% atau 43.25 dioptri (D), dari seluruh total 58.60
Kornea merupakan salah satu dari bagian tubuh yang memiliki serabut
Serabut saraf sensoris dimulai dari long ciliary nerves dan membentuk
6
Gambar 3. Struktur mikroskopis lapisan kornea.
1. Epitelium
epitel dan tear film membentuk suatu permukaan halus. Ikatan erat
Proses ini berlangsung 7-14 hari. Sel-sel epitelial basal akan terus
7
berproduksi, ketebalan membran basement 50-nm, mengandung
2. Membrana bowman
8
3. Stroma (subtansia propria)
dan berkontribusi sebagai lapisan yang paling tebal, yakni 90% dari
berasal dari kolagen dan proteoglikan. Kolagen fibril tipe 1 dan tipe
elastisitas dan bisa meregang hanya 0.25% pada tekanan intra okuli
normal.5,14
9
Rangkaian lattice fibril kolagen menempel pada matriks
10
4. Membrana desement
posteriornya.5,14
mengalami regenerasi.5,14
5. Endotelium
11
mempertahankan pompa metabolik. Peningkatan permeabilitas dan
gutata.5,14
dari arah kornea anterior adalah terminasi dari lapisan bowman, dan batas
1. Infeksi
berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret
12
yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan
Infeksi Virus: Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering
dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat
ditemukan pada bukan pemakai lensa kontak yang terpapar air atau
2. Noninfeksi
13
mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila
permukaan epitel bola mata, kornea dan segmen anterior yang cukup
dari seluruh trauma kimia asam. Asam bereaksi dengan air mata yang
yang lebih parah. Protein jaringan juga memiliki efek buffer pada asam,
cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan,
14
bahkan sampai retina. Sementara trauma asam akan menimbulkan
bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam
waktu 7 detik. Kornea, pada organ ini dapat terjadi edema kornea
endotel, sehingga aquos humor dari bilik mata anterior dapat masuk
kedalam kornea. Selain itu karena adanya iskemia limbus suplai nutrisi
Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari
Sindrom Sjorgen
yang dapat disebabkan defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau
keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada
15
Defisiensi vitamin A
Obat-obatan
imunosupresif.8
Pajanan (exposure)
Neurotropik
Gaseri. Pada keadaan ini kornea atau mata menjadi anestetik dan reflek
keluhan selain daripada itu kuman dapat berkembang biak tanpa ditahan
16
3. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
SLE
Rheumathoid arthritis
perforasi kornea.8
Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di
pada tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis diperhatikan.
imunosupresif dan lensa kontak. Singapura melaporkan selama 2.5 tahun dari
tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan
17
refraksi, neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan di USA,
laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu
juga dengan penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-
laki. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki
kornea.8
Ulkus Streptokokus :
pneumonia.10
Ulkus Stafilokokus :
18
Walaupun terdapat hipopion ulkus seringkali indolen yaitu
Ulkus Pseudomonas :
yang dominan. 10
19
Gambar 6. Ulkus Kornea Pseudomonas
Ulkus Pneumokokus :
20
Ulkus Neisseria Gonorrhoeae
pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal
21
c. Ulkus Kornea Virus
lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala
diujungnya.11
22
Gambar 9. Ulkus Kornea Dendritik
perineural.11
23
Gambar 11. Ulkus Kornea Acanthamoeba
a. Ulkus Marginal
24
b. Ulkus Mooren
25
C
ke tengah)
c. Ring Ulcer
menahun.10
26
F. Patofisiologi
sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan
yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat
daerah pupil.4
tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak
vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang
kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan
tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-
kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin,
kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan
27
Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan
fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan
iris.6
parut. Infiltrat sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif.
Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus yang
timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat sembuh dan daerah
infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran
Bowman dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang
G. Manifestasi Klinis
1. Gejala Subjektif 3
b. Sekret mukopurulen
d. Pandangan kabur
e. Mata berair
g. Silau
h. Nyeri
28
i. Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus
2. Gejala Objektif 3
a. Injeksi siliar
c. Hipopion
laboratorium.2
Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion. 3
29
a. Ketajaman penglihatan
b. Tes refraksi
c. Pemeriksaan slit-lamp
g. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau
KOH)
pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi dengan biopsi
ekstrak maltosa.
30
Gambar 16. Pewarnaan gram ulkus kornea fungi
31
A B
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.
mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan
mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat
1. Penatalaksanaan non-medikamentosa:
bersih
32
- Menghindari asap rokok, karena dengan asap rokok dapat
2. Penatalaksanaan medikamentosa
pemberian terapi yang tepat dan cepat sesuai dengan kultur serta
Antibiotik
Anti jamur
33
berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa
dibagi15 :
Anti Viral
Anti acanthamoeba
0,02%.11
34
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera
35
Skopolamin sebagai midriatika.
Analgetik.
sering.12
samping. 16
3. Penatalaksanaan bedah:
a. Flap Konjungtiva 21
36
memberikan pasokan nutrisi dan imunologi oleh jaringan ikat
vaskularnya.21
b. Keratoplasti
37
2. Terjadinya jaringan parut yang menganggu
penglihatan;
perforasi.
minggu.18
38
dapat dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam
kornea.20
panopthalmitis
Gambar 21. Ulkus kornea perforasi (jaringan iris keluar dan menonjol,
39
c. Prolaps iris
d. Sikatrik kornea
e. Katarak
f. Glaukoma sekunder
ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan
obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada
dengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua
metode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan
dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus
yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat
40
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan mata sebelah kanan terasa
nyeri, mata merah, terasa mengganjal, dan air mata berlebih. Keluhan tersebut
timbul setelah mata pasien terkena percikan api saat pasien sedang mengelas.
Beberapa hari setelah terkena percikan api muncul bercak putih pada mata yang
makin lama makin membesar, mata terasa semakin mengganjal, dan disertai
penglihatan yang menjadi kabur. Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri,
kebanyakan lesi kornea, superfisial, maupun dalam (benda asing kornea, abrasi
Rasa sakit ini diperhebat oleh gesekan palpebrae (terutama palpebrae superior)
pada kornea dan menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai
jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya agak
fotofobi umumnya menyertai penyakit kornea, umumnya tidak ada sekret mata
kematian jaringan kornea. Dikenal dua bentuk pada kornea yaitu sentral dan
marginal atau perifer. Tukak kornea akan memberikan gejala mata merah, sakit
mata ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun dan kadang kotor.
Tukak kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma yang merusak epitel
kornea. Pada kasus ini, pasien mengaku kalau sebelum ada keluhan mata pasien
sebelah kanan terkena percikan api, kemudian terasa perih dan digosok-gosok
41
oleh pasien dengan kedua tangannya. Epitel kornea merupakan sawar yang efisien
cedera, stroma yang avaskuler dan membran Bowman mudah terkena infeksi oleh
berbagai macam organisme, seperti bakteri, amuba dan jamur. Penyebab ulkus
kornea adalah bakteri, jamur, amuba dan virus. Bakteri yang sering
tengah bola mata kanan (sentral), berbentuk bulat irreguler, terdapat infiltrat.
Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan pada epitel. Lesi
terletak di sentral, jauh dari limbus vaskuler. Ulkus kornea akan memberikan
kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel yang bila diberi
pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau di tengahnya. Iris sukar dilihat karena
keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea. Biasanya
berwarna putih abu-abu pada tukak yang supuratif. Bila tukak disebabkan jamur
(fenomena satelit). Dari gejala dan ciri-ciri klinis yang terlihat diduga ulkus yang
42
terbentuk tersebut disebabkan oleh bakteri. Namun demikian untuk memastikan
umumnya untuk tukak kornea adalah siklopegik, antibiotika yang sesuai topikal
sekunder, diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Tetes mata cendo tobroson
cara menghambat sintesis protein sel bakteri tersebut, juga terhadap strain yang
elektrolit tertentu seperti bikarbonat (HCO3-), Natrium (Na+), serta Klorida (Cl-).
berkurangnya tekanan cairan tubuh, yaitu tekanan darah, tekanan pada mata, dan
43
tekanan antar-tulang tengkorak. Serta diberikan KSR yang mengandung kalium
tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak
ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat
menimbulkan resistensi.
44
DAFTAR PUSTAKA
ulcer. 2013;51(6):399.
2. Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 14th Ed. Alih
3. Ilyas, S. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Jakarta: Balai penerbit FK UI.
2010.
Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Penerbit Sagung
6. Patel, S.V. Graft survival and endothelial outcomes in the new era of
42(6):1051-3.
8. Amatya, R., Shrestha, S., Khanal, B., Gurung, R., Poudyal, N., Badu., BP., et
al. Etiological agents of corneal ulcer: five years prospective study in eastern
45
9. Werli, A.A., Ercole, F.F., Herdman, T.H., Chianca, T.C.M. Nursing
interventions for adult intensive care patients with risk for corneal injury: a
10. Karthikeyan, R.S., Ganesa, R., Lakshmi, J., Sixto, L., Jonida, T., Arne, R., et
Jun;8(6):867.
12. Kunwar M, Adhikari, R.K., Karki, D.B. Microbial flora of corneal ulcers and
13. Jetton, J.A., Ding, K., Stone, DU. Effects of tobacco smoking on human
15. Lalitha, P., Sun, C.Q., Prajna, N.V., Karpagam, R., Geetha, M., O’Brien, K.S.,
16. Aloe, L., Tirassa, P., Lambiase, A. The topical application of nerve growth
factor as a pharmacological tool for human corneal and skin ulcers. Pharmacol
17. Droutsas, K., Ham, L., Dapena, I., Geerling, G., Oellerich, S., Melles, G.
46
first 100 cases operated on for Fuchs endothelial dystrophy. Klin Monatsbl
18. Yum, H.R., Kim, M.S., Kim, E.C. Retrocorneal membrane after Descemet
19. Yuan, F., Wang, L., Lin, C., Chou, C., Li, L A cornea substitute derived from
Jun;91(10):40.
20. Khater, M.M., Selima, A.A., El-Shorbagy, M.S. Role of argon laser as an
Ophthalmol. 2014;23(8):1025-30.
21. Edward J. H. Ocular Surface Disease: Cornea, Conjunctiva and Tear Film 1st
47