Periodontitis Kronis
dapat mengubah respon host terhadap akumulasi plak, seperti diabetes, merokok,
periodontitis kronis paling sering diamati pada dewasa, dapat terjadi pada anak-
anak dan remaja sebagai respon terhadap akumulasi plak dan kalkulus kronis.
plak adalah hanya diamati pada dewasa, untuk menjadi deksripsi yang lebih
umum berupa “chronic” periodontitis, yang terjadi pada tahap usia apapun (lihat
bab 4).
klinis dan etiologi utama dari penyakit: (1) pembentukan plak mikroba, (2)
1
inflamasi periodontal dan (3) kehilangan perlekatan dan tulang alveolar.
Pembentukan poket periodontal biasanya akibat dari proses penyakit tanpa resesi
gingiva yang disertai dengan kehilangan perlekatan, yang mana poket dapat masih
berlanjut.
GAMBARAN KLINIS
Karakteristik Umum
kebersihan rongga mulut yang buruk, gingiva khususnya dapat mengalami sedikit
gingiva yang tumpul atau menggulung dan papila yang rata atau berbentuk seperti
kawah.
2
Gambar 16-1 Gambaran klinis periodontitis kronis pada pasien berusia 45 tahun
dengan perawatan kebersihan mulut dirumah yang buruk dan tidak ada perawatan
gigi sebelumnya. Plak dan kalkulus yang banyak berhubungan dengan margin
berhubungan dengan inflamasi gingiva dapat tidak terlihat pada pemeriksaan, dan
inflamasi dapat dideteksi pada poket periodontal dengan probe periodontal (lihat
Gambar 16-2, A, dan 16-3, A). Perdarahan gingiva, apakah spontan atau sebagai
respon terhadap probing, adalah umum terjadi, dan inflamasi yang berhubungan
dengan eksudat dari cairan krevikular dan supurasi dari poket juga dapat
tulang horisontal dan vertikal dapat ditemukan. Kegoyangan gigi pada kasus
3
lanjut sering muncul pada kasus dengan kehilangan perlekatan dan kehilangan
A, Aspek klinis dari gigi anterior memperlihatkan plak dan inflamasi minimal. B,
terlokalisir pada sisi distal molar pertama kiri maksila. C, Pembukaan dengan
4
Gambar 16-3 Generalized chronic periodontitis pada perempuan berusia 38
setiap hari. A, aspek klinis memperlihatkan plak dan inflamasi minimal. Probing
maksila dan mandibula telah hilang melalui penyakit yang berlanjut dan
keterlibatan furkasi.
5
periodontal, dan kehilangan perlekatan klinis, didiagnosa secara radiografi dengan
bukti kehilangan tulang. Temuan tersebut dapat menjadi sama dengan yang
terlihat pada penyakit agresif. Diagnosis banding berdasarkan pada usia pasien,
agresif, dan ketiadaan faktor lokal dalam penyakit agresif dibandingkan dengan
Distribusi Penyakit
akibat dari efek lokal ini, pembentukan poket dan kehilangan perlekatan dan
tulang dapat terjadi pada salah satu permukaan dari gigi sementara permukaan
yang lain tetap level perlekatan normal. Sebagai contoh, permukaan proksimal
permukaan fasial yang bebas plak dari gigi yang sama dapat bebas dari penyakit.
perlekatan dan tulang, atau generalized, ketika banyak sisi disekitar mulut terlibat,
sebagai berikut:
6
Localized periodontitis: Periodontitis dipetimbangkan sebagai localized ketika
kurang daripada 30% dari sisi yang dinilai dalam mulut memperlihatkan
atau lebih dari sisi yang dinilai dalam mulut memperlihatkan kehilangan
vertikal (angular) ketika kehilangan perlekatan dan tulang pada salah satu
permukaan lebih besar daripada permukaan yang berdekatan (lihat Gambar 16-2,
C) atau horisontal, ketika kehilangan perlekatan dan tulang berlanjut pada tingkat
seragam pada sebagian besar permukaan gigi (Lihat Gambar 16-3,B). Kehilangan
Keparahan Penyakit
menjadi lebih sering dan lebih parah karena akumulasi dari kerusakan. Keparahan
penyakit dapat dijelaskan sebagai slight (ringan), moderate (sedang), atau severe
(parah) (lihat bab 4). Istilah tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan
7
keparahan penyakit dari seluruh mulut atau bagian dari mulut (misalnya kuadran,
ringan ketika kehilangan perlekatan yang terjadi tidak lebih daripada 1 hingga 2
mm.
Gejala
berdarah ketika menyikat atau makan; bahwa ruang terjadi antara gigi mereka
sebagai akibat pergerakan gigi; atau gigi mereka menjadi longgar. Karena
periodontitis kronis biasanya tanpa rasa sakit, bagaimanapun, pasien dapat secara
total tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit sehingga kurang mungkin
tambahan, respon negatif untuk pertanyaan seperti, “apakah kamu dalam rasa
Kadang-kadang, rasa sakit dapat muncul dengan ketiadaan karies yang disebabkan
oleh akar yang terbuka yang sensitif terhadap panas, dingin atau keduanya. Area
dari rasa sakit tumpul lokal, seringkali menyebar kedalam rahang, telah
8
berhubungan dengan periodontitis. Kemunculan area impaksi makanan dapat
menambah ketidaknyaman pasien. Rasa sakit gingiva atau “rasa gatal” juga dapat
ditemukan.
Perkembangan Penyakit
periodontitis kronis yang diinduksi plak pada keseluruhan hidup mereka. Tingkat
atau lingkungan dan tingkah laku. Awal mula periodontitis kronis dapat terjadi
pada waktu apapun, dan tanda pertama dapat dideteksi selama masa remaja dalam
semua sisi yang terkena pada seluruh mulut. Beberapa area yang terlibat dapat
masih statis untuk periode yang lama, sementara yang lain dapat berkembang
lebih cepat. Lesi yang yang berkembang lebih cepat terjadi paling sering dalam
area interproksimal, dan juga berhubugan dengan area akumulasi plak yang lebih
besar dan ketidakmampuan akses untuk tindakan kontrol plak (misalnyaa, area
furkasi, margin restorasi overhanging, sisi dari gigi malposisi, atau area impaksi
makanan).
9
Beberapa model telah disusun untuk menjelaskan tingkat perkembangan
periode tanpa kerusakan. Pola penyakit ini adalah acak sesuai dengan sisi
terkena selama periode tertentu dari kehidupan dan bahwa ledakan dari
Prevalensi
dengan usia, umumnya mengenai kedua jenis kelamin secara sama. Periodontitis
age-related (penyakit yang terikat dengan usia). Dilain kata, bukan merupakan
10
sebaliknya panjang waktu jaringan periodontal menghadapi akumulasi plak
kronis.
pasien pada resiko yang lebih besar untuk perkembangan kehilangan perlekatan
tulang dapat berlanjut untuk kehilangan dukungan periodontal jika tidak secara
berhasil dirawat. Sebagai tambahan, pasien dengan periodontitis kronis yang telah
Faktor lokal
11
gingivitis dan periodontitis kronis. Kehilangan perlekatan dan tulang berhubungan
dengan peningkatan proporsi dari organisme gram negatif dalam biofilm plak
perlekatan dan tulang dan pembentukan poket. Beberapa pasien yang memiliki
peningkatan resiko kehilangan gigi, dan jika pasien tersebut juga perokok, resiko
mereka meningkat. Diabetes adalah faktor lain yang sering mengarah pada
denticola.
dan asosiasinya dengan kehilangan perlekatan dan tulang telah mengarah terhadap
12
kemunculan dari peningkatan proporsi anggota red complex, dan mungkin
organisme lain, yang memicu kehilangan perlekatan dan tulang. Mekanisme ini
tidak secara jelas digambarkan, tetapi kriteria tersebut dapat memberi efek lokal
pada sel dari respon inflamasi dan sel dan jaringan host, menghasilkan proses
penyakit lokal, site-specific. Interaksi antara bakteri patogen dan host dan efek
Karena akumulasi plak adalah agen pemicu utama dalam inflamasi dan
yang diketahui untuk menahan plak atau mencegah penghilangan adalah margin
subgingiva dan overhanging dari restorasi; lesi karies yang meluas ke subgingiva;
furkasi yang terbuka oleh kehilangan tulang; gigi berjejal dan letak tidak teratur;
dan grooves dan kecekungan akar. Faktor resiko potensial untuk periodontitis
didiskusikan lebih lanjut dalam Bab 32, dan dampaknya pada prognosis
13
Faktor sistemik
periodontitis kronis terjadi pada pasien yang juga memiliki penyakit sistemik yang
perluasan penyakit periodontal yang mengenai pasien. Diabetes tipe 2, atau non-
dalam populasi dewasa pada waktu yang sama seperti periodontitis kronis. Efek
sinergis dari akumulasi plak dan modulasi respon host efektif melalui efek
diabetes dapat mengarah pada kerusakan peridontal yang parah dan meluas yang
dapat sulit untuk ditangani dengan teknik klinis standar tanpa mengontrol kondisi
sistemik. Peningkatan diabetes tipe 2 pada remaja dan dewasa mua telah diamati
dan dapat berhubngan dengan peningkatan dalam obesitas usia muda (juvenile
obesity).
mellitus (IDDM), diamati dalam anak-anak, remaja, dan dewasa muda dan dapat
14
Faktor lingkungan dan tingkah laku
dapat diamati pada pasien yang merokok dan mengalami periodontitis kronis.
kehilangan perlektan dan tulang, lebih banyak keterlibatan furkasi, dan poket yang
lebih dalam (lihat Gambar 16-3). Sebagai tambahan, perokok tampak untuk
pada respon host. Efek klinis, mikrobiologis, dan imunologi dari merokok juga
ulcerative disease, kemungkinan karena efek stres pada fungsi imun. Peningkatan
15
Faktor genetik
mana keseimbangan normal antara plak mikroba dan respon host terganggu.
lingkungan dan tingkah laku pada respon plak dan respon host. Sebagai tambahan,
transmisi bakteri diantara anggota keluarga dan efek lingkungan dapat sulit untuk
Meskipun tidak ada penentu genetik yang jelas telah dijelaskan untuk
periodontal yang lebih agresif dalam respon terhadap plak dan akumulasi kalkulus
kronis dalam subjek Eropa utara, meskipun beberapa penelitian terbaru telah
IL-1 genotype pada resiko lebih besar untuk penyakit parah. Salah satu penelitian
16
menggambarkan bahwa pasien dengan IL-1 genotype meningkatkan resiko untuk
kehilangan gigi 2,7 kali, yang merokok berat dan IL-1 genotype negative
meningkatkan resiko untuk kehilangan gigi 2,9 kali. Kombinasi efek dari IL-1
genotype dan merokok meningkatkan resiko kehilangan gigi 7,7 kali. Dengan
gen target lain, genotip kompleks dapat diidentifikasi untuk banyak bentuk klinis
sistemik, dan kondisi lingkungan dan atau ketidakmampuan kita untuk secara
TRANSFER ILMU
perlekatan dan tulang dengan kecepatan lambat yang meluas selama beberapa
dekade. Kehilangan tulang ini dimulai oleh kelompok spesifik dari patogen
periodontal bakteri anaerobik Gram negatif dan lebih lanjut kontrol terhadap
biofilm plak subgingiva adalah bagian penting dari terapi. Beberapa pasien rentan
terhadap kehilangan tulang dan perlekatan yang lebih cepat termasuk yang dengan
riwayat merokok, diabetes, atau profil genetik yang meningkatkan produksi dari
17
Kehilangan perlekatan 2 mm atau lebih setiap tahun adalah indikator dari
perkembangan penyakit dan pasien tersebut harus dirawat dengan cepat untuk
18
Bab 17
Perry R. Klokkevold
mengarah terhadap kehilangan perlektatan dan tulang. Dilain pihak, NUP dan
NUG dapat menjadi penyakit berbeda. Hingga sekarang, terdapat sedikit bukti
untuk mendukung perkembangan dari NUG hingga NUP atau untuk menegaskan
beberapa deskripsi klinis dan laporan kasus dari NUP secara jelas memperlihatkan
banyak kesamaan klinis antara dua kondisi. Artikel terbaru melaporkan temuan
klinis dan mikroskopis dari 45 pasien yang terlihat antara tahun 1965 dan 2000.
Pada artikel ini, penulis menggambarkan bahwa NUG dapat menjadi prekursor
untuk NUP, menyebutkan salah satu kasus dari laki-laki menderita malnutrisi
berusia 9 tahun yang datang dengan tiga lesi terpisah yang konsisten dengan
diagnosis NUG, NUP dan noma. Hingga pembedaan antara NUG dan NUP dapat
dibuktikan atau tidak dibuktikan, telah digambarkan bahwa NUG dan NUP
NUG telah diakui dan dijelaskan dalam literatur untuk beberapa abad,
gambaran NUG diperlihatkan dalam Bab 10 dan secara singkat ditinjau disana.
19
Secara klinis terdiri dari area ulserasi dan nekrosis pada papila interdental yang
dikelilingi oleh lingkaran edematous. Lesi secara khusus sangat menyakitkan dan
mudah berdarah, sering tanpa pemicu. Pasien juga memperlihatkan bau mulut,
neutrofil) yang mendominasi dalam area yang terulserasi dan infiltrat kronis yang
melimpah dari limfosit dan sel plasma pada area perifer dan lebih dalam.
Flora bakteri yang berhubngan dengan NUG telah diketahui dengan baik.
Flora konstan yang dapat dikultur terdiri dari Prevotella intermedia dan spesies
adalah kuat. Bagaimanapun, etiologi bakteri belum terbukti karena bakteri belum
(yaitu, tidak mampu untuk memenuhi postulat Koch’s). Menariknya, isolat bakteri
telah mentransimisikan NUG dari hewan ke hewan dalam beagle dog dengan
dengan bakteri dalam hewan yang mengalami imunosupresi (tetapi bukan hewan
atau dukungan tulang alveolar, sifat yang menbedakan kondisi ini dari NUP.
20
Berlawanan terhadap pandangan ini, MacCarthy dan Claffey menggambarkan
bahwa kehilangan perlekatan periodontal adalah salah satu konsekuensi dari lesi
NUG. Pada evaluasi mereka dari 13 pasien dengan NUG, rerata level perlekatan
pada saat probing untuk sisi yang terkena NUG (2,2 ± 0,9 mm) adalah lebih besar
daripa sisi kontrol (0,8 ± 0,7 mm). Temuan ini mendukung konsep bahwa NUG
dan NUP adalah penyakit sama (atau identik), dengan perbedaan dalam respon
host atau resistensi daripada perbedaan dalam etiologi dan patogenesis bakteri.
1989 Wolrd Workshop in Clinical Periodontics. Diubah dari tahun 1986 istilah
dengan kehilangan perlekatan dan tulang. Tahun 1989 adopsi dari NUP sebagai
kesatuan penyakit terjadi ketika pengetahuan dan peningkatan dalam jumlah dari
Secara spesifik, lebih banyak kasus NUP dijelaskan dalam pasien yang
syndrome (AIDS). Pada tahun 1999 subklasifikasi NUG dan NUP dimasukkan
sebagai diagnosis terpisah dibawah klasifikai yang lebih luas dari “necrotizing
21
penyakit yang terpisah belum diklarifikasi, tetapi penyakit tersebut dibedakan
Gambaran Klinis
Sama terhadap NUG, kasus klinis NUP dijelaskan oleh nekrosis dan
ulserasi pada bagian korona dari papila interdental dan margin gingiva, dengan
interdental yang dalam adalah ciri khas lesi periodontal dari NUP (Gambar 17-1).
poket tidak ditemukan karena sifat ulseratif dan necrotizing dari lesi gingiva
Poket periodontal terbentuk karena sel junctional epithelial masih hidup dan dapat
lebih lanjut bermigrasi keapikal untuk menutupi area dari kehilangan jaringan
ulser yang mencegah migrasi epitel ini, dan poket tidak dapat terbentuk. Lesi
lanjut dari NUP mengarah terhadap kehilangan tulang parah, kegoyangan gigi,
dan pada akhirnya kehilangan gigi. Sebagai tambahan terhadap manifestasi ini,
seperti yang disebutkan sebelumnya, pasien NUP dapat datang dengan bau mulut,
22
Gambar 17-1 Necrotizing ulcerative periodontitis pada pasien laki-laki berusia
maksila. B, aspek palatal pada area yang sama. C, aspek bukal pada anterior
Temuan Mikroskopik
microscopy (SEM) pada plak mikroba yang berada pada papila gingiva nekrotik,
pasien HIV-positive dan penjelasan sebelumnya dari lesi NUG pada pasien bukan
HIV. Biopsi melibatkan papila posterior dari 10 laki-laki dan 6 perempuan pasien
permukaan biofilm yang tersusun dari campuran flora mikroba dengan morfotipe
berbeda dan flora subpermukaan dengan agregasi tebal dari spirochetes (zona
bakterial). Dibawah lapisan bakterial adalah agregasi tebal PMN (zona kaya
23
netrofil) dan sel nekrotik (zona nekrotik). Teknik biopsi digunakan dalam
penelitian ini tidak memberikan observasi dari lapisan paling dalam dan sehingga
klasik dijelaskan dalam lesi NUG. Sebagai tambahan terhadap sifat mikroskopik
pada NUP yang menyerupai NUG dijelaskan dalam penelitian ini, level tinggi dari
ragi (yeast) dan virus menyerupai herpes diamati. Temuan yang terakhir adalah
Pasien HIV/AIDS
Lesi gingival dan periodontal dengan sifat khusus sering ditemukan dalam
pasien dengan infeksi HIV dan AIDS. Banyak dari lesi tersebut adalah manifestasi
tidak normal dari penyakit periodontal inflamasi yang muncul dalam rangkaian
infeksi HIV dan pasien dengan gangguan sistem imun yang bersamaan. Linear
gingival erythema (LGE), NUG, dan NUP adalah kondisi periodontal yang
dengan gambaran yang sama terhadap yang dilihat pada pasien HIV-negative.
Dilain pihak, lesi NUP dalam pasien HIV-positif/AIDS dapat menjadi lebih
merusak dan sering mengakibatkan komplikasi yang sangat jarang dalam pasien
24
berhubungan dengan NUP- HIV positif dapat menjadi sangat cepat. Winkler et al
HIV-P”) dengan gigi yang kehilangan lebih daripada 90% dari perlekatan
dari lesi tersebut mengakibatkan kehilangan gigi. Kompikasi lain yang dilaporkan
dalam populasi ini termasuk perkembangan lesi melibatkan area yang besar dari
nekrosis jaringan unak, dengan terbuknya tulang dan sequestrasi pecahan tulang.
Tipe ini dari lesi parah, progresif dengan perluasan kedalam area vestibular dan
Riley et al melaporkan hanya dua kasus NUP dalam 200 pasien HIV-positif (1%),
penelitian prospektif dari 700 pasien HIV-positif. Variasi dalam temuan yang
NUP sebagai perluasan progresif dari HIV periodontitis (yaitu, progresi kronis
dengan NUP yang 20,8 kali lebih mungkin untuk memiliki jumlah CD4+ dibawah
25
mempertimbangkan diagnosis NUP untuk menjadi penanda untuk gangguan imun
dan prediktor untuk diagnosis AIDS. Yang lain telah menggambarkan bahwa
NUP dapat digunakan sebagai indikator untuk infeksi HIV pada pasien yang tidak
orang Afrika Selatan yang secara sistemik sehat, asimptomatik, secara kuat
berhubungan dengan infeksi HIV. Pada pasien yang memperlihatkan NUG atau
berperan terhadap NUG, termasuk kebersihan rongga mulut yang buruk, penyakit
NUP sering dihubungan dengan diagnosis AIDS atau status HIV positif.
Lebih lanjut klinisi harus memeriksa semua pasien yang memperlihatkan NUP
untuk memastikan status HIV mereka. NUP dapat berkembang cepat dan
lokal, agen antiplak lokal, dan antibiotik sistemik. Diagnosis awal dan perawatan
NUP penting karena kerusakan tulang yang terjadi pada tahap terlambat dari
26
penyakit akan sangat menyulitkan untuk disembuhkan, bahkan dengan prosedur
bedah regeneratif yang ekstensif. Jika anak muncul dengan NUP, abnormalitas
Flora Mikroba. Penilaian flora mikroba dari lesi NUP hampir terbatas
terhadap penelitian yang melibatkan pasien HIV- positif dan AIDS, dengan
paa pasien HIV-positif memperlihatkan jumlah yang secara signifikan lebih besar
dari jamur candida albicans oportunistik dan prevalensi yang lebih tinggi dari
melaporkan level yang rendah atau bervariasi dari spirocehetes, yang tidak
konsisten dengan flora yang berhubungan dengan NUG. Melihat perbedaan dalam
flora mikroba, mereka membantah gagasan bahwa lesi dekstruktif terlihat dalam
bahwa flora dari lesi NUP dalam pasien HIV-positif dapat dibandingkan terhadap
komposisi mikrobial dari lesi NUP dalam pasien HIV-positif sangat sama
27
berbagai morfotipe dalam 81,3% spesimen. Flora mikroba subpermukaan yang
juga melporkan ragi oportunistik dan virus menyerupai herpes dalam 65,6% dan
56,5% lesi NUP, secara berurutan. Perbedaan antara laporan tersebut dapat
spirochetes.
kemampuan untuk modulasi respon host bawaan dan respon imun adaptif dan
memiliki kapasitas untuk membatasi regulasi sistem imun host, yang dapat
Status gangguan sistem imun. Secara jelas, lesi NUG dan NUP lebih
sering terjadi pada pasien dengan sistem imun terganggu atau tertekan. Beberapa
mendukung konsep bahwa respon host yang menurun muncul pada individu yang
28
didiagnosa dengan penyakit necrotizing ulcerative periodontal. Sementara sistem
diarahkan oleh gangguan fungsi sel T dan perubahan rasio sel T, bukti
dengan kontrol yang sesuai jenis kelamin dan usia. Lebih lanjut, batista et al
melaporkan temuan periodontal dan NUP dalam remaja dengan penyakit genetik
Pasien NUG telah ditemukan secara signifikan lebih cemas, nilai depresi
lebih tinggi, magnitude lebih besar dan kejadian menimbulkan stress terbaru, dan
terhadap kejadian tersebut, dan lebih banyak kejadian hidup negatif. Meskipun
peranan stres dalam perkembangan NUP belum dilaporkan secara spesifik, dalam
29
banyak kesamaan antara NUG dan NUP akan menggambarkan bahwa hubungan
diketahui dengan baik bahwa stress meningkatkan level kortikol sistemik, yang
tetap meningkatkan cortisone yang memiliki efek supresif pada respon imun.
Pada pemeriksan dari 474 personel militer, Shannon et al menemukan bahwa level
urin dari 17-hydroxycorticosteroid lebih tinggi pada subjek dengan NUG daripada
semua subjek lain yang didiagnosa dengan periodontal sehat, gingivitis atau
gingiva dan pada hamster dengan iradiasi tubuh total. Sehingga, imunosupresi
yang diinduksi stres dapat menjadi salah satu mekanisme yang mengganggu
respon host dan mengarah terhadap necrotizing periodontal disease. Bukti ilmiah
yang mendukung peranan etiologi stress dalam periodontitis kronis belum jelas
Malnutrisi
diseases terbatas terhadap deskripsi dari infeksi necrotizing pada anak-anak yang
untuk menjadi gangrenous stomatitis, atau noma, telah dijelaskan pada anak-anak
dengan malnutrisi parah di negara yang kurang berkembang. Jimenez dan Baer
30
melaporkan kasus NUG pada anak-anak dan remaja berusia 2 hingga 14 tahun
dengan malnutrisi di Kolombia. Pada tahap lanjut, lesi NUG meluas dari gingiva
kearea lain dari kavitas oral, dan menjadi gangrenous stomatitis (noma) dan
hingga 2000 adalah dari kelompok sosial ekonomi rendah dan malnutrisi
berhubungan dengan semua kondisi yang mendekati necrotizing (29/29 NUG, 6/7
NUP dan 9/9 kasus noma). Pada penelitian anak-anak Nigeria yang kurang secara
termasuk fagositosis; imunitas yang dimediasi sel; dan komplemen, produksi dan
fungsi antibodi dan sitokin, terganggu pada individu yang mengalami malnutrisi.
31
Simpulan
mikrobiologi, tetapi NUP dibedakan oleh kondisi yang lebih parah dengan
progresif yang parah dan berkembang cepat. Tampak bahwa respon imun yang
terganggu dan resistensi host yang rendah terhadap infeksi adalah faktor
signifikan dalam awal mula dan progresi NUP. Contoh terbaik dari gangguan
sistem imun host dengan predisposisi untuk NUP adalah pasien HIV-
lain telah diidentifikasi, khususnya pada kasus NUG, yang dapat memainkan
peranan dalan NUP, termasuk merokok, infeksi virus, stres psikososial, dan
malnutrisi. Meskipun tidak ada dari salah satu faktor diatas mencukupi untuk
infeksi.
TRANSFER ILMU
lebih sering terjadi dan lebih parah pada pasien yang mengalami HIV positif.
32
Pasien tersebut membutuhkan perawatan darurat karena lesi yang tidak dirawat
dapat berkembang cepat dan dalam beberapa hari, kehilangan tulang parah
necrotizing ulcerative gingivitis dan butuh untuk diubah sehingga perawatan yang
berhasil didapatkan.
terapi awal dan jaringan gingiva dapat menyembuh dan kembali ke sehat. Pasien
menangani tahap akut dari necrotizing ulcerative gingivitis untuk memastikan jika
33
Bab 18
Aggressive Periodontitis
secara sistemik yang berusia kurang daripada 30 tahun, meskipun pasien dapat
periodontitis kronis dengan usia dari awal mula, tingkat pogresi penyakit yang
cepat, sifat dan komposisi mikroflora yang berhubungan, perubahan respon imun
host, dan agregasi familial dari individu yang mengalami penyakit. Sebagai
tambahan, pengaruh ras yang kuat diamati pada populasi United States (US);
34
Pada tahun 1923, Gotlieb melaporkan pasien dengan kasus fatal dari
epidemi influensa dan penyakit yang Gotlieb namakan “atrofi difus pada tulang
tampak tidak terlibat. Pada tahun 1928, Gotlieb mengaitkan kondisi ini terhadap
“penyakit erupsi” dan bahwa sementum mengawali respon benda asing tubuh.
ini. Banyak penulis mempertimbangkan ini untuk menjadi proses degeneratif, non
perubahan yang diamati terhadap trauma dari oklusi. Akhirnya, pada tahun 1966,
sebagai kesatuan degeneratif adalah berdasar dan bahwa istilah harus dihilangkan
35
dari “adult periodontitis” mungkin dapat terjadi diantara remaja dan dewasa
muda.
tahun 1967 dan oleh Butler pada tahun 1969, Baer menjelaskan itu adalah
penyakit periodontium yang terjadi dalam remaja sehat yang ditandai dengan
kehilangan tulang alveolar yang cepat tetapi lebih daripada satu gigi pada gigi
mengkategorikan penyakit ini sebagai LJP, bagian dari klasifikasi yang luas pada
early-onset periodontitis (EOP). Dibawah sistem klasifikasi ini, usia dari awal dan
distribusi lesi adalah kepentingan utama ketika membuat diagnosis LJP. Yang
lebih terbaru, penyakit dengan karakteristik LJP telah dinamakan kembali sebagai
Karakteristik Klinis
permanen, salah satu yang adalah molar pertama, dan melibatkan tidak lebih
daripada dua gigi daripada molar pertama dan insisivus (Gambar 18-1). Distribusi
lesi lokal dalam LAP adalah khas tetapi sampai sekarang tidak dapat dijelaskan.
digambarkan:
36
1. Setelah kolonisasi pertama dari gigi permanen pertama untuk erupsi
menetralkan aktivitias leukotoxic. Pada pola ini, kolonisasi dari sisi lain
dapat dicegah. Respon antibodi yang kuat terhadap agen yang menginfeksi
leukotoxin untuk alasan yang tidak diketahui. Jika hal ini terjadi, progresi
dari penyakit dapat menjadi tertunda atau terganggu, dan kolonisasi dari
lokalisasi lesi. Permukaan akar gigi yang diekstraksi dari pasien dengan
37
LAP telah ditemukan untuk memiliki hypoplastic atau aplastic cementum.
Hal ini benar tidak hanya pada permukaan akar yang terpapar terhadap
poket periodontal tetapi juga akar yang tetap dikelilingi oleh jaringan
periodontiumnya.
hitam berusia 15 tahun yang kembar dengan penyakit yang sama. A, aspek klinis
memperlihatkan plak dan inflamasi minimal kecuali untuk inflamasi lokal pada
sisi distal dari insisivus sentralis kiri dan insisivu sentralis kanan mandibula. B,
38
Pembukaan dengan pembedahan dari kerusakan tulang angular, vertikal, lokal
kemunculan dari poket periodontal yang dalam dan kehilangan tulang lanjut (lihat
Gambar 18-1). Lebih lanjut, pada banyak kasus jumlah plah pada gigi yang
periodontal yang muncul. Plak sekarang membentuk biofilm tipis pada gigi dan
empat kali lebih cepat daripada dalam periodontitis kronis. Gambaran klinis lain
dari LAP termasuk (1) migrasi distolabial insisivus maksila dengan pembentukan
pertama maksila dan mandibula, (3) sensitivitas dari permukaan akar yang terbuka
terhadap termal dan stimuli taktil, dan (4), rasa sakit tumpul, dalam, menyebar
gigi yang goyang dan impaksi makanan. Abses periodontal dapat terbentuk pada
39
Tidak semua kasus LAP berkembang pada derajat yang baru saja
Temuan radiografi
mulai disekitar usia pubertas dalam remaja yang sehat, adalah tanda diagnostik
mengikuti bentuk rahang yang meluas dari permukaan distal dari premolar kedua
terhadap permukaan mesial dari molar kedua” (lihat gambar 18-1,B). Kerusakan
tulang biasanya lebih lebar daripada yang biasanya terlihat dengan periodontitis
rendah, sekitar 0,2%. Dua penelitian radiografis independen dari remaja 16-
Penelitian klinis dan radiografis dari 7266 remaja Inggris berusia 15 hingga 19
tahun juga memperlihatkan tingkat prevalensi 0,1%. Di US, survei nasional dari
remaja yang berusia 14 hingga 17 dilaporkan bahwa 0,53% memiliki LAP. Kulit
hitam berada pada resiko lebih tinggi untuk LAP, dan remaja laki-laki kulit hitam
40
adalah 2,9 kali lebih mungkin untuk memiliki penyakit daripada remaja
perempuan kulit hitam. Sebaliknya, remaja perempuan kulit putih lebih mungkin
untuk memiliki LAP daripada remaja laki-laki kulit putih. Beberapa penelitian
telah menemukan prevalensi tertinggi LAP diantara laki-laki kulit hitam, diikuti
oleh perempuan kulit hitam, perempuan kulit putih dan ;laki-laki kulit putih.
LAP mengenai laki-laki dan perempuan dan terlihat paling sering dalam
sementara laporan lain tidak ada perbedaan laki-laki perempuan dalam insidensi
Karakteristik klinis
antibodi yang buruk terhadap patogen yang muncul. Secara klinis, GAP ditandai
kurangnya tiga gigi permanen selain daripada molar pertama dan insisius.
diikuti dengan tahap diam dari panjang variabel (minggu hingga bulan atau
41
tahun). Radiografi sering mempelihatkan kehilangan tulang yang berkembang
Seperti yang terlihat dalam LAP, pasien dengan GAP sering memiliki
jumlah bakteri plak yang kecil berhubungan dengan gigi yang terkena. Secara
kuantitatif, jumlah dari plak terlihat tidak konsisten dengan jumlah kerusakan
yang muncul.
Dua respon jaringan gingiva dapat ditemukan dalam kasus GAP. Pada
dan merah menyala. Perdarahan dapat terjadi secara spontan atau dengan sedikit
dipercaya untuk terjadi dalam tahap destruktif, yang mana perlekatan dan tulang
Pada lain kasus jaringan gingival dapat merah muda, bebas dari inflamasi,
klinis ringan, poket dalam dapat diperlihatkan dengan probing. Page dan
Schroeded percaya bahwa respon jaringan ini bertepatan dengan periode diam
42
Gambar 18-2 Severe generalized aggressive periodontitis pada pasien laki-laki
berusia 22 tahun dengan riwayat keluarga kehilangan gigi awal melalui penyakit
Provisional wire-and resin splint telah ditempatkan oleh dokter gigi umum untuk
kehilangan berat, depresi mental, dan general malaise. Pasien dengan dugaan
keterlibatan sistemik. Seperti yang terlihat dengan LAP, kasus GAP dapat
berhenti secaa spontan atau setelah terapi, sementara yang lain dapat berlanjut
43
untuk berkembang terhadap kehilangan gigi meskipun intervensi dengan
perawatan konvensional.
Temuan radiografis
sebelumnya, hingga kehilangan tulang parah yang mengenai mayoritas gigi dalam
gigi geligi (lihat Gambaran 18-2,B). Perbandingan radiografi yang diambil pada
menjelaskan sisi pada pasien dengan GAP yang memperlihatkan kerusakan tulang
dari 25% hingga 60% selama periode 9 minggu. Meskipun ini kehilangan ekstrim,
sisi lain dalam beberapa pasien memperlihatkan tidak ada kehilangan tulang.
Sri Langka oleh Loe et al, 8% dari populasi mengalami progresi cepat penyakit
hingga 1,0 mm. Survei nasional US pada remaja berusia 14 hingga 17 tahun
dilaporkan bahwa 0,13% memiliki GAP. Sebagai tambahan, kulit hitam berada
pada resiko yang lebih tinggi daripada kulit putih untuk semua bentuk agressive
periodontitis, dan remaja laki-laki lebih mungkin untuk memiliki GAP daripada
44
FAKTOR RESIKO UNTUK AGGRESSIVE PERIODONTITIS
Faktor mikrobiologi
dengan LAP. Seperti yang diringkaskan oleh Tonetti dan Mombelli, hubungan ini
A.actinomycetemcomitans.
45
Tidak semua laporan mendukung asosiasi A.actinomycetemcomitans dan
pada pasien dengan bentuk penyakit ini atau tidak dapat dideteksi pada frekuensi
mikroorganisme ini dapat menjadi bagian dari flora normal pada banyak individu.
Uji mikroskop elektron pada LAP telah menyatakan invasi bakteri dari
jaringan konektif yang mencapai permukaan tulang. Invasi flora telah dijelaskan
sebagai secara morfologi campuran tetapi tersusun terutama bakteri gram negatif,
Faktor imunologi
46
Meskipun temuan dengan banyak HLAs tidak konsisten, HLA A9 dan antigen
atau kehilangan tulang yang disebabkan produksi berlebihan dari faktor katabolik
tersebut. Juga, bentuk kurang fungsional yang diturunkan dari monosit FcyRII,
untuk menjadi tidak sebanding muncul dalam pasien dengan LAP. Kerusakan
PMN dan monosit tersebut dapat diinduksi oleh infeksi bakteri atau dapat genetik.
tersebut.
47
atau penekanan sel T- helper atau, aktivasi polyclonal sel B oleh plak mikroba,
Faktor genetik
penulis telah menjelaskan pola familial dari kehilangan tulang alveolar dan
menggambarkan bahwa gen mayor atau susunan dari gen memainkan peranan
diturunkan dalam populasi US. Harus dicatat bahwa sebagian besar uji segregasi
genetik dan kemampuan jumlah yang tinggi dari spesifik protektif antibody
48
Sebagai simpulan, data yang mendukung konsep bahwa gen atau gen-gen
dari efek mayor muncul untuk aggressive periodontitis. Data juga mendukung
basis genetik untuk beberapa kerusakan imunologi yang terlihat pada pasien
yang sama. Seperti yang diringkaskan oleh Tonetti dan Mombelli, terlihat bahwa
gen spesifik dapat berbeda dalam berbagai populasi dan atau kelompok etnis dan
Peranan dari gen spesifik masih untuk dijelaskan (lihat bab 24).
Faktor lingkungan
dengan GAP yang merokok memiliki lebih banyak gigi yang terkena dan
kehilangan lebih banyak perlekatan klnis daripada pasien yang tidak merokok
dengan GAP. Bagaimanapun, merokok tidak memiliki dampak yang sama pada
Tranfer ilmu
pertama dan insisivus dalam remaja dengan poket dalam dan kehilangan tulang
lanjut. Terjadi kurang daripada 1% remaja. Etiologi pasti tidak diketahui, tetapi
49
negatif, Aggregatibacter actinomycetemcomitans, pada biofilm plak subgingiva.
Tingkat kehilangan tulang dapat 3 hingga 4 kali lebih cepat daripada yang terlihat
dalam periodontitis kronis, meskipun pada banyak kasus tingkat kehilangan tulang
secara dramatis berkurang ketika pasien mencapai usia 20 tahun atau lebih tua.
dewasa muda dan dapat muncul dalam beberapa populasi hingga 8% dari populasi
dewasa. Merokok memainkan peranan karena perokok dengan GAP memiliki gigi
yang lebih banyak terlibat dan poket yang dalam daripada bukan perokok.
50